"Karena aku sudah jatuh cinta pada Xieya," ucap Han Xue Tian."Apa!" Ran Rinyou menepuk dahinya.Han Xue Tian tiba-tiba saja membalikkan diri, ia menyadari energi ganjal Ran Xieya. "Xieya, memaksakan diri," ucap Han Xue Tian sambil melesat mendekati Ran Xieya yang semula sedang membenahi array. "Xieya!" teriak Han Xue Tian sembari menangkap tubuh Ran Xieya yang jatuh lemas. "Xieya, Xieya." Han Xue Tian menyentuh pipi Ran Xieya yang terasa sejuk. Ran Rinyou, Han Suiren Hua dan Shin Chen Jun juga buru-buru mendatangi mereka. Ketiga Pria itu mengetahui penyebab Ran Xieya terkulai lemah. Hingga Ran Rinyou mendekati Han Xue Tian. "Lihat perutnya, luka itu memang tampak memudar tapi luka dalamnya cukup dalam," ucap Ran Rinyou menatap pilu Ran Xieya. "Array menguras energinya," ucap Han Suiren Hua membantu membalut perut Ran Xieya dengan ujung jubahnya. Han Xue Tian menatap Ran Xieya cemas. "Xieya harus ke Istana untuk memberi jaitan diperutnya," usul Han Xue Tian."Tidak bisa," sahut se
"Apa yang sudah terjadi padaku?" Ran Xieya termangun sendiri. Hingga pintu gerbang itu terbuka menampaki raut datar dari wajah tampan Han Xue Tian tapi samar raut wajah bahagianya tampak. “Xieya." Han Xue Tian bergumam.Ran Xieya bernafas lega, setidaknya dia masih bersama orang yang dikenalnya. “XUE TIAN!” teriak Ran Xieya sambil melambai-lambaikan tangannya. “Aku lapar! hanya ada buah, tak mungkin kenyang," rengek Ran Xieya. “Dasar," celetuk singkat Han Xue Tian itu.Ran Xieya makan dengan rakus tengah malam itu, Han Xue Tian hanya terus menambahi mangkuk Ran Xieya dengan nasi. Beruntung pemuda kedua Han ini masih bisa memasak, walaupun hanya sayur-sayuran yang ada disekitar pavilion. Setidaknya Ran Xieya masih bisa makan.“Pelan-pelan," ucap Han Xue Tian sambil menuangkan air putih kegelas Ran Xieya.Ran Xieya menyuap nasinya. “Apa kita hanya berdua?”“Hn.” Han Xue Tian mengangguk.Ran Xieya kembali menyuapi lauk pauknya. “APA?!” teriak Ran Xieya usai mencerna keadaan. “BERDUA? K
“Ayo kita masuk dulu," ucap Ran Xieya berjalan bersama Han Xue Tian memasuki pavilion.Ran Xieya membantu Han Xue Tian membaringkan dirinya. “Lihatlah dirimu, sudah begitu lelah masih saja memaksakan diri," omel Ran Xieya sambil menaikkan selimut ke tubuh Han Xue Tian.“Kau juga," sahut Han Xue Tian langsung menarik pergelangan tangan Ran Xieya sampai tubuh Ran Xieya terbaring disebelahnya. “Tidur," perintah Han Xue Tian lagi dengan datar.“Engh." Ran Xieya melenguh, wajahnya memerah padam. Diliriknya Han Xue Tian yang sudah memejamkan kedua matanya, bahkan sudah terdengar dengkuran halus dari pemuda kedua Han itu. Ran Xieya memengangi pipinya yang memanas. “D-dasar Han Xue Tian," gumam Ran Xieya.Ran Xieya beranjak bangun, meninggalkan Han Xue Tian yang tertidur dengan pulas. Tatapan Ran Xieya menjadi sendu menatapnya “Kau sudah susah payah melakukan semuanya untukku," lirih Ran Xieya.Gadis beriris magenta itu membawa sebuah anak panah bersamanya, sebelum itu dia mengikat rapi surai
Warna merah yang mendominasi, kota yang tampak sepi itu tampak berantakan bahkan setiap rumah disana terlihat dikunci dari dalam. Warna merah yang mendominasi sudah terlihat usang untuk kedua iris magenta yang menatap sendu dari dalam kereta yang membawanya.Dia mengalihkan tatapannya menuju kedua tangannya yang terikat “Xieya...”Terdengar suara dari kusir pengemudi kuda tepat didepannya.“Tidak apa-apa Xue Tian, tetap berjalan sesuai rencana.”“Hn.”Han Xue Tian mengangguk.Pemuda beriris biru itu menatap melalui topi jerami yang dikenakannya, sebagian kain berwarna hitam menutupi wajahnya. Dia tetap mengemudi kuda yang membawa Ran Xieya didalam kereta kudanya.Ide gila dari Ran Xieya ini sudah mereka rencanakan sebulan yang lalu, walaupun Han Xue Tian menolak tapi Ran Xieya tetap saja menginginkan rencana ini berhasil. Biarpun menjadikan dirinya penguasa kerajaan iblis, tanpa adanya Lian Xia Tian kemudian mulai terkenalnya penguasa iblis yang jauh lebih kejam ini cukup mengkhawatirka
