Share

Udang Dibalik Batu

Author: Halona
last update Last Updated: 2022-08-20 10:52:03

“Gimana keadaanmu, Melani? Maafkan aku. Aku tidak tahu jika Kak Evan akan berbuat nekat.”

Pagi-pagi sekali, Desy berkunjung ke rumah Melani. Dia merasa bersalah dengan apa yang dilakukan kakaknya pada Melani kemarin malam. Dia bisa tahu semuanya karena Evan pulang dengan babak belur dan tanpa basa-basi menceritakan semuanya pada adiknya.

“Aku sudah memarahi kakakku semalaman. Tolong maafkan dia ya?” mohon Desy.

“Aku sudah memaafkan dia, Desy. Untung saja, seseorang menyelamatkanku saat Kak Evan hendak berbuat bej4t. Tapi tolong katakan pada Kak Evan agar tidak menggangguku lagi,” ucap Melani tegas.

“Bagaimana dengan pekerjaanmu? Hari ini kamu mulai masuk bekerja di perusahaan kakakku, ‘kan?” tanya Desy. Masih menatap Melani dengan perasaan bersalah. Seandainya semalam dia menemani Melani saat menemui kakaknya, mungkin Kak Evan tidak akan berbuat sampai melampaui batas.

Melani menggeleng-gelengkan kepala.

“Seseorang yang semalam menyelamatkanku, dia memberiku pekerjaan di rumahnya. Lebih baik, aku bekerja dengannya dari pada bekerja satu kantor dengan Kak Evan.” Melani menjelaskan. Saat ini, dia sama sekali tidak ingin bertemu dengan Evan.

“Bukankah kamu bilang kakakmu akan segera menikah? Jika aku menjadi calon istrinya, aku akan sedih mendengar perbuatan yang dilakukan Kak Evan semalam,” lanjutnya berpendapat.

“Kak Evan sudah membatalkan pernikahannya.” Desy berbicara dengan suara tercekat. Dia sangat malu dengan perbuatan kakaknya pada sahabatnya, tapi dia juga mengerti, kakaknya berbuat seperti itu saking cintanya pada Melani.

“Semalam, begitu pulang dari bertemu denganmu, Kak Evan langsung menelepon Kak Vina dan membatalkan rencana pernikahan mereka. Dia bilang padaku jika dia ingin bertanggung jawab padamu. Apa kamu mau memaafkan kakakku dan menerimanya?” Pertanyaan yang tidak terduga keluar dari mulut Desy.

Melani kembali menggelengkan kepala. “Kak Evan tidak perlu bertanggung jawab. Dia memang sudah mencoba memperkosaku, tapi percobaannya tidak berhasil. Tidak ada yang perlu dipertanggungjawabkan dari percobaan perkosaan yang gagal.”

“Lalu apa rencanamu sekarang? Kamu akan bekerja di rumah orang asing? Apa kamu yakin?” Desy menyipitkan mata menatap Melani. “Pekerjaan seperti apa yang akan dia berikan untukmu?” tanyanya penasaran.

“Asisten rumah tangga.” Melani menjawab pendek.

“Apa? ART? Pembantu? Apa aku tidak salah dengar? Kamu mau bekerja menjadi pembantu di rumah orang? Kamu menolak bekerja di perusahaan Kak Evan dan memilih jadi pembantu?” Desy bertanya tidak habis pikir. “Di kantor Kak Evan, kamu mungkin bisa mendapat posisi yang bagus. Kamu bisa jadi sekretaris, atau paling tidak staff administrasi. Kenapa harus menjadi pembantu sih, Mel?”

“Tidak apa, Desy. Aku bisa melakukan pekerjaan rumah. Dia juga akan memberiku tempat tinggal setelah Mas Johan mengusirku dari rumah ini. Kumohon kamu memahamiku. Aku benar-benar tidak ingin berhubungan dengan kakakmu lagi. Aku takut dia berbuat kurang ajar lagi seperti apa yang sudah dia lakukan padaku semalam.” Melani menjelaskan panjang lebar.

