Share

Bab 94

Penulis: Camelia
Melihat Aura yang tampak tenang dan seolah-olah tidak peduli, Anrez nyaris meledak karena kemarahannya.

Aura tetap santai, duduk diam sambil menikmati tehnya.

Anrez terdiam cukup lama, lalu mendongak menatapnya. "Apa kamu baru akan senang kalau Grup Tanjung benar-benar hancur, ya?"

Aura menjawab, "Masih sama seperti tadi. Saham Grup Tanjung nggak boleh dijual!"

"Hmph, ini bukan sesuatu yang bisa kamu tentukan. Saham itu tetap akan kujual. Kalau kamu benar-benar nggak mau, bujuk saja Keluarga Santosa supaya suntik dana. Begitu uang masuk, aku tentu nggak akan jual saham lagi."

Mendengar itu, Aura menunduk sedikit. Jemarinya yang putih pucat memegang cangkir teh dengan lembut. Suhu tehnya pas, tidak panas.

"Aku bisa saja meyakinkan Keluarga Santosa."

Mendengar Aura melunak, Anrez tampak lega. "Nah, begitu dong. Kamu 'kan anakku. Semua ini aku lakukan demi kebaikan keluarga."

Keluarga? Aura memalingkan wajah dengan sinis. Mungkin Anrez memang melakukannya demi keluarga. Namun, apa masih a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 231

    Saat ini, Aura tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Dia tampak benar-benar kelelahan, bahkan sampai lupa menarik selimut untuk menutupi diri. Sekilas, yang terlihat hanyalah keindahan tubuhnya.Jose yang baru saja dipuaskan, sedang dalam suasana hati yang baik. Dia menunduk dan mendekat ke telinga Aura, lalu berbisik, "Kenapa? Masih belum puas? Kalau kamu masih merasa kurang, aku bisa memuaskanmu. Nggak perlu menggodaku seperti ini."Dalam keadaan setengah sadar, Aura masih bisa menangkap maksud kata-kata Jose. Dia mendadak terbelalak dan baru menyadari dirinya sama sekali tidak tertutup. Dia buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Lalu, dengan wajah memelas, dia memohon pada Jose, "Nggak, nggak. Aku benar-benar sudah capek."Aura meringkuk di bawah selimut, tampak takut kalau Jose tiba-tiba kembali ganas. Dia memang sudah tidak punya tenaga lagi. Sekarang, yang dia inginkan hanyalah bisa tidur dengan tenang.Untung saja, Jose hanya sedang menggodanya. Dia bangki

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 230

    Aura menggeleng cepat. "Nggak, nggak.""Oh?" Jose mendengus dingin. "Sepertinya pelajaran yang kamu terima masih kurang."Aura terdiam. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya agar Jose bisa merasa puas. Oleh karena itu, dia memilih untuk diam.Melihatnya tidak bicara, tangannya yang mencengkeram dagu Aura perlahan turun ke bawah. Jari-jarinya yang kasar menyusuri leher halus Aura, membuat tubuhnya gemetar ketakutan. Namun, Aura tidak berani bergerak karena khawatir Jose akan bertindak nekat dan mencekiknya.Tangan itu hanya berhenti sejenak di lehernya, lalu terus meluncur turun. Dengan gerakan yang sudah terlatih, Jose menggenggam penuh dadanya dan senyumnya semakin licik."Ingat kata-kata yang kamu ucapkan tadi?"Tubuh Aura menegang, pikirannya kosong dan tidak mampu berpikir jernih. Melihat wajahnya yang bingung, sudut bibir Jose sedikit menurun. Jelas sekali dia terlihat kesal.Aura buru-buru mengangkat tangan dan melingkarkan lengannya ke leher Jose, lalu mengecup ringan di ba

