Home / Romansa / Menjadi Ibu Susu / 8. Berdebar 2

Share

8. Berdebar 2

last update Last Updated: 2022-02-20 22:07:49

Pak, maaf Bik Momo harus pulang, anak Bik Momo yang kecil masuk rumah sakit." ujar Bik Momo pagi ini saat Riswan sedang sarapan. 

"Waduh, sakit apa, Bik?" tanya Riswan khawatir.

"Demam berdarah, Pak." jawab bik momo

"Oh gitu, oke Bik. Biar saya antar ke terminal berhubung searah dengan kantor saya. " ucap Riswan sambil menghabiskan sisa sarapannya.

Ros mengantar Bik Momo dan Riswan ke depan dengan menggendong Melati. 

"Ros, titip bapak dan Melati dulu ya, bibik ga lama kok, begitu Bagus sehat, bibik segera ke Jakarta lagi." ucap Bik Momo menatap wajah Ros.

"Siap Bik, Melati janji akan jadi anak baik, ya kan, Nak?" Ros berujar ke arah Melati

"Paling yang bawel, itu tuh yang gede." ujar Ros sambil berbisik kepada Bik Momo.

"Huusstt ntar bapak denger lho." sahut Bik Momo sambil tersenyum.

Riswan dan Bik Momo berpamitan pada Ros dan juga Melati. Hari ini Riswan membawa mobilnya ke kantor karena harus mengantar Bik Momo dulu ke terminal. Setelah mobil Riswan keluar dari pagar, Ros melihat ada tukang sayur yang kebetulan lewat di depan rumahnya.

"Bang, sayur!" teriak Ros dari teras. Cepat Ros memakai sendal lalu berjalan keluar pagar sambil menggendong Melati dengan kain batik.

Ros memilih-milih sayur dan ikan apa yang akan dimasak besok.  Akhirnya Ros memutuskan untuk memasak sop iga dan sambal goreng kentang. Seorang ibu-ibu tetangga Riswan, ikut menghampiri tukang sayur tersebut.

Ros dan ibu itu saling berpandangan lalu keduanya tersenyum.

"Istri Riswan yang baru ya?" tanya ibu paruh baya itu pada Ros.

"Eh...itu..." Ros tergagap menjawab pertanyaan dari tetangga Riswan.

"Selamat ya, Mba. Semoga sakinah maw*ddah, w* rohmah. Sayangi Melati sebagaimana anak Mba sendiri." ujar si ibu dengan lembut. Ros hanya melongo tidak bisa menyahut.

"Tapi saya bukan istri Pak Riswan, Bu. Saya hanya babysitter." terang Ros dengan jelas, agar tidak ada yang salah paham dengan posisinya.

"Eh, maaf Mba, saya kira ibu baru Melati, soalnya cantik. Mirip lagi sama Melati." ucap ibu tetangga sambil menyeringai.

"Berati jomblo, Neng?" sela Mamang sayur yang sedari tadi mendengar percakapan Ros dan juga ibu tersebut.

"Kalau jomblo, saya mau daftar." sambung si Mamang sayur lagi tanpa merasa berdosa. Ros dan si ibu saling pandang kemudian tertawa.

"Mang, kalau sakit, mending berobat ya." sahut Ros sambil meninggalkan mamang sayur dan si ibu yang tertawa mendengar ucapan Ros.

****

Hanya Ros berdua dengan Melati di rumah, pekerjaan rumah sudah selesai. Bik Momo sempat masak dulu tadi sehingga Ros tidak perlu memasak hari ini. Hanya bermain-main dengan Melati yang sudah pandai berbolak balik sendiri. 

Pertumbuhan Melati sangat baik berat badannya naik empat kilogram diusia hampir tiga bulan. Kini Melati memiliki berat badan 7 kilogram, pipinya gembul, wajahnya bundar mirip almarhumah Annisa, ibunya. Lagi Ros memandangi Melati dengan takjub.

"Aku sangat menyayangimu, Nak." gumam Ros sambil mencium lembut pipi gembul Melati.

****

"Hei bro." sapa Cello saat bertemu Riswan di kantor sore ini.

"Wah apa kabar, bro?" tanya Riswan sambil berjabat tangan.

"Sehat, lu pa kabar?" tanya Cello balik.

