Share

Bab 6. Kawin Kontrak

Sharon tak habis pikir, dia mengira awalnya hanya menjadi kekasih bohongan, dan sekarang begitu mendengar permintaan Elena, kepalanya mendadak berputar dan pening.

Andy sendiri tak bisa berbuat banyak, karena sejak dia masih kecil hanya Elena yang selalu mendukungnya bersama kakeknya—sewaktu beliau masih hidup—memberikannya kehidupan yang jauh dari kata cukup.

Apakah permintaan yang tak masuk akal itu harus dilakukannya?

Menikahi seorang gadis yang usianya mungkin jauh di bawahnya, dan Andy yakin Sharon sendiri masih kuliah. Akan jadi apa hidupnya nanti!

“Aku akan menemui dokter. Sharon, tolong temani nenek sebentar. Aku akan menanyakan kapan jadwal operasi bisa dilakukan.”

Andy pun meninggalkan Elena bersama Sharon, menuju ke ruangan dokter. Dia tak peduli apa yang akan dibicarakan Elena dan Sharon nantinya. Paling-paling Elena akan terus membujuk Sharon untuk menentukan tanggal pernikahan, memesan wedding organizer, dan macam hal lainnya.

Setidaknya Andy bisa sedikit merasa tenang, Elena tak mencurigai sama sekali jika Sharon hanya gadis sewaan yang dijadikan kekasih untuk beberapa jam.

Tapi yang membuatnya bingung setengah mati, bagaimana dengan kalimat ‘menikah’ yang tadi baru saja ditanyakan Elena padanya. Apa dia harus menyenangkan orangtua paruh baya itu dengan menuruti kemauannya?

Tapi siapa yang mau menikahi laki-laki perfeksionis dan kaku sepertinya?

Mustahil mencari calon isteri, apalagi jika dia harus mencari gadis lain yang bersedia menikah dengannya, dan pastinya wajah itu akan berbeda dari Sharon.

Andy mengetuk pintu ruangan dokter yang menangani Elena. Terdengar suara dari dalam yang mempersilakannya masuk.

“Andy, silakan masuk. Pasti ada yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya dokter muda berwajah oriental yang telah menangani Elena selama ini.

“Dokter Lee, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu, mengenai keadaan nenekku.”

Dokter Lee, mempersilakan Andy untuk duduk. Dia mengeluarkan sebuah amplop besar berisi hasil CT Scan dari Elena.

“Aku tak tahu jika Elena begitu keras kepala, Andy. Dia harus segera melakukan operasi, karena sudah ada penyebaran dalam skala kecil ke beberapa organ tubuh lainnya. Untuk menghentikannya, maka dia harus bersedia untuk dioperasi secepatnya. Aku tak bisa membujuknya.”

“Jika dia dioperasi, berapa besar kemungkinannya untuk bertahan?”

“Tanpa operasi hanya mampu bertahan sampai 3 bulan ke depan. Dengan operasi maka setidaknya satu atau dua tahun ke depan, dia masih bisa bertahan, dan—“

“Tak ada satu pun pilihan yang baik untuk didengar, Dok. Kedua pilihan itu sama sekali membuatku tak bisa berkata lebih. Tapi setidaknya dengan operasi, aku masih bisa bersamanya meski setahun atau dua tahun bisa dikatakan waktu yang sangat singkat.”

Dokter Lee tersenyum, memang demikian adanya. Tak ada yang ditutupi oleh dokter muda yang mungkin usianya tak jauh berbeda dari Andy.

Apakah Andy harus menyetujui permintaan Elena?

Sedangkan dia sendiri belum mempersiapkan diri sama sekali. Dia hanya mengenal Sharon, apa mungkin Sharon bersedia menikah dengannya?

Tak ada rasa suka.

Tak ada rasa cinta.

