Bosan disuruh kencan buta terus menerus, membuat Bella secara impulsif, mengajak nikah kencan butanya itu. Tapi apa jadinya kalau ternyata orang yang diajak nikah itu bukanlah kencan butanya? Bella telah salah orang, kencan butanya adalah pria yang bernama Harry Smith, tapi ternyata yang diajaknya menikah adalah Harold Davidson, yang biasa dipanggil Harry juga. Di sisi lain, Harold sendiri harus menikah sebelum usia 30 tahun, kalau tidak warisan keluarga Davidson akan jatuh pada pamannya yang suka berfoya-foya. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?
View More" Jangan lupa Bella, jam 1 siang di hotel Asia, resto Atlantis, no meja 127, Harry Smith, Dosen." kata Marie Thompson, ibunya Bella, dengan jelas. Lagi lagi Marie membuat blind date untuk Bella, tepatnya Isabella Marie Thompson, putri semata wayangnya yang sudah berusia 27 tahun.
" Oke mom.. aku berangkat dulu sudah telat masuk kerja, bisa bisa gajiku dipotong oleh bosku kalau aku telat."sahut Bella kepada ibunya dengan nada malas. " Ingat! Kalau kamu tidak temui Harry, maka nama kamu akan ibu coret dari kartu keluarga kita," ancam Marie dengan nada geram, karena sudah beberapa kali ini, putrinya itu membuat ulah. Karena Bella tak mau dijodoh jodohkan. " Astaga bu, kemarin itu orangnya sudah tua dan jelek." Kata Bella sambil bergidik, mengingat calon yang kemarin dikenalkan oleh ibunya itu sudah tua dan jelek. " Jangan mendebat ibu! Kamu kan tahu kalau ibu tidak mungkin menjerumuskan anaknya dengan seorang laki-laki yang tidak jelas asal usulnya. Dan kali ini ibu pastikan yang ini orangnya tampan, walau memang pakai kacamata tapi dia masih terhitung muda jadi jangan kamu tolak lagi," jelas ibunya sambil mendorong tubuh anaknya itu agar segera berangkat ke kantor. Isabella Marie Thompson bekerja sebagai design interior di sebuah perusahaan Gen Design, asia’s minded brand design. " Baiklah! Bu, aku berangkat dulu..bye!"katanya sambil mencebik kesal karena tidak suka dengan pemaksaan dari ibunya itu. Sesampainya di kantor, Bella langsung berkutat dengan pekerjaannya, ia bahkan hampir lupa kalau ia punya janji dan untunglah ibunya memberi pesan singkat yang isinya adalah untuk mengingatkan pertemuannya pada hari itu. Sebuah pemikiran yang impulsif tiba-tiba hadir di dalam otaknya sehingga Bella memutuskan untuk mengakhiri petualangannya berkencan buta pada pria terakhir yang dijodohkan oleh ibunya itu. Dia lelah dengan blind date, maka kali ini dirinya berniat untuk menikahi saja siapapun orang yang dijodohkan oleh ibunya. Toh sama saja, kemanapun dia lari ibunya akan terus menekan dirinya dengan pertanyaan kapan dia akan menikah. Lalu setelah membereskan barang-barangnya. jam 12.00 dirinya izin kepada pimpinannya untuk menemui si calon blind date nya ini dan mengajaknya untuk langsung menikah saja. Kemudian Bella membawa berkas-berkasnya yang berupa KTP fotokopi kartu keluarga dan juga foto-foto dirinya mungkin saja itu dibutuhkan ketika mengambil berkas pernikahan di Kantor Catatan Sipil. Lalu setelah mempersiapkan semua berkas-berkas itu Bella langsung bergerak ke hotel Asia di mana dirinya berjanji bertemu dengan Hary Smith. Jam 12.30 dia sudah sampai di restoran Atlantis dan dia mendapati bahwa ada seseorang yang berpakaian cukup elegan dengan wajah yang cukup tampan sedang duduk di sebuah meja nomor 128. Wanita ini memiliki ingatan yang sangat buruk dengan angka, karena seingatnya tadi di sang ibu memberikan nomor 128 untuk meja di mana dia bertemu dengan si Harry Smith ini, lagian resto ini juga sangat sepi, dan hanya ada laki-laki itu dan dirinya. Maka Bella langsung mendekati laki-laki itu dan mengajaknya untuk langsung berkenalan. “Not bad lah pilihan mama kali ini.”monolognya dengan suara lirih. " Hai maaf seingat saya kita janjian kencan buta di jam 13.00 Namun ternyata kamu cukup tepat waktu juga karena 12.30 anda sudah ada di tempat ini." Bella menyapa seorang laki laki dingin yang ada di hadapannya itu, tapi