Menikahi Tuan Parson

Menikahi Tuan Parson

By:  Oyenart  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
68 ratings
36Chapters
12.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Brisia Atmadja memang sudah kehilangan akal. Demi mendapatkan "kebebasan" tanpa ragu dia menawarkan diri kepada Tuan Parson untuk memperistrinya. Ya, Theodore Maxmillian Parson, calon pewaris keluarga Parson yang merupakan saingan terbesar keluarga Atmadja. Seorang pria yang terkenal dingin dan oportunis, untuknya segala sesuatu hanya dilihat berdasarkan keuntungan bisnis. Ketika Tuan Parson setuju untuk memperistrinya, keyakinan Brisia perlahan luntur. Mampukan dia mendapatkan "kebebasan" yang menjadi tujuannya atau dia hanya berpindah dari satu sangkar emas ke sangkar emas lainnya?

View More
Menikahi Tuan Parson Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nisa Nurpasa
Yuk Baca Novel Menikahi Gadis Desa --> Sarah Larasati, terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria kota bernama Fabian Aditama. Bukan tanpa alasan ia menerima perjodohan ini, hutang sang ayah lah yang menjadi penyebabnya. Akankah Sarah hidup bahagia bersama pasangannya kelak?
2022-04-30 15:56:04
0
user avatar
youarestarsx
nice story thor jd penasaran sama kelanjutannya gimana..
2021-07-21 12:53:21
0
user avatar
th
Mr. Parson nih kelihatannya orang yang menarik yaa
2021-07-04 21:03:27
1
user avatar
ICETEA
Wawww mr.parson keliatan bgt orangnya cerdas di bidang bisnis gitu yaa. Jarang2 lho orang bisa gitu 🙈
2021-07-04 20:52:49
0
user avatar
Alvydradirgantara
Bikin geregetan sendiri. Lanjut kakk
2021-07-04 18:36:06
0
user avatar
miss.possan
bikin kesel ibu tirinya ya
2021-07-04 17:07:49
0
user avatar
Ryeonae
Uhhh gregetan bacanya.Suka kalimat terakhirnya. Musuhnya musuh adalah teman. Narasinya oke. semangat nulis Thor 😊
2021-07-04 17:04:04
0
user avatar
Scaty
Alurnya keren parah sih bikin penasaran, aku padu Thor <3 ditunggu bab selanjutnya
2021-07-04 16:56:50
0
user avatar
shunkin
Suka sama lini terakhirnya, musuhnya musuh adalah teman wagelaseh 👌 semangat nulisnya ya Thor 💕
2021-07-04 16:55:07
0
user avatar
Alvydradirgantara
Wihh keren kak. Semangat up nya
2021-07-04 16:52:39
0
user avatar
athena_vivian
Suka sama alur ceritanya, nama2 chara-nya keren
2021-06-29 08:33:23
0
user avatar
Kaitani_H
😍😍😍Lanjuttt
2021-06-08 18:35:30
0
user avatar
Lavender My Name
Semangat update kak
2021-06-07 06:37:06
0
user avatar
AnggiaFM
Bagus banget. Semangat ya kak updatenya 💪
2021-06-07 02:11:13
0
user avatar
Ayunina Sharlyn
Dewi Aphrodite? 🙃🙃😲
2021-06-06 23:24:52
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
36 Chapters
Bab 1
“Nona! Nona Brisia!”Seorang gadis turun dari mobil. Dia membanting pintu mobil dan membuka kacamata hitamnya. Matanya terbelalak melihat bangunan restoran miliknya telah di kelilingi garis kuning pertanda penyegelan.Sial! Kali ini apalagi?!Raut wajahnya terlihat panik, namun ia berusaha agar tetap terlihat tenang dihadapan para pegawai yang berhamburan mengerubunginya seolah meminta pertolongan.“Ada apa ini?!” dia mengedarkan tatapan penuh tanya, menatap secara acak wajah para pegawai dihadapannya, berharap salah satu dari mereka ada yang buka suara. “Citra! Tadi kamu yang nelpon saya ‘kan? Bisa jelasin kenapa restoran kita ditutup paksa kaya gini??”Dengan tergagap, perempuan mungil yang masih mengenakan apron cokelat itu berusaha menjelaskan, “A-anu, Non … Ta-tadi pagi waktu kami mau buka restoran, ada beberapa orang yang mengaku polisi datang, terus nunjukin surat p
Read more
Bab 2
Kejutan hari ini belum berakhir. Nyatanya Brisia tergesa-gesa ketika mendapat telepon dari rumah sakit. Dia beberapa kali menabrak orang lain ketika berlari di lorong bangunan bernuansa putih itu. Nafasnya tersengal ketika ia sampai dan membuka pintu kamar VVIP.“Bagaimana keadaannya?” tanyanya ketika melihat seorang dokter ditemani seorang perawat yang telah selesai melakukan pemeriksaan pada pasien.“Keadaannya mulai membaik setelah kami beberapa kali melakukan tindakan, Nona,” jawab dokter Garra, dokter yang sudah menangani ibu Brisia selama dua tahun terakhir.“Kenapa ibu saya bisa drop gini, Dok?” wajah khawatir terlihat jelas ketika Brisia sesekali melihat ibunya yang terbaring di ranjang.“Sepertinya karena anda mengirim bunga yang salah pagi ini, Nona.”“Mengirim bunga?” Brisia menaikkan sebelah alisnya, bingung karena pagi ini ia bahkan tak melakukan pengiriman apapun.&ldq