Sudah dini hari, ketiga pria pemimpin Klan besar itu masih menyimak perkataan Han Xue Tian. Rasanya mereka bercampur aduk. Selama ini Ran Xieya dan Han Xue Tian disangka gugur saat melawan Lian Xia Tian ternyata tak disangka kedua sejoli ini menjalankan rencana sendiri. Merekalah yang bersedia berkorban demi keseimbangan dunia dengan jadi penduduk Iblis.“Pantas saja selama ini begitu damai," ucap Ran Rinyou.Shin Chen Jun mengangguki ucapan Ran Rinyou. “Benar, jarang ada masalah yang berasal dari para iblis, bahkan masalah dari hantu-hantu liar. Nyaris tak ada.” Shin Chen Jun mengangguk. Berbeda dengan Han Suiren Hua, dia menatap dengan cemas sebagai Klan Ksatria yang memburu Iblis, ia cemas pada keputusan Han Xue Tian ini. “Xue Tian, aku mencemaskanmu ...," ucap Han Suiren Hua terjeda. "Tetua akan tahu perkara ini, cepat atau lamban." Han Xue Tian berucap sembari memengang pundak adiknya itu. Han Xue Tian mengangguk. “Xua Tian, akan kembali.”“Mereka akan menghukummu, ini langkah
“Dia gadis yang terlahir lemah dan penyakitan, bahkan murid yang kuutus untuk mengobatinya pun tak bisa menyembuhkan penyakitnya. Sebenarnya, dia sudah begitu lama menderita di Shizu Ran, kadang aku merasa kasihan dengan Ran Xieya ini ... tapi dia sama seperti kita, seseorang yang ‘dipengaruhi’oleh An Tian,” ucap Ra Byusha.“Lantas ... apakah Lian Xia Tian sengaja mendekatinya karena itu?” tanya Ran Xieya. “Benar sekali, bahkan aku sendiri harus berpura-pura mati dihukum oleh Ghanandra agar bisa menjauhinya. Dia benar-benar lelaki berbahaya.” Ra Byusha mendadak berbicara sendu.“Tapi Ran Xieya ini berbeda, dia benar-benar jatuh cinta dengan sosok Lian Xia Tian, tapi karena tubuh dan meridian jiwanya tak mampu menahan energi An Tian. Dia mati, kemudian Lian Xia Tian memanggil jiwa yang sama dan Taraaaaa.... disinilah kau berada Senna Cassia Charlisle. Cucu muridku Yueran.” Ra Byusha berucap konyol dengan mencubit pipi gempal Ran Xieya. Kemudian menatap Ran Xieya dengan lembut, Wanita
“Tapi ... jalan kita berbeda a-Sen, ibu tetap memiliki misi yang akan menentangmu." Erythrina Verna berucap sembari membelai permukaan wajah Senna dengan lembut. “Maafkan aku, tapi aku berjanji akan terus melindungimu apapun yang terjadi A-Sen kecil kami," ucap Wanita itu sambil beranjak berdiri. Kedua mata Senna membelalak, selama ini ibunya tahu jika ia bersemayam di tubuh Ran Xieya. “Ibu, tunggu," sergah Ran Xieya menarik pergelangan tangan ibunya yang hendak pergi itu. “A-Sen, ibu tak dapat selalu menemanimu tapi aku berjanji akan terus melindungimu," ulang Erythrina Verna. Senna menggeleng. "Selama ini Ibu tahu?" tanya Senna. "Tapi kenapa kau diam, dikala aku terjebak di tubuh malang itu tanpa tahu apapun?!" bentak Senna dengan kedua mata melalangnya. “Ibu paham sayang, ini semua demi kebaikan keluarga kita. Aku, kau dan ayahmu," ucap Wanita itu. Senna dirudung perasaan yang bertabrakan, ia kesal dan sedih kemudian nyaris menitikkan air matanya. “Tidakkah kau memahaminya sedi
“Maafkan aku.” “Apa yang harus kumaafkan darimu? kau berbuat banyak untukku.” “Itu ...," ucap Han Xue Tian tertahan kala pintu ruangannya lagi-lagi didatangi oleh seseorang.Wanita paruh baya dengan dress hitam mahalnya menatap Senna dengan angkuh. “Qita apa sudah mendapatkan Sen Ya itu?" tanya Wanita itu pada Xuanze Rhein Qita. Senna menatap dengan heran kedatangan Wanita itu. “Siapa?” tanya Senna tak mendelik.“Gadis biasa? Jangan katakan jika dia orangnya," sindir Wanita paruh baya itu bernada angkuh.Senna terkekeh geli, hidupnya yang berasal dari orang susah hingga sering dicibir oleh keluarganya sendiri mendadak gelak tawa mendengar Wanita itu. “Lantas jika aku orangnya, apakah itu sebuah masalah?” tanya Senna mengangkat sebelah alisnya. Dia tak takut, tentu saja. Penjelasan dari Ra Byusha cukup menyakinkannya, tak ada seorang pun yang bisa mengendalikan Sen Ya selain dirinya.“Tch. Tuan muda Xuanze sampai menunda rapatnya untuk gadis bermulut kasar seperti ini," sahut seoran