Share

Malam Pertama

Author: Budy alifah
last update Last Updated: 2024-02-16 12:27:40

“Lihatlah! Betapa tidak serasinya mereka,” cemooh Delvin seraya menunjuk keberadaan pasangan yang baru menikah itu.

Mila melirik ke arah Delvin yang tengah mencibirnya. Pria itu kesal karena Mila mendapatkan posisi yang telah dia incar selama ini.

“Masih percaya diri berdiri di sini?” tanya Delvin dengan tatapan menghina. 

"Delvin, pertanyaan itu lebih pantas untukmu,"  Mila membalikan omongan Delvin.

“Dia itu cuma anak kampung yang ingin menjadi orang kaya. Makanya pemuda desa itu mendekatimu,” tegasnya sedikit ngotot.

Mila mendekati Delvin dan langsung melayangkan tamparan.

Plak!

"Jaga mulutmu, bajingan!"

Delvin tersenyum sinis, "Kau lebih membela manusia tidak berguna daripada adikmu sendiri!" 

"Adik?" Mila mengerutkan hidungnya, menatap jijik Delvin.

"Sudah kalian jangan berkelahi, malu sama tamu," Agil berusaha melerai perdebatan Mila dan Delvin.

"Di mana harga dirimu?!" Mila berbalik memarahi Agil. "Kamu ini mau jadi suamiku! Posisimu lebih tinggi dari bajingan ini!"

“Katakan apa tujuanmu mempermalukan suamiku,” desak Mila sengit. Wanita itu berkacak pinggang.

Ia memandang satu persatu tamu yang menggunjingkan Agil. Menandai mereka untuk tidak menjalin kerja sama dengan perusahaan mereka karena sudah berani ikut-ikutan merendahkan suaminya.

“Mila, aku hanya menyadarkan dia, kalau kita itu beda level,” ucap Delvin tanpa rasa bersalah.

“Memangnya, sebelum mamamu dinikahi oleh papaku, kalian itu siapa?” Mila membalikkan ucapan saudara tirinya.

"Tanpa papaku, kau dan ibumu itu hanya kariyawan rendahan dibawah suamiku." Mila tersenyum merendahakan Delvin.

"Kukira mamamu lebih rendah dari seorang pelacur, kan?"

"Mila!" 

Delvin melayangkan tanganya untuk menampar Mila. Tapi, saat dengan cekatan Agil langsung menahannya.

"Jangan berani memukul istriku!" Hardiknya dengan mendorong Delvin.

Mila lumayan kaget melihat respon Agil, sejak tadi Agil hanya diam seperti orang bodoh. Namun, saat dia dalam bahaya langsung maju.

"Brengsek! Kau berani denganku!" Delvin melayangkan tendangan di perut Agil sampai dia terjatuh di lantai.

"Delvin, kalau kau hanya mau buat rusuh lebih baik pergi!"

Delvin kepalang malu, lantas pergi dengan memberikan ancaman. "Ok, tapi kalian perlu ingat aku tidak akan mebiarkan kalian senang!"

Selepas pernikahan Mila dan Agil pergi ke rumahnya sebagai bukti kalau mereka memang suami istri sungguhan. Tidak seperti yang dituduhkan oleh Delvin.

Mila memberikan berkas kontrak yang akan ditanda tangani oleh Agil.

"Cepat tanda tangani," suruh Mila dengan memberikan bolpoin.

"Aku ingin menambahkan persyaratan di sini," pinta Agil. "Hargai aku sebagai suamimu. Dan kita akan tidur bersama."

"Jangan macam-macam lagi kamu, aku akan tidur di lantai saja." Mila bersikeras untuk tidak melakukan malam pertama dengan pria kontraknya itu.

"Kamu lupa dengan persyaratan pertama dariku?"

Mila mendengus dia tidak lupa semua yang sudah dijanjikan kepada Agil.

"Apa kita sudahi saja?" Agil ingin mengakhiri kontrak di malam pertama. "Kontrak kita batalkan, anggap saja aku membantumu."

"Baiklah," Mila menyetujui persyaratan dari Agil. Daripada dia tidak mendapatkan apa-apa setelah berusaha begitu keras.

Mila berbaring di kasur saling berhadapan dengan Agil. Ia menatap wajah Agil yang tampan. 

Dia tidak bisa mengontrol diri, Mila menggeser tubuhnya lebih dekat untuk mencium Agil. Agil menahan diri untuk tidak melakukannya, meskipun dia yang meminta di perjanjian kontraknya.

"Ada apa denganmu? Bukankah ini permintaanmu?" Mila mengalungkan tangan di leher Agil.

Memberikan ciuman lembut di bibir suaminya itu, Mila terus memberikan kecupan karena Agil belum menyambutnya.

Semakin lama Agil pun tergoda, dia membalas kecupan demi kecupan yang di berikan Mila. Membalikan posisi sehingga Mila berada di bawah kungkungannya.

