Home / Rumah Tangga / Menjadi Janda Tajir Melintir / Jangan Menghina Calon Istriku

Share

Jangan Menghina Calon Istriku

Author: Halona
last update Last Updated: 2022-08-20 15:17:01

Melani tidak ingin berpangku tangan. Meski pekerjaannya telah selesai di rumah ini, dia berniat untuk membantu para rekan kerjanya sesama asisten rumah tangga. Tidak ingin ada kecemburuan sosial di antara sesama asisten rumah tangga di ruma ini.

“Biar kubantu Bibi mengelap perabotan ya,” ujar Melani pada seorang wanita setengah baya yang rambutnya digelung. Dia segera mengelap perabotan dengan kain.

“Tidak usah, Nona Melani. Biar saya saja yang melakukannya. Tuan akan marah jika melihat Nona Melani membantu saya,” ujar wanita setengah baya itu, merebut kain yang dibawa Melani.

“Panggil aku Melani saja, Bi. Kita sama-sama pelayan di sini,” ujar Melani. Menatap wanita setengah baya penuh curiga. “Kenapa Bibi terlihat khawatir seperti itu? Apa ada yang Bibi sembunyikan dariku?”

Wanita setengah baya tadi hanya menggeleng-gelengkan kepala.

“Kalau begitu, gak apa kan kalau aku bantu Bibi?” Melani segera merebut kembali kain di tangan wanita setengah baya tadi.

“Tidak usah, Nona. Ini sudah menjadi tugas saya.” Wanita setengah baya itu menarik kain dari tangan Melani, membuat Melani kehilangan keseimbangan.

Tubuh Melani ambruk, tepat mengenai Deon yang tiba-tiba sudah berdiri di dekatnya. Tubuh Deon yang kekar, bertahan menahan tubuh Melani.

“Apa yang kamu lakukan? Lain kali berhati-hatilah,” ucapnya singkat.

“Maaf, Tuan. Saya tidak tahu harus melakukan apa di rumah ini,” ujar Melani gugup.

“Nona Melani memaksa untuk membantu melakukan pekerjaan saya, Tuan.” Wanita setengah baya menambahi.

“Tugasmu sudah selesai, Melani. Sekarang, kamu harus ikut aku ke kantor. Banyak yang harus kamu kerjakan di sana,” ujar Deon, berjalan keluar rumah dengan menenteng tas kerja.

“Apa? Ke kantor?” Melani membelalakkan mata tidak percaya.

”Jadi, ini alasan dia hanya memberikan tugas yang ringan untukku di rumah ini? Dia ingin aku ikut ke kantor?” gumam Melani dalam hati. Bertanya-tanya, apa yang harus dia lakukan di kantor Deon nanti.

“Cepatlah pergi! Jangan membuat Tuan Deon menunggu.” Wanita setengah baya itu mengedipkan mata, memberi kode pada Melani untuk segera mengikuti Deon.

Melani kemudian berlari kecil mengikuti Deon, dan masuk ke dalam mobil.

“Kenapa masih memakai pakaian itu? Gantilah pakaianmu,” ucap Deon singkat.

Melani menatap tubuhnya yang masih berbalut pakaian seragam pelayan berwarna hitam. Dia bergegas masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian. Tidak lama, dia kembali dengan memakai dress panjang warna putih. “Maaf, Tuan. Saya tidak mempunyai pakaian lain selain ini,” ucapnya tanpa menatap Deon.

“Kita mampir ke butik, Aldo,” titah Deon pada Aldo.

Pengawal pribadi sekaligus sopir pribadi Deon itu mengangguk dan segera melajukan mobil menuju butik langganan keluarga Alvarendra.

****

Butik yang luas dengan interior yang sangat mewah. Dari melihat bangunannya saja, kita bisa tahu bahwa pakaian yang dijual di sini pasti sangat mahal. Melani berjalan dengan kikuk, sambil memperhatikan pakaian-pakaian mahal yang terpajang di butik tersebut.

“Pilihlah beberapa pakaian yang kamu butuhkan,” ujar Deon pada Melani.

“Eh?” Melani tampak salah tingkah.

“Apa kita tidak bisa ke butik lain?” ucapnya lirih. “Butik ini terlalu mahal untuk saya. Gaji saya belum tentu bisa untuk membayar pakaian-pakaian ini,” lanjutnya berkata dengan suara pelan. Dia mengedarkan pandangan, menatap para pelayan butik yang ada di sana. Memastikan bahwa tidak ada yang mendengarkan percakapannya dengan Deon.

“Butik ini milik orangtuaku. Ambilah sesukamu. Tidak perlu memikirkan soal pembayaran. Aku yang akan membayar semuanya,” ucap Deon membuat Aldo dan Melani membulatkan mata secara bersamaan.

"Ini perintah!" tambahnya, membuat Melani pasrah dan mau tidak mau memilih satu di antara banyaknya pakaian yang dijual di sana. Pilihan Melani jatuh pada rok panjang warna hitam dan blouse warna putih.

“Kenapa hanya memilih itu? Ambilah yang banyak, aku akan membayar semuanya,” ujar Deon memaksa.

Melani menggelengkan kepala. “Ini saja sudah cukup untuk saya, Tuan,” elak Melani. Dia tidak ingin berhutang budi terlalu banyak.

“Kak Melani?” Tiba-tiba Bonita masuk ke dalam butik yang sama.

“Kenapa Kakak ada di sini? Jadi, sekarang Kakak bekerja di sini?” Bonita tersenyum mengejek.

“Aku tidak menyangka ya. Kehidupan sedang berbalik. Kakak yang dulu hidup enak seperti seorang ratu, sekarang harus menjadi pelayan,” lanjutnya berkata panjang lebar, “Kalau boleh jujur, Kakak lebih pantas menjadi pelayan dari pada menjadi ratu.” 

“Aku tidak menyangka, kamu masih bisa tertawa puas setelah menghancurkan pernikahan kakakmu, Bonita!”

Melani menatap tajam Bonita. Namun, Bonita tertawa semakin keras.

“Kak Melani salah! Bukan aku yang menghancurkan pernikahan Kakak. Kak Melani sendirilah pelakunya. Seharusnya, Kakak berkaca. Apa selama ini Kakak sudah menjadi istri yang baik?” tanya Bonita dengan intonasi tinggi.

“Jika Kakak sudah menjadi istri yang baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan untuk suami kakak, maka tidak mungkin suami kakak berpaling kepadaku,” lanjutnya menggebu-gebu.

“Cukup!” teriak Deon yang sejak tadi diam mendengar percakapan dua kakak beradik itu. Telinganya sudah panas mendengar perkataan Bonita yang terus-terusan menghina Melani. “Jangan membuat kegaduhan di butik ini, atau aku akan menyuruh satpam untuk membawamu pergi,” ancam Deon pada Bonita.

“Halo? Bukan aku yang memulai kegaduhan ini. Pelayan inilah yang memulainya," ujar Bonita pada Deon. Dia melambaikan tangan pada Melani. "Kak Melani, bahkan menjadi pelayan saja kamu tidak becus. Pantas saja, Kak Johan menceraikanmu,” ejeknya.

“Cukup! Jangan kamu menghina calon istriku!” teriak Deon menatap lantang Bonita sambil menggenggam erat tangan Melani dan membawanya ke luar butik diikuti oleh Aldo yang telah selesai melakukan pembayaran di kasir.

Saat keluar dari butik, mereka sempat berpapasan dengan Johan yang baru saja masuk ke dalam butik.

"Melani?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu cakar itu muka nya Bonita dn kmu jambak ..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status