Share

Sebuah pilihan

"Garth?!" seruku tak percaya dengan wajah terkejut dan gugup.

Kenapa dari sekian banyak orang di dunia ini dan di saat seperti ini, aku bertemu dengan dia?!

Garth Gaskins, pria yang paling aku takutkan dan paling kuhindari selama ini.

"Jeanny..? sungguh pertemuan yang tak terduga sekali." Sapa Garth dengan senyuman khasnya yang mungkin dapat membuat setiap wanita terpesona, namun itu tidak bagiku.

Tatapannya menyelidik jatuh memperhatikan seluruh tubuhku, dari atas sampai bawah dan itu sangat membuatku tidak nyaman sama sekali.

"Banyak sekali perubahan sejak terakhir kita bertemu, Jea-nny, atau mungkin Mrs. Jefferson lebih tepatnya?" ucapnya, senyuman mautnya tak lepas di wajahnya sekarang. "Dan lihatlah! kau masih tetap cantik walaupun perutmu itu-, yach sedikit membuncit. Aku turut senang melihatnya...," sambungnya mantap dan aku hanya bisa diam mendengarnya.

"Ma-af, aku harus pergi." Ucapku tak berniat berlama-lama lagi, tanpa menunggu jawaban dari Garth segera aku berbalik pergi, namun tanpa aku duga, salah satu tanganku di tangkap olehnya sehingga membuatku mau tidak mau berpaling menatap pria tampan yang bagiku menakutkan itu.

"Tunggu! aku belum selesai bicara, Jeanny!" tegurnya padaku.

"Aku tahu kau mungkin merasa tak nyaman bertemu denganku sekarang, tapi tak apa..., aku bisa memakluminya." Ucapnya, kemudian detik itu juga, ia mencondongkan tubuhnya dan kemudian berbisik di telingaku.

"Tapi perlu kau tahu, Jeanny. Jika kau sudah merasa bosan dengan suamimu itu, pintu hatiku akan selalu terbuka lebar untukmu." Bisiknya di telingaku dan seketika kedua mataku membulat mendengarnya.

"Kau-..?! Bisakah kau bersikap lebih sopan pada wanita hamil Garth Gaskins?!" seruku yang cukup membuat orang-orang yang berlalu lalang di sekitarku berpaling melihat kami berdua.

Tak mau urusan ini menjadi semakin runyam, segera aku melepas cengkraman tangan Garth padaku dan berlalu begitu saja tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatku kini.

***

"Ikuti wanita bergaun coral yang kutemui tadi di depan pintu restoran! Aku ingin tahu segala hal tentangnya beberapa bulan terakhir ini!" perintah Garth Gaskins pada seseorang di sambungan teleponnya sesampainya ia di dalam mobil mewah miliknya itu.

Setelah menutup sambungan teleponnya, kini ia tersenyum mengingat pertemuannya tadi dengan Jeanny. Tak banyak yang berubah dengan wanita itu, Jeanny masih saja cantik walaupun kini ia dalam keadaan hamil. Garth Gaskins begitu memujanya, memuja Jeanny Anderson yang sekarang ini ia tahu wanita itu telah diperistri oleh rivalnya, Frank Jefferson.

Sungguh kenyataan yang pahit, wanita yang ia puja kini sudah menikah dan bahkan hamil. Tapi walaupun begitu, perasaan Garth Gaskins tak berubah. Ia semakin penasaran pada Jeanny, apalagi setelah pertemuannya tadi bersama Jeanny rasa penasarannya semakin besar.

Ia tahu Jeanny tidak dalam keadaan baik-baik saja, wanita itu tampak gugup dan sedih. Garth menemukan kejanggalan pada Jeanny, yang mungkin kehidupan wanita itu tidak lah bahagia bersama rivalnya Frank Jefferson. Yah, mungkin ini adalah kesempatan emas untuknya untuk merebut simpati Jeanny.

"Sungguh kesempatan yang bagus." Ucapnya dalam hati, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman, senyuman jahat.

Kali ini ia tak akan gagal seperti waktu itu. Ia akan mendapatkan hati wanita itu, wanita yang dipujanya yang tak lain adalah istri dari rivalnya Frank Jefferson. Sekaligus ia akan memberikan Frank Jefferson pelajaran karena berani menantangnya waktu itu.

"Lihat saja Frank Jefferson, kau akan menangis memohon padaku karena wanitamu akan aku rebut dari tanganku," ucapnya yakin pada diri sendiri.