Mila menggeliat saat tubuhnya mulai dijelajahi oleh Agil. Tubuhnya memanas saat dua mahkotanya mulai dimainkan oleh suaminya.

Suara merdu mulai muncul dari mulutnya, ia meremas rambut Agil ketika lehernya di serang dengan beringas.

Agil melepaskan kemeja, membuang ke sembarang arah. Lalu merusaha melepaskan pakaian Mila.

Kulit mereka saling bersentuhan, panas tubuh mereka menjadi satu. Mila yang awalnya agresif mulai kualahan dengan Agil.

Suami kontraknya itu memberikan perlawanan yang lebih besar darinya. 

"Agil," Mila mendesahkan nama suaminya itu saat dia menginginkan lebih. 

"Baiklah sayang, kita lakukan sekarang," katanya dengan perlahan melakukan penyatuan dengan Mila.

Suara alunan merdu memenuhi kamar Mila, mereka bergelut dengan asyik. Mila terus mengimbangi permainan dari Agil.

Ia memeluk erat tubuh kekar suaminya, harum maskulin tubuhnya membuat dia terus dimabuk kepayang.

Dia terus menerima gempuran dari Agil, Mila tidak menyangka lelaki yang dia pikir kalem itu mampu memuaskan dirinya.

Malam ini kesuciannya sudah terenggut, dia benar-benar resmi menjadi istri Agil sepenuhnya.

Agil yang sudah kecanduan tidak mau melepakan Mila begitu saja. Dia terus melakukan penyatuan sampai beberapa kali.

"Kamu sangat nikmat istriku," bisik Agil dengan menciumi perut Mila.

Mila memejamkan matanya, ketika merasakan kenikmatan yang luar biasa. Gempuran yang dasyat dari Agil.  Sebelum akhirnya mereka jatuh terlelap karena kelelahan.

"Dia benar-benar menanamkan benih di rahimku?" 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Nona CEO   Terima Kasih

    Mila dan Agil datang untuk mengambil rumah yang baru saja dibelinya."Kalian silakan keluar dari rumah ini," usir Mila."Mila, maafkan mama. Jangan usur mama dari rumah ini," kata Sarah sembari bersimpuh.Mila berusaha melepaskan kakinya, "Memangnya anda siapa?" "Mila jangan keterlaluan kau, ini mama kita." Delvin membantu mamanya berdiri."Mama kita?" Kata Mila lalu tertawa terbahak-bahak. "Aku bukan anak dari perempuan ini, mamaku sudah di surga," tegas Mila."Kalian cepat angkat kaki dari rumah suamiku!" titah Mila."Bawa semua barang kalian, jangan sampai ada yang tertinggal," imbuh Agil."Pa, bagaimana ini? Kamu harus melakukan sesuatu," pinta Sarah.Danu mengangguk, "Kamu benar, aku tidak bisa berdiam diri saja." Wajah Sarah dan Delvin mulai berubah senang mendengar ucapan Danu. Mereka berdua berpikir dengan Danu bertidak sesuatu maka mereka tidak jadi miskin."Sarah, mulai hari ini kita aku ceraikanmu. Kita bukan suami istri lagi," kata Danu."Pa, kamu bercanda?" sahutnya sam

  • Menikahi Nona CEO   Bangkrut?

    Kau kenapa di sini?" tanya Delvin dengan kedua bola matanya yang hampir lepas.Dia kaget melihat kakak tirinya ada di perusahaannya, orang yang sudah beberapa tahun ini pergi kini datang kembali. Kedudukannya kembali terancam, ditambah lagi ayahnya yang sudah tidak percaya kepada dirinya. Mila melipat kedua tangannya di dada, "Kenapa aku tidak boleh berada di kantorku sendiri?" ujarnya dengan senyuman yang sinis."Perusahaanmu?" katanya dengan tertawa. "Sejak kapan perusahaan ini menjadi milikmu?" katanya sembari menarik paksa Mila untuk turun dari kursinya."Pergi kau di sini!kau tak pantas duduk di kursiku ini!" katanya dengan mendorong Mila setelah berhasil ditariknya.Mila menepukkan tangan sebanyak dua kali, Siska dan dua orang bertubuh besar masuk ke ruangannya."Apa-apaan ini?" tanya Delvin."Pak Delvin yang terhormat, saat ini perusahaan sudah dijual. Dan yang membeli adalah Nona Mila," katanya dengan sangat formal."Dijual, tidak mungkin. Bagaimana orang miskin sepertimu bis

  • Menikahi Nona CEO   Ke mana Bayiku?