Read more
Bab 3
“Apa yang kamu lakukan? Kamu mau mati, hm?!” suara baritone tiba-tiba terdengar membuat Brisia terperanjat, matanya membulat ketika melihat sosok kakak tirinya berdiri di ambang pintu.“Kak Jovan?!” pekik Brisia, tangannya meremas ujung bajunya. Ia takut kakaknya akan melakukan kekerasan padanya.“Ke-kenapa Kakak ada disini? Dan kenapa ga tekan bel dulu sih?” Brisia berusaha bersikap wajar, ia tak ingin rencana pembelotannya di ketahui kakak tirinya.Pria bernama Jovan itu hanya menyungingkan senyum seraya mendekati Brisia, “Memangnya aku perlu ijinmu untuk keluar masuk tempat ini? Lagipula aku cuma mau mengecek kondisimu. Mama lagi kesel, orang suruhannya kerja ga becus, padahal cuma buat ngikutin kamu doang,” jelas Jovan yang ikut duduk di sofa beludru di samping Brisia, sementara Brisia berusaha menggeser layar laptopnya agar email yang dihendak dikirim Brisia pada Parson Group tak diketahui Jovan.Jovan,
Read more
Bab 4
Theo menyeringai dan menyeruput susu strawberrynya setelah mendengar nada khawatir dari pertanyaan Angga.“Saya menerimanya, karena dia satu-satunya anak yang sengaja di sembunyikan keluarga Atmadja. Pasti ada alasan kuat kenapa mereka menyembunyikan identitas gadis itu, dan jika dia ada di tangan saya maka itu sebuah keuntungan bukan?”Angga mengernyitkan keningnya, entah mengapa Tuannya berfikir terlalu positif untuk hal sekrusial ini.“Tapi bagaimana kalau gadis itu adalah senjata Atmadja untuk menghancurkan kita?”Sebuah senyuman tulus tercetak di wajah tampan milik Theo ketika ia menatap pintu kafe, mengingat saat beberapa detik yang lalu gadis itu pergi dari tempatnya.“Hmm … saya ga yakin, lagipula orangtua saya juga sudah mendesak saya supaya cepet menikah dan punya keturunan, bukankah ini perjanjian yang saling menguntungkan?”Sementara itu, Brisia Atmadja selaku satu-satunya orang yang lan
Read more
Bab 5
Tepat hampir tengah malam Brisia sampai di gedung apartement sederhana miliknya. Begitu ia masuk matanya membulat ketika melihat sosok ibu tirinya yang sedang duduk di sofa.“Sudah selesai main peran jadi Cinderella-nya?” tanya Anne membuat Brisia menaikkan sebelah alisnya. Anne menghempaskan nafasnya dengan kasar karena ia tak mau lagi membuang-buang waktu.“Katakan padaku kenapa kamu berani melakukan itu?” tanya Anne menatap tajam gadis yang tengah berdiri di depannya, gadis yang sangat ia benci dalam hidupnya.“Karena aku ingin menikah,” jawab Brisia dengan enteng seolah mempermainkan lawan bicaranya.“Hah! Yang benar saja! Kamu fikir aku gak tahu apa yang ada di otakmu?! Gadis licik sepertimu ga mungkin ingin menikah tiba-tiba dengan orang macam itu! Apalagi Parson Group itu kompetitor terberat kita!”Emosi Anne mulai naik, bentakannya pada Brisia menggema sampai gadis itu memejamkan matanya sekej
Read more
Bab 6
Gila. Mungkin itu adalah kata yang tepat menggambarkan karakter Theo yang mudah membuat keputusan tapi selalu menepatinya. Seperti malam ini ketika Brisia menggandeng lengan Theo yang membawanya bertemu beberapa dewan direksi perusahaan Parson Group.Ini adalah kali pertama bagi Brisia menghadiri acara makan malam khusus para pebisnis hebat. Untungnya Brisia memiliki kepribadian supel hingga ia tak kesulitan beradaptasi dengan situasi seperti malam ini.“Hallo, maaf saya datang terlambat!”Brisia membeku ketika mendengar suara pria yang familiar di telinganya, sementara itu orang-orang menyambut kehadirannya dengan ramah.“Hai Pak Jonathan! Saya kira ga bakalan datang, padahal malam ini special banget loh Pak!”Mendengar Elios menyebut nama Jonathan membuat Brisia membulatkan matanya, ia bahkan sampai berhenti mengunyah potongan daging di dalam mulutnya.“Kenapa, El? Special apanya nih?” Jonathan nampak se