karena merasa tak mengenalnya, maka laki-laki ini menatap Bella dengan tatapan tidak mengerti, sehingga membuat Bella menjadi kesal. " Namaku Issabella Marie Thompson, Aku biasa dipanggil dengan nama Bella, kamu Hary kan?" tanya Bella dan hanya dijawab oleh laki-laki itu dengan anggukan kepala. Masih dengan tatapan datar dan tak mengerti. Laki-laki itu berpikir kalau Bella ini adalah type type wanita penggoda yang sering mengejar ngejar laki-laki seperti dirinya. " Oke kita to the point saja..? Eh sebentar saya lapar, saya pesan makan dulu... waiters!"panggil Bella dengan semangat membuat Harry hanya diam dan mengikuti scenario dari wanita yang ada di hadapannya itu. Harry alias Harold Davidson menatap wanita yang ada di hadapannya itu dengan tatapan bingung juga menyelidik karena dia tidak kenal sama sekali dengan orang yang ada di hadapannya itu saat ini dia berada di resto Atlantis karena dirinya baru saja mengecek audit keuangan Hotel Asia yang telah menjadi miliknya sejak kakek dan neneknya membeli tempat ini untuk dirinya. " Jadi gini, aku tidak memiliki banyak waktu untuk berbicara dengan kamu, mr. Harry. Aku ingin langsung mengatakan saja sambil menunggu pesanan makanan aku keluar, aku menerima kencan buta ini. Tapi kita langsung menikah saja, karena aku sudah bosan dijodoh-jodohkan. Apapun yang terjadi nanti di pernikahan kita, biarlah kita akan tanggung bersama karena kita sudah sama-sama dewasa, kan ? Yang penting untuk sementara, kita mengurus urusan kita masing-masing, jadi kamu tidur di kamar mu sendiri dan aku akan tidur di kamar aku sendiri jadi...." Harry bisa mengerti sekarang, bahwa ternyata gadis ini salah orang tapi melihat wajahnya yang cantik dan tingkah lakunya yang lucu serta over percaya diri yang dimiliki oleh gadis ini, entah kenapa malah membuat laki-laki ini, menikmati semua kesalahan pahaman yang dilakukan oleh gadis ini kepadanya. Harrold juga tidak berusaha untuk membenarkan atau mengkoreksi apa yang yang dikatakan oleh gadis ini dia hanya menatap gadis ini dengan tatapan dalam karena dia ingin menguji sebenarnya gadis ini benar-benar salah orang atau memang sengaja ingin menggodanya. Tapi setelah perbincangan yang dilakukan gadis ini panjang dan lebar, maka Harry mengambil keputusan bahwa memang wanita ini benar-benar sudah salah orang. " Kamu jangan diam saja, kamu bisa menambahkan beberapa poin-poin yang ingin kamu tambahkan dalam surat perjanjian kita ini jadi kita bisa sama-sama enak dan tidak lagi dikejar-kejar oleh orang tua kita untuk menikah." Harry tersentak ketika gadis ini menyodorkan surat berkas-berkas penting dirinya yang untuk mendaftar di Catatan Sipil dan menyerahkannya kepada Harry untuk diurus oleh laki-laki itu, pokoknya Bella hanya terima beres. Jadi mau tak mau Harry mengambil berkas berkas yang disodorkan kepadanya itu dan membaca secara cepat dokumen dokumen yang diberikan wanita itu kepadanya. Ternyata benar kalau wanita yang dihadapannya bernama Issabella Marie Thompson. Karena makanan sudah datang, maka dengan asyiknya gadis itu menikmati makanan di hadapannya tanpa menawarkan apa-apa kepada Harry, sedangkan setelah Harry sendiri memastikan nama gadis itu memang benar-benar Bella, ia kemudian menguji apa lagi drama yang akan gadis itu mainkan. Jam sudah menunjukkan 13. 20 dan wanita itu sudah bersiap-siap untuk pergi karena ia merasa sudah menyampaikan semua keinginan nya kepada sang calon suami, dan Harry juga tidak bereaksi menolak bahkan berkas yang diberikan kepadanya sudah disimpannya untuk diteliti keasliannya. Namun ponselnya berdering dengan keras di detik detik Bella akan berpamitan pulang kepada Harry dan setelah melihat ID caller penelponnya gadis itu langsung mendesah kasar dan langsung mengeluh dengan laki laki yang ada di hadapannya itu, namun Harry hanya menatap dengan sedikit bingung. Kenapa gadis itu malah terkesan sebal setelah tahu siapa yang meneleponya. " Lihat, ibuku masih saja menelpon kita padahal