Share

Dasar sinting!

Author: icher
last update Last Updated: 2021-11-04 23:40:55

Mike sudah menunggu di depan kampus dengan mobil baru, yang tidak terlalu mencolok. Meski begitu, mobil sport yang di bawa Mike saat ini masih terbilang mewah. Karena hanya ada seratus unit di dunia. Setidaknya, Olivia tidsk terlalu risih seperti menaiki mobil yang hanya ada tiga unit di dunia itu.

Saat Mike melihat Olivia keluar dari gerbang kampus, ia segera keluar untuk membuka kan pintu mobil.

Olivia sedang bersama Tristan saat ini. Saat melihat Mike sudah menunggunya, Olivia menjadi sangat gugup.

"Olive, apa kau mendengar yang baru saja kukatakan?" Pertanyaan Tristan membuat Olivia semakin gugup.

"Em.. itu, bagaimana jika kita pergi lain kali saja? Ada hal penting yang harus kukerjakan sekarang!" Olivia tidak tau harus berbuat apa saat ini.

"Tapi, aku sudah memesan tiket untuk sore ini. Apa kau lupa, film ini hanya di tayangkan satu kali di bioskop." Tristan memegang tangan Olivia.

"Aku benar-benar tidak bisa kali ini, aku harus pergi sekarang. Aku akan menghubungimu nanti saat semua sudah selesai." Olivia melepaskan tangannya dari genggaman Tristan.

Mike menatap tajam pada Tristan. Karena hari ini masih dalam batas toleransi yang di berikan Albert pada Olivia, maka Mike tidak melakukan tindakan apa-apa saat melihat kejadian tadi.

"Baik lah. Aku mengerti. Mungkin lain kali kita bisa menonton film yang lain." Tristan tersenyum sambil mengusap kepala Olivia. Lalu, mengecup keningnya. Olivia hanya tersenyum tipis.

"Aku akan pergi sekarang." Ucapnya sambil melambaikan tangan pada Tristan. 

Dengan heran, Tristan menatap mobil yang di naiki Olivia. Juga menatap pada Mike. "Sepertinya, aku belum pernah melihat mobil atau sopir itu bekerja pada keluara Olivia. Mungkin ini sopir dan mobil baru, nanti akan kutanyakan." Seru Tristan lalu menuju ke mobil BMW merah miliknya.

*****

Di dalam perjalanan pulang.Olivia tengah asik berselancar di laman sosial medianya. Mike sesekali memperhatikan dari kaca mobil.

"Nona Muda, sebaiknya anda menjaga jarak dengan lelaki itu. Jangan terlalu intim." Mike berusaha sopan mengingatkan.

"Namanya Tristan, dia pacarku. Apa yang salah dengan itu?" Olivia menjawab dengan cuek.

"Jika Tuan Muda mengetahuinya, maka ini akan menjadi masalah besar untukmu, Nona." Mike mencoba untuk mengingatkan majikan barunya itu.

"Jadi, tutup saja mulutmu. Jangan mengadu kepadanya. Maka dia tidak akan mengetahuinya." Olivia selalu mengatakan apa yang dia pikirkan, tanpa peduli siapa lawan bicaranya.

Mike hanya diam mendengar jawaban Olivia. Mike tau persis bagaimana tabiat Albert saat marah. Ia hanya takut Olivia tidak sanggup menghadapi kemarahan Albert nanti. Karena ia belum mengenal Albert lebih dalam.

Sesampainya di mansion. Olivia sangat takjub melihat keindahan dan kemegahan mansion milik Albert. Dia berjalan ke dalam sambil terus menatap sekeliling mansion itu.

"Mike, apa ini benar-benar milik Tuanmu itu?" Tanya Olivia.

"Benar, Nona. Dan sekarang, anda akan tinggal di sini bersama Tuan Muda." 

Mike berjalan di depan Olivia, menaiki anak tangga yang terukir indah di setiap jenjangnya. Menuju sebuah kamar tamu yang sangat luas.

"Nona, silahkan istirahat di sini. Barang-barang anda sedang dalam perjalanan menuju mansion ini. Jika Nona membutuhkan sesuatu, pencet saja bel yang ada di samping tempat tidur itu. Maka beberapa orang pelayan akan datang melayani Nona Muda." Mike menjelaskan dengan rinci.

"Terima kasih, Mike. Aku akan mandi terlebih dahulu. Tolong siapkan aku makan malam yang lezat." Ucap Olivia lalu menutup pintu kamarnya sebelum Mike bisa menjawab.

Mike kembali ke bawah. Memerintahkan koki untuk memasak masakan super lezat ala restoran bintang lima.

Setelah selesai mandi, Olivia turun mengenakan kaus oblong dan celana jeans pendek. Ia langsung menuju ke meja makan. Terlihat ada sekitar tujuh hidangan ala resto yang berbeda-beda.

"Silahkan makan, Nona Muda." Ucap seorang pelayan muda di samping Olivia.

"Siapa namamu?" Tanya Olivia.

"Saya Fara, Nona Muda." Jawabnya masih dengan kepala tertunduk.

"Panggil saja aku, Olive. Sepertinya kita seumuran. Berapa umurmu, Fara?" Olivia memang sangat ramah, ia tak pernah membeda-bedakan status sosial orang lain.

"Saya baru tujuh belas tahun, Nona Muda." Jawab Fara ragu-ragu.

"Wah, ternyata aku lebih tua dua tahun darimu." Olivia tertawa sambil terus mengunyah makan malamnya. "Fara, duduk lah di sini. Temani aku makan. Apa kau tidak lapar?" Ajak Olivia tiba-tiba, membuat Fara terkejut.

"Maaf, Nona Muda. Saya tidak pantas untuk itu. Saya akan makan di dapur, bersama pelayan lainnya." Jawab Fara sopan.

"Hmm.. baik lah. Aku sudah selesai. Lihat, aku hanya mengambil sedikit dari dua jenis menu ini. Yang belum aku sentuh, kau boleh memakannya dengan rekan-rekanmu yang lain." Olivia adalah gadis yang baik hati dan tidak pernah memandang status seseorang untuk dijadikan teman atau sahabat.

"Tapi, kami tidak di perbolehkan untuk itu Nona Muda. Kami akan memakan, masakan yang kami masak sendiri." tolak Fara dengan halus.

"Lalu, mau di apakan makanan sebanyak ini?" Olivia tentu saja heran, karena makanan ini tentu tidak akan disajikan lagi untuk besok.

"Tuan Muda biasanya memerintahkan pelayan untuk membuangnya ke tempat sampah, Nona Muda." Jawab Mike yang tiba-tiba muncul.

"Aku bahkan belum menyentuh beberapa piring makanan itu, Mike." Ucap olivia dengan mimim wajah yang serius.

"Di sentuh atau tidak, Tuan Muda tidak mengizinkan siapa pun memakan makanan yang telah di sajikan untuk dirinya." Mike memberi alasan yang sama sekali tidak bisa di terima oleh akal sehat Olivia.

"Dasar sinting. Peraturan macam apa itu?" Olivia kesal.

"Fara, segera bereskan meja ini. Lakukan seperti biasa." Perintah Mike pada Fara.

Dengan cepat Fara mengambil piring-piring di atas meja. Namun sebelum pergi, Olivia mengeluarkan perintah pertamanya di mansion ini.

"Fara, lakukan seperti yang aku katakan. Kau dan rekan-rekanmu boleh memakan, makanan yang belum kusentuh. Aku yang akan bertanggung jawab jika Tuan Muda sombong itu marah. Bukan kah sekarang aku isterinya? Aku mempunyai hak dan kuasa di mansion ini untuk memberikan kalian perintah." 

"Ta-tapi Nona..." Fara tidak tau harus menurut atau tidak pada perintah isteri majikannya ini.

"Tidak ada tapi-tapi. Lakukan saja. Jika tidak, aku akan memaksa kalian makan bersamaku di meja makan ini setiap malam." Ancam Olivia.

