Share

Menikahi Pria Asing
Menikahi Pria Asing
Penulis: UmiLovi

Duniaku

Bagaimana rasanya ditinggal tanpa kepastian oleh pria yang telah bertahun-tahun menjalin kasih?

Menemaninya dititik terendah, dan diacuhkan kala ia sudah berada di atas awan. Mungkin, hanya Belle yang paham bagaimana sakitnya rasa itu menyiksanya setiap malam. Tak ada yang tahu, betapa Bryan telah menghancurkan impiannya untuk menikah dan mewujudkan keinginan orang tuanya.

"Papa belum tidur?" sapa Belle sembari menghempaskan pantatnya setelah pelayan menarik kursi untuknya.

Belle baru saja pulang dari kantor di mana ia menjabat sebagai Wakil Direktur di perusahaan properti Janata Group milik orang tuanya.

"Belum, Papa sengaja nunggu kamu dulu. Di mana Bryan?" Tatapan Ronald mulai mencari-cari sosok kekasih putrinya. "Dia nggak datang bersama kamu?"

"Bryan masih belum selesai dengan konsernya, Pa. Tapi dia janji akan datang besok."

"Tidak usah datang sekalian!" cetus Ronald menyela dengan wajah sinis. "Dia pikir hanya dia yang sibuk? Dia pikir kita ini pengangguran?"

"Pa ..."

"Dengarkan Papa, Belle! Papa mulai nggak respek sama kekasihmu itu. Sejak jadi artis, dia semakin songong dan tidak tahu diri!"

Ekspresi ramah yang tadi sempat Ronald tunjukan pada putrinya, kini berganti menyeramkan. Belle mulai tidak menyukai arah pembicaraan mereka berdua malam ini.

"Kamu putus saja dengan Bryan! Papa nggak mau nantinya kamu menikah dengan pria seperti dia."

"Pa!"

"Dengarkan Papa, Belle! Sudah dua bulan Papa menunggu jawaban dan keputusan dari kalian. Jika Bryan menolak menikahimu, maka kamu harus menikah dengan pria pilihan Papa!"

Usai mengucapkan kalimat panjang itu, Ronald lantas berdiri dan meninggalkan Belle sendirian di meja makan. Sosok pria paruh baya yang kini semakin renta itu membuat Belle tak bisa berkutik untuk menentangnya. Hanya pria itu yang Belle miliki di dunia, pria yang ia panggil dengan sebutan papa.

Setelah sebelumnya selalu overthinking pada penyakitnya, Ronald kini terus memaksa Belle untuk segera menikah. Sekali dua kali Belle mengacuhkan permintaan itu, hingga kemudian sebuah ancaman berhasil membuat Belle tak berkutik. Jurus pamungkas telah diluncurkan oleh Ronald, pilihannya adalah Belle menikah dan harta warisan jatuh ke tangannya, atau tetap bersikeras hidup sendiri dan merelakan semua harta Ronald jatuh ke yayasan.

Tentu saja Belle tak ingin kemewahan yang telah ia rasakan sejak lahir jadi milik orang lain. Belle sudah menyampaikan ancaman papanya pada Bryan, dan pria itu tak sekalipun memberi jawaban. Bryan hanya meminta waktu untuk fokus pada konsernya, dan berjanji akan menemui Ronald setelah konser usai. Nyatanya, zonk! Malam ini Bryan membatalkan janji untuk bertemu orang tuanya.

Setelah semalaman berpikir keras tentang nasibnya yang terombang-ambing tanpa kepastian, pagi ini Belle bangun dengan semangat yang menipis. Pesan yang semalam ia kirim ke nomor Bryan masih belum dibaca hingga pagi ini. Belle meminta Bryan segera menemui papanya atau ia akan benar-benar dinikahkan dengan pria lain.

"Selamat pagi, Nona."

Sapaan halus dari suara seorang pria membuat Belle tersenyum dengan terpaksa. Ia melirik asisten ayahnya tersebut dengan malas lantas mengedarkan pandangannya ke meja makan yang kosong.

"Di mana Papa?" tanya Belle penasaran. Biasanya Ronald tak pernah meninggalkan sarapan.

"Tuan besar sedang ada tamu di luar."

"Tamu? Siapa tamu sepagi ini, Josh?“ sela Belle cepat sembari melangkah menuju taman yang bersebelahan dengan ruang makan.

"Calon suami anda, Nona."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status