Semuanya hanya demi Elena. Sharon memang kelihatan seperti gadis baik-baik. Andy berpikir jika dia akan mengajukan sebuah penawaran pada gadis itu, yang jelas Sharon harus menyetujuinya. Apalagi Elena sepertinya benar-benar menaruh hati melihat gadis itu.

“Aku akan membujuk nenek untuk segera dioperasi. Biar bagaimanapun, hanya dia yang aku miliki, hanya dia keluarga terdekat yang mengurusku sejak aku kehilangan kedua orangtuaku di kecelakaan itu. Jadi kupastikan, dalam waktu dekat, dia akan dioperasi, Dok,” ujar Andy dengan yakin.

Dokter Lee mengangguk. Andy pun bangkit berdiri dari kursi dan beranjak keluar dari ruangannya.

Dilihatnya Sharon sedang berada di luar ruangan, Andy mempercepat langkahnya. Dia telah memutuskan sesuatu hal yang sangat gila saat ini, dan dia membutuhkan Sharon untuk mewujudkan rencananya.

Sekarang, atau tidak sama sekali, Pikirnya saat itu.

“Ikut aku!”

Andy menarik tangan Sharon, kemudian berlari ke luar dari rumah sakit. Sharon tak mengerti apa yang diinginkan laki-laki yang masih saja terus menggenggam tangannya dengan erat.

Andy mengajaknya duduk ke sebuah taman yang berada tak jauh dari bangunan rumah sakit, dan memintanya duduk di sampingnya.

“Hei! Tak perlu menarik-narik tanganku!” seru Sharon yang sedikit kesal dengan kelakuan Andy yang cukup aneh baginya.

“Menikahlah denganku,” pinta Andy secara tiba-tiba.

Mulut Sharon menganga lebar, membuat dagunya seakan hendak lepas dari wajahnya saat itu juga.

Menikah?

Dia masih sangat muda!

Dia belum menyelesaikan sidangnya!

“Kau gila?” tanya Sharon.

“Aku serius dengan perkataanku barusan, apa kau mau?”

“Menikah denganmu? Aku saja tak mengenalmu, bagaimana bisa aku menikah dengan—“

“Aku akan membuat perjanjian denganmu,” potong Andy dengan cepat, tak memberi celah bagi Sharon untuk membantah lebih dalam.

“Maksudmu?”

“Kita hanya menikah untuk satu tahun, setelah itu kita akan bercerai. Aku akan membuat surat perjanjian kontrak menikah denganmu. Selama dalam ikatan kontrak, aku tak akan melakukan sesuatu hal yang menyimpang dari perjanjian, bagaimana?” tembak Andy sekali lagi, dan berhasil membuat Sharon menganga lebih lebar dari sebelumnya.

“Ta-tapi, kalau orangtuaku mengetahuinya, mereka bisa membunuhku! Aku belum selesai kuliah, aku juga belum menyelesaikan sidangku, aku—“

“Aku seorang dosen, kurasa tak akan rugi jika kau menikah denganku. Aku janji, aku akan membantumu menyelesaikan sidangmu nantinya, bagaimana?”

“Hm, kau sanggup menemui orangtuaku dan melamarku?’ tantang Sharon. Dia merasa yakin, Andy tak akan mau menemui kedua orangtuanya. Tetapi jawaban yang didapatkan, justru membuat kedua lutut Sharon menjadi lemas.

“Aku akan menemui kedua orangtuamu dan melamarmu langsung. Aku akan mempersiapkan kontraknya setelah ini, hal ini jangan sampai bocor ke publik. Karena pernikahan ini hanya untuk satu tahun. Setelahnya kau bebas.”

Menikah untuk satu tahun?

“Apa benefit yang akan kudapatkan selain kau membantuku untuk menyelesaikan sidangku?”

“Aku akan memberikan seperempat dari saham perusahaan yang dimiliki keluargaku, kau akan kuberikan uang saku bulanan, dan juga aku tak akan menyentuhmu sama sekali, lalu—“

“Lalu bