Share

Bab 20

Pagi ini aku mengantar adikku yang sedang pulang kampung dari kampusnya ke pameran kampus yang diadakan di SMA tempat aku belajar dulu.

“Teh Faihah?”

Aku seketika menoleh dan menyipit melihat seseorang yang rasanya tidak asing.

“Oh A Rian?”

A Rian menghampiriku dengan motornya, “Habis antar Mumtaz Teh?”

Aku mengangguk, “Iya, A Rian?”

“Habis antar ponakan Teh, dia katanya mau lihat-lihat kampus.”

Aku mengangguk-angguk. Tiba-tiba sesuatu melintas dalam benakku, tapi aku ragu untuk mengatakannya.

“Teh Faihah mau langsung balik?”

Aku menggeleng, “A, mau lihat-lihat dalam juga gak? Saya penasaran soalnya mau lihat sekarang pamerannya seperti apa.”

“Oh boleh. Parkir di luar aja Teh, di dalam sekolah biasanya susah buat keluar.”

“Oke A.”

Suasana sekolah ramai dengan anak-anak menggunakan baju bebas dan membawa tas. Di bagian lapangan terdapat beberapa kedai makanan sementara yang padat oleh pengunjung. Aku memandangi kelas-kelas yang ditempel oleh label kampus.

“Teh Faihah pernah ke sini
Fay

Gaes, aku ingin memberi keterangan tentang 'mahram' yaaa Jadi selama ini kan orang kita menyebutkan 'muhrim' ketika menyebutkan orang (terutama lawan jenis) yang masih satu keluarga. sebenarnya itu salah yaaa ... yang benar 'mahram' karena berasal dari kata 'haram' alias orang-orang yang haram untuk dinikahi. Segitu aja dari aku. Hatur nuhuuun.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status