Riswan mencoba memejamkan matanya, namun gagal. Dia membuka ponselnya lalu melihat foto-foto almarhum istrinya Annisa. Riswan tersenyum tipis.
"Sayang aku merindukanmu." ucap Riswan pada foto istrinya dengan mata berkaca-kaca. Riswan mencium foto tersebut. Annisa wanita sholeha adalah teman Riswan semasa kuliah dan Riswan sangat mencintainya.
Annisa mengalami pendarahan saat melahirkan bayi Melati secara cesar. Peristiwa itu membuat Riswan sangat terpukul dan hampir kehilangan semangat hidup. Namun dia harus kuat karena ada Melati yang harus dia jaga. Riswan merasa sangat bersyukur karena wajah Melati sangat mirip dengan Annisa.
"Semoga Allah memberimu surga istriku." gumam Riswan lagi sambil mencium foto istrinya lalu tertidur.
Tok..tok..
"Pak, shubuh." panggil Ros dari balik pintu membangunkan Riswan.Ini hari ketiga di rumah tanpa Bik Momo karena anaknya masih dirawat.
Tak ada jawaban dari dalam. "Pak." panggil Ros lagi demgan suara
Hari sabtu pagi cuaca begitu cerah. Riswan bersiap membawa Melati berjalan-jalan di sekitaran komplek dengan stroller bayinya."Hati-hati ya sayang," ucap Ros mencium pipi Melati, lalu Ros memasukan Melati ke dalam stroller bayinya.Ting..ting..ting...Suara ponsel Ros berbunyi."Pak, saya ke dalam dulu, ponsel saya bunyi." Ros mengangguk pamit lalu masuk ke dalam."Siapa yang meneleponnya sepagi ini?" tanya Riswan dalam hati."Ahh ... untuk apa peduli juga," gumamnya lagi sambil berjalan keluar mendorong Melati.Satu setengah jam berlalu, Riswan pulang dengan membawa tiga bungkus nasi kuning dan beberapa gorengan."Ros," panggil Riswan.Ros keluar dari kamarnya sudah rapi dengan kaos dan celana bahan."Eh sudah pulang, Sayang. " Ros datang menghampiri Riswan sambil tersenyum mengangkat Melati dari stroller."Please Ros, saya ga suka dengar kata-kata seperti itu!" ucap Riswan tegas."Ya salam, kesamb
Melati sudah cantik dengan baju dress pink motif bunga sepatu, dengan bando pink menghias di rambut Melati yang sudah mulai lebat. Bik Momo menggendong Melati. Tidak lama, Ros pun keluar dari kamar menggunakan dress di bawah lutut berwarna pink mirip baju Melati. Dengan rambut terurainya yang disisir rapi serta tak lupa bibir seksi milik Ros yang disapu lipstik berwarna pink tua."Wah, Rosmala...cantik banget sih." puji Bik Momo sambil tersenyum."Iya atuh, Bik. Kalau ganteng namanya bukan Rosmala, tapi Riswan. Hihihihi..." kekeh Ros diiukuti oleh Bik Momo.Riswan menoleh ke arah Ros dan melihat penampilan Ros sangat cantik malam ini. Riswan melongo. Jujur, wajah Ros itu cantik. Saat tidak berdandan saja bisa membuat Riswan beberapa kali terpesona. Apalagi dandan begini? Mulut Riswan bahkan setengah terbuka, karena begitu terpesona dengan Ros."Cantikkan, Pak?" tanya Bik Momo pada Riswan, membuat lelaki itu sedikit tergagap."Mingkem, Pak! Mu
Minggu pagi di Bandung udara terasa dingin, keluarga Riswan sedang menikmati sarapan. Ibu Riswan dibantu Bik Momo dan Lasmi membuat nasi goreng dan siomay.Ros banyak diam, tidak bersemangat sambil menggendong bayi Melati. Ros memilih duduk di pinggir kolam ikan koi, melamun sendu. Tak sanggup rasanya membayangkan Melati mempunyai ibu baru dan dia pasti tidak dibutuhkan lagi."Hhhhhmmm..." Ros menghela nafasnya kasar."Melati, meskipun nanti punya mama baru, Melati ga boleh lupa sama Bude mama ya? janji ya? Sini bude mama peluuuk." Ros berucap lirih kepada Melati sambil memeluknya dengan sangat erat, tak terasa air mata kembali membasahi pipi Ros.Ros tak sadar di belakang ada Riswan yang sedari tadi berdiri di sana mendengar apa yang diucapkan oleh Ros.Riswan menatap sayu pundak Ros, dia sangat paham bahwa wanita sewaannya ini dengan sepenuh hati menyayangi dan mengurus putrinya. Bagaimana dia bisa mengartikan sendiri perasaanya saat Ros memelukn