"Gimana Viona bagus kerjaannya?" tanya Cello setengah berbisik.

Riswan terperangah, tidak menyangka Cello bertanya soal Rosmala.

"Ohh...itu, iya bagus tak ada kendala." ucap Riswan kagok.

"Kira-kira sampai kapan bro dia bantuin lu di rumah?" tanya Cello lagi.

"Mmhh gue masih belum tau sih yang jelas sampai anak gue udah ga asi." ucap Riswan sekenanya.

"Eemmm... kalau gue pinjem Viona bentar, boleh ga?" tanya Cello sambil memperhatikan reaksi Riswan.

Tenggorokannya tercekat mendengar ucapan Cello. Membuat Cello tersenyum curiga.

"Yah ga bisa bro, anak gue ga bisa jauh dari Viona." ucap Riswan serius.

"Anak lo apa lo yang ga bisa jauh dari dia?" goda Cello.

Riswan memutar bola mata malasnya. Tidak mungkin diakan yang tidak bisa jauh dari Ros? Cello memang aneh. Riswan bermonolog.

Dada Riswan berdebar bila mengingat perkataan Cello. Tidak, tidak! Tidak mungkin dirinya yang keberatan.

Bep...bep...

Pesan W* masuk, Riswan membacanya tepat berhenti saat lampu merah.

Rosmala 

Pak, susu saya habis.

Ayah Melati

Oke.

"Lelaki yang sangat kaku, kayak robot. Laki-laki begitu di ranjang kaku jugakah? Ish...Rooos, gak boleh berpikiran mesum!" gumam Ros dalam hati sambil memandangi punggung Melati yang sedang 

terlungkup saat ini.

Setengah jam kemudian, terdengar suara pagar di geser lalu mobil terparkir di garasi. Ros bergegas membuka pintu.

"Assalamualaikum." ucap Riswan saat masuk.

"W*'alaykumussalam." jawab Ros sambil menyunggingkan senyum manisnya.

Riswan ikut tersenyum tipis kepada Ros lalu masuk ke rumah.

"Melati di mana Ros?" tanya Riswan sambil menyerahkan kantong berisi susu ibu menyusui untuk Ros.

"Ada di kamar saya, Pak. Sudah tidur." ucap Ros sambil menutup pintu kembali dan menguncinya.

"Ohh gitu ya udah saya masuk dulu." ucap Riswan masuk ke dalam kamarnya.

Ros menyiapkan teh hangat dan sepiring nasi beserta lauk pauk untuk makan malam Riswan, dia menatanya di meja makan.

Tok...tok... 

"Pak makanannya sudah di meja ya." ucap Ros dari balik pintu kamar Riswan.

"Ya ." terdengar jawaban Riswan dari dalam kamar.

Riswan menghabiskan makanannya lalu duduk di depan TV, tumben waktu terasa lambat baru jam 9 malam dan Riswan belum mengantuk. Matanya melihat ke arah kamar Ros. Pintu kamar terbuka, Ros muncul dari pintu hingga keduanya saling pandang. 

"Ehh...anak ayah sudah bangun." ucap Riswan menghindari rasa gugupnya saat bertemu pandang dengan Ros tadi.

"Iya ayah, aku kangen cama ayah, mau main cama ayah dulu." ucap Ros menirukan suara anak kecil dan menyerahkan Melati ke tangan Riswan.

Sontak kalimat tersebut membuat dengkul Riswan lemas dia duduk sambil menggendong Melati.

"Saya cuci piring dulu ya pak, jangan kangen." ucap Ros menggoda sambil nyengir lalu pergi menuju dapur.

Riswan tertegun dan sserrrr...,  dada Riswan kembali bergemuruh. Dia merasa terganggu dengan kalimat Ros tadi. Apalagi di rumah hanya tinggal mereka bertiga tanpa Bik Momo.

Ros tersenyum puas.

"Emmm...baper dah, baru juga diledek sedikit. Apa lagi gue smackdown di ranjang?" gumam Ros pada cucian piringnya. 

"Lagian aneh banget seharian ini canggung banget, apa mungkin karena kami hanya bertiga saja di rumah ya?" tanya Ros kembali pada cucian piringnya. 

"Seperti keluarga harmonis." gumam Ros dengan wajah memerah.