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 229

    Aura terdiam sejenak, lalu buru-buru menggelengkan kepala dan berjalan ke sisi Jose. Kemudian, dia menarik ujung lengan bajunya dengan hati-hati.Jose hanya meliriknya sekilas, melihat mata gadis itu yang bundar menatap ke arah Lucas yang masih tergeletak di lantai. Kemudian, dia memerintahkan Philip yang berdiri di belakangnya, "Kuserahkan semua ini padamu."Philip tersenyum. "Baiklah, Anda lanjutkan urusan Anda saja. Kamar di atas sudah disiapkan."Jose menatapnya dingin, lalu berbalik pergi. Baru berjalan beberapa langkah, Jose kembali menoleh melirik Lucas yang masih tergeletak di lantai."Tangan yang tadi dipakai buat nyentuh, lumpuhkan saja." Nada bicaranya ringan, tapi sorot matanya penuh ancaman yang tak bisa diabaikan.Usai bicara, dia pun berbalik dan pergi.Aura terkejut. Dia tidak menyangka Jose bisa sekejam itu. Jantungnya berdegup kencang. Meski dia tahu Jose adalah orang yang paling berbahaya di tempat ini, dia tetap terpaksa memberanikan diri mengikuti langkahnya.Lucas

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 228

    "Menurutmu, kalau Jose tahu kamu datang ke sini, apa dia akan membunuhmu?" Wajah Lucas memancarkan sorot kegembiraan yang samar. Dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu Aura di pesta ini.Terakhir kali dia melihat Aura, yang ada di benaknya hanyalah wajah cantiknya yang memikat sehingga membuatnya terus terbayang-bayang setelah pulang.Namun karena Aura adalah milik Jose, dia tidak berani macam-macam. Namun sekarang, melihat Aura datang ke sini, hatinya langsung berbunga-bunga. Terutama setelah melihat penampilan Aura sekarang, dia langsung merasakan hasrat membuncah dari dalam dirinya.Senyum di wajahnya semakin lepas kendali. "Aura, santai saja. Di ranjang, aku nggak kalah hebat dari Jose."Aura menahan rasa jijik dalam hati, menggertakkan giginya dan berkata dengan suara rendah, "Minggir!"Yang dia inginkan sekarang hanyalah berlari ke toilet dan menemukan sebuah bilik, lalu bersembunyi di sana sampai pesta ini selesai. Akan tetapi, Lucas jelas tidak mau membiarkannya begitu sa

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 227

    "Jose, sebenarnya kamu mau apa!"Aura memukul-mukul pintu besar dengan panik. Suaranya menggelegar memanggil ke luar. Namun, suara musik yang memekakkan telinga menenggelamkan teriakannya, membuat protesnya terdengar konyol dan menyedihkan.Saat itu, seorang pria mendekatinya dan berkata, "Nona, pasanganmu nggak ada?"Aura menatap tajam padanya dan berkata tegas, "Pergi!"Pria itu hanya tersenyum sinis di balik topengnya. "Datang ke pesta seperti ini, untuk apa lagi kalau bukan untuk itu? Mau sok suci di sini?"Aura mendengarnya dan langsung paham bahwa pesta ini tidak sesederhana kelihatannya. Dia mundur beberapa langkah dan memilih untuk tidak membalas.Melihat sikapnya yang takut, pria itu malah semakin bersemangat. Dia mendekat dan berkata dengan senyum licik, "Jangan takut, apa pun yang terjadi di sini, nggak akan ada yang tahu ketika kamu keluar."Aura menelan ludah. Hidungnya dipenuhi oleh wangi yang penuh hasrat. Aromanya memang wangi, tapi membuat orang yang menciumnya merasa

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 226

    Saat itu, Jose sedang santai berdiri di depan jendela besar di lantai paling atas. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Setelah melihatnya, ternyata itu pesan dari Aura.[ Kenapa aku harus pakai ini? ]Jose mengangkat alisnya sedikit, lalu mengetikkan beberapa kata dengan cepat.[ Nggak pakai juga boleh. ]Saat Aura membaca pesan itu, dia menghela napas lega perlahan. Namun sesaat kemudian, pesan dari Jose kembali masuk.[ Di luar ada orang yang akan membantumu memakainya. ]Aura terdiam.Dari interaksi mereka selama ini, Aura sudah cukup mengenal sifat Jose yang berubah-ubah dan penuh teka-teki. Dia tahu, kalau dia tidak mengikuti perintah Jose, akibatnya mungkin bukan sesuatu yang bisa dia tanggung.Lagi pula, dia bukan orang bodoh. Melihat bagaimana para staf kelab ini sepatuh itu pada Jose, Aura juga bisa menebak bahwa Jose memiliki hubungan khusus dengan tempat ini. Atau mungkin, kelab ini memang milik Jose?Apa dia harus melarikan diri? Akan tetapi, Jose bukan pria yang mudah ditangani.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status