Share

Iya, Tuan Suami.

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-04 23:30:49

Setibanya di kantor catatan sipil. Mereka berdua segera masuk ke dalam kantor ketua pengurusan akta nikah. Karena Albert orang yang sangat berpengaruh di kota ini, tentu saja mudah baginya mendapatkan surat nikah itu hanya dalam waktu semalam. Setelah membubuhi tanda tangan di kertas selembar itu, mereka segera keluar.

Saat Albert membukakan pintu mobil untuk Olivia, dia dengan cepat memberikan penawaran. "Bisakah aku pergi dengan taxi saja? Aku akan langsung ke kampus. Aku ada kelas pagi ini."

"Masuk!" Titah Albert terdengar menakutkan.

"Tapi, kau tidak mungkin kan mengantarku ke kampus menggunakan mobil super mewah ini?" Olivia takut menjadi tontonan satu kampus karena turun dari mobil yang hanya ada tiga unit di dunia ini.

"Masuk atau aku akan..."

"Iya.. iya.. aku masuk. Kau puas sekarang?" Olivia masuk ke mobil itu dengan wajah cemberut.

Tersungging senyum di bibir Albert melihat tingkah Olivia yang menurutnya sangat lucu.

"Apa kau malu, jika di antar oleh suamimu ke kampus?" Tanya Albert penasaran dengan tingkah Olivia.

"Aku tidak suka menjadi bahan tontonan saat turun dari mobil super mewahmu ini. Dan lagi, belum ada seorang pun yang tau bahwa sekarang aku sudah menikah." Jawabnya masih dengan perasaan yang kesal.

"Kalau begitu, tinggal beri tau mereka bahwa aku suamimu." Jawaban Albert yang sederhana tapi berarti besar bagi Olivia.

"Syarat yang pertama, kau tidak boleh mempublikasikan pernikahan ini! Beri aku waktu untuk menerima kenyataan. Aku punya kehidupan sendiri, punya teman-teman. Jadi aku ingin memberi tau mereka jika aku rasa waktunya sudah tepat." Olivia memandang Albert dengan tatapan memohon yang sangat imut.

"Apa kau juga memiliki kekasih?" Pertanyaan enteng yang di ucapkan Albert, tapi mampu membuat seluruh darah di tubuh Olivia serasa berhenti mengalir.

"Jika memang ada, kau harus mengakhirinya. Ingat, sekarang kau sudah menjadi isteri sahku." Albert memperingati Olivia dengan sangat serius kali ini.

"Emm.. itu.. bisakah kau memberiku waktu untuk memberi pengertian padanya? Aku tidak ingin melukai hatinya. Asal kau tau, kami saling mencintai." Olivia berharap Albert tidak terlalu kejam padanya untuk satu hal ini.

"Baik lah. Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk mengakhiri hubungan dengan pria itu." Albert dengan entengnya memberikan waktu yang tidak masuk akal menurut Olivia.

"Ti-tiga hari? Mana mungkin? Apa kau tidak pernah mencintai seseorang? Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya dalam tiga hari?" Tanya Olivia lagi dengan tatapan mengejak sekaligus mengeluh.

"Tiga hari, atau hari ini juga? Pilihan ada di tanganmu." Keputusan Albert sudah mutlak dan tidak akan bisa di ganggu gugat lagi saat ini.

"Oke. Oke.. tiga hari. Aku akan mencobanya dalam tiga hari. Tapi, hari ini jangan dihitung. Please." Olivia mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada, dan menatap Albert dengan memasang wajah sok imutnya.

Albert ingin tertawa, tapi tentu saja dia harus menahannya demi menjaga image. "Baik lah."

"Nona, kita sudah sampai." Mike menghentikan mobilnya saat berada di depan sebuah universitas ternama di kota ini.

"Baik lah. Aku akan turun, terima kasih Tuan Albert sudah mengantarku." Olivia memaksakan senyumnya untuk Albert sebelum turun.

"Jangan panggil aku Tuan Albert! Aku suamimu sekarang!"