"Aih...aih... Ros, menghayal teruus.  Piring kotor udah melambai tuh." Ros berkata pelan pada dirinya sendiri lalu tertawa kecil.

"Ros." panggil Riswan.

"Ya pak, sebentar." jawab Ros.

Wanita itu menghampiri Riswan "Ada apa, Pak?" 

"Saya mau istirahat, kamu nemenin Melati ya." ucap Riswan dengan mata mulai merah tanda mengantuk.

"Sini, Pak." Ros melebarkan tangannya hendak menggapai Melati.

"Cium aku dong papa." ucap Ros menirukan suara anak kecil.

"Rooooss." suara Riswan meninggi kepalanya pening mendengar perkataan seperti itu.

"Ya ampun, Pak. Ini lho maksudnya cium Melati, bukan cium saya. Hahahaha...emang mau cium saya?" tantang Ros sambil terbahak.

"Mau cium pipi atau bibir? Nih...nih...!" Ros mendekatkan pipinya pada Riswan sambil tertawa.

****

Senang banget kalau yang baca banyak. Terima kasih semua. Lanjut besok lagi ya, jangan lupa klik tanda bintang lima dan klik gem untuk novel ini. Terima kasih

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Susu   32. Happy Ending

    Ros tidak berani keluar rumah, sejak tahu ada Ken yang pindah di depan rumahnya. Pukul sembilan pagi, biasanya dia selalu berdiri di samping tukang sayur, memilih aneka sayur mayur untuk menu masakan esok hari. Namun, karena rasa takut dan khawatir bertemu Ken, maka ia memutuskan untuk berdiam diri saja di dalam rumah sambil menemani Melati bermain dan melatih Melati berbicara.Bik Momo yang diminta oleh Ros untuk berbelanja di tukang sayur langganan mereka.DrrtDrrtPapa Sayang["Awas loh, Ma. Gak boleh ngintip tetangga."]Ros tergelak membaca pesan dari suaminya. "Ada-ada saja," gumamnya sambil menggelengkan kepala.["Ngapain ngintip? Masih lebih keren lagi suami aku."]Balas Ros ditambahi emot gambar hati.["Papa gak tenang nih. Apalagi tadi Bik Momo bilang perutnya gak kayak badut."]Ros kembali tergelak. Pikirannya melayang pada perut buncit suaminya yang semok nan manja, dan selalu saja beradu dengan pe

  • Menjadi Ibu Susu   31. Kue dari Mantan

    Ros sudah kembali bersama Bik Momo dan Riswan ke Jakarta. Sudah memulai hari seperti biasa. Riswan berangkat ke kantor pukul tujuh pagi, lalu kembali ke rumah en sore. Jabatan yang sekarang ia emban, membuat dirinya cukup sibuk di hari kerja. Namun, Riswan selalu berusaha meluangkan waktunya di hari sabtu dan minggu.Ros juga menjalani perannya dengan baik, sebagai istri sekaligus ibu sambung bagi Melati. Pagi hari, adalah jadwalnya Ros jalan pagi ditemani oleh Riswan. Seperti pagi ini, keduanya tengah berjalan santai sambil menggerakkan tangan, ke kanan dan ke kiri. Riswan sesekali berlari kecil di sekitaran taman komplek, yang lahannya berbentuk kotak. Sedangkan Ros menyusul sambil berjalan santai.Kehamilannya yang memasuki usia lima bulan tak membuat Ros kepayahan, justru ia sangat menikmatinya. Justru Riswanlah yang cukup payah, karena selalu saja harus ada mangga dan nanas di rumah. Riswan juga beberapa kali muntah di pagi hari. Namun, tetap bisa beraktifit

  • Menjadi Ibu Susu   30. Siapa Ken?