“Apa kamu yakin, orang asing yang memberimu pekerjaan itu tidak akan berbuat kurang ajar padamu juga?” Desy menyipitkan mata menatap Melani.

Melani menggelengkan kepala.

“Tidak usah mengkhawatirkanku. Aku tahu pasti, dia orang baik,” ucap Melani yakin. Meski di hati masih ada keraguan, Melani tidak ingin membuat sahabatnya khawatir. Saat ini, tidak ada pilihan lain selain tinggal di rumah Deon dan menjadi asisten rumah tangganya.

***

Melani turun dari mobil Ferrari LaFerrari warna hitam. Sore tadi, Aldo sudah menjemputnya dari rumah Johan. Membawa koper berisi pakaian dan barang-barang yang penting. Nafisa kecil turut bersamanya.

“Silakan masuk, Nona. Tuan Deon telah menunggu di dalam,” ucap Aldo dengan mengangguk hormat.

Melani memicingkan mata menatap Aldo. Apa yang barusan laki-laki itu katakan? Nona?

“Mengapa kamu memanggilku seperti itu, Aldo? Aku hanya pembantu rumah tangga. Tidak sepantasnya kamu memanggilku begitu. Panggil nama saja. Melani.”

Melani menatap bangunan rumah di hadapannya. Sangat besar dan mewah.

“Bagaimana aku bisa membersihkan rumah besar ini setiap hari?” gumamnya lirih. Berjalan pelan hendak masuk ke dalam rumah. Saat membuka pintu, dia dikejutkan oleh beberapa orang berpakaian pelayan yang berdiri di dekat pintu, menyambut kedatangannya. Para pelayan itu mengangguk dengan hormat. Banyak sekali jumlah mereka. Sekitar sepuluh atau lebih.

“Akhirnya kamu datang juga, Melani. Duduklah. Aku harus memperkenalkanmu dengan semua penghuni rumah ini,” ucap Deon seraya menunjuk tempat duduk di dekatnya.

Dia berdiri mendekati Nafisa dengan kedua tangan berada di belakang. Membungkukkan badan dan menundukkan wajahnya agar setara dengan wajah Nafisa. “Halo, Nak. Bagaimana kabarmu? Kamu sangat manis. Karena kamu sudah menjadi anak pintar, aku akan memberikan hadiah untukmu.”

Lelaki dingin itu memberikan sebuah bingkisan cantik berisi macam-macam kue untuk Nafisa. Sejak tadi, tangannya berada di belakang karena menyembunyikan hadiah itu.

Nafisa mengerjapkan mata. Bibirnya mengulas senyum senang. Kejutan yang diberikan Deon berhasil mengambil hati bocah kecil itu.

“Terima kasih, Om,” ucapnya setelah menerima bingkisan pemberian Deon.

“Apa Nafisa menyukai hadiah dari, Om Deon? Kalau Nafisa suka, Nafisa bisa pergi dan bermain di sana. Om Deon ingin bicara dengan mamamu sebentar,” bujuk Deon seraya tersenyum lembut sambil mengusap pipi Nafisa.

Bocah kecil itu mengangguk dan langsung berlari menuju tempat penuh mainan yang ditunjuk oleh Deon.

“Terima kasih, Tuan.” Melani berterimakasih karena Deon sudah bersikap baik pada Nafisa. Dia tidak menyangka Deon akan begitu hangat pada putrinya.

“Tidak perlu berterima kasih. Aku senang bisa membantumu.” Deon tersenyum senang. Dia memperkenalkan satu per satu pelayan kepada Melani.

“Jadi, tugas saya apa, Tuan?” tanya Melani tidak sabar. Dengan pelayan sebanyak itu, sepertinya nyaris tidak ada lagi bagian yang bisa dikerjakan oleh Melani. Semua pekerjaan di rumah ini sudah ditangani oleh para pelayan itu.

“Tugasmu hanya membangunkanku di pagi hari, dan menemaniku sarapan pagi,” ucap Deon tegas.

