Share

Bab 8

Author: Liazta
last update Last Updated: 2024-05-15 21:43:11

Sudah 10 hari, namun rasa sakit di kakinya tidak juga hilang, hingga Eliza kesulitan berjalan.

"Eliza," panggil seorang pria.

Eliza tidak yakin ketika mendengar ada yang memanggil namanya. Namun tetap saja dia menghentikan langkah kakinya serta menoleh ke belakang.

"Hai, bagaimana kabar kamu?" Tanya pria dengan gaya sok akrabnya.

"Baik," jawab Eliza yang sedikit tersenyum.

"Masih ingat dengan saya?" Dokter berwajah manis itu tersenyum ramah dan bertanya.

"Dokter," jawab Eliza. Meskipun malam itu kondisinya sangat buruk, namun Eliza tidak bisa melupakan sang dokter yang sudah berusaha menyelesaikan anaknya.

"Iya, saya dokter Rizki, senang bisa berjumpa dengan kamu lagi. Bagaimana kondisi kaki kamu?" Dokter itu bertanya dan memandang kaki Eliza.

Saat Eliza lewat di depannya, dia sangat mengingat wanita muda tersebut. Rizki memanggil Eliza karena dia melihat wanita itu berjalan sambil menyeret kakinya.

"Masih sakit dok, mungkin sebentar lagi sehat." Eliza tersenyum dan memandang ke a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (263)
goodnovel comment avatar
Sinta Faut
lanjut ceritanya menarik
goodnovel comment avatar
SENJA DIHATI
bagus dan menarik
goodnovel comment avatar
Muslina Arman
weiiii kenapa bacaan ku berundur, dah jauh sangat baca, beli join lagi, tiba2 undur d sini pulak. sayang nya dah beli join 400
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 562

    Albert menatapnya tanpa berkedip. Senyum tipis muncul di wajahnya, bukan senyum menggoda seperti biasanya, melainkan senyum hangat yang jarang sekali terlihat. Diluar dugaannya, Aruna justru mengaku perasaannya sendiri.Ia mengulurkan tangan, perlahan menurunkan tangan Aruna yang menutupi wajahnya. “Jangan tutupi wajahmu. Aku ingin melihatmu saat kamu jujur.”Aruna terpaksa menatapnya lagi, meski matanya bergetar. “Jangan… jangan tertawakan aku, ya.”“Aku tidak akan menertawakan mu,” jawab Albert mantap. Ia lalu mencondongkan tubuhnya sedikit, jarak wajah mereka semakin dekat. “Karena kenyataannya… aku juga merasakan hal yang sama.”Aruna membeku. Matanya membesar, napasnya tercekat. “Ka-kamu… apa?”“Aku suka sama kamu, Aruna.” Suara Albert dalam, tenang, tapi penuh ketulusan. “Sejak awal ksmu sudah tahu perasaan ku, tapi kamu terlalu pandai berpura-pura tidak tahu. Malam ini… kita membohongi perasaan sendiri."Aruna nyaris tak bisa menahan air matanya. Rasa lega, bahagia, dan terkeju

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 561

    Suasana di dalam mobil kian hening, hanya terdengar suara mesin yang berdengung halus dan musik jazz lembut yang mengalun pelan dari speaker.Aruna memberanikan diri menggeser duduknya sedikit lebih dekat ke Albert. Ia pura-pura merapikan gaunnya, padahal sebenarnya ingin lebih dekat dengan pria itu.Albert melirik sekilas, sudut bibirnya terangkat. “Apa kamu selalu segugup ini saat bersamaku?” tanyanya, nada suaranya terdengar santai tapi penuh godaan halus.Aruna buru-buru menggeleng, tapi wajahnya sudah merah padam. “A-aku nggak gugup… cuma… yah, aku belum pernah seperti ini sebelumnya.”“Seperti ini?” Albert mengulang, kali ini tatapannya tajam ke mata Aruna.“Pergi makan malam… denganmu.”Albert terdiam sebentar, lalu kembali tersenyum samar. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangkat tangan Aruna dan menyelipkan jemari gadis itu lebih erat ke dalam genggamannya. “Kamu tidak perlu gugup. Malam ini, cukup jadi dirimu sendiri.”Aruna hampir tidak bisa bernapas. Kata-kata sederha

