***
Barra belum menghubungi Celine setelah percakapan mereka tentang rahasia Lola seminggu lalu. Ia sendiri tidak merasa kaget dengan apa yang disampaikan Celine karena sebetulnya ia mengetahui bahwa Alaric memang memiliki hubungan gelap dengan Aimee.
Barra yang mengenalkan Aimee pada Alaric.
Saat Celine menyampaikan surat hasil tes DNA itu padanya, Barra sebetulnya bingung antara memberi tahu perempuan itu bahwa sebetulnya ia sudah tahu sejak awal atau lebih baik berdiam diri saja. Hal yang membuat Barra kaget adalah wasiat Alaric yang meminta Celine mencari anak kandungnya dengan tujuan menyerahkan setengah warisannya pada Lola.
Satu hal yang membuat Barra semakin kesal pada Alaric adalah bisa-bisanya dia berselingkuh di belakang
*** Celine menerima telepon dari sekolah Lola. Miss Sunshine mengatakan bahwa sampai jam tiga belum ada yang menjemput gadis kecil itu. Celine memahami begitu ketatnya keamanan di sekolah Lola sehingga tidak sembarang orang bisa menjemput anak mereka yang disekolahkan disana. Nomor pertama yang dihubungi olehnya adalah nomor Tante Lenna, ibu Barra. Setelah mencoba tiga kali dan tidak ada yang mengangkat. Celine mencoba menghubungi ayah Barra, responnya sama. Ia lalu mencoba menghubungi telepon rumah kediaman Hutama yang menyebutkan bahwa ibu Barra pingsan lalu dilarikan ke rumah sakit. Tanpa banyak berpikir atau menghubungi Barra. Celine pamit pulang lebih awal untuk menjemput Lola. Pilihan membawa Lola ke rumah sakit adalah tidak mungkin. Rumah sakit bukan taman bermain untuk anak kecil.
***Barra menangkap kilat menarik di sepasang mata Celine. Saat ia kembali menyebut namanya, Celine mengecup bibirnya lembut. Merasa diberi lampu hijau, ia tidak mau membuang kesempatan.Jari perempuan itu bergerilya. Memerangkap tulang pipinya. Barra merasa terpojok. Di bawah ciuman Celine, ia mendengar suara paraunya sendiri. Tidak masuk akal jika Barra tidak mengikuti permainan Celine.You have lips. I have lips. Let’s have some fun!Barra menekan bibir Celine semakin ke dalam. Perempuan itu bergerak gelisah akibat sentuhan lembut di garis dada dan punggungnya. Bukan tanpa sebab, Barra melakukannya. Ini sebuah tindakan refleks, begitu ia membela diri. Saat Celine mulai menelusuri dada di balik kemejanya. Barra memeluk Celine
***Celine tidak berusaha membuka percakapan diantara mereka. Belajar dari pengalaman semalam, ini merupakan kesempatan terakhir membuktikan diri pada Barra bahwa ia tidak seburuk yang disangkanya.Setelah perjalanan hampir empat puluh menit akhirnya mereka sampai pada lokasi yang ingin diperlihatkannya pada Barra. Mereka memasuki kawasan pinggir kota. Beberapa rumah besar peternakan dengan halaman luas beberapa kali di lewatinya.Celine berbelok dan menuju sebuah rumah peternakan luas bertuliskan “Hope Foundation- Rumah Singgah Remaja KDRT dan Calon Ibu Dibawah Umur”. Barra memperhatikan ada sebuah rumah yang cukup besar dengan beberapa paviliun yang mengitarinya. Lelaki itu mencoba meredam penasaran.“Ayo, turun Barra.&rdq
***Setelah Celine mengantarnya pulang. Barra kembali bersiap menjenguk ibunya yang masih di rumah sakit. Celine sempat menawarkan diri untuk menemaninya menjenguk Lenna tapi ia menawarkan agar Celine menjenguk ibunya jika sudah sampai di rumah saja.Kondisi ibunya sudah stabil. Ayahnya sedang berdiskusi dengan tim dokter menyiapkan beberapa hal yang dibutuhkan untuk keberangkatan rencana berobat ke luar negeri.