"Baik, Nona Muda. Sesuai yang anda perintahkan." Fara menjawab dengan cepat, lalu terburu-buru membawa beberapa piring makanan di tangannya itu menuju dapur.

Sebelumnya Mike memberikan anggukan, sebagai kode pada Fara untuk menuruti perintah Olivia. Jika tidak, mungkin Fara akan tetap menolak. Karena, selain Albert, perintah dan kemarahan Mike juga berlaku pada seluruh pelayan yang bekerja pada Albert. Albert memberikan Mike wewenang itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (12)
goodnovel comment avatar
Evaria Situmeang
lanjutkan thor
goodnovel comment avatar
Ayu Martaningtyas
Lanjuttttt
goodnovel comment avatar
Yovita Wantty
lanjutkan cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Harapan Terakhir

    “King! Aku yakin dia bisa membawamu ke jalan yang seharusnya kau tempuh,” jawab Zahra dengan keyakinan penuh.“Jangan konyol, Moms. Dia tidak sebanding denganku! Aku ini kakaknya, meski kami tidak sedarah. Aku tidak akan pernah tertarik dengan bocah ingusan seperti dia,” bantah Dayana dengan sangat tegas di depan Zahra dan wajahnya tampak sangat kesal.Dia segera pergi dari hadapan Zahra dan tidak ingin lagi membahas masalah yang sensitif itu. Bagaimanapun juga, Dayana menyadari bahwa dia sudah salah jalan. Namun, dia juga tidak meminta dirinya menjadi seperti itu. Semuanya terjadi dan mengalir apa adanya tanpa diminta dan dipaksa. Jadi, apa yang harus dia lakukan selain pasrah dan menerima semua keadaan itu dengan hati luas?Dayana memang gadis yang berasal dari keluarga terpandang dan bisa dikatakan semua yang dia lakukan pasti akan menjadi konsumsi publik. Akan tetapi, dia juga tidak bisa berpura-pura demi membuat orang lain senang dan puas. Dia ingin tetap menjadi dirinya sendiri,

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Pengakuan Dayana!

    Zahra tidak bisa berkata-kata saat baru saja mendengar pengakuan dari putrinya itu. Dadanya terasa penuh dan sangat sesak sehingga tidak bisa bernapas dengan baik. Dia tidak menduga bahwa Dayana akan mengakui hal besar dan sangat mengejutkan itu padanya dan Gerald.Saat ini Zahra bisa melihat perubahan warna pada wajah Gerald. Pria itu jelas sedang marah besar pada Dayana dan dia masih diam saja berusaha menahannya. Hal itu tentu saja mengingat bahwa Dayana adalah putri mereka satu-satunya.“Sayang ... tolong ralat lagi kata-katamu itu. Katakan padaku kalau kau hanya bercanda dan semua itu mungkin hanya sebuah prank atau kejutan untuk kami. Kau ingin membuat daddy marah seperti saat Mami marah ketika kalian bersekongkol membuatku cemburu dan marah besar saat itu kan?” tanya Zahra dengan menguatkan hati dan mencoba tetap tenang.“Tidak. Kali ini aku sangat serius dan aku memiliki pacar wanita. Dia adalah Jeslyn yang sering datang ke sini dan aku sering menginap di apartemennya,” jawab

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Menyukai Sesama

    Zahra kembali ke kediamannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia baru saja mengunjungi pemakaman keluarganya dan kemudian mendapati fakta bahwa King menaruh hati pada Dayana. Dia tidak akan mempermasalahkan hal itu jika memang sudah begitu takdirnya.“Ada apa, Sayang? Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Gerald yang menatap istrinya dengan pandangan heran.“Bukan apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa lucu saat seorang pria menyukai gadis, tapi mereka selalu bertengkar tiap kali bertemu,” jawab Zahra kepada Gerald.“Siapa yang kau maksud? Apakah itu kisah kita dulu?” tanya Gerald dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Dayana.“Tidak. Aku mengatakan tentang King. Eh ... tapi, ternyata kisah kita juga hampir sama seperti itu. Dulu aku dan kau juga selalu saja berdebat dan bertengkar tiap kali bertemu.”“Kau benar, Sayang. Kau tahu? Semua itu membuatku senang dan hidupku menjadi lebih berwarna.”“Jadi, kau suka bertengkar denganku?”“Hem ... sepertinya aku lebih suka berteng