“Apa? ART macam apa yang tugasnya seperti itu?” Melani bergumam di dalam hati.

Laki-laki di depannya begitu aneh dan misterius. Laki-laki yang terlihat dingin, tiba-tiba terlihat sangat hangat dan ramah saat berbicara dengan Nafisa tadi.

“Jangan khawatir, selain memberikan gaji bulanan untukmu, aku juga akan menanggung semua biaya sekolah untuk Nafisa,” ucap Deon lagi.

Sebenarnya siapa dia? Mengapa ada orang sebaik itu? Ataukah ada udang di balik batu?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
RAHADJENG KUSUMANINGRUM
ada lagi ga orang sebaik Deon ?
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Deon itu jangan2 temen kmu waktu d SMA satu sekolah tapi beda kelas dn Deon penggemar kmu diem waktu d sekolah .
goodnovel comment avatar
Lilis Ilham
Semoga Nafisa betah tidak mencari ayahnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Bulan Madu

    “Kamu ada waktu dalam minggu-minggu ini, Sayang? Aku ingin pergi berdua denganmu. Sejak pernikahan kita, aku belum sempat mengajakmu berbulan madu.” Deon menyempatkan menelepon Melani di sela-sela kesibukannya bekerja.Di seberang telepon, Melani sibuk mempelajari berkas-berkas perusahaan. “Maafkan aku, Sayang. Kamu tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku harus mengurus butik dan juga mengurus perusahaan Ayah.” Melani berkata dengan penuh penyesalan.“Tapi kamu mempunyai banyak karyawan. Kamu bisa mendelegasikan semua pekerjaanmu pada mereka,” bujuk Deon. Dia sangat berharap bisa menikmati waktu berdua dengan istrinya.“Lain kali saja ya? Kamu tahu, aku baru saja membuat kebijakan baru untuk perusahaan ayahku. Aku membuat mereka menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol. Karena kebijakanku itu, perusahaan mengalami penurunan laba yang signifikan. Aku harus memperbaiki semua ini, Sayang.”“Apa? Apa yang kamu lakukan, Melani?” Tiba-tiba Nenek Karmila masuk ke ruang

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Pesta Pernikahan

    Melani tampak sangat cantik mengenakan pakaian pengantin warna putih. Pesta pernikahan kali ini diadakan di Ballroom Hotel Alvarendra. Jika biasanya para pengantin akan menyewa gedung pernikahan selama dua atau empat jam saja, rencananya mereka akan memakai ballroom itu seharian penuh, dari pagi hingga malam hari.Banyak sekali tamu undangan yang menghadiri acara pesta pernikahan itu, mulai dari rakyat biasa hingga para pejabat dan rekan kerja Deon. Bahkan, para tamu undangan yang datang dari luar kota bisa menginap di hotel setempat dengan gratis.Tiba saat acara lempar bunga, para pasangan maupun para jomlo berebut buket bunga yang dilempar pengantin.Buket bunga yang dilempar Melani jatuh ke tangan Aldo dan Desy secara serempak. Mereka berdua berebut buket bunga itu dan tidak ada yang mau mengalah.“Kenapa kalian harus berebutan seperti anak kecil? Bukankah kalian akan menikah pada hari yang sama?” sindir Vina yang tia-tiba datang dengan gaun merahnya yang indah. Dia berhasil mereb

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Damai

    “Syarat lagi? Apa itu?” Deon bertanya pada mamanya. Dia akan melakukan apa pun, asalkan kedua orangtuanya mau merestui hubungan pernikahan dia dan Melani.“Papa dan Mama tidak hadir di pesta pernikahan kalian dulu. Jadi, Mama mau kalian mengadakan pesta pernikahan lagi. Kali ini harus meriah. Aku mau seluruh teman Mama dan rekan bisnismu diundang di pesta itu.” Mama Deon berkata panjang lebar.Deon dan Melani saling berpandangan. Mereka mengangguk pasti. Keduanya tersenyum bahagia setelah mendapatkan restu dari kedua orangtua Deon. Rasanya, satu beban yang mengganjal di hati mereka telah terbebas dan lepas.“Sekarang, kita tinggal meminta restu pada ayahmu, Melani,” gumam Deon. Melani mengangguk setuju.“Deon, Mela, bolehkah kami meminta bantuan kalian?” ujar Papa Deon memohon. “Aku ingin bertemu dengan Brian Atmajaya, ayah Melani. Bisakah kalian membawaku ke sana?” lanjutnya.Deon dan kedua orangtuanya pergi untuk menjenguk Brian Atmajaya di Lapas. Sementara, Melani akan menyusul set

