Share

Pekerjaan Baru

Mata Selena membulat sempurna. Bibirnya tertutup rapat. Ia tidak dapat berkata-kata dengan keberadaannya saat ini. Setelah kemarin malam ia meminta pekerjaan pada Jane, kini ia mendapat pekerjaan baru. Sebagai pelayan bar.

"Lena. Biasa aja."

Selena menoleh pada Jane. Wanita di hadapannya ini sudah tampil cantik. Rambut panjangnya diikat tinggi. Menunjukkan leher jenjang yang indah miliknya.

Jane semakin tampil liar mana kala ia menggunakan dress dengan pola v neck yang cukup ke bawah. Panjang dressnya tidak sampai lutut. Bahkan cenderung ke atas, hampir mendekati bokong.

Dress yang ketat menunjukkan lekuk tubuhnya yang terlihat seksi bak body gitar. High heel yang diperkirakan setinggi sepuluh sentimenter itu membuatnya tinggi menjulang, layaknya model.

"Kamu butuh uang, kan?"

Selena mengangguk membenarkan. Kemarin malam, kan ia sudah mengakuinya.

"Ini adalah pekerjaan yang pas buat kamu."

Selena mengeryitkan keningnya.

"Gaji di sini tinggi."

"Emang berapa?" tanya Selena mengalihkan pandangan ke depan. Menatapi orang-orang yang bersantai minum alkohol.

"Em ... Sebulan aku bisa dapat seratus juta."

Selena langsung menoleh ke arah Jane.

"Seratus juta?!"

Jane mengangguk.

"Aku kasih tahu ke kamu. Gaji kita di sini sebulan itu cuma dua setengah juta. Yang bisa nambahin gaji ya kita sendiri."

"Maksudnya?"

Selena was-was jika nantinya Jane menawarinya menjadi wanita penggoda bar.

"Kamu tahu botol ini?"

Jane mengambil satu botol di rak.

"Sekali kamu buka botol ini untuk satu pelanggan. Kamu dapat seratus ribu."

"Ha? Satu botol seratus ribu?"

"Semakin banyak pelanggan yang kamu tawari, makin banyak kamu bisa jual botol ini."

Jane mencoba menjelaskan dengan detail.

"Pelanggan yang datang ke bar ini, tiap harinya ada seratus orang lebih bergantian. Bisa kamu bayangin, berapa banyak uang yang kamu dapat?"

Selena terdiam. Ia paham. Bagaimana cara Jane mendapatkan uang seratus juta dalam kurun waktu sebulan.

"Belum lagi kalau kamu dapat fee cuma-cuma dari pelanggan."

Jane tersenyum, membayangkan dirinya mendapat fee cuma-cuma dari pelanggan.

"Ini hari pertama kamu kerja, Len. Kamu jadi penjaga meja bar aja dulu. Walaupun nanti fee tambahan tergantung yang datang ke meja ini nggak sebanyak kalau kita nawarin. Cukup okelah, buat kamu beradaptasi. Gimana?"

Selena mengangguk dan berkata, "Oke."

"Good luck, ya. Kamu bisa lihat cara aku kerja."

Jane mengambil nampan dan membawa beberapa botol di rak, lalu berjalan ke arah orang-orang yang sudah duduk mengobrol. Selena mengamati temannya itu di belakang meja bar.

"Selamat malam, Mas," sapa Jane lebih dulu. "Mau botolnya?"

Pria berjas di antara mereka mengisyaratkannya untuk duduk. Jane duduk di samping salah satu pria, membukakan botol untuk mereka minum. Begitulah sampai akhirnya mereka memberi uang pada Jane.

Selena mengembuskan napasnya, ia sudah paham cara kerjanya. Kini ia fokus dengan meja bar. Siapa yang akan datang ke meja ini, memesan botol di rak belakangnya.

Selena mengamati bajunya. Berbeda dengan Jane yang memakai dress ketat. Ia memakai seragam hitam putih. Roknya sepanjang lutut. Dengan high heel sepuluh sentimeter. Cukup membuatnya pegal ketika harus berdiri atau berjalan. Apalagi ia jarang memakai high heel setinggi itu.

"Botol satu."

Selena mendongak, seorang pria muda datang ke mejanya. Selena mengangguk dan tersenyum. Ia mengambil botol di rak dan membukanya untuk pria tersebut.

"Thanks. Lo baru, ya?" tanyanya mengamati.

"Iya, Mas."

"Pantes. Kayak asing," ucap pemuda itu sembari meneguk alkohol di botol tersebut.

"Karena lo cantik, gue pesen empat botol lagi. Ini uangnya."

Pria tersebut meletakkan uang lima ratus ribu di depan Selena. Selena yang melihat itu langsung mengucapkan terima kasih dan mengambilkan botol untuknya.

***

Selena melepas high heelnya. Meletakkan di rak sepatu samping pintu. Ia melepas tas selempangnya dan melemparnya ke kasur. Lalu ia membuka jaket dan menggantungnya di paku yang menancap di tembok.

Selena duduk di samping kasur, memijat betis hingga mata kakinya yang terasa sakit.

"Jadi gini rasanya kerja malam di bar?" ucapnya mengeluh.

Selena mengambil tasnya dan membuka resleting. Ia membuka dompet dan melihat uang di dalamnya. Ia masih tidak percaya, dalam sekejap ia memiliki uang satu setengah juta.

Hari pertamanya bekerja, tidak banyak yang datang ke meja bar. Kira-kira ada lima orang yang datang. Mereka memesan banyak karena Selena cantik.

"Kalau hari ini bisa dapat sejuta lebih, kalau seminggu ... tujuh juta? Sebulan ... tiga puluh juta."

Selena menggeleng tak percaya. Ia melihat uang hasil kerjanya malam ini. Pantas saja Jane tidak pernah mengeluh soal uang seperti yang lain, uang hasil pekerjaan di bar saja sudah seperti gaji kantoran. Bahkan lebih.

"Masa iya, aku kerja di bar."

Selena menjatuhkan punggungnya ke kasur. Jane mungkin tidak mempermasalahkan bekerja di bar, tapi tidak untuk Selena. Selena kuliah jurusan kedokteran. Bagaimana mungkin calon dokter yang nantinya akan merawat orang sakit, bekerja di bar?

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status