Share

Bab 11

Penulis: Tante Sinta
Cindy memarkir mobilnya lalu berjalan menghampiri. "Pak Yogi."

Lampu di jalan setapak redup, samar-samar menyinari profil maskulin pria itu. Dia tidak melihat ke arah Cindy, rokok di ujung jarinya berkedip-kedip.

Cindy menghela napas dalam hati dan melihat sekeliling. Dia melihat toko serba ada 24 jam tidak jauh dari sana, jadi dia berjalan ke sana dan membeli mi gelas di toko serba ada yang bisa langsung dimakan.

"Kamu nggak makan banyak malam ini, isi perutmu dulu, jangan sampai sakit perut lagi."

Yogi melirik Cindy dan mengambilnya.

Cindy berbisik, "Bahkan kalau kamu nggak puas dengan apa yang dikatakan Pak Cahyadi, kamu nggak boleh membantah seperti itu. Dia rentan terhadap tekanan darah tinggi, bahkan dirawat di rumah sakit akhir tahun lalu ...."

Yogi tiba-tiba mencibir, membuang mi gelas, menarik Cindy, membuka pintu mobil dan langsung menekan Cindy ke jok belakang mobil!

Gerakannya begitu gesit hingga Cindy baru saja merasa pusing, sebelum sempat bereaksi, kakinya sudah dibuka oleh Yogi.

Cindy panik, dia memblokir Yogi dan berseru, "Pak Yogi!"

Biarpun jalannya kecil, masih ada pejalan kaki, dia tidak bisa terima.

"Pak Yogi! Jangan di sini!"

Yogi menahan tangan Cindy di atas kepalanya, suaranya sama sekali tidak bernafsu, sangat dingin, "Bu Cindy juga belajar untuk menolak? Bukankah kamu memiliki kepribadian terbaik? Semua orang menyukaimu?"

Cindy tertekan di kursi belakang yang sempit, napas pria itu menerpa tubuhnya. Dia tertegun beberapa detik dan akhirnya bertanya, "Mana ada semua orang menyukaiku? Bukankah Pak Yogi nggak menyukaiku .... Apakah kamu menyukai Yona? Apakah itu rasa suka yang nyata atau hanya ketertarikan sementara?"

Dia pikir Yogi hanya "tertarik" dan "cukup tertarik" pada Yona, terus terang saja, tidak lain adalah "sesuai seleranya dan ingin menidurinya", tidak lebih dari itu.

Namun, yang Yogi katakan malam itu adalah, "Nggak suka berhubungan intim pranikah".

Cindy sepertinya membuat penilaian yang salah.

Terakhir kali dia membuat penilaian yang salah, dia "diasingkan" ke kota lain selama dua bulan. Kali ini dia membuat penilaian yang salah lagi, dia punya firasat samar-samar bahwa hubungan dia dan Yogi akan segera berakhir ....

Sebenarnya dia tidak perlu bertanya, orang bilang lebih baik berpura-pura tidak tahu dan tidak meminta penjelasan. Kalau dia berpura-pura tidak terjadi apa-apa, semua orang bisa hidup damai.

Sejak Cindy diselamatkan oleh Yogi tiga tahun lalu, Cindy telah jatuh cinta tak terkendali pada pria itu. Cindy selalu berpikir bahwa selama bisa berada di sisi Yogi, tidak masalah menjadi alat tanpa harga diri. Lagi pula, kalau bukan karena Yogi, Cindy akan jatuh ke tangan orang-orang itu tiga tahun lalu, nasibnya akan lebih parah lagi.

Namun, ternyata tidak demikian.

Manusia itu serakah, mereka ingin mengambil langkah lain setelah mengambil satu langkah ke depan. Sejak jatuh cinta padanya, Cindy serakah dan menginginkan lebih banyak, tapi sayangnya Cindy tidak pernah mendapatkannya.

Sekarang, dia menyaksikan tanpa daya dengan hal-hal yang tidak bisa dia dapatkan, kelembutan, pembelaan, pemanjaan dan pernikahan, semuanya diberikan Yogi kepada gadis lain. Setelah menahannya sekian lama, Cindy akhirnya tidak bisa menahannya dan bertanya.

Apakah dia benar-benar menyukai Yona? Rasa suka pada orang yang ingin dinikahi?

Yogi tidak menjawab, hanya memandangnya dalam kegelapan. Tapi, tidak menjawab dalam kata lain adalah persetujuan.

Cindy tersenyum. "Kamu ingin menikahinya, tapi kamu tetap menyentuhku. Bukankah sangat nggak setia?"

"Bagaimana bisa nggak setia kalau hanya menggunakan 'alat'?"

Bahkan sebelum selesai berbicara, sebuah tamparan menghantam wajah Yogi dengan cepat dan tepat.

Kekuatannya tidak besar, tapi tindakan ini bahkan tak terduga oleh Cindy.

Keduanya saling memandang dari jarak dekat. Ini adalah pertama kalinya Yogi dipukuli oleh seseorang, bahkan oleh wanita yang tidak dia suka. Dia merasa kedinginan.

Cindy mencela dirinya yang menjadi alat, sikapnya sangat berbeda dengan nada menghina Yogi yang mengatakan bahwa dia hanyalah alat. Dia tidak menyesal telah memukul Yogi.

Dia bahkan merasa gemetar.

Ternyata beginilah rasanya marah sampai gemetar.

Yogi menatapnya dengan dingin. Ketika melihat air matanya berlinang. Tiba-tiba Yogi merasa kesal, lalu menarik kerah baju dan berdiri. Yogi berkata dengan marah, "Keluar dari mobil."

Cindy mengatupkan bibir, merapikan pakaiannya dan keluar dari mobil. Sebelum pintu ditutup, Yogi menginjak pedal gas dan pergi.

Cindy melihat bagian belakang mobil itu, kelelahannya makin meningkat, dia sepertinya tidak mampu menahannya lagi.

Tanpa disadari, sepertinya ada tangan yang mendorongnya untuk pergi. Kesempatan ini datang sangat cepat, itu terjadi keesokan harinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengejar Sekretaris Kaya   Bab 0495

    Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad

  • Mengejar Sekretaris Kaya   Bab 0494

    Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te

  • Mengejar Sekretaris Kaya   Bab 0493

    Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s

  • Mengejar Sekretaris Kaya   Bab 0492

    Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa

  • Mengejar Sekretaris Kaya   Bab 0491

    Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter

  • Mengejar Sekretaris Kaya   Bab 0490

    Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status