Share

Bab 39

Ah elah, tuh nenek-nenek bikin gue ribet aja, mana kerjaan lagi banyak, kemarin abis minta izin cuti, mana bisa gue minta izin pulang lagi, duh bikin dada gue nyap-nyap aja.

"Duh coba aja deh Mama cegah Gia gimana caranya, aku nggak bisa pulang lagi banyak kerjaan ini."

"Ah elu gimana sih, mama udah coba tapi Narsih engga mau denger."

"Ya udah aku mau ngomong sama Gia."

Langsung mematikan panggilan dan menelpon Gia, ternyata dia menelpon sejak tadi, karena ponselku disenyapkan makanya tak terdengar, kebetulan saja barusan lihat ponsel pas lagi mama nelpon.

"Gi."

"Iya, Mas, jam berapa pulang?"

"Nanti jam enam magrib, barusan mama telpon katanya kamu mau dibawa emak ke kampung?"

Dia terdiam bikin aku jengkel.

"Jawab, Gi."

"Iya, Mas."

"Terus kamu mau?"

Dia diam lagi, ini pasti dipelototin emaknya.

"Gi, kalau sudah menikah perempuan itu ya harus ikut dan nurut sama suami, Mas enggak izinin kamu ke mana-mana ya, kamu harus istirahat di rumah," ujarku agak tegas.

Pikiran Gia masih kayak boc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status