Read more
Bab 7
Lantunan music jazz berjudul The Two of Us milik Seawind menggema di ruang kerja Theo. Pria yang daritadi berkutat dengan beberapa dokumen di meja kerjanya ikut asyik bernyanyi seirama dengan lagu jadul yang terkenal ditahun 80-an.Sesekali, sambil memutar pena ditangannya Theo menyahuti lagu itu dengan suara merdunya. Tak bisa di pungkiri bahwa pria bersuara husky itu juga memiliki bakat dalam bernyanyi, bermain piano serta memainkan Saxophone.Mengingat kejadian tadi pagi saat ia berhasil mengerjai Brisia sampai wajah gadis itu memerah seperti kepiting rebus membuat Theo terus mengulang lagu-lagu Seawind selama tiga puluh menit terakhir.“Tuan, sepertinya mood anda sedang baik, ya?”“Apa sih, Angga?”Theo berdalih pada pria yang berdiri di ambang pintu. Sebenarnya Angga sudah mengetuk pintu daritadi untuk mendapatkan ijin masuk, tapi suara lagu jazz membuat Theo menghiraukan ketukan pintu dari Angga.Theo menekan se
Read more
Bab 8
"Bebas dari tempat wanita tua itu, aku malah terkurung disini! Ah, sial!" umpat Brisia ketika melihat pantulan dirinya di jendela. Brisia memandangi senja dengan pandangan kosong. Wajahnya pucat karena perutnya tak terisi apapun sejak pagi. Setelah Theo pergi siang tadi, ia hanya duduk di sofa, memeluk kedua kakinya sambil menatap langit dengan berbagai pikiran negatif silih berganti. “Gimana kabar ibu, ya? Gimana caranya aku bisa keluar dari sini? Kalau aku buat ruangan ini kebakaran, apa pemadam kebakaran bisa nyelametin aku?” gumamnya. Ia beranjak dari tempat duduknya, merasa sesuatu yang basah di sofa membuat Brisia menoleh. “Ah… sial!” keluhnya ketika melihat noda darah disana. Dia sampai lupa bahwa siklus bulanannya mulai hari ini. Tak betah dengan dirinya yang kotor, Brisia memutuskan mandi, membersihkan dirinya sebersih mungkin. Tapi satu hal yang membuatnya kebingungan kali ini, “Si Tuan Muda Parson itu … ga punya pakaian dalam wanita apa ya?
Read more
Bab 9
Malu rasanya ketika membelikan pembalut dan pakaian dalam wanita sampai hujan-hujanan dan terpegoki ibu sendiri. Theo yang berada di posisi itu hanya mampu pasrah dan bersikap tenang agar ia tak gegabah.“Sial, kenapa Mama malah berkunjung sekarang?” keluh Theo sambil membilas diri dan memakai pakaian hangat, setelah ini ia harus segera menemui Mamanya dan menjelaskan keberadaan Brisia dengan benar. “Kamu mencintai gadis itu? Sungguh?” suara sopran wanita paruh baya dihadapannya mengintrogasi setelah Theo berhasil menyelesaikan penjelasannya tentang dia dan Brisia.Theo berdehem, berusaha menjawab pertanyaan yang dilontarkan Mamanya dengan baik, “Menurut Mama?”“Coba kamu ceritakan sekali lagi,” pinta Nyonya Vivian dengan suara lembut membuat anak tunggalnya tersenyum kecut.Hujan masih mengguyur Jakarta dengan deras, bahkan kini sudah hampir larut malam. Nyonya Vivian duduk di sofa ruang tamu,
Read more
Bab 10
“Dia baik-baik saja, hanya serangan panik ringan dan sepertinya dia juga belum sarapan jadi dia pingsan. Tunggu saja sampai dia siuman, Tuan. Anda bisa membawanya pergi setelah cairan infusnya habis,” jelas seorang dokter pria sebaya dengan Theo. Ya, dia adalah dokter Garra yang telah cukup lama mengenal Brisia. “Sekedar saran, Brisia kadang sulit mengontrol emosinya jadi jangan terlalu ‘mengagetkannya’, Anda paham kan maksud saya?” tanya dokter Garra seraya tersenyum, membuat Theo mengangguk. Dokter Garra ikut mengangguk dan berpamitan keluar ruangan, menyisakan Theo dan Brisia yang masih berbaring di ranjang rumah sakit. Mengetahui bahwa Brisia tiba-tiba pingsan karena tak menemukan sosok ibunya, membuat Theo bergegas menyusul Brisia dan meninggalkan aktivitas kerjaannya sejenak. Theo berdiri di samping Brisia, ia melipat tangan didada sambil memerhatikan wajah gadis di hadapannya yang pucat tanpa riasan. Perlahan kedua bola mata Brisia bergerak dibalik kel
Read more
DMCA.com Protection Status