Share

2.

Author: nophie
last update Last Updated: 2022-04-28 15:03:35

Mendengar penjelasan Harry, Bella semakin memucat karena malu, ia menggenggam ujung kemejanya dengan erat, karena itulah yang biasa ia lakukan saat gugup. 

Ya ampun bagaimana ini?? Pakai acara salah orang lagi! 

“ He he he, ehm, maaf..” Bella menggigit bibirnya dan tersenyum garing, serta sedikit demi sedikit ia beringsut keluar dari tempat duduknya dan berdiri dengan cepat. Wajahnya pucat karena ia tahu kalau ini sangat memalukan, dan ingin rasanya ia ngumpet di dalam karpet di bawah ini supaya laki laki itu tak melihatnya. Apalagi dia tadi sudah dengan PDnya mengajaknya nikah. O M G mau ditaruh dimana wajahnya ini. 

“Maaf, aku salah orang ehm aku masih ada urusan yang lain, aku pergi dulu ya.” 

Selesai Bella berkata seperti itu, ia langsung menyambar tasnya dan berjalan keluar dengan cepat tanpa menghiraukan ekspresi dari laki laki itu dan segera menghentikan taxi yang memang berjajar di depan hotel Astin yang merupakan hotel berbintang 5, dan pergi secepatnya dari tempat itu.

Di belakangnya, Harry yang melihat ekspresi canggung, malu dan salah tingkah dari Bella tidak bisa lagi menahan tawa, ia bahkan tertawa terbahak bahak sampai mengeluarkan air mata saking menurutnya, Bella melakukan hal yang sangat lucu. 

Tawa itu sejujurnya malah membuatnya terkejut, karena ia sudah tak pernah lagi tertawa seperti itu, mungkin sejak peristiwa yang menyesakan hatinya karena pengkhianatan orang orang terdekatnya membuatnya tak bisa melepas tawa. Paling banter ia hanya bisa tersenyum kaku saja, tapi ini benar benar tertawa lebar sampai mengeluarkan air mata. 

Setelah melihat ke sekeliling resto sudah sepi, ia mengelus dadanya dan merasa beruntung karena tak ada yang melihatnya tertawa begitu bar bar kayak tadi. 

Harry mengambil ponsel dan tasnya yang berisi berkas berkas dan melihat kalau identitas pribadi dan juga persyaratan pernikahan dari gadis tadi masih tertinggal di meja, mungkin karena saking malunya, gadis tadi meninggalkan surat surat penting yang sangat berharga. Harry hanya tersenyum sambil memasukan berkas berkas itu ke dalam tas kerjanya dan nantinya akan menyuruh asistennya, Jacob Black untuk melakukan sesuatu dengan berkas itu. 

***

Sementara itu, taxi yang mengantar Bella tak berhenti di rumahnya melainkan di rumah Sandra, sahabatnya. Bella tak berani pulang ke rumah karena ia takut dengan ibunya yang sudah mengultimatum dirinya tak boleh pulang dan dicoret dari kartu keluarga karena tak mengikuti apa yang menjadi keinginan ibunya. 

Sandra adalah sahabatnya sedari SMA sehingga mamanya pasti tahu kalau setiap ada masalah ia selalu lari ke rumah Sandra, bersembunyi di rumah Sandra bukan pilihan yang terbaik karena ibunya akan dengan mudah menemukannya, tapi ia tak peduli, ia ingin menenangkan hatinya. 

Siang ini ia salah menemui orang dan ia langsung pergi tanpa mengambil surat surat penting yang tadi ia taruh di meja setelah Harry membacanya tadi. 

“Sial dua kali dah aku ini… sudah malu karena salah orang, sekarang aku juga harus cari waktu untuk menemui Harry yang tadi, karena surat surat berhargaku ketinggalan. Sial!!!” pekik Bella yang kesal dengan kesialannya hari ini. 

“Heh! Jangan bilang sial di depan rumah orang kayak gini,” sergah Sandra yang membukakan pintu. Wanita itu tampak menggendong putranya yang sudah berusia 5 tahun.

“Oh Ethan, aunty miss you. Tahu aja kalau aku bakal kemari, padahal aku belum ketuk pintu, “ katanya sambil meraih Ethan dan menerobos masuk ke dalam rumah Sandra. 

“Ibu kamu sudah mengabari aku, nanti kalau kamu datang harus cepat pulang,” katanya dengan nada datar sambil membereskan mainan yang tadi berserakan di ruang tamu.

“Haiz katanya aku diusir dari rumah dan bakal dicoret dari kartu keluarga gara gara tidak menemui blind date yang ditentukan mama. Padahal ini sebenarnya karena aku salah orang saja, Hary Smith yang kucari eh malah Harry dengan dobel R yang aku temui, dasar nasibku sial saja.” 

“Makanya jangan suka ceroboh, Bella .” 

“Astaga, kamu mau menceramahi aku kayak ibuku? Aku mau istirahat dulu disini, ya?” tanya Bella dengan puppy eyes andalannya, agar diijinkan tinggal dulu di rumah Sandra.

“ Bella, kamu kan tahu ibumu galaknya kayak apa? Aku takut kalau malah ibu kamu labrak diriku kayak ketemu pelakor aja. Jadi please kamu pulang ya.” 

“Ya ampun, nyesek gini ya Allah! Diusir sana sini…” 

“Lebay!!” sergahnya tapi tetap mengijinkan sahabatnya tinggal dan memberinya minuman, karena kasihan melihat wajah putus asa sahabatnya itu. Biarlah ia beristirahat dulu sebelum pulang dan menghadapi kemarahan ibunya. 

***

Sementara itu dirumah Bella, Ronald, ayah Bella, hanya bisa mondar mandir karena menunggu anak semata wayangnya yang belum juga pulang, padahal tadi ia sudah menelpon Sandra. Dan Sandra bilang kalau si Bella sudah pulang ke rumahnya, tentu saja hal ini membuat Ronald cemas. 

Ia tahu apa yang dikatakan istrinya sama anaknya kemarin, dalam hatinya sebenarnya ia tak setuju dengan apa yang dikatakan oleh istrinya namun ia memilih diam karena ia tak mau kalau istrinya marah dan tambah menindas anak semata wayangnya. 

Apalagi kalau nantinya kemarahan istrinya berujung pada hilangnya haknya untuk tidur berdua dengan istrinya yang masih cantik di usianya yang senja. 

“Ayah, kamu jangan mondar mandir kayak setrikaan gitu bisa ga?” 

Marie sebenarnya juga merasa bersalah sama apa yang ia katakan kemarin, ia hanya kesal karena anaknya belum mau berkeluarga padahal ia ingin menimang cucu. 

“Bu, Ayah lagi cemas, dan ibu juga sudah tahu kan kalau ayah cemas itu bawaannya harus beraktifitas. Nah ibu diajak olahraga di ranjang juga gak mau,” katanya dengan nada menggoda sehingga membuat wanita paruh baya yang masih menarik itu hanya bisa memutar bola matanya dengan jengah karena kesal dengan godaan suaminya yang tidak pada tempatnya. 

Sejujurnya ia sangat khawatir dengan Bella, karena walau bagaimanapun seorang wanita dan di jam seperti ini, biasanya ia sudah di rumah dan bergelung dengan selimut dan drakor yang membuatnya sangat susah untuk bangun esok hari. 

“Ya sudah kita cari saja keluar, sekalian ayah bisa beraktifitas,” putus sang istri sambil beranjak masuk untuk mengganti pakaiannya dengan yang lebih sopan dan cocok untuk keluar rumah. Ia masih pakai daster saja, tak mungkin ia keluar rumah pakai begitu saja. 

Namun sebelum ia mencapai ke teras depan dimana suaminya menunggu, teriakan suaminya membuat dirinya lega dan lalu menaruh pantatnya kembali ke sofa yang ada di ruang tamu. 

 “ Astaga, Bella! Kamu darimana saja.” 

Sapaan sang suami membuat Marie sedikit lega, karena itu berarti Bella sudah kembali dan Marie berusaha menarik ekspresi marah di wajahnya, untuk membuat anak perempuan satu satunya itu segan, karena Bella selalu memberontak pada setiap kencan buta yang ia atur. 

Ia tak tahu kalau di teras suaminya langsung menasehati anaknya itu dengan berbisik. 

“Anakku sayang, bicara baik baik sama ibumu, jangan jawab balik, ia sudah cukup cemas karena tahu sampai maghrib kamu belum balik ke rumah.” 

Ketika Bella mendengar nasihat ayah nya, Bella tertegun lalu menganggukkan kepalanya dan mengikuti sang ayah berjalan di belakangnya ke ruang tamu menemui ibunya. 

Ketika Bella sampai ke sofa dimana Marie duduk, ia langsung menghampiri ibunya dan duduk di samping ibunya, tapi ia mendengar kalau ibunya menghela nafas nya dengan kasar serta berkata dengan lembut. 

“Sudahlah, kamu harus pergi kerja besok pagi, istirahat dulu sana! Kalau belum makan masih ada makanan di meja makan, kamu sudah melewatkan makan malam bersama,” kata Marie dengan nada yang biasa, jadi Bella sedikit terharu. 

“Bu, maafkan Bella karena kebodohan Bella maka Bella salah ketemu orang tadi.” 

Penjelasan Bella mengalir dari bibirnya yang seksi dan membuat ibunya itu hanya bisa menghembuskan nafasnya sekali lagi karena kesalahpahaman itu membuat dia hampir saja mengusir anaknya. 

Berbicara masalah memalukan tadi membuat wajahnya memerah karena ia berpikir kalau dirinya sangatlah bodoh tadi, mengajak nikah orang yang salah! Huft! 

“Aku tadi sudah memberi tahu Hary Smith, kalau kamu bekerja lembur, jadi hari ini kamu tak bisa bertemu dengannya. Dan keberatan. Bahkan ia meminta no ponsel kamu dan berkata akan menghubungi kamu sendiri di lain hari,”jelas ibunya dengan nada tenang. 

“ Bu, tapi ibu gak marah sama aku kan?” tanyanya sambil mengedip ngedipkan matanya menggoda sang ibu. 

“ Kamu… Astaga usia kamu itu berapa, apa kamu tak malu tadi bisa salah orang, mana kamu pasti pergi tanpa membayar bill makanan kamu sendiri kan?” selidik ibunya itu dengan nada gelisah. Astaga anaknya itu! 

“OMG, iya aku juga lupa itu, bahkan aku juga lupa dengan kartu identitasku yang juga ketinggalan di sana.” katanya sambil menepuk jidatnya. 

“Ya ampun Issabella Marie Thompson!!! Kapan ibu bisa tenang kalau segala sesuatu bahkan yang sepele sekalipun kamu bisa melupakannya.” Gantian Marie yang menepuk jidatnya saat tahu kartu identitasnya Bella ketinggalan, Marie belum tahu kalau KK dan juga surat lahirnya turut raib bersama kartu identitasnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Tuan Miliarder   17.

    “Apa? Kamu nge-prank aku ya?” Tanyanya dengan nada tidak suka yang terlihat jelas, bahkan wajahnya pun memerah seolah menahan marah. Bella jadi sedikit takut juga dengan Hary. “Tidak, aku memang sudah menikah. Dan pernikahan kami dilakukan secara sah dan mendapatkan surat resmi dari catatan sipil.” Jelas Bella dengan nada yang rendah, ia tidak ingin memprovokasi laki laki di hadapannya itu.“Tapi kita baru saja melakukan kencan buta, lalu tiba tiba kamu bilang kalau kamu sudah menikah. Apakah kamu mempermainkan aku? Apakah jangan jangan, ini adalah cara kamu menolak secara halus?” Tanya Hary dengan nada tinggi.Bella menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan perkataannya, “Tidak ada niatan mempermainkan! Tidak juga untuk nge-prank, atau menolak kamu, tidak ada alasan itu. Bukankah kita juga baru kenal? Belum bisa menolak seseorang apabila kita belum mengenal orang itu lebih dalam, bukankah itu adalah tujuan dari kencan buta? Tapi kondisinya, kemarin ada orang yang langsun

  • Mendadak Dinikahi Tuan Miliarder   16.

    Keesokan harinya, Bella ke kantor diantar oleh suaminya. Dan untuk sekedar informasi buat para netizen yang mungkin penasaran dengan pernikahan dan moment unboxing mereka, maka moment unboxing mereka belum terjadi, karena mereka sibuk, saling curhat dan bercerita tentang diri mereka. Setelah itu, di hari berikutnya mereka tinggal di rumah besar, dimana ada nenek dan kakek. Jadi, mereka belum sempat melakukan kegiatan yang bisa membuat bahagia itu. Lagian, rencananya Harold akan mengajak istrinya untuk berbulan madu, short escape, mungkin disebut begitu soalnya rencana perginya cuman ke tempat yang tidak jauh dari ibukota, karena jadwalnya yang cukup padat. Kemungkinan juga akan disesuaikan dengan jadwal kerjanya.“Aku akan turun dulu ya, sayang!” Sekarang Bella sudah sangat lancar memanggil suaminya dengan kata ‘sayang’.“Oke, Aku akan menjemputmu sore nanti.”“Kamu gak usah menjemputku, bukankah pekerjaan CEO jauh lebih banyak dari seorang desainer kayak aku?” Tanya Bella dengan na

  • Mendadak Dinikahi Tuan Miliarder   15.

