Share

Kamu Tetap Milikku!

last update Last Updated: 2025-06-23 22:20:20

Baru saja tawa mereka memuncak, tiba-tiba suara berat terdengar dari arah belakang mereka.

“Apa suami?"

Suara itu membuat Qiana refleks menoleh. Jasmine dan Clara ikut berhenti tertawa, mata mereka ikut mencari sumber suara.

Dan di sana berdiri seseorang yang tak pernah Qiana bayangkan akan muncul seenaknya pagi itu.

VERO.

Vero berdiri dengan wajah terkejutnya. Pemuda 23 tahun dengan kemeja putih casual yang digulung di lengan, celana jeans biru, dan sepatu sneakers tersebut tak bisa menutupi rasa kagetnya ketika mendengar ucapan Jasmine.

"Qia. Aku gak salah dengar kan?" Ia menatap Qiana yang langsung badmood ketika melihat kehadirannya. "Kamu udah nikah? Serius?"

"Iya. Qiana udah nikah seminggu lalu. Kenapa? Kaget? Percuma aja, Ver. Qiana udah ada yang taken sekarang," sahut Jasmine seolah mewakili Qiana.

Vero berdiri di sana, sorot matanya tajam menatap Qiana. Senyuman tipis yang tadi sempat terukir di wajahnya langsung hilang digantikan raut marah bercampur gak terima.

“Q
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Priskila Hendi
Kalau udah matang dan mapan pasti Tuhan udah nyediain jodoh yg baik juga :-)
goodnovel comment avatar
Priskila Hendi
Mereka ini aneh, lom lulus kuliah udah ngebet pengen nikah, si Vero lagi, ga tahan banget nunggu sah baru ML. Coba dilulusin dulu kuliahnya, cari kerjaan yg baik n bagus ato terusin usaha ortu. Kalo dah mapan baru cari jodoh, Tuhan pasti udah nyiapin jodoh yg tepat di waktu yg tepat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pepet Terus...

    Sinar matahari sore mulai meredup saat Qiana melangkah keluar gerbang kampus. Langkahnya lelah, pikirannya penuh. Insiden dengan Vero tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya. Sambil menunduk, ia merapikan tali ransel dan menghela napas panjang.“Duh… baru aja masuk, ada aja beban pikiran yang bikin OVT,” gumamnya pelan.Dia berjalan ke arah parkiran. Dia langsung bersiap pulang dengan motor vespa modifikasi warna pink pastel miliknya.Tujuannya sekarang adalah pulang ke apartemen dan istirahat. Tapi—Qiana malah kepikiran sesuatu. Hatinya mendadak ingin belok arah. Entah kenapa, dia malah ingin ke tempat Zayn."Aku mampir ke RS dulu deh sambil bawa makanan." Ia tersenyum. Bangga dengan idenya barusan. "Sekalian aku mau memastikan apa suster Diandra beneran gak ngasih bekal waktu itu ke Kak Zayn."Ia ingat ada toko kue baru buka di sekitar sini. Tokonya cukup viral karena selain rasanya enak, kabarnya bentuk kuenya juga lucu dan menggemaskan. Dan lagi, Rheana bilang Zayn sangat suka c

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kamu Tetap Milikku!

    Baru saja tawa mereka memuncak, tiba-tiba suara berat terdengar dari arah belakang mereka. “Apa suami?" Suara itu membuat Qiana refleks menoleh. Jasmine dan Clara ikut berhenti tertawa, mata mereka ikut mencari sumber suara. Dan di sana berdiri seseorang yang tak pernah Qiana bayangkan akan muncul seenaknya pagi itu. VERO. Vero berdiri dengan wajah terkejutnya. Pemuda 23 tahun dengan kemeja putih casual yang digulung di lengan, celana jeans biru, dan sepatu sneakers tersebut tak bisa menutupi rasa kagetnya ketika mendengar ucapan Jasmine. "Qia. Aku gak salah dengar kan?" Ia menatap Qiana yang langsung badmood ketika melihat kehadirannya. "Kamu udah nikah? Serius?" "Iya. Qiana udah nikah seminggu lalu. Kenapa? Kaget? Percuma aja, Ver. Qiana udah ada yang taken sekarang," sahut Jasmine seolah mewakili Qiana. Vero berdiri di sana, sorot matanya tajam menatap Qiana. Senyuman tipis yang tadi sempat terukir di wajahnya langsung hilang digantikan raut marah bercampur gak terima. “Q

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Trio Heboh

    "QIAAA... KANGEN...""JASMINE... CLARAAAA... AKU JUGA KANGEN SAMA KALIAN..."Mereka bertiga saling berlari kecil, lalu berpelukan erat di tengah riuhnya lobi kampus. Seakan lupa kalau banyak mata sedang melirik karena kehebohan mereka.“Astaga Qia, kamu abis nikah jadi makin glowing. Spill skincare coba!” seru Jasmine sambil mengguncang tubuh Qiana pelan.Jasmine, seperti biasa, tampil total dengan style super feminin: blouse putih lengan balon dengan pita kecil di leher, rok plisket pink pastel, dan tas selempang dengan gantungan boneka kecil. Rambutnya yang ikal tampak halus dan dijepit manis di samping. Wajahnya fresh dengan blush on pink mencolok dan lipstik glossy yang bikin dia makin centil. Senyumnya lebar, dan matanya berbinar penuh antusiasme.“Iya iiih. Pasti skincarenya mahal ya kan?" celetuk Clara sambil menepuk pelan pundak Qiana. Clara berdiri tegak dengan postur confident. Gaya andalannya tetap konsisten: simpel tapi rapi. Hari itu dia pakai celana kain hitam, blouse n

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Momen Pagi Hari

    Cahaya matahari menyelinap pelan lewat celah tirai ruang tengah, menyapa apartemen kecil mereka dengan hangat. Aroma roti panggang dan keju meleleh memenuhi udara.Qiana berdiri di dapur, tampak segar dan rapi dengan outfit kasual: celana jeans, vest rajut, dan kemeja putih yang dilipat lengan sampai siku. Rambutnya tergerai lembut, dihiasi bando warna pink gemas. Bibirnya menggumamkan lagu sambil sibuk mengoles saus di atas roti, lalu menumpuk irisan daging asap dan sayuran segar.Ia tampak sangat on point pagi ini. Bahkan alisnya tersikat rapi, blush-on tipis di pipi, dan—yang paling mencolok—senyuman kecil di wajahnya. Bukan karena semuanya sudah baik-baik saja, tapi karena dia sedang bersemangat sepertinya.KleeekSuara pintu kamar terbuka, disusul langkah pelan.Zayn muncul dengan pakaian santainya. Yup, dia sepertinya tidak ada tanda-tanda buat masuk shift pagi hari ini.Langkahnya sedikit melambat saat melihat Qiana di dapur.Rapi. Cantik. Dan... wangi.“Pagi,” sapa Zayn sambil

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Eh? Ada Apa Nih?

    "Kamu sudah makan?"Pertanyaan Zayn itu membuat langkah Qiana terhenti.“Aku masak sup ayam,” gumam Zayn pelan. Suaranya nyaris tak terdengar. “Aku nggak tau kamu suka atau nggak. Tapi ini juga sebagai permintaan maaf karena sudah membentakmu kemarin."Qiana membeku.Zayn menunduk sebentar. “Aku... minta maaf.”Ia mengangkat wajahnya lagi, menatap Qiana lurus-lurus. Tak ada senyum basa-basi, hanya tatapan jujur dari seseorang yang selama ini menolak bicara.“Aku kelewatan.” Napasnya berat.Qiana sempat terdiam sejenak. Hatinya seperti diaduk—antara lega karena akhirnya Zayn meminta maaf, dan bingung harus bereaksi seperti apa. Tapi ia tahu, menyimpan dendam hanya akan memperparah jarak di antara mereka. Perlahan, ia mengangguk.“Aku udah maafin kamu,” ucap Qiana pelan, tapi cukup jelas.Zayn tampak sedikit terkejut, lalu mengangguk satu kali. Tak ada senyum, tapi sorot matanya melunak, seolah beban di dadanya sedikit berkurang.“Kita makan bareng, ya?” ajaknya, masih dengan nada hati

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Aku Akan Bantu Kamu!

    Melihat reaksi Qiana, adik kandung Zayn itu buru-buru meralat ucapannya. "Eh— jangan sedih dulu. Kamu bukannya gak sepadan sama Kak Zayn. Kalian cocok kok. Cuman...""Aku tau kok." Qiana mencoba tersenyum. Meskipun dibandingkan itu rasanya sangat tidak enak dan menyakitkan. "Terus gimana?"Rheana menelan ludah pelan, jemarinya tanpa sadar memainkan sedotan di dalam gelas milkshake-nya. Matanya tampak menerawang, seolah sedang menimbang-nimbang seberapa banyak yang bisa ia ceritakan.“Aku juga nggak tahu pasti kenapa Papa sama Mama nggak setuju,” gumam Rheana akhirnya. “Abis itu Papa nyaranin buat jodohin kalian. Udah, itu aja yang aku tau."Qiana mengerutkan dahi. “Mereka pacaran berapa lama?"Rheana mengangguk pelan. “Lama. Hampir lima tahun. Dan aku yakin... Kak Zayn tuh beneran sayang sama dia. Sampai sekarang pun... aku nggak yakin dia udah benar-benar move on.”Qiana menahan napas. Dada bagian kirinya terasa berat. Ternyata dugaan yang semalam dia pikirkan itu benar.“Kamu bilang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status