“Bagaimana kabar cucuku, Barra?”“Baik-baik, Maa. Kalian sempat video call kan siang tadi?”Lenna mengangguk.“Boleh Mama minta sesuatu, Barra?” Lenna menegakkan tubuh dan Barra membantu dengan mengumpulkan bantal di belakang pungg
***Celine bingung bagaimana menjelaskan perasaannya. Saat Barra akhirnya menyetujui niatnya untuk melaksanakan pernikahan kontrak mereka. Setidaknya ada dua pihak yang akan diuntungkan dari pernikahan kontrak mereka.Pertama, Lola akan menerima setengah warisan yang memang sudah diamanatkan Alaric untuk gadis kecil itu. Sedangkan, sisa setengah warisan untuk Celine akan diserahkan pada Hope Foundation dan beberapa lembaga nirlaba lain yang bergerak di bidang sosial.Celine bukan sok suci dengan keputusannya menyerahkan warisan yang diberikan untuknya. Hanya saja, ia sudah merasa cukup dengan keuntungan perusahaan keluarga Alaric dimana namanya masih tercatat sebagai komisaris dan memegang persentase saham yang cukup tinggi.Prinsip hidup yan
***Barra tidak lagi meragukan kemampuan Ella, pengacara dan sahabat kesayangan Celine. Celine kini resmi menyandang status sebagai Nyonya Hutama atau istri sahnya. Istri kedua. Istri yang tidak pernah diusahakan olehnya tapi kemudian mendadak hadir dalam hidupnya.Seminggu terakhir kehidupan pribadinya cukup menguras waktu. Ella hanya membutuhkan tiga hari untuk mengajukan berkas pernikahan untuk Barra dan Celine. Setelah proses pemotretan foto pernikahan yang sama-sama melelahkannya, Barra hanya bisa memasang senyum palsu terbaik yang dimilikinya.Barra hanya ingin semua tahapan formalitas ini segera selesai. Celine juga sudah resmi pindah ke rumahnya dan menempati kamar di sebelah kamarnya yang terhubung dengan connecting door
***[Kamp Musim Panas Ketiga, 12 tahun lalu, Barra dan Celine berakhir tanpa pernah dimulai.]Celine menunggu sepanjang tahun untuk menyambut kamp musim panas terakhirnya tahun ini. Ia sudah menerima surat penerimaan beasiswa kuliahnya dari Universitas di Paris. Darimana Celine harus memulai menceritakan kisahnya ya? Ia dan Barra Hutama. Bukan, bukan. Belum. Kisah mereka belum dimulai.Setidaknya ia harus berterima kasih pada Ayah tirinya yang memasukkannya dalam kegiatan Kamp Musim Panas sejak tahun pertama kelas 10. Pada awalnya, Celine memang tidak terlalu menyukai kegiatan alam seperti yang ditawarkan dalam agenda kamp. Ia bahkan kehilangan novel langka kesayangannya yang berjudul Martin Eden hampir terjatuh ke jurang jika Barra tidak menyelamatkan Celine (Bab 24) saat hari mulai gelap.
***Barra menghalau gapaian tangan Celine pada lengannya. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk menanggapi drama atau pembelaan Celine terhadap masa lalunya. Wanita itu tidak perlu mengemis maaf atau penjelasan lebih banyak tentang masa lalu mereka.“Jangan sekarang, Celine. Aku harus mengantar kedua orang tuaku.”Celine mengiyakan perintah Barra. Ia dengan patuh mengekor di balik bayangannya.Barra memeluk ibu dan ayahnya. Saat Lenna Hutama melihat Celine yang sedang berdiri di ambang pintu, ibunya terlihat sangat bahagia.“Menantu kesayangan aku,” Lenna merentangkan kedua tangannya dan berharap agar suami dan anaknya memberi jalan agar ia dan Celine bisa berpelukan.