Share

BAB 57

Author: Ranisipenulis
last update Last Updated: 2025-09-15 09:13:28

Dona meraih ponsel di atas meja. Ia menekan nomor yang sudah sangat familiar, nomor Hendrian. Tak lama, suara berat nan sopan terdengar dari seberang.

"Selamat malam, Nyonya Dona," sapa Hendrian.

"Selamat malam juga, Pak Hendrian, tolong siapkan mobil sekarang. Saya akan pulang," pinta Dona dengan suara tenang namun tegas.

"Siap, Nyonya Dona, mobil sudah di basement. Saya akan menunggu di pintu utama gedung kantor dalam lima menit," jawab Hendrian.

Dona terdiam sejenak, lalu menambahkan instruksi lain.

"Dan satu hal lagi, tolong carikan toko mainan yang paling direkomendasikan malam ini. Saya ingin membeli hadiah spesial," pinta Dona lagi.

Ada jeda sebentar sebelum suara Hendrian kembali.

"Maaf jika saya lancang, Nyonya. Mainan itu untuk Nona Jihan ya?" tanya Hendrian dengan hati-hati

Dona tersenyum tipis meski tak ada yang melihat.

"Benar sekali, Pak Hendrian, itu untuk Jihan, saya ingin sesuatu yang benar-benar membuatnya senang. Bukan mainan biasa, cari yang terbaik, t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 59

    "Saya bangga padamu, Dona. Meski sibuk memimpin perusahaan, kamu tetap menyempatkan diri untuk Jihan," ucap Ergan. Dona menoleh ke arah tumpukan hadiah di sudut ruangan. "Aku memang lelah, Mas, tapi setiap pulang dan melihat Jihan, semua rasa letih hilang. Senyumnya adalah kebahagiaan terbesar untukku," jawab Dona dengan jujur. Mata Ergan memanas. Ia menatap Jihan yang hampir terlelap. Dengan suara bergetar, ia berkata, "Terima kasih, Dona, karena mencintai anak saya seperti anakmu sendiri," ucapnya pelan, tapi bisa di dengar oleh Dona. Dona menoleh perlahan, mengusap rambut putrinya dengan penuh kelembutan. "Mas, jangan pernah berkata seperti itu. Jihan adalah anak kita. Aku akan selalu menjaganya," jawab Dona. Ergan meraih tangan istrinya, menggenggam erat. "Saya benar-benar beruntung memiliki kamu, Dona," Ergan menatap dalam mata istrinya. Wanita itu tersenyum halus, menyandarkan kepala di bahunya sambil tetap memeluk Jihan. "Aku tidak meminta balasan apa pun, Mas. Ak

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 58

    Mobil hitam itu berhenti mulus di depan rumah besar bergaya modern, lampu-lampu taman menyinari jalan setapak, sementara udara malam membawa ketenangan. Begitu pintu mobil dibuka, Dona turun dengan anggun, diikuti Hendrian dan Mira yang membantu membawa kantong belanjaan. Di ruang keluarga, Jihan sedang duduk di karpet bermain dengan boneka kecil kesayangannya. Gadis mungil itu, belum genap lima tahun, mengenakan piyama warna ungu dengan pita kecil di dadanya, saat melihat pintu terbuka, matanya langsung berbinar. "Mamaaa!" serunya riang, berlari kecil menghampiri Dona. Dona merendahkan tubuhnya, membuka kedua lengannya. "Sayangnya Mama… kemari," pinta Dona Jihan langsung memeluk erat pinggang Dona, wanita itu menunduk, mencium puncak kepala putri kecil itu berkali-kali. Wangi khas anak-anak langsung memenuhi inderanya, ia menahan haru, lalu mengangkat tubuh Jihan ke dalam gendongannya. "Aduh, beratnya Jihan sekarang. Jangan-jangan sudah mau besar, ya?" Dona mencubit pipi chubb