kita sudah bertemu dan sudah mengadakan perkenalan, bahkan sudah sepakat kalau kita akan menikah pura pura. Ya sudahlah, biarlah aku angkat dulu ya," ijinnya sambil mengangkat panggilan di ponselnya itu. " Halo bu..." katanya setelah ia mengangkat ponselnya " Kamu kenapa belum datang?" teriak ibunya yang kesal dengan kenakalan anak gadisnya itu. " Kata siapa aku belum datang? Aku bahkan sudah datang sejak dari jam 12.30 dan saat ini kita berdua sudah saling cocok dan hendak melakukan pernikahan dalam minggu ini, kenapa ibu masih saja merusuh dan mengatakan bahwa Bella belum bertemu dengan laki-laki yang sudah Ibu jodohkan ini." bantah Bella dengan wajah menegang. " Bella, kamu jangan bohong sama ibu ya, karena orangnya malah menelpon ibu, katanya dia sudah menunggu dari jam 12.45. Tapi kamu belum datang juga. Akhirnya dia pergi lagi, karena dia ada janjian di tempat lain maka dia harus meninggalkan tempat itu dengan segera. Kamu itu benar-benar memalukan, sudah gitu kamu berani berbohong lagi.." cecar mamanya yang sudah sangat kesal dengan anak perempuannya yang ia anggap tak bisa diaturnya itu. Seketika wajah Bella memucat, kalau orangnya telepon ibunya berarti siapa orang yang ada di hadapannya ini? Bella tidak dapat berkata apa-apa dan wajah pucatnya itu menatap sang laki-laki, yang dengan tenang menatap dirinya balik. " Dengan pak Harry? " Laki-laki itu tidak menjawab hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja tanda memang dirinya bernama Harry. " Harry Smith?" Tanya Bella dengan wajah yang semakin pucat karena kemudian Harry menggeleng gelengkan kepala. “Namaku Harold Davidson, biasa dipanggil Harry. Saya, pemilik tempat ini, nona Issabella Marie Thompson,” jelas Harry dengan nada lembut, karena ia tahu kalau wanita di hadapannya ini pasti malu karena wajahnya terlihat pucat karena kesalahan yang baru saja ia lakukan.“Apa? Kamu nge-prank aku ya?” Tanyanya dengan nada tidak suka yang terlihat jelas, bahkan wajahnya pun memerah seolah menahan marah. Bella jadi sedikit takut juga dengan Hary. “Tidak, aku memang sudah menikah. Dan pernikahan kami dilakukan secara sah dan mendapatkan surat resmi dari catatan sipil.” Jelas Bella dengan nada yang rendah, ia tidak ingin memprovokasi laki laki di hadapannya itu.“Tapi kita baru saja melakukan kencan buta, lalu tiba tiba kamu bilang kalau kamu sudah menikah. Apakah kamu mempermainkan aku? Apakah jangan jangan, ini adalah cara kamu menolak secara halus?” Tanya Hary dengan nada tinggi.Bella menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum melanjutkan perkataannya, “Tidak ada niatan mempermainkan! Tidak juga untuk nge-prank, atau menolak kamu, tidak ada alasan itu. Bukankah kita juga baru kenal? Belum bisa menolak seseorang apabila kita belum mengenal orang itu lebih dalam, bukankah itu adalah tujuan dari kencan buta? Tapi kondisinya, kemarin ada orang yang langsun
Keesokan harinya, Bella ke kantor diantar oleh suaminya. Dan untuk sekedar informasi buat para netizen yang mungkin penasaran dengan pernikahan dan moment unboxing mereka, maka moment unboxing mereka belum terjadi, karena mereka sibuk, saling curhat dan bercerita tentang diri mereka. Setelah itu, di hari berikutnya mereka tinggal di rumah besar, dimana ada nenek dan kakek. Jadi, mereka belum sempat melakukan kegiatan yang bisa membuat bahagia itu. Lagian, rencananya Harold akan mengajak istrinya untuk berbulan madu, short escape, mungkin disebut begitu soalnya rencana perginya cuman ke tempat yang tidak jauh dari ibukota, karena jadwalnya yang cukup padat. Kemungkinan juga akan disesuaikan dengan jadwal kerjanya.“Aku akan turun dulu ya, sayang!” Sekarang Bella sudah sangat lancar memanggil suaminya dengan kata ‘sayang’.“Oke, Aku akan menjemputmu sore nanti.”“Kamu gak usah menjemputku, bukankah pekerjaan CEO jauh lebih banyak dari seorang desainer kayak aku?” Tanya Bella dengan na
“Aku sudah tidak pernah lagi mengikuti berita tentang wanita itu.” kilah sang suami dengan nada sedikit gugup, tapi memang benar bahwa Harold sudah tidak ingin mengetahui berita-berita yang menyangkut wanita itu“Tapi seandainya dia ingin balik lagi kepadamu, gimana?” Bella mengatakan semuanya itu dengan nada menggoda, mencoba mengetahui apakah sang suami benar-benar tegas dan memilih mempertahankan pernikahan mereka atau tidak.“Penyesalan itu memang selalu ada di akhir, kalau berada di awal itu namanya pendaftaran.Jadi kamu yang pasti tahu kalau aku tidak akan mengulangi jatuh ke tempat yang sama. Kalau peribahasa mengatakan, kembali sama mantan itu, seperti kamu mengambil tisu yang sudah kamu pakai menghapus ingus, lalu kamu pakai untuk membersihkan bibirmu lagi.” kata Harold dengan nada bersungguh sungguh. “Dih, jorok banget peribahasa mu, sayang.” Bella tertawa ngakak ketika mendengar apa yang dikatakan oleh sang suami. “Pokoknya kamu harus tahu aku gak akan mungkin balikan sa
“Ehm kalau kamu masih belum ingin berkata apa-apa, kita masih bisa menundanya besok. Kita masih memiliki waktu seumur hidup kita, untuk saling mengenal, bukan?”Bella memegang lengan sang suami agar tidak melanjutkan perkataannya kalau memang masih sulit untuk jelaskan kondisi yang sebenarnya. Harold menepuk tangan kecil yang melingkar di lengannya. Menurut laki-laki itu, ini adalah waktu yang paling tepat baginya untuk menceritakan semuanya. Mereka menikah karena sebuah kesepakatan, jadi menundanya, berarti memberikan kesempatan bagi orang-orang lain untuk menyebarkan kebohongan yang akan bisa mempengaruhi istrinya itu. Bukankah hubungan mereka masih sangatlah rentan? Komunikasi dua arah sangatlah penting untuk mereka saat ini. Kalau mereka bukan menikah karena cinta, paling tidak mereka bisa mempertahankan pernikahan mereka, karena Harold bukanlah orang yang b*jingan yang hanya memanfaatkan Bella hanya untuk statusnya saja. Sekali ia sudah memutuskan untuk menikah, maka ia akan
Tadinya, kakek dan nenek Harold memaksa tinggal di apartemen Harold, toh sebenarnya tempat itu cukup untuk mereka semua. Bahkan kakek dan nenek mengajak Jack Black untuk menginap di sana juga. Tapi Harold tidak mengizinkan mereka untuk menginap di apartemen, dengan alasan ini adalah hari pertamanya bersama dengan Bella. Agar mereka berdua bisa saling mengenal, apabila ada kakek, nenek dan Jacob, tentu menghalangi mereka berdua untuk saling mengenal satu sama lain. Laki-laki itu ingin tinggal berdua hanya dengan sang istri, lalu pada akhirnya kakek dan nenek menyerah untuk membujuk sang cucu agar mengizinkan mereka berada di sana. Harry juga menolak ketika ditawari untuk tinggal di mansion kakeknya. Karena ia tak ingin privasinya bersama dengan istrinya terganggu.“Akhirnya, mereka pulang juga.”Laki-laki itu segera menghembuskan nafasnya dengan lega setelah mengantar semuanya ke dalam mobil.Mereka berdua segera berbalik menuju ke arah apartemen. Karena Bella juga ikut mengantar
Pukulan itu dilakukan secara bertubi tubi, membuat Bella menjerit dan mengeluarkan air mata, karena kasihan dengan kondisi suaminya. “Jangan, kek! Kasihan suamiku!” Bella sudah hampir menangis, tapi Harold santai saja. Sang kakek hanya akting saja, dan Harold serta Jacob sudah terbiasa melihat kakek dan nenek melakukan drama seperti ini. Tapi Bella jadi ketakutan melihat itu. “Bagus sekali! Bagaimana kamu bisa menikah tanpa memberitahu kakek dan nenekmu. Nenekmu itu sampai menangis terus siang ini, gara-gara tidak diberitahukan berita yang sangat besar seperti ini. nenekmu itu merasa bahwa kamu tidak lagi memperdulikan kakek dan nenekmu. Padahal sejak kecil, dan sejak kedua orang tuamu tidak ada, kamilah yang menjagamu.” seperti biasa kakek Edward dan juga nenek Elizabeth paling bisa membuat drama picisan seperti ini, membuat Harold hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. “Maaf kek, nek, Harold tiba-tiba saja mengajakku ke catatan sipil dan mengambil surat nikah. Bukan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments