Share

Bab 22

"Teteh, ada yang ingin ibu bicarakan ke kamu."

Badanku mendadak merinding mendengar perkataan ibuku. Sore ini aku memang mampir ke rumah ibuku sebelum kembali ke rumah kosan. Aku menyebutnya rumah kosan karena itu adalah rumah keluargaku yang dijadikan kosan.

Aku yang duduk di kursi meja makan hanya memandang ibu, "Kenapa Bu?"

Ibu yang baru saja pulang dari sekolah menghempaskan badan di kursi depanku.

"Tadi pengacara keluarga Shireen ke kelas ibu."

Deg! Kini aku tahu kemana pembicaraan ini mengarah.

"Sebelumnya maafin ibu Teh, ibu gak tahu kalau kamu juga korban di kampus itu ... maafin ibu Teh."

Aku paling benci momen seperti ini, karena otomatis ada air mata yang akan keluar.

Mendadak aku bangkit dan membawa tas ku keluar dari rumah.

"Teteh, mau kemana??"

Aku tidak menjawab, hanya memundurkan motor dengan kasar. Tiba-tiba aku kehilangan kendali.

Brak!

Motor ku terjatuh begitu saja.

Aku hanya memandangi motorku dengan tatapan kosong. Aku lalu jongkok dan meletakkan kepala di ba
Fay

Tidak mudah menuliskan part ini. Sesungguhnya situasi seperti ini memang terjadi. Faihah aku buat seperti diriku sendiri di part ini, emosiku gampang terkuras ketika dalam situasi seperti ini. Mungkin aku ketriger? Entahlah.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status