    Riswan, Melati, Ros, dan juga Bik Momo berada di tol menuju Bandung. Kediaman orang tua Riswan. Perjalanan cukup panjang karena ini akhir pekan. Lalu lintas begitu padat, penat di dalam kendaraan sudah pasti. Namun, semua tidak terasa karena Ros terus saja bernyanyi menghibur penumpang di dalam mobil. Ros juga membawa bekal rujak kedondong dan jambu air. Ada juga buah jeruk untuk Melati. Selakn suka buah jeruk, Melati juga menyukai jambu air manis yang berukuran besar. Ros membiarkan Melati makan sendiri buah-buahan yang dibawa. Tak mengapa mulut dan pakaiannya berantakan dan kotor, asal Melati senang dan mandiri. Tidak selalu harus disuapi saat makan sesuatu.Ros menyuapi Riswan buah jeruk, jambu air, dan juga kedondong. Riswan menolak, karena perutnya masih kenyang, "bunda saja yang makan sama Melati, papa kenyang," kata Riswan saat membuang wajahnya saat akan disuapi buah jambu air oleh Ros."Tapi kata anaknya di perut,

  • Menjadi Ibu Susu   29. Masih Suasana Pengantin Baru

    Selamat membaca yang manis-manis kayak othor??21+****Dua hari setelah Riswan terjatuh dari motor, lelaki itu masih memilih untuk beristirahat di rumah. Tubuhnya lemas tak bertenaga, makan pun tidak berselera. Luka lecet di siku tangan dan kakinya hampir sembuh, tinggal memulihkan rasa pegal dan sakit di seluruh sendinya.Riswan benar-benar malas bergerak, sehabis sholat shubuh ia yang biasanya berolah raga pagi, berlari kecil mengelilingi komplek, kini lebih memilih melanjutkan tidurnya kembali. Ros dan Bik Momo sampai kebingungan dengan sikap Riswan yang berubah menjadi aneh dan lebih manja."Mas, Mama sudah buatkan nasi goreng. Makan yuk!" ajak Ros sedikit mengguncang tubuh suaminya yang masih berpelukan erat dengan guling."Mas," panggilnya lagi. Namun Riswan diam saja, nafasnya berhembus teratur, begitu nyenyak dan nyaman terlihat mata.CupRos mengecup pipi sang suami, lalu berpindah mengecup bibir. Lelaki itu akhir

  • Menjadi Ibu Susu   28. Malam Pengantin yang Panas

    Mereka masih bergulung di dalam selimut, padahal adzan shubuh sudah berkumandang merdu, memanggil ummat muslim agar segera bangun dan melaksanakan sholat wajib dua rakaat. Riswan masih memeluk erat tubuh sang istri yang begitu hangat dan menenangkan. Masih di balik selimut, keduanya bertubuh polos. Aktifitas semalam yang sangat luar biasa membuat keduanya baru terlelap pukul dua dini hari. Padahal ini adalah bulan kedua mereka menikmati peran suami dan istri. Namun rasanya selalu seperti pengantin baru. Ros mampu memanjakan sang suami, hingga lelaki itu tak berdaya sama sekali di atas ranjang. Lelaki itu berkali-kali mengaduh penuh senang atas kelihaian Ros di atas ranjang, sehingga dapat dipastikan dalam sepekan mereka akan melakukannya setiap hari selama dua bulan ini. Libur hanya pada saat Ros datang bulan saja, itu pun Riswan merengek meminta Ros agar buru-buru mandi hadas besar. "Sayang," panggil Riswan membangunkan Ros sambil mencium pundak polos istrinya

  • Menjadi Ibu Susu   27. Hore... Sah!

    Part ini khusus usia matang ya. Bagi yang belum matang, atau yang masih mentah diharapkan jangan baca part ini, bisi hayang kawin??. Buat yang kematengan sampe lembek juga jangan baca, karena semangat boleh membara, namun apalah daya, tenaga tak dapat berjuang sudah.??Intinya anak kecil jangan baca, nenek, dan kakek yang sudah bernafas setengah-setengah juga jangan baca.?Hancur pokoknya, eh... mature maksudnya 21+ ?****Tepat dua minggu setelah Riswan menemukan Ros, mereka melangsungkan pernikahan, hanya saudara terdekat dan sahabat yang hadir. Orangtua Riswan akhirnya memberikan restu begitu juga dengan ibu dan adik Ros yang sangat gembira, akhirnya Ros menemukan lelaki yang mencintainya. Riswan beserta keluarganya menuju Masjid Kubah Mas yang berlokasi di Depok. Ada empat iring-iringan mobil yang membawa mereka semua ke sana. Ros beserta ibu, Satria, Bik Momo dan Pak Asep berada di mobil lain, tepatnya berada di belakang mobil Riswan.Ac

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status