***

"Frank, kita harus bicara malam ini juga," pintaku pada suamiku sendiri di sambungan telepon saat ini.

"Aku tunggu kau nanti malam di rumah!" sambungku kembali, kemudian tanpa berkata apa pun lagi aku menutup sambungan telepon dengan buru-buru, sebelum mendengar jawaban dari Frank di sebrang sana.

Kuhela nafas dalam-dalam, beberapa saat aku hanyut dalam pikiran dan lamunanku sendiri seraya mengelus lembut perutku.

"Sayang..., maafkan ibu, Nak. Kau harus kuat di dalam sana karena dengan adanya kau bersama ibu, ibu pun akan tetap kuat," lirihku.

Semoga Tuhan memberikanku kekuatan untuk bisa melewati semuanya, hanya itu harapanku sekarang.

Malam itu Frank pulang lebih awal dari biasanya.

Aku menunggunya di dalam kamar. Kini ia mendapatiku tengah duduk di sofa kecil tak jauh di ranjang tempat tidur, ia menghampiriku dengan langkah pelan.

"Aku bersyukur kau sudah pulang, honey..." ucapnya dengan senyum mengembang, kini ia duduk bersimpuh di depanku.

"Apa kau masih marah padaku?" tanyanya kemudian seraya menyentuh lembut pipiku dengan sayang. Kutepis sentuhan tangannya dan menatapnya lemah.

"Apa kau tahu kesalahanmu Frank Jefferson?" balikku bertanya. Frank hanya menunduk diam dengan tatapan nanar.

"Aku tahu sayang.., aku bodoh karena dibodohi Carol Gilmore," sahutnya dengan suara berat.

Aku tersenyum kecut mendengar jawabannya.

"Kau tak hanya berhubungan dengannya Frank tapi kau juga telah menghamilinya! Sama seperti aku! Wanita itu hamil Frank, apa kau tahu itu?!" tuturku dengan nada yang cukup keras.

Seketika Frank mendongakkan kepalanya.

"Itu hanya kesalahan satu malam, Jeanny! dan aku tak pernah punya perasaan sedikit pun padanya!" sahutnya yakin.

"Apa kau yakin itu, Frank? Kesalahan satu malam kau bilang..., lalu bagaimana denganku?

Apa yang terjadi padaku juga sama dengan wanita itu!" seruku dengan suara bergetar, susah payah aku mengontrol emosiku agar suaraku tidak terdengar keras sampai ke telinga Alex dan Kimmy di bawah.

"Ti-dak, tidak honey! aku mencintaimu!

Dan wanita bernama Carol itu, aku sama sekali tak ada perasaan apa pun padanya!

Jelas itu sangat berbeda!!" ucap Frank mencoba menyangkal.

"Kau lupa Frank, kalau kau melakukannya padaku juga dalam keadaan mabuk waktu itu.

Jika kau mengatakan kalau kau mencintaiku, lalu bagaimana dengan Carol? Apakah kau melakukannya juga dalam keadaan mabuk atau justru dengan cinta?!" aku bertanya keras, tanpa terasa air mata mulai menetes di pipiku.

"Jeanny, aku mohon dengarkan aku sayang!

Jangan kau samakan dirimu yang berharga ini dengan wanita itu! Carol memanfaatkan situasiku waktu itu. Saat itu aku frustasi sejak kepergianmu dan Carol membawaku ke apartemen miliknya, aku mabuk berat dan- kau tahu selanjutnya..., aku tak bisa mengontrol emosi dan hawa nafsuku sendiri saat itu karena Carol berkali-kali menggodaku!

Percayalah padaku sayang..., aku sungguh-sungguh mencintaimu!" Frank mencoba menjelaskan.

"Apa pun alasannya kau harus bertanggung jawab, Frank. Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu sendiri..." ucapku lemah.

"Tanggung jawab? Apa yang harus aku pertanggung jawabkan pada wanita itu, Jeanny?!" tegas Frank cukup lantang terdengar. "Dia hamil bukan karena aku, aku yakin itu! jadi jangan paksa aku untuk mempertanggung jawabkan sesuatu yang bukan seharusnya aku lakukan!" sahut Frank marah. "Dengar sayang, jangan paksa aku untuk memilih antara kau dan dia, itu jelas sangat konyol! Wanita yang kucintai bukan Carol Gilmore tapi kau, Jeanny Anderson."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status