Share

Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku
Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku
Author: Tinta Hitam

Permintaan Calista

Author: Tinta Hitam
last update Last Updated: 2023-07-17 09:16:44

Happy reading....

"Maaf ya Kak, aku lama," ucap Jihan, adiknya Calista.

Calista saat ini sedang berada di cafe, dia ingin bertemu dengan adiknya, sebab ada yang mau Calista utarakan pada wanita berjilbab itu.

"Iya, tidak apa-apa," jawab Calista dengan wajah yang murung.

Jihan merasa penasaran kenapa kakaknya berwajah sedih seperti itu, kemudian dia menggenggam tangan Calista.

"Ada apa, Kak? Kok wajahnya ditekuk kayak gitu sih?"

"Sebenarnya aku menemui kamu untuk berbicara sesuatu."

"Soal apa itu, Kak?" tanya Jihan.

Calista menatap lekat ke arah adiknya, mereka tumbuh besar bersama. Walaupun mereka bukanlah adik dan kakak kandung, akan tetapi Calista sangat menyayangi Jihan.

Namun kali ini dia benar-benar membutuhkan bantuan adik angkatnya, dan Calista sangat sadar jika pasti permintaannya akan membuat Jihan merasa sangat terkejut.

"Ada apa, Kak?" tanya Jihan kembali saat melihat Calista hanya diam saja.

Sejenak wanita itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian dia pun mengatakan perihal masalah rumah tangganya dengan Fadli kepada Jihan.

"Begini Dek ... sebenarnya kakak ingin kamu membantu kakak."

"Membantu apa?"

"Kakak ingin kamu menikah dengan Mas Fadli ..." ujar Calista yang membuat Jihan terhenyak di tempatnya, "Kakak mohon, Jihan ... kamu tau sendiri, kakak tidak bisa memberikan keturunan untuk Mas Fadli, sedangkan keluarga Mas Fadli menyudutkan kami untuk segera memiliki keturunan, dan sudah hampir 10 tahun kami menanti kabar bahagia itu, tapi belum juga ada, Jihan."

"A-apa! Bagaimana mungkin kakak bisa memiliki pikiran seperti ini, Kak?" Jihan yang terkejut itu pun sama sekali tidak menyangka bahwa Kakaknya akan mengatakan hal tersebut kepadanya, dan Jihan hanya bisa mendengkus gusar seraya menatap kakaknya tak percaya.

Namun, seketika Jihan tertawa. Dia pikir bahwa Calista sedang bercanda.

"Kakak tidak sedang bercanda Jihan, kakak serius."

Seketika tawa Jihan berhenti, di ganti dengan raut wajah syok dan tatapan membulat serta mulut sedikit menganga. Dia berharap itu hanya sebuah mimpi. Namun, nyatanya itu sebuat fakta dan kenyataan.

"Tapi kan Kak, kita ini adik kakak. Masa iya aku hamil benihnya Mas Fadli sih? Apa kata orang-orang nanti, Kak? Nggak! Aku nggak mau!" tolak Jihan dengan tegas.

Jihan tidak habis pikir apa yang ada di benak sang kakak, sampai harus memintanya untuk mengandung benih dari suaminya sendiri?

"Tapi Han, kakak--"

"Maaf, aku tidak bisa Kak!" Jihan pun beranjak dari tempat duduknya, kemudian dia meninggalkan Calista begitu saja.

***********

Saat pikirannya sedang kacau, Calista sampai tidak fokus menyetir, hingga dia tidak melihat jika ada seorang anak kecil yang menyeberang jalan. Kemudian wanita itu pun yang kaget langsung membanting setirnya hingga menabrak pembatas jalan.

CKIIT! BRAAK!

"Aaakh! Aaawh! Perutku!" ringis Calista saat merasakan perutnya terjepit dan terbentur keras, karena tabrakan mobil itu membentur sangat keras, hingga menimbulkan dentuman yang membuat semua orang seketika berlari ke arahnya.

"Ada kecelakaan! Ada kecelakaan!" teriak seorang pejalan kaki sambil menunjuk mobil Calista yang sudah remuk.

.....................

Fadli sampai di rumah sakit, dan dia langsung menuju ruangan UGD, di mana saat ini istrinya tengah diperiksa dan ditangani oleh dokter.

Pria itu berjalan mondar-mandir di depan ruangan tersebut dengan raut wajah yang diliputi rasa cemas tentang keadaan istrinya, bahkan untuk duduk pun rasanya Fadli tidak bisa.

Setelah beberapa jam menunggu, pintu ruangan UGD terbuka, dan keluarlah seorang Dokter. "Apakah Anda keluarga dari pasien?" tanya Dokter tersebut kepada Fadli.

"Iya Dok, saya suaminya. Bagaimana keadaan istri saya, Dok? Dia baik-baik aja 'kan?

"Lukanya tidak terlalu parah. Hanya saja, benturan di bagian perutnya mengakibatkan kami harus mengangkat rahimnya, karena sudah rusak akibat kecelakaan itu," jawab Dokter tersebut.

Bagai disambar petir di siang bolong, Fadli terduduk dengan lemas saat mendengar jawaban Dokter jika sang istri rahimnya harus diangkat karena benturan yang amat sangat keras.

Tatapannya seketika kosong, pikirannya semrawut dan tidak tahu harus sedih atau bahagia, karena istrinya selamat tapi rahimnya tidak.

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya Dokter sambil berjongkok di hadapan Fadli.

"Apa tidak bisa jika tidak diangkat, Dok? Kami sudah hampir 10 tahun ingin memiliki anak, tapi kenapa rahimnya harus diangkat, Dok?" Fadli menatap kosong sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Dunianya runtuh seketika saat mendengar kabar buruk itu.

"Jika tidak, itu akan merusak organ tubuh lainnya Pak. Juga akan membahayakan nyawa istri, Bapak. Kami tidak mempunyai pilihan lain," jawab Dokter tersebut.

Rasanya seluruh tulang di tubuh Fadli sudah tak bertenaga. Dia merasa lemas, bahkan tidak bisa berpikir saat menerima kenyataan yang begitu menyakitkan di dalam hidupnya.

Setelah keadaan Calista stabil, dia pun pindahkan ke ruang rawat inap. Di sana Fadli setia menunggu istrinya sambil menggenggam tangan wanita itu.

Jujur saja, Fadli tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Calista saat dia mendengar kenyataan bahwa rahimnya harus diangkat. Karena pasti wanita itu akan hancur.

"Eeeugh!" Suara lenguhan terdengar lirih dari wanita yang saat ini tengah terbaring di hadapan Fadli.

"Sayang, akhirnya kamu sadar juga," ucap Fadli, kemudian dia menekan tombol untuk memanggil Dokter serta Suster.

Setelah keadaan Calista diperiksa dan dinyatakan sudah melewati masa kritisnya, Dokter pun pergi. Dan saat ini tinggallah Calista bersama dengan Fadli.

"Aku ada di mana, Mas?" tanya Calista dengan suara yang lirih.

"Kamu ada di rumah sakit, sayang."

Calista terdiam, dia ingat jika beberapa jam yang lalu wanita itu mengalami kecelakaan karena dia begitu sangat frustasi sebab belum juga hamil.

Calista mencoba untuk bangun, akan tetapi dia merasakan sakit di bagian perutnya yang teramat sangat.

"Aawwh!" ringis Calista.

"Sayang, kamu jangan bangun dulu! Keadaanmu belum pulih, bekas jahitannya masih basah. Jangan bangun terlebih dahulu ya!" cegah Fadli.

Wanita itu menatap ke arah Fadli saat mendengar kata jahitan. "Maksud kamu apa, Mas? Jahitan apa yang kamu maksud?" tanya Calista.

Fadli terdiam, dia menatap teduh ke arah sang istri, di mana pria itu tidak tega jika mengungkapkan tentang kebenarannya. Karena dia tahu pasti Calista akan sangat terpukul.

Melihat keterdiaman suaminya, Calista merasa ada yang janggal. Dia merasakan jika Fadli tengah menyembunyikan sesuatu yang besar darinya.

"Katakan Mas! Apa yang terjadi? Apa yang kamu sembunyikan dariku, Mas?"

"Sayang, sebaiknya kamu istirahat ya! Keadaanmu kan juga belum pulih betul." Fadli mencoba untuk menenangkan sang istri agar tidak bertanya soal apa yang terjadi.

"Tidak Mas. Jawab dulu pertanyaanku! Apa yang dijahit?" desak Calista dengan tatapan memohon.

"Tadi Dokter mengatakan, jika perut kamu mengenai benturan yang sangat keras, hingga ..." Fadli menggantungkan ucapannya membuat Calista semakin penasaran.

"Hingga apa, Mas?" desak Calisa dengan tak sabar.

"Hingga rahim kamu harus diangkat," jawab Fadli pada akhirnya sambil menundukkan kepala.

Mendengar itu tentu saja Calista sangat syok dia menutup mulutnya dengan satu tangan. Air matanya sudah tak terbendung lagi, mengalir begitu saja membasahi pipi.

Dadanya terasa begitu sesak. Sudah hampir 10 tahun dia menantikan seorang anak, dan saat mereka sedang berusaha Allah malah memberikan cobaan yang begitu sangat berat kepadanya.

"Tidak Mas. Tidak mungkin! Rahimku tidak mungkin diangkat, Mas! Bagaimana kita akan mempunyai anak? Tidak. Aku tidak mauuu!" jerit Calista sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Bagaimana kita bisa mempunyai anak Mas, kalau rahimku diangkat? Aku tidak mau, Mas. Bagaimana bisa? Aku tidak ingin kehilangan kamu, Mas. Aku sangat mencintaimu. Pasti mama dan papa akan memintamu untuk menceraikanku," ucap Calista dengan sangat lirih hingga pada akhirnya dia tertidur karena dokter menyuntikan obat bius.

.......................

Tepat jam 22.00 malam, Fadli pulang ke rumah, karena dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya merasa curiga.

Saat pria itu masuk, rumah sudah setengah gelap. Dan dia yakin jika kedua orang tuanya sudah tidur, namun saat melewati ruang tamu, tiba-tiba suara seseorang mengagetkan dirinya.

"Kenapa kamu pulang sendiri? Mana Calista?" tanya seseorang yang tak lain adalah Papa Zahid.

DEGH!

BERSAMBUNG.....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Della Felicia
kasihan istrinya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku   END

    Hari ini Fadli sudah di izinkan pulang oleh dokter, dan dia akan rawat jalan di rumah. Jihan sengaja menjemputnya bersama dengan Dixon."Boleh aku menggendongnya?" pinta Fadli saat berada di dalam mobil."Tentu saja. Tapi apa perut kamu sudah enakan? Nanti takutnya lukanya malah basah kembali karena tekanan yang cukup berat," khawatir Jihan."Tidak. Sudah lebih baik kok." Kemudian Jihan pun memberikan Dixon kepada Fadli dengan hati-hati.Pertama yang dilakukan Fadli adalah mencium seluruh wajah Dixon. Air matanya tidak bisa terbendung lagi, dia amat sangat bahagia karena akhirnya bisa memiliki seorang anak darah dagingnya sendiri.'Terima kasih ya Allah, Engkau sudah memberikanku seorang keturunan. Dia amat sangat tampan. Terima kasih juga telah memberikanku istri yang begitu sabar, semoga Engkau tidak memisahkanku dengan Jihan untuk kedua kalinya.' batin Fadli sambil menatap hangat ke arah putranya."Dia sangat tampan ya," ucap Fadli sambil melirik ke arah Jihan.Wanita itu menganggu

  • Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku   Undangan

    Haikal tersenyum melihat wajah Zahra yang terlihat begitu lucu di matanya. Kemudian dia membantu wanita itu untuk membereskan bekas acara tahlilan.'Jika dilihat-lihat, dia sangat cantik.' batin Haikal saat dia sedang membereskan botol Aqua di samping Zahra, dan diam-diam pria itu mengamati wajah cantik milik wanita tersebut. 'Ya ... walaupun sedikit barbar, tapi dia benar-benar wanita yang baik.'..Satu minggu telah berlalu, Jihan saat ini sedang ditelepon oleh Mama Kirana karena Fadli sudah siuman, dia pun segera bergegas ke rumah sakit.Sesampainya di sana, Jihan langsung memeluk tubuh Fadli. "Akhirnya kamu sadar juga Mas. Aku senang sekali," ucapnya dengan haru."Ini juga karena berkat doa kamu, sayang," jawab Fadli dengan lembut.Pipi Jihan merona malu saat Fadli tiba-tiba saja menyebutnya dengan kata sayang. Karena baru pertama kali pria itu berkata semanis dan seromantis itu kepada dirinya."Boleh kan, jika aku memanggil kamu dengan sebutan sayang?" ucap Fadli dengan tatapan

  • Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku   Malu

    "Kami akan menceritakannya, tapi nanti. Sekarang kamu mandi lalu makan!" titah Mama Kirana.Akan tetapi, Nuha menolak. Dia tetap ngotot ingin mengetahui semuanya. Melihat kekeras kepalaan putrinya, mama Kirana menatap ke arah papa Zahid, meminta persetujuan suaminya. Akhirnya mau tidak mau, papa Zahid pun menganggukkan kepala."Calista sudah mencelakai kakakmu. Dia menusuk Fadli," ungkap mama Kirana.Nuha menggelengkan kepalanya, dia seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sang Mama. "Tidak. Tidak mungkin jika Kak Calista mencelakai Kak Fadli, Mah, Pah. Mama dan Papa kan tahu, bahwa Kak Calista itu sangat mencintai kak Fadil. Jadi tidak mungkin!" Nuha terus membantah.Baginya hal itu sangatlah mustahil, di mana seorang Istri yang sangat mencintai suaminya mencelakai begitu saja."Tapi itulah faktanya. Sebenarnya memang Calista tidak ingin mencelakai Fadli, tapi yang ia tuju adalah Jihan." Mama Kirana menatap ke arah menantu keduanya.Mendengar hal itu Nuha mengikuti tatapa

  • Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku   Salah Paham

    "Eekhm!" Zahra berdehem, membuat kedua orang itu seketika melepaskan pelukannya dan menatap ke arah pintu."Eh, kamu Ra. Ada apa?" tanya Haikal.'Dia bertanya dengan begitu entengnya. Ada apa? Sama sekali tidak merasa bersalah atau canggung dengan kehadiranku, begitu? Menyebalkan!' gerutu Zahra di dalam hati.Dia pikir Haikal akan merasa gugup atau gelisah saat melihat kedatangannya, tapi terlihat wajah pria itu datar saja tidak ada ekspresi rasa bersalah sedikitpun, dan itu semakin membuat Zahra merasa kesal.Dia menatap ke arah wanita cantik yang saat ini tengah berdiri di samping Haikal. "Ini ... aku mau anterin berkas untuk kamu tanda tangani." Wanita tersebut menaruh berkas di atas meja Haikal, kemudian dia menatap sinis ke arah wanita yang tak lain adalah Nuha."Hey, kamu! Kamu adalah mantannya Haikal, ya? Wow! Ternyata kamu tidak mempunyai satu mantan saja, Haikal, tapi ternyata banyak," sindir Zahra sambil tersenyum miring."Maksudmu?" Haikal melihat dengan tatapan memicing ke

  • Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku   Siapa Wanita Itu?

    Haikal mencoba untuk menetralkan sikapnya, kemudian dia menatap ke arah Zahra. "Lo kenapa?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.Zahra yang tadinya sedang malu-malu seketika menjadi tegang saat mendengar pertanyaan Haikal. Dia bimbang, apakah harus mengatakan tentang pesan itu atau tidak kepada pria yang saat ini berada di hadapannya."Tidak apa- apa," bohong Zahra. Akan tetapi, Haikal tidak bisa dibohongi , sebab ia bisa melihat dari raut wajah Zahra yang dilanda kegugupan serta kecemasan."Jangan bohong! Udah yuk masuk dulu ke mobil!" ajaknya.Zahra pun menurut, hingga mereka memasuki mobil. Akan tetapi, wanita itu masih diam memikirkan siapa dalang dibalik pesan tersebut."Sekarang katakan! Ada apa?" Haikal lagi-lagi bertanya, karena entah kenapa melihat wajah Zahra yang seperti itu membuatnya tak tega.Wanita tersebut membuang nafasnya dengan kasar, kemudian dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, mengutak-atik sebentar lalu memberikannya kepada Haikal."Bacalah!" titahnya.Haikal

  • Menjadi Istri Pengganti Untuk Suami Kakakku   Terong Peyot

    "Begini ... apa kau mau terbebas dari, Sean?"Zahra menautkan kedua alisnya, "iya maulah. Tapi bagaimana caranya?""Begini ... karena kak Fadli masih berada di rumah sakit dan dia belum sadarkan diri, sementara aku yang menghandle perusahaan sampai dia sehat. Aku tidak mempunyai partner, jadi aku mau menawarkan mu untuk bekerja di perusahaan ku, membantuku dalam segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan," tawar Haikal."Lalu, apa hubungannya dengan Sean?"Kemudian Haikal pun menjelaskan bahwa penawarannya ada hubungan dengan Sean, di mana pria itu akan menanamkan saham di perusahaan orang tua Zahra, dan sebagai imbalannya Zahra harus membantunya untuk bekerja sebagai sekretarisnya di kantor.Mendengar penjelasan dari Haikal, Zahra pun menimbangnya. Dia bingung apakah jawabannya harus ia atau tidak. Tapi Sean juga sudah memberi modal untuk perusahaan orang tuanya."Tenang saja. Tentang modal dari pria itu, biar dikembalikan saja. Jadi tidak usah merasa tidak enak. Daripada kau harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status