    “Aku sudah tidak pernah lagi mengikuti berita tentang wanita itu.” kilah sang suami dengan nada sedikit gugup, tapi memang benar bahwa Harold sudah tidak ingin mengetahui berita-berita yang menyangkut wanita itu“Tapi seandainya dia ingin balik lagi kepadamu, gimana?” Bella mengatakan semuanya itu dengan nada menggoda, mencoba mengetahui apakah sang suami benar-benar tegas dan memilih mempertahankan pernikahan mereka atau tidak.“Penyesalan itu memang selalu ada di akhir, kalau berada di awal itu namanya pendaftaran.Jadi kamu yang pasti tahu kalau aku tidak akan mengulangi jatuh ke tempat yang sama. Kalau peribahasa mengatakan, kembali sama mantan itu, seperti kamu mengambil tisu yang sudah kamu pakai menghapus ingus, lalu kamu pakai untuk membersihkan bibirmu lagi.” kata Harold dengan nada bersungguh sungguh. “Dih, jorok banget peribahasa mu, sayang.” Bella tertawa ngakak ketika mendengar apa yang dikatakan oleh sang suami. “Pokoknya kamu harus tahu aku gak akan mungkin balikan sa

  • Mendadak Dinikahi Tuan Miliarder   14.

    “Ehm kalau kamu masih belum ingin berkata apa-apa, kita masih bisa menundanya besok. Kita masih memiliki waktu seumur hidup kita, untuk saling mengenal, bukan?”Bella memegang lengan sang suami agar tidak melanjutkan perkataannya kalau memang masih sulit untuk jelaskan kondisi yang sebenarnya. Harold menepuk tangan kecil yang melingkar di lengannya. Menurut laki-laki itu, ini adalah waktu yang paling tepat baginya untuk menceritakan semuanya. Mereka menikah karena sebuah kesepakatan, jadi menundanya, berarti memberikan kesempatan bagi orang-orang lain untuk menyebarkan kebohongan yang akan bisa mempengaruhi istrinya itu. Bukankah hubungan mereka masih sangatlah rentan? Komunikasi dua arah sangatlah penting untuk mereka saat ini. Kalau mereka bukan menikah karena cinta, paling tidak mereka bisa mempertahankan pernikahan mereka, karena Harold bukanlah orang yang b*jingan yang hanya memanfaatkan Bella hanya untuk statusnya saja. Sekali ia sudah memutuskan untuk menikah, maka ia akan

  • Mendadak Dinikahi Tuan Miliarder   13.

    Tadinya, kakek dan nenek Harold memaksa tinggal di apartemen Harold, toh sebenarnya tempat itu cukup untuk mereka semua. Bahkan kakek dan nenek mengajak Jack Black untuk menginap di sana juga. Tapi Harold tidak mengizinkan mereka untuk menginap di apartemen, dengan alasan ini adalah hari pertamanya bersama dengan Bella. Agar mereka berdua bisa saling mengenal, apabila ada kakek, nenek dan Jacob, tentu menghalangi mereka berdua untuk saling mengenal satu sama lain. Laki-laki itu ingin tinggal berdua hanya dengan sang istri, lalu pada akhirnya kakek dan nenek menyerah untuk membujuk sang cucu agar mengizinkan mereka berada di sana. Harry juga menolak ketika ditawari untuk tinggal di mansion kakeknya. Karena ia tak ingin privasinya bersama dengan istrinya terganggu.“Akhirnya, mereka pulang juga.”Laki-laki itu segera menghembuskan nafasnya dengan lega setelah mengantar semuanya ke dalam mobil.Mereka berdua segera berbalik menuju ke arah apartemen. Karena Bella juga ikut mengantar

  • Mendadak Dinikahi Tuan Miliarder   12.

    Pukulan itu dilakukan secara bertubi tubi, membuat Bella menjerit dan mengeluarkan air mata, karena kasihan dengan kondisi suaminya. “Jangan, kek! Kasihan suamiku!” Bella sudah hampir menangis, tapi Harold santai saja. Sang kakek hanya akting saja, dan Harold serta Jacob sudah terbiasa melihat kakek dan nenek melakukan drama seperti ini. Tapi Bella jadi ketakutan melihat itu. “Bagus sekali! Bagaimana kamu bisa menikah tanpa memberitahu kakek dan nenekmu. Nenekmu itu sampai menangis terus siang ini, gara-gara tidak diberitahukan berita yang sangat besar seperti ini. nenekmu itu merasa bahwa kamu tidak lagi memperdulikan kakek dan nenekmu. Padahal sejak kecil, dan sejak kedua orang tuamu tidak ada, kamilah yang menjagamu.” seperti biasa kakek Edward dan juga nenek Elizabeth paling bisa membuat drama picisan seperti ini, membuat Harold hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. “Maaf kek, nek, Harold tiba-tiba saja mengajakku ke catatan sipil dan mengambil surat nikah. Bukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status