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 560

    Jarum jam menunjuk tepat ke angka tujuh. Aruna masih berdiri di depan pintu dengan wajah frustasi. Tangan kirinya sibuk memainkan gelang berlian di pergelangan, sementara tangan kanan menekan layar ponsel yang kosong dari kabar. “Ya ampun… apa aku ditinggal beneran? Masa aku sudah dandan kayak Cinderella, tapi Pangerannya nggak datang?!” gumamnya sambil hampir menangis. Detik berikutnya—tok… tok… tok. Ketukan pelan di pintu apartemen membuat jantungnya hampir meloncat keluar. Aruna sampai menahan napas, matanya membelalak. “Ja-jangan bilang… itu….” Ia berlari kecil, hampir tersandung gaun panjangnya, lalu dengan gugup membuka pintu. Dan di sanalah, sosok tinggi dengan jas hitam elegan berdiri. Wajah Albert tenang, tatapannya tajam, dan senyum tipis terukir di sudut bibirnya. “Maaf terlambat,” ucap Albert singkat, padahal jam di dinding baru saja berdenting menandai pukul tujuh. Tepat waktu. Aruna terdiam. Matanya berkilau seakan-akan semua perhiasan yang ia pakai kalah terang di

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 559

    Malam itu kamar terasa lebih hangat dari biasanya. Eliza baru saja memastikan Violet dan Jasmin pulas di ranjang kecil mereka masing-masing, sementara Noah sudah terlelap di kamarnya. Saat anak-anak sudah tidur, rumah terasa begitu tenang, seperti hanya menyisakan dunia kecil untuk Nathan dan Eliza berdua.Ketika menutup pintu kamar, pandangan Eliza langsung bertemu dengan Nathan yang duduk di tepi ranjang. Senyumnya tipis, tapi sarat makna. Ada bahasa rindu di matanya, yang tak butuh kata untuk menjelaskannya.“Sweetheart…” panggilan itu lirih, namun suaranya dalam dan penuh kerinduan.Eliza melangkah mendekat. Belum sempat duduk, tubuhnya sudah ditarik ke dalam pelukan hangat suaminya. Pelukan itu erat, seolah Nathan takut istrinya menghilang jika dilepas.“Aku kangen sekali sama kamu,” bisiknya serak.Eliza tersenyum lembut, membalas pelukannya sambil membenamkan wajah di dada bidang Nathan. “Liza juga rindu, hubby… rasanya seminggu ini panjang sekali.”Nathan mengusap lembut rambu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 558

    Pintu apartemen menutup pelan, meninggalkan keheningan yang menekan dada. Aruna berdiri mematung di ruang tamu, matanya tak lepas dari pintu yang baru saja dilalui Albert.Entah kenapa, hatinya terasa begitu sesak. Tatapan Albert tadi... dingin. Bukan lagi hangat seperti biasanya. Seolah ada kecewa yang disembunyikan pria itu.Dengan langkah pelan, Aruna menuju sofa. Ia duduk tepat di tempat Albert tadi, lalu menatap koper besar di depannya.Tangannya bergetar ketika menyentuh resleting. “Oleh-oleh... untukku?” bisiknya, bibirnya bergetar tapi matanya berbinar.Begitu koper terbuka, matanya langsung membelalak. Kotak-kotak perhiasan tertata rapi di dalamnya. Ia membuka salah satunya, dan saat itu juga ruangan temaram dipenuhi kilau cahaya berlian biru yang begitu besar.“Ya ampun! Ini kayak yang di drama-drama Korea itu, lho! Masa iya aku beneran kayak cewek-cewek cantik yang tiba-tiba dikasih kalung miliaran?” Aruna sampai menutup mulutnya sendiri, takut teriakannya kedengaran tetang

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 557

    Albert menaruh kopernya di ruang tamu apartemennya. Alih-alih beristirahat, ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti pakaian.Tubuhnya terasa sangat lelah dan lengket setelah seharian penuh berkutat dengan urusan bisnis di Jepang. Begitu semua selesai, ia langsung terbang pulang ke Jakarta bersama Nathan tanpa membuang waktu.Kini Albert mengenakan pakaian santai. Kaos polos dan celana pendek selutut. Penampilannya tampak segar, seolah lelah perjalanan panjang hilang begitu saja.Ia berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya, lalu menyemprotkan parfum ke bajunya. Setelah yakin dirinya cukup rapi dan menarik, Albert keluar dari apartemen dengan menyeret koper besar. Langkahnya berhenti tepat di depan pintu apartemen Aruna.Dengan sekali tekan bel, pintu segera terbuka. Albert sedikit terkejut, sebab biasanya Aruna membutuhkan waktu untuk membukakan pintu. Seolah kali ini wanita itu memang sudah menunggu di baliknya.“Boleh masuk?” tanyanya sambil mengangka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status