"Eh.. Iya, Tuan Suami." Jawab Olivia dengan sedikit mendongkol.

"Tidak perlu pakai Tuan!" Albert masih berbicara tanpa menoleh pada Olivia. 

Olivia sangat geram karena sikap Albert, tapi ia sedang tidak ingin melayani pria ini berdebat.

"Ehem... Baik, Suamiku." Olivia mengatur suaranya selembut mungkin dan memasang wajah semanis mungkin. Agar Albert tidak mempersulitnya lagi.

Mike menahan tawa menyaksikan pemandangan di belakang kursi kemudinya itu. 'Sejak kapan Tuan Muda bisa bersikap kekanak-kanakan seperti ini?' Ucap Mike dalam hatinya.

"Oke. Kau boleh pergi sekarang. Jangan melupakan statusmu!" Albert memperingati Olivia sekali lagi, bahwa kini ia sudah menikah.

"Aku pasti mengingatnya." Setelah melihat keadaan sekitar, Olivia dengan cepat turun dari mobil. Ia berlari sekuat tenaga agar tidak ada yang menyadari bahwa ia baru saja turun dari mobil milik Albert.

Albert yang melihat pemandangan itu, menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Melihat betapa konyol dan menggemaskannya isteri kecilnya itu.

"Apakah setakut itu dia terlihat turun dari mobilku? Gadis-gadis lain bahkan melakukan segala macam cara agar bisa duduk di dalam mobil ini." Albert mulai menganggap keberadaan Mike dengan mengajaknya berbicara.

"Itu berarti, Nona Muda ini gadis yang berbeda, Tuan." Sela Mike yang sudah kembali dengan aktifitas memutar setir mobilnya ke kiri dan kanan.

"Kau benar, Mike. Dia berbeda. Aku semakin penasaran padanya." Meski sangat pelan, Mike masih bisa mendengar bisikan Albert itu. "Langsung saja ke bandara. Telepon saja Fara untuk mengantarkan dokumen-dokumen itu ke bandara." Titahnya lagi.

"Baik, Tuan Muda." Mike sangat patuh dan setia pada Albert. Karena itu, dia selalu menjadi orang kepercayaan Albert. Mike bahkan mendapat kuasa untuk mengurus bisnis Albert jika terjadi sesuatu yang tidak terduga. 

Mereka sampai di bandara. Saat itu, Fara sekretaris Albert telah sampai pula di sana setelah tadi Mike menghubunginya saat dalam perjalanan.

"Mike, selama tiga hari ke depan kau awasi gadis itu. Dan jangan lupa, nanti langsung bawa dia ke mansion. Biarkan di melakukan semua yang dia mau, tapi kau harus tetap mengawasi dan melaporkannya padaku. Jika dia melakukan sesuatu yang menyalahi aturan, kau boleh mengurungnya di mansion." Sebelum terbang ke London untuk perjalanan bisnis, Albert masih sempat memberikan tugas baru pada Mike.

Fara mendengar semua yang diucapkan Albert dengan jelas. Namun, ia tidak berani bertanya. Siapa gadis yang di maksud oleh Albert.

"Ke mansion, Tuan?" Tanya Albert heran.

"Sesuai yang kukatakan, Mike!" Ucapnya lalu berjalan meninggalkan ruang tunggu, saat informasi keberangkatan pesawat yang akan ia naiki sudah terdengar.

"Sungguh luar biasa pesonamu, Nona Muda! Baru sehari bertemu denganmu, Tuan Muda sudah sering tersenyum. Dan, kau bahkan akan tinggal di mansion bersamanya. Ny. Monica bahkan tak di izinkan menginjakkan kakinya walau hanya di depan pintu gerbang mansion. Semoga kau mampu mencairkan hati Tuan yang telah membeku." Selepas Mike mengatakan itu, ia kembali menuju parkiran. Sebelum mulai menginjak gas mobil, ia membaca pesan masuk dari Albert.

"MIKE, SEGERA KAU BELI MOBIL SPORT YANG TIDAK TERLALU MENCOLOK. GUNAKAN ITU UNTUK MENJEMPUTNYA, AGAR NANTI DIA TIDAK MEMBUATMU BERADA DALAM MASALAH." 

 Mike tersenyum setelah membaca dan membalas pesan Albert. Segera ia meluncur ke dealer mobil untuk membeli mobil sport yang umum di gunakan orang.

Siapa ya kira-kira Ny. Monica?

Yuk, baca terus bab selanjutnya. Jangan lupa tinggalkan review ya kak. Agar bintang novel ini bisa menyala.

Salam cinta, dari Author❤️

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (51)
goodnovel comment avatar
Rest Area
sangat bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Jurig Waru
jadi penasaran,lanjut ka
goodnovel comment avatar
anggar anggar
lanjut yuk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Harapan Terakhir

    “King! Aku yakin dia bisa membawamu ke jalan yang seharusnya kau tempuh,” jawab Zahra dengan keyakinan penuh.“Jangan konyol, Moms. Dia tidak sebanding denganku! Aku ini kakaknya, meski kami tidak sedarah. Aku tidak akan pernah tertarik dengan bocah ingusan seperti dia,” bantah Dayana dengan sangat tegas di depan Zahra dan wajahnya tampak sangat kesal.Dia segera pergi dari hadapan Zahra dan tidak ingin lagi membahas masalah yang sensitif itu. Bagaimanapun juga, Dayana menyadari bahwa dia sudah salah jalan. Namun, dia juga tidak meminta dirinya menjadi seperti itu. Semuanya terjadi dan mengalir apa adanya tanpa diminta dan dipaksa. Jadi, apa yang harus dia lakukan selain pasrah dan menerima semua keadaan itu dengan hati luas?Dayana memang gadis yang berasal dari keluarga terpandang dan bisa dikatakan semua yang dia lakukan pasti akan menjadi konsumsi publik. Akan tetapi, dia juga tidak bisa berpura-pura demi membuat orang lain senang dan puas. Dia ingin tetap menjadi dirinya sendiri,

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Pengakuan Dayana!

    Zahra tidak bisa berkata-kata saat baru saja mendengar pengakuan dari putrinya itu. Dadanya terasa penuh dan sangat sesak sehingga tidak bisa bernapas dengan baik. Dia tidak menduga bahwa Dayana akan mengakui hal besar dan sangat mengejutkan itu padanya dan Gerald.Saat ini Zahra bisa melihat perubahan warna pada wajah Gerald. Pria itu jelas sedang marah besar pada Dayana dan dia masih diam saja berusaha menahannya. Hal itu tentu saja mengingat bahwa Dayana adalah putri mereka satu-satunya.“Sayang ... tolong ralat lagi kata-katamu itu. Katakan padaku kalau kau hanya bercanda dan semua itu mungkin hanya sebuah prank atau kejutan untuk kami. Kau ingin membuat daddy marah seperti saat Mami marah ketika kalian bersekongkol membuatku cemburu dan marah besar saat itu kan?” tanya Zahra dengan menguatkan hati dan mencoba tetap tenang.“Tidak. Kali ini aku sangat serius dan aku memiliki pacar wanita. Dia adalah Jeslyn yang sering datang ke sini dan aku sering menginap di apartemennya,” jawab

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Menyukai Sesama

    Zahra kembali ke kediamannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia baru saja mengunjungi pemakaman keluarganya dan kemudian mendapati fakta bahwa King menaruh hati pada Dayana. Dia tidak akan mempermasalahkan hal itu jika memang sudah begitu takdirnya.“Ada apa, Sayang? Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Gerald yang menatap istrinya dengan pandangan heran.“Bukan apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa lucu saat seorang pria menyukai gadis, tapi mereka selalu bertengkar tiap kali bertemu,” jawab Zahra kepada Gerald.“Siapa yang kau maksud? Apakah itu kisah kita dulu?” tanya Gerald dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Dayana.“Tidak. Aku mengatakan tentang King. Eh ... tapi, ternyata kisah kita juga hampir sama seperti itu. Dulu aku dan kau juga selalu saja berdebat dan bertengkar tiap kali bertemu.”“Kau benar, Sayang. Kau tahu? Semua itu membuatku senang dan hidupku menjadi lebih berwarna.”“Jadi, kau suka bertengkar denganku?”“Hem ... sepertinya aku lebih suka berteng

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Mencintai Dayana

    “Apa benar kau tidak masalah sendirian, Nak?” tanya Zahra pada King dengan suara yang sangat lembut.“Aku tidak sendiri, Moms. Masih ada mamiku juga di sini,” jawab King saat melihat Auriel turun dari tangga.“Kakak. Kapan kau datang?” tanya Auriel yang langsung menyapa Zahra dengan sangat ramah.“Belum lama. Aku bahkan sudah mengunjungi Zacky, Mami, dan Daddy bersama King.” Zahra menjawab sopan dan kemudian keduanya bercium pipi kanan dan pipi kiri.Zahra memang sudah menerima kehadiran Auriel dan King sejak lama. Mereka sudah sangat baik satu sama yang lainnya. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk saling berselisih lagi. Lagi pula, semuanya sudah cukup jelas dan tidak ada hal besar yang harus diperdebatkan lagi.“Silakan duduk, Kak. Aku akan membuatkanmu minum,” ucap Auriel dengan sangat ramah.“Tidak perlu, Sayang. Aku tidak tamu di sini dan jangan memperlakukanku seperti tamu,” tolak Zahra dengan senyum lebar.“Tapi, tidak ada salahnya seorang adik menjamu kakaknya yang datang

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - Masih Ada Aku

    “Dad, aku dan Mami datang.”“Zack! Apa kau bahagia di sana bersama Bianca? Apa kau bertemu dengan Mami dan Daddy juga? Kalian pasti bahagia sudah berkumpul di sana bukan? Kenapa kalian semua meninggalkan aku sendiri di sini? Kalian tidak ingin mengajakku? Apakah aku masih begitu menyebalkan bagi kalian?”“Moms ...,” lirih King dengan nada pilu saat mendengar Zahra bertanya beruntun seperti itu di depan makam saudara kembarnya – Zacky.“Tuan Muda Zacky yang terhormat. Apa kau liat dengan siapa aku datang hari ini? Kau pasti senang melihatnya bukan? Lihatlah, dia begitu mirip denganmu saat kau masih muda. Aku bahkan merasa seperti usiaku baru dua puluh tahun saat berada di sampingnya,” ungkap Zahra yang sengaja menghibur diri dengan berkelakar seperti itu.King hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar candaan Zahra pada Zacky yang kini hanya bisa mereka temui dalam bentuk batu nisan yang indah dan elegan itu. Meskipun begitu, Zahra tampak sangat bahagia dan seperti dia memang sedang be

  • Menjadi Istri Muda Si Tuan Muda   S3 - KING SADAR

    Auriel sangat bahagia saat melihat putranya sudah kembali tersenyum dan tertawa seperti itu. Sudah sejak lama dia tidak melihat tawa King yang begitu lepas, bahkan dulu dia nyaris tak pernah tersenyum sama sekali. Hal itu membuat hati Auriel merasa sedih dan juga merasa bersalah karena tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dalam hati putranya itu.“Aku berpikir, Mami akan memberikan syarat yang luar biasa dan membuatku sedikit takut,” ucap King kepada Auriel yang masih menatap putranya yang dulu kecil itu tertawa bahagia.“Aku mana mungkin memberikan syarat yang membuatmu menderita, Nak. Kau adalah sumber kebahagiaanku dan kau adalah segalanya dalam hidupku. Karena kau ada, makanya aku masih ada dan berdiri di depanmu saat ini, Sayang.” Auriel mengungkapkan isi hatinya kepada King dengan sungguh-sungguh.“Oh, Moms. Jangan bicara seperti itu lagi dan membuat aku sedih.”“No, Sayang. Kau tidak boleh lagi bersedih setelah banyaknya kesedihan yang sudah kita lalui bersama dengan hebat.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status