Share

Wanita Penghibur

[Nise, beneran lu ngirimin gue motor? Anjir. Gua harus bilang apa? Thanks ya.]

Sejenak bibirku tersenyum sendirian di keremangan kamar ketika pesan itu berhasil terkirim.

Kini aku memikirkan apa yang harus kukatakan besok ke teman-teman di sekolah. Pastinya, besok adalah babak baru buatku.

***

Pagi itu aku berangkat ke sekolah dengan semangat yang berapi-api. Ibu pun menangkap alasan yang membuatku bereuforia seperti itu.

Dengan wajah yang berseri, kubelah jalanan kecil yang membagi kompleks perumahan, dilanjut jalanan aspal yang ramai dan bising, hingga kemudian kuparkirkan motor baru itu di sudut parkiran sekolah.

Denise.

Dia pun melempar senyum hangat saat aku memasuki kelas dan duduk di kursi. Dalam senyum kecilku ini, dia menangkap apa maksudnya.

Saat pulang sekolah, semua kawanku terheran dan terkaget dengan apa yang aku tumpangi.

“Anjir, ada anak sultan. Banyak duit lu?”

“Menang lotere apa dibeliin tante girang? Wkwkwkwkwkw,” sambung Frans.

Aku diam sambil mengulum se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status