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Syarat

    “Apa kamu tidak bercanda, Deon? Mela, istrimu?” Mama dan Pap Deon bertanya serempak. Mereka saling berpandangan untuk sejenak. Tidak percaya dengan pengakuan Deon barusan.“Kamu pasti berbohong, Deon! Kamu berbohong agar kami merestui hubungan kalian. Sejak kapan kamu mulai berani berbohong?” Papa Deon menatap tajam anaknya.“Aku setuju! Aku juga menyangsikan ucapanmu, Deon. Mana mungkin Mela adalah istrimu? Jelas-jelas mereka adalah orang yang berbeda. Istrimu berasal dari keluarga kaya raya, sedangkan Mela hanya gadis sederhana yang berasal dari kelas menengah. Mereka sangat berbeda, Deon.” Mama Melani menyangkal.“Pa, Ma, tapi Mela benar-benar telah menjadi istriku istriku. Mela dan Melani adalah orang yang sama. Nama lengkapnya Melani Atmajaya, saat di sekolah dulu, teman-teman kami memanggilnya Mela.” Deon menjelaskan panjang lebar. Dia menghentikan kalimatnya sejenak untuk mengambil napas, kemudian kembali me

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Gadis Masa Lalu

    “Bagaimana Anda akan mengeluarkan Brian Atmajaya dari penjara?” Aldo bertanya pada Deon. “Apa itu tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku?” lanjutnya.“Itu bukan hal yang sulit.” Deon tersenyum miring. “Kamu tahu, hukum di negara kita bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Sebenarnya aku tidak ingin membeli hukum, tapi jika itu demi kebaikan, kenapa tidak? Lagi pula aku bukan membela orang yang salah. Bukankah Brian Atmajaya tidak bersalah? Dia hanya dijebak,” ujarnya panjang lebar.“Lalu, apakah menurut Anda Brian Atmajaya akan menepati janjinya? Apa dia berani mengambil tindakan menutup Jay Bar dan menghentikan produksi minuman beralkohol di perusahaannya, sementara tindakan itu mendapatkan pertentangan dari banyak pihak?” Aldo bertanya penasaran. Dia khawatir Brian Atmajaya akan mengingkari janjinya.“Jangan khawatir, Aldo. Aku tidak peduli dengan langkah apa yang akan diambil ayah mertuaku s

  • Menjadi Janda Tajir Melintir   Tolong Dihapus Kak

    Maaf semuanya, dua bab terakhir yang berjudul Direktur Baru dan Ayah Mertua terbalik karena kesalahan teknis saat posting. Seharusnya baca bab Ayah Mertua lebih dulu baru kemudian baca bab Direktur Baru. Sekali lagi mohon maaf ya. Akan segera diperbaiki.Oh ya, kalian juga bisa membaca karya aku lainnya di Good Novel yang berjudul "Dicerai Setelah Malam Pertama" (Nama pena Norasetyana), hanya 40 bab yaFollow juga sosmed-ku juga yaF* Norasetya (Mommykhaa)I* NuurahmaaSelamat malam. Selamat berakhir pekan. Semoga cerita-ceritaku ini bisa menghibur bagi kalian. Semoga kita semua dilancarkan rejekinya dan diberi kesehatan, aamiin.Menjadi Janda Tajir Melintir akan segera tamat di bab 130-an. Selamat membaca. Ikuti terus ceritaku ya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status