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 57

    Dona meraih ponsel di atas meja. Ia menekan nomor yang sudah sangat familiar, nomor Hendrian. Tak lama, suara berat nan sopan terdengar dari seberang. "Selamat malam, Nyonya Dona," sapa Hendrian. "Selamat malam juga, Pak Hendrian, tolong siapkan mobil sekarang. Saya akan pulang," pinta Dona dengan suara tenang namun tegas. "Siap, Nyonya Dona, mobil sudah di basement. Saya akan menunggu di pintu utama gedung kantor dalam lima menit," jawab Hendrian. Dona terdiam sejenak, lalu menambahkan instruksi lain. "Dan satu hal lagi, tolong carikan toko mainan yang paling direkomendasikan malam ini. Saya ingin membeli hadiah spesial," pinta Dona lagi. Ada jeda sebentar sebelum suara Hendrian kembali. "Maaf jika saya lancang, Nyonya. Mainan itu untuk Nona Jihan ya?" tanya Hendrian dengan hati-hati Dona tersenyum tipis meski tak ada yang melihat. "Benar sekali, Pak Hendrian, itu untuk Jihan, saya ingin sesuatu yang benar-benar membuatnya senang. Bukan mainan biasa, cari yang terbaik, t

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 56

    Hari itu waktu seakan berlari, setelah briefing singkat dengan tim pengembangan produk di ruangannya, Dona kembali terbenam dalam tumpukan dokumen yang menanti di meja kerjanya. Angka-angka, laporan tren pasar, hingga evaluasi proyek-proyek lama silih berganti ia telaah. Sesekali ia menandai beberapa halaman dengan stabilo, lalu menuliskan catatan singkat yang harus ditindaklanjuti. Di sisi lain, Mira selalu sigap mendampingi. Sekretaris itu keluar-masuk ruangan, memastikan semua agenda berjalan sesuai rencana. "Bu Dona," ucap Mira pelan sambil mengetuk pintu. "Tim pemasaran sudah turun dari rapat barusan, mereka menitipkan ringkasan hasilnya. Apa Anda ingin saya bacakan sekarang?" tanya Mira. Dona mendongak dari layar laptopnya, menarik napas dalam. "Letakkan saja di meja, Mira, saya akan membacanya setelah ini. Pastikan semua data sudah tersaring, saya tidak ingin membaca laporan mentah," jawab Dona. "Baik, Bu Dona." Mira segera meletakkan map rapi berwarna biru tua di sisi k

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 55

    Di sisi kanan pintu masuk, Mira, sekretaris pribadinya yang setia, sudah menunggu, rambutnya tersisir rapi, pakaian formal yang dipakainya mencerminkan profesionalisme yang tak main-main. Senyumnya menyambut Dona hangat, meski matanya tetap penuh kewaspadaan, siap menghadapi hari yang panjang bersama CEO nya. "Selamat siang, Bu Dona," sapa Mira sambil menundukkan sedikit kepala. "Semua persiapan di lantai 15 sudah selesai. Saya akan menemani Bu Dona ke ruang kerja," lanjut Mira. Dona mengangguk ringan, memberi senyum tipis pada Mira. "Terima kasih, Mira. Hari ini sepertinya akan padat, tolong pastikan semua sudah siap," pinta Dona dengan wajah datar dan nada suara tegas. "Tentu, Bu Dona. Saya sudah menyiapkan ringkasan jadwal, dokumen penting, dan undangan rapat yang akan Bu Dona hadiri hari ini," jawab Mira sambil membuka tas kulit hitamnya, mengeluarkan beberapa map berwarna netral. Mereka mulai berjalan menuju lift utama yang mengarah ke lantai 15, selama perjalanan, Dona

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 54

    "Waktu kejadian itu," lanjut Dona, matanya berkaca-kaca."Aaku tidak berdiri di sana… aku melihatnya dari dalam mobilku, yang terparkir tak jauh dari rumahmu dulu, saat aku masih menjadi orang asing bagimu. Aku menyaksikan semuanya dengan jelas, dan aku tidak sendiri, Mas… Pak Hendrian, supir pribadiku sekaligus bodyguard yang paling kupercaya, juga melihat kejadian kejam itu."Wajah Dona tegang, suaranya penuh luka. "Kami berdua hanya bisa terpaku, hujan menutupi pandangan, tapi cukup jelas melihat bagaimana Mas dan Jihan kecilmu didorong tanpa belas kasihan. Dan yang membuatku semakin tidak percaya… aku juga melihat wajah Yuli, mantanmu, Mama kandung Jihan, tersenyum bahagia seolah ia menantikan saat itu."Ruangan mendadak hening. Hanya suara detak jam di dinding yang terdengar.Ergan menghela napas berat."Dona…"Dona menatap suaminya, air mata sudah menggenang. "Mas, bagaimana mungkin aku bisa melupakan semua itu? Aku berusaha kuat demi kamu, demi Jihan… tapi bayangan malam itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status