Share

Bab 283

Author: Camelia
Keesokan paginya, suara ketukan di kaca membangunkan Aura dari tidurnya. Begitu membuka mata, dia melihat Jose belum juga bangun sehingga merasa agak terkejut. Dia menoleh melewati tubuh Jose dan melihat Marsel berdiri di luar dengan wajah penuh kecemasan.

"Pak Jose, Bu Aura, Nyonya sudah datang!" serunya panik.

"Apa?" Aura tertegun.

Aura buru-buru menepuk-nepuk wajah Jose. "Pak Jose, bangun." Namun, begitu tangannya menyentuh wajah Jose, dia langsung tersentak. Kulit pria itu panas luar biasa, sepertinya dia demam.

"Dia demam! Cepat cari cara!"

Marsel juga terdiam sesaat. Selama ini, kondisi tubuh Jose selalu prima. Bahkan flu ringan saja tidak pernah. Dia bergegas membuka pintu mobil dan membantu mengangkat Jose dari tubuh Aura.

"Sepertinya, lukanya terinfeksi sehingga jadi demam. Kamu pergi panggilkan dokter."

"Tapi Nyonya sudah datang hampir sampai ke vila. Kalau dia melihat Pak Jose di sini, pasti akan bertanya-tanya," lanjutnya sambil menatap Aura. Maksudnya sangat jelas bahwa di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Iccha Soerya Bazzory
dikit bingittzz tambahin dong
goodnovel comment avatar
Misty Tini
kok gk bisa di buka sih
goodnovel comment avatar
Nursam Rahman
tambah thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 1027

    Tatapan Jose jatuh pada tangan mungil yang pucat di atas gelas anggur itu.Pandangan itu naik sedikit demi sedikit, berhenti pada wajah kecil Aura yang tampak agak khawatir. Ujung bibirnya sedikit menekan, tidak melontarkan sepatah kata pun.Namun, Aura bisa melihat dengan jelas bahwa Jose sedang tidak senang.Aura berpikir sejenak, menyunggingkan senyuman tipis, lalu mengangkat tangan dan menyentuh lengan Jose. "Jangan minum, temani aku istirahat sebentar ya?"Selesai berbicara, dia merintih pelan. "Tanganku sakit banget."Aura mendongak. Sepasang mata besar itu memancarkan kepiluan, membuat siapa pun sulit untuk menolak.Garis rahang Jose menegang sejenak. Kemudian, dia mengangkat alis, membungkuk, dan langsung mengangkat Aura.Aura yang sama sekali tidak siap pun terkejut. Dia berseru kecil, "Kamu ngapain?"Perasaan tiba-tiba terangkat dari tanah membuat Aura cemas. Wajah kecilnya sampai memucat ketakutan. Ditambah lagi tangannya sedang terluka, dia hanya bisa memakai satu tangan un

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 1026

    "Selain itu, menantuku dirawat di rumah sakit karena diculik. Jadi, aku harap kalian nggak terlalu mengganggunya.""Kalau ada pertanyaan, kalian bisa menanyakannya kepada asistenku." Riana melambaikan tangan ke arah seorang pria yang dia bawa masuk tadi. Pria itu segera maju.Aura benar-benar dalam keadaan bingung total. Bahkan ketika didorong masuk ke mobil Riana, dia masih belum paham apa yang sebenarnya ingin dilakukan Riana.Marsel yang menyetir di depan diam-diam melapor kepada Jose tentang situasi di sini.Setelah masuk ke mobil, Riana dan Aura duduk berseberangan. Riana melihat ke luar jendela, lalu membuka mulut pelan. "Kamu sangat bingung, 'kan?"Aura mengernyit menatapnya. "Memang bingung. Aku nggak ngerti apa yang sebenarnya ingin Bu Riana lakukan."Dia memandang Riana. Seorang wanita yang telah bertahun-tahun bertahan di dunia keras keluarga besar dan tetap berdiri kokoh. Orang seperti ini benar-benar sulit untuk dibaca.Riana tertawa kecil. "Di luar sana, semua orang menye

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 1025

    Sambil terus berbicara, Marsel merasakan tekanan di sekelilingnya semakin kuat. Dia buru-buru mengangkat mata dan melirik kaca spion, lalu melihat wajah Jose yang masam dan dingin."Ehem ... ehem ...." Marsel hampir tersedak air liurnya sendiri karena kaget melihat wajah Jose itu.Dia langsung tertawa kaku. "Tuan Jose, aku asal bicara saja. Anggap saja cuma kentut. Eh ... ada telepon masuk. Tuan angkat dulu."Kebetulan ponsel Jose berbunyi. Marsel seolah-olah mendapat pengampunan besar. Ketika Jose mengangkat telepon, Marsel pun mengusap keringat halus di dahinya. Ternyata benar. Memang tidak boleh banyak omong.....Tiga hari berlalu dalam sekejap.Pada hari Aura keluar dari rumah sakit, Jose sedang sibuk. Aura meminta Marsel untuk mengurus administrasi keluar.Saat sedang menunggu di kamar rawat, tiba-tiba ada seseorang yang datang. Kedatangan orang ini cukup membuatnya terkejut."Bu Riana." Aura segera duduk dari tempat tidur. Dia kaget melihat Riana masuk dari luar pintu.Riana ter

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 1024

    "Bukankah kamu bertanya terlalu banyak?" Jose mencibir. "Aktivitasku perlu dilaporkan ke kamu?"Selesai berbicara, sorot mata Jose tiba-tiba menjadi tajam. Dia menatap Lulu sampai membuat bulu kuduk Lulu berdiri.Hari ini sebenarnya cuacanya bagus. Cahaya matahari yang cerah menyinari tubuh, membuat orang merasa hangat.Namun, begitu ditatap oleh Jose, Lulu merasa suhu sekitar mendadak turun beberapa derajat. Dia menggigit pelan bibirnya, memaksakan diri menatap Jose balik."Aku tahu Pak Jose itu orang sibuk. Tapi jangan lupa, dulu kamu yang memakai sedikit trik untuk bisa menikah dengan Aura.""Kalau Pak Jose melakukan hal yang menyakiti dia, aku yakin dengan sifat Aura, meskipun harus sama-sama hancur, dia nggak akan tetap bersamamu."Suara Lulu lembut tetapi tegas, tidak cepat dan tidak lambat. "Jadi, kalau Pak Jose nggak ingin bersama Aura lagi, kamu bisa langsung memberitahunya. Nggak perlu berurusan dengan wanita lain di belakangnya."Jose mengerutkan alis. Benar-benar teman Aura

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 1023

    Aura tidak menyadari maksud tersembunyi dari ucapannya. Dia menatap Lulu dengan wajah penuh rasa terharu. "Lulu, kamu benar-benar baik.""Cium dulu dong ...." Aura menengadah, memberi Lulu sebuah ciuman terbang.Lulu mengangguk. "Tentu saja, di hatiku cuma ada kamu."Lulu kembali melirik Jose dengan makna tertentu.Jose merasakan tatapannya. Dia mengangkat pandangan melihat ke arah Lulu. Tatapannya sedikit menakutkan. Hanya satu kali lihat sudah memberi tekanan besar.Lulu baru dilihat sebentar olehnya saja sudah ingin menghindar. Namun, memikirkan dia harus membela Aura, Lulu pun menegakkan leher, membalas dengan tatapan galak, lalu mendengus sebelum memalingkan wajah.Aura mendengar dengusan itu, lalu menghentikan tangannya yang sedang membuka kotak kue. Dia menoleh pada Lulu. "Kenapa?"Lulu menggeleng. "Nggak kenapa-napa."Aura mengangkat alis. "Oh." Kemudian, dia menunduk lagi dan lanjut membuka kotak kue.Setelah menemani Aura makan, Jose berdiri dan berkata kepada Aura, "Aku masi

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 1022

    Lulu mendengarkan suara serak Deddy yang masih membawa sedikit rasa tertekan. Dia menggigit ringan bibirnya.Cinta di masa remaja memang tidak semudah itu dilepaskan. Namun, dia memang sudah melepaskannya. Hidup ini sudah berjalan lebih dari 20 tahun. Dia tidak mungkin membayar seumur hidup untuk perasaan masa remaja itu. Apalagi perasaan itu sama sekali tidak pernah diterima dan tidak dianggap baik.Karena tidak mendengar jawaban dari Lulu, Deddy menjadi tidak senang. Dia menarik Lulu dari dalam pelukannya. Tangan besarnya mencengkeram bahu Lulu. Dengan bantuan cahaya lampu ruang tamu yang menyorot ke arahnya, dia menunduk menatap Lulu."Kamu ke mana saja beberapa hari ini? Kenapa nggak telepon aku sama sekali?"Lulu menggigit bibir, mendongak menatap Deddy. Deddy sepertinya minum cukup banyak karena tatapannya agak linglung.Lulu berpikir sejenak, lalu mengangkat tangan. Dia menurunkan tangan Deddy dari bahunya dan berkata dengan suara rendah, "Kamu mabuk. Setelah kamu sudah sadar, b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status