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Mencintai Dayana

    “Apa benar kau tidak masalah sendirian, Nak?” tanya Zahra pada King dengan suara yang sangat lembut.“Aku tidak sendiri, Moms. Masih ada mamiku juga di sini,” jawab King saat melihat Auriel turun dari tangga.“Kakak. Kapan kau datang?” tanya Auriel yang langsung menyapa Zahra dengan sangat ramah.“Belum lama. Aku bahkan sudah mengunjungi Zacky, Mami, dan Daddy bersama King.” Zahra menjawab sopan dan kemudian keduanya bercium pipi kanan dan pipi kiri.Zahra memang sudah menerima kehadiran Auriel dan King sejak lama. Mereka sudah sangat baik satu sama yang lainnya. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk saling berselisih lagi. Lagi pula, semuanya sudah cukup jelas dan tidak ada hal besar yang harus diperdebatkan lagi.“Silakan duduk, Kak. Aku akan membuatkanmu minum,” ucap Auriel dengan sangat ramah.“Tidak perlu, Sayang. Aku tidak tamu di sini dan jangan memperlakukanku seperti tamu,” tolak Zahra dengan senyum lebar.“Tapi, tidak ada salahnya seorang adik menjamu kakaknya yang datang

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Masih Ada Aku

    “Dad, aku dan Mami datang.”“Zack! Apa kau bahagia di sana bersama Bianca? Apa kau bertemu dengan Mami dan Daddy juga? Kalian pasti bahagia sudah berkumpul di sana bukan? Kenapa kalian semua meninggalkan aku sendiri di sini? Kalian tidak ingin mengajakku? Apakah aku masih begitu menyebalkan bagi kalian?”“Moms ...,” lirih King dengan nada pilu saat mendengar Zahra bertanya beruntun seperti itu di depan makam saudara kembarnya – Zacky.“Tuan Muda Zacky yang terhormat. Apa kau liat dengan siapa aku datang hari ini? Kau pasti senang melihatnya bukan? Lihatlah, dia begitu mirip denganmu saat kau masih muda. Aku bahkan merasa seperti usiaku baru dua puluh tahun saat berada di sampingnya,” ungkap Zahra yang sengaja menghibur diri dengan berkelakar seperti itu.King hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar candaan Zahra pada Zacky yang kini hanya bisa mereka temui dalam bentuk batu nisan yang indah dan elegan itu. Meskipun begitu, Zahra tampak sangat bahagia dan seperti dia memang sedang be

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - KING SADAR

    Auriel sangat bahagia saat melihat putranya sudah kembali tersenyum dan tertawa seperti itu. Sudah sejak lama dia tidak melihat tawa King yang begitu lepas, bahkan dulu dia nyaris tak pernah tersenyum sama sekali. Hal itu membuat hati Auriel merasa sedih dan juga merasa bersalah karena tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dalam hati putranya itu.“Aku berpikir, Mami akan memberikan syarat yang luar biasa dan membuatku sedikit takut,” ucap King kepada Auriel yang masih menatap putranya yang dulu kecil itu tertawa bahagia.“Aku mana mungkin memberikan syarat yang membuatmu menderita, Nak. Kau adalah sumber kebahagiaanku dan kau adalah segalanya dalam hidupku. Karena kau ada, makanya aku masih ada dan berdiri di depanmu saat ini, Sayang.” Auriel mengungkapkan isi hatinya kepada King dengan sungguh-sungguh.“Oh, Moms. Jangan bicara seperti itu lagi dan membuat aku sedih.”“No, Sayang. Kau tidak boleh lagi bersedih setelah banyaknya kesedihan yang sudah kita lalui bersama dengan hebat.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status