Ros berbaring di kamarnya ditemani bayi Melati yang bertambah montok. Bayi perempuan itu sedang memainkan mainan bunyi-bunyian. Hari ini masuk bulan kelima Ros bekerja di rumah Riswan, hatinya sudah menyatu dengan Melati dan rumah ini.Riswan sedang duduk di depan televisi sambil menonton film romantis. Saat masih ada almarhumah istrinya, mereka suka nonton berdua, karena sama-sama penyuka genre film romantis. Ros melewati ruang televisi untuk ke dapur dan membuat susu."Film apa itu, Pak?" tanya Ros yang tiba-tiba berhenti dan memperhatikan film yang sedang diputar.Riswan kaget, lalu menoleh ke asal suara."Ohh, ini judul filmnya First kiss," sahut Riswan ringan."Oo ..." mulut Ros membentuk huruf O."Artinya apa tuh, Pak?" tanya Ros pura-pura bloon."Ciuman pertama Ros," sahut Riswan dengan jujur, sambil membetulkan letak kacamatanya.Ros menyeriingai, "ciiee, Bapak udah kangen yaa pengen dicium," goda Ros dengan dagu yang m
Keadaan rumah sudah hening, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam, Bu Nurmi dan Bik Momo sudah tidur, tinggal Riswan yang masih gelisah sudah tiga hari diabaikan oleh Ros, sedangkan Ros, masih asik menyusui Melati yang belum ingin tidur.Riswan tak tahan lagi dengan sikap Ros, dia keluar kamar lalu mengetuk pintu kamar Ros.Tok! Tok!"Ros, buka pintunya!" pinta Riswan dengan suara setengah berbisik takut ibunya terbangun.Ros membuka pintu, Riswan langsung nyeruduk masuk lalu menutup pintu."Ett...siapa nih Melati yang datang bertamu malam-malam?" tanya Ros pada Melati seolah-oleh mereka kaget dengan kehadiran Riswan."Ehh itu saya mau melihat Melati," sahut Riswan asal, lalu menghambur ke kasur untuk mengangkat Melati dan menggendongnya."Anak Papa, aduh papanya kangen banget," ucap Riswan sambil mencium gemas pipi Melati yang sangat montok.Ros tersenyum tipis melihat tingkah Riswan sambil merapikan beberapa
Demi menghargai ibunya dan Sella, akhirnya Riswan memutuskan untuk mengajak Sella untuk makan di luar.Ros mengintip dari jendela kepergian Riswan. Masih dengan Melati dalam gendongannya. Hatinya sangat sakit dan terbakar api cemburu. Namun ia menggeleng-gelengkan kepala. Ia menegaskan, bahwa ia bukan siapa-siapa."Tak boleh Ros, kamu harus tahu diri kamu siapa dan asal kamu dari mana," lirihnya mengingatkan hatinya.Ros mengambil hp lalu mengirim pesan WA kepada Daren."Ren, sepertinya aku mencintainya.""What? Maksud lo sama Riswan?""Iya.""Ya ampun Ros, benarkan kata gue hati-hati lu terpesona sama laki-laki baik kayak Riswan.""Trus dianya gimana?""Kayaknya sih ngga, hehehe sekarang orangnya lagi pergi dengan wanita lain. Wanita baik-baik yang dijodohkan ibunya.""Rooosss...sini aku peluk."Ros menangis membaca pesan dari Daren."Gue sedih ren."Ros menangis sesegukan dalam diam meny
Riswan mematut diri di depan kamar Ros. Dia berharap ini hanya mimpi. Tetapi saat dia menampar wajahnya, barulah dia sadar semua ini nyata. Wanita yang selalu di kamar ini, begadang siang malam hanya untuk menyusui anaknya dengan penuh suka cita, sudah tidak ada lagi.Air matanya menggenang, "ya Allah, kenapa dengan diriku?" lirih Riswan dengan suara bergetar. Bik Momo ikut meneteskan air mata melihat majikannya yang termenung di depan kamar Ros, dirinya juga tengah sibuk menenangkan Melati yang masih menangis sesegukan.Riswan memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Ros, matanya menyapu setiap sudut kamar, lalu matanya tertuju pada kotak kecil yang telah dibungkus kado bermotif polkadot hitam putih.Riswan tak sabar membuka bungkusan kado tersebut dengan penasaran, kemudian membuka sacarik kertas yang menempel pada kotak berwarna coklat.Pak R
Malam ini Melati rewel sekali dan badannya sedikit hangat. Tepat setelah satu bulan kepergian Ros."Bik, apakah Melati sudah diberikan obat penurun panas?""Sudah, Pak. Tetapi masih anget dan rewel banget," sahut Bik momo sambil terus berusaha menenangkan Melati."Maaaaamammaa...mmaaammmaa...," celotehan Melati terdengar jelas.Bik Momo tertunduk menghapus air matanya, ia tahu kalau Melati sangat merindukan Ros. Sedangkan Riswan hanya bisa diam, ia pun sama merindukan Ros, bahkan dadanya terasa penuh bila kembali mengingat saat-saat kepergian Ros."Sini, Bik! Biar saya bawa ke kamar Ros, sambil liatin video Ros," ujar Riswan sambil mengambil alih Melati dari gendongan Bik Momo."Bibik tidur saja duluan, siapa tahu nanti malam kita harus gantian menjaga Melati." Bik Momo mengangguk paham, lalu berjalan ke belakang menuju kamarnya. Sedangkan Riswan