    Sembilan bulan sudah berlaku, Mila sudah melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik.Dia merasa pantas jika dulu selama hamil sangat melow dan manja. Ternyata bawaan anak perempuan di dalam perutnya.Kehidupan Agil dan Mila sangat membaik, pabrik yang belum berjalan satu tahun sudah maju pesat. "Aku tidak akan membiarkan semua ini baik-baik saja, kalian harus merasakan menjadi aku!" ketus Sari melihat kebahagiaan sahabatnya itu.Semenjak penolakan Agil terhadapnya membuat Sari sakit hati. Dia stres, dan sering mengurung diri di kamarnya.Dia keluar dari kamar saat mendengar Mila sudah melahirkan, dia akan menghancurkan wanita perebut gebetanya itu sekali lagi.Kali ini dia ingin melakukannya sendiri tanpa bantuan dari anak buah yang bodoh. Karena menjaga perempuan hamil saja tidak becus.Sari menyusup ke rumah Pramono yang sedang sibuk untuk acara syukuran kelahiran bayi. Sari masuk ke kamar Mila dan Agil.Ia melihat bayi manis yang sangat menggemaskan. Rasa terpesonanya langsung m

  • Menikahi Nona CEO   Kembali

    "Ada orang pingsan!" teriak petani. Di pagi buta ini petani tua yang sedang mengecek sawah terkejut melihat perempuan hamil tergeletak di jalan kecil. Para petani lain langsung berkumpul melihat yang ditemukan oleh petani pertama. "Apa dia masih hidup?" tanyanya hendak dicek tapi ditahan. "Tunggu, kalau kita cek terus dia mati apa kita akan dituduh sebagai pelakunya?" tanyanya was-was. Pemahaman orang desa masih sangat sedikit tentang hukum. Mereka takut melakukan tindakan. "Kau ini, bagaimana kalau dia hanya pingsan? Lalu kita telat memberikan pertolongan. Apa jadinya?" kata petani pertama lalu mengecek nadi Mila. "Jadi kuntilanak, yang akan bergentayangan," celetuknya. "Kau ini, syukurlah dia masih hidup. Ayo bantu aku mengkatnya," titahnya. Mereka membawa Mila ke puskesmas terdekat agar Mila mendapatkan perawatan. Wanita hamil ini tubuhnya sudah sangat dingin. "Tunggu, bukan kah ini cucu mantu Kakek Pramono," ujar salah satu perawat. Dia ingat sekali wajah Mila, karena b

  • Menikahi Nona CEO   Pencarian 2

    Malam ini Agil tidak bisa tidur, dia memikirkan istri dan calon bayinya. Mereka pasti sangat ketakutan."Agil, sudah malam harusnya kamu tidur," kata Sari.Sari memanfaatkan moment hilangnya Mila untuk melayani Agil. Meskipun, dia selalu menolak makan dan minum apa yang dia sediakan.Agil tidak bisa makan, sedangkan istrinya di luar sana tidak tahu sudah makan atau belum."Mas, makan ya. Nanti kalau sakit malah tidak bisa cari Nona Mila," Tono menasihati Agil. "Benar kata Tono, aku siapkan makan ya," ujar Sari.Meskipun tidak ada respon Dari Agil dia tetap menyiapkan makanan. Agil memilih pergi ke kamarnya memikirkan cara mencari sang istri.Agil menoleh ke arah pintu saat terdengar suara ketukan pelan lalu terbuka."Agil, aku bawa teh hangat untumu. Minum ya," Sari menaruh cangkir berisikan teh hangat."Sari, lebih baik kamu keluar kamar. Tidak baik berduaan di kamar," titah Agil."Baiklah, tapi setelah kamu meminum teh buatanku," ujarnya.Agil mengangguk, tapi anggukan Agil tidak

  • Menikahi Nona CEO   Pencarian

    "Siapa kalian?" tanya Mila dengan ketus saat melihat dua orang laki-laki bertubuh kekar dengan wajah seram."Tak perlu tahu, menurut saja jika kau ingin selamat," jawabnya dengan mengepulkan rokok.Mila mendengus, "Kalian mau apa? Uang?" tanya Mila enteng. Dia berusaha untuk tenang dan tidak takut, agar mereka tidak mudah diancam.Orang-orang itu mengerutkan keningnya, kali ini mendapatkan tawanan yang unik. Dia bukanya takut justru menawarkan uang kepadanya."Berapa uang yang diberikan tuanmu itu, aku bayar dua kali lipat," tawar Mila dengan ringan. Dia berpikir orang yang mencuri uang itu hanya memberikan uang beberapa juta saja. Karena orang desa tidak akan memberikan tawaran yang besar."Jangan sesumbar, kau ini hanya orang kaya miskin. Bagaimana mau membayar kita," jawabnya ringan juga mengimbangi omongan Mila.Mereka ingat tuannya mengatakan jika Mila itu adalah orang kaya miskin. Dan juga pekerjaannya sebagai wanita penghibur.Sehingga mereka boleh melakukan apa-apa termasuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status