Share

Teman Lama

last update Huling Na-update: 2025-06-13 20:39:23

Langkah Zayn menyusuri lorong panjang lantai tiga rumah sakit dengan cepat dan teratur. Setelan putihnya rapi, ID card dokter menggantung di dada kiri, dan tablet digital dalam genggamannya menampilkan data pasien terbaru dari IGD.

Wajahnya datar, fokus sepenuhnya tertuju pada daftar tugas hari ini—visit ruangan rawat inap, evaluasi pasien pascaoperasi, jadwal observasi satu operasi kecil, dan dua diskusi kasus dengan dokter supervisor. Penuh dan padat. Seperti biasa.

Suara derap langkah sepatu residen lain dan bunyi mesin infus serta monitor detak jantung jadi musik latar rutinnya sehari-hari. Tidak ada ruang untuk kesalahan. Apalagi untuk urusan hati.

“Dokter Zayn!” panggil suster Karin dari nurse station. “Pasien di ruang 307, tekanan darahnya drop tadi pagi. Dokter jaga minta bantuan untuk evaluasi lebih lanjut.”

Zayn mengangguk cepat. “Saya ke sana sekarang.”

Ia berjalan cepat ke ruang 307. Pasiennya adalah pria usia 60-an yang baru saja menjalani operasi by pass. Zayn memeriksa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Nikmatnya Selingkuh

    “Diandra?” suara itu familiar. Suara Danu.Dengan malas ia membuka pintu. Danu berdiri di sana, jas hujannya masih basah kuyup, rambutnya meneteskan air. Di tangannya ada plastik berisi makanan hangat. “Aku bawain makan. Kamu kelihatan nggak sehat akhir-akhir ini.”Diandra mengerjap, hatinya tersentuh. “Kenapa kamu repot-repot?”“Enggak repot. Kebetulan aku habis ketemu temen di daerah sini. Dan aku ingat kamu juga tinggal di sini kan?" jawab Danu tenang."Makasih banyak ya, Dokter Danu."Pria itu tersenyum. "Sama-sama.""Y- ya udah ayo masuk! Kamu pasti kedinginan kan? Mana hujan di luar deres banget."Danu mengangguk setuju, mengikuti arahan Diandra.Malam itu mereka duduk berdua. Menikmati makanan yang tadi dokter kandungan itu bawa. Mereka mengobrol tentang banyak hal, termasuk soal pertunangan Zayn hari ini. Diandra tampak lesu tiap menceritakan masalahnya dengan Zayn. Tapi Danu terus memberikan kata-kata sederhana, tapi penuh perhatian. Dan bagi Diandra yang hatinya retak, sikap

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Awal Kedekatan

    Pintu kosan itu berderit pelan saat Diandra mendorongnya. Lampu lorong redup, menyorot wajahnya yang masih merah padam karena marah. Nafasnya belum stabil setelah adu argumen sengit dengan Danu di parkiran rumah sakit. Jemarinya gemetar ketika merogoh kunci kamar, hampir jatuh dua kali sebelum akhirnya berhasil membuka pintu.Begitu masuk, ia menutup pintu dengan keras lalu bersandar. Matanya terpejam rapat, dadanya naik-turun tak terkendali. Kata-kata Danu terus menggema di kepalanya.["Kalau kamu berani buka mulut, hidupmu hancur!"]Suara itu begitu menusuk, membuat telinganya berdengung. Ia meremas rambutnya sendiri, menahan jeritan yang hampir keluar.“Brengsek! Semua brengsek!” desisnya. Ia melempar tas ke kasur dengan kasar.Diandra berjalan mondar-mandir di kamar sempit itu. Sesekali menatap perutnya yang masih rata di depan cermin, lalu mendengus getir. “Kamu— kenapa sih kamu harus ada di perutku? Kenapa gak di perut orang lain saja? Gara-gara ada kamu, aku jadi kena masalah!"

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Menemukan Bukti Kuat

    Diandra langsung berjalan mendekati Danu. Ia mendorong dada pria itu dengan kasar begitu jarak mereka hanya beberapa langkah. “Kamu harus tanggung jawab, Danu! Aku nggak bisa terus-terusan sendirian kayak gini!”“Jangan keras-keras!” Danu mendesis, buru-buru menarik lengan Diandra ke arah sudut yang lebih sepi. “Apa kamu mau semua orang dengar?”“Aku nggak peduli!” suara Diandra bergetar, hampir pecah oleh tangis dan amarah. “Aku gak bisa terus menerus ngejar Zayn untuk tanggungjawab!""Kenapa? Apalagi yang Zayn katakan?"Diandra menatapnya tajam, matanya memerah. “Dia ngancam lagi! Dia mau lapor ke polisi. Dan aku nggak mau masuk penjara gara-gara ini!"Dari kejauhan, Gilang mendengar cukup untuk menyatukan potongan teka-teki. Ia menahan diri agar tidak langsung maju, memilih bersembunyi di balik mobil lain sambil menajamkan telinganya."Ya itu kan karena kamu juga yang ngeyel! Aku udah bilang dari awal buat gugurin bayi itu!" tekan Dokter Danu penuh amarah. "Kenapa kamu nolak?!""Ya

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Mulai Panik

    Alis Diandra berkerut. “Maksud kamu?”“Semalam aku sudah ke kantor polisi.” Nada suara Zayn turun satu oktaf, dingin menusuk. “Aku sudah buat laporan resmi tentang pencemaran nama baik yang kamu lakukan. Jadi kalau kamu berani buka suara tanpa bukti, justru kamu sendiri yang akan jatuh duluan.”Wajah Diandra menegang. Matanya melebar, meski bibirnya berusaha tetap melengkungkan senyum sinis. “Kamu pikir polisi akan percaya?”“Kenapa tidak?” Zayn menatapnya lurus. “Aku punya rekam jejak bersih, karier, dan reputasi yang tidak bisa diganggu gugat begitu saja. Sedangkan kamu? Hanya seorang perempuan dengan isu kehamilan misterius yang belum jelas siapa ayahnya. Kamu kira orang akan membela siapa lebih dulu?”Diandra terdiam. Jemarinya mencengkeram rok kerjanya dengan kuat. Napasnya memburu, meski ia berusaha menyamarkan dengan tawa kecil. “Kamu terlalu percaya diri.”“Bukan percaya diri.” Zayn menggeleng pelan. “Tapi itu semua berdasarkan fakta. Jadi, kalau kamu mau main ancaman, pastika

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Ayo Ikut!

    Di ruang praktiknya yang tenang, Zayn duduk bersandar di kursi dokter sambil menatap layar ponsel. Suaranya terdengar lembut tapi penuh kewaspadaan ketika panggilan tersambung.“Rhea?”“Iya, Kak. Ada apa?” suara Rheana terdengar pelan di seberang, berbeda dari biasanya yang penuh semangat. "Kok tumben jam segini telfon? Gak sibuk?"“Lagi break sebentar. Aku pengen tahu, ada kabar terbaru dari tugasmu kemarin?” Zayn langsung to the point, nada suaranya tegas, seakan menahan cemas.Rheana menggigit bibirnya. Ia melirik buku catatan kecil di pangkuannya yang berisi hasil pengamatan dan gosip yang ia kumpulkan. “Ada beberapa hal sih, Kak. Tapi, untuk fix-nya, aku belum bisa cerita sekarang.”Alis Zayn mengerut. “Kenapa? Ada masalah?”“Bukan masalah, cuma takut salah. Aku butuh waktu buat pastiin dulu. Soalnya kalau aku cerita sekarang tapi ternyata salah, nanti malah bikin Kak Zayn tambah bingung”Zayn menghela napas panjang. “Rhea, kamu tahu kan? Situasinya gak memungkinkan buat nunggu t

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Menggali Informasi

    “Serius, Kak? Kamu beneran mau bantuin?” “Serius banget,” jawab Gilang sambil mengangguk mantap. “Aku bakal coba gali informasi. Kamu jangan khawatir.” Rheana menangkupkan kedua tangannya, hampir bertepuk girang. “Ya Tuhan, akhirnya… makasih banyak ya, Kak. Aku beneran seneng banget!” Melihat Rheana begitu girang, Gilang cuma bisa tersenyum kecil. “Heh, jangan seneng dulu. Perjuangan kita masih panjang. Tapi… liat kamu senyum kayak gitu, aku jadi tambah semangat deh.” Rheana mendengus, tapi kali ini tanpa marah. “Dasar gombal.” *** Siang itu suasana rumah sakit cukup lengang. Gilang berjalan pelan di koridor, matanya fokus pada sosok pria dengan jas dokter putih yang tengah sibuk menulis sesuatu di meja resepsionis. Dokter Danu. Dari luar, pria itu terlihat biasa saja—tenang, rapi, penuh wibawa. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda wajah bersalah seperti yang dibayangkan Rheana. Justru, senyum ramahnya sempat ia berikan pada salah satu perawat yang lewat. “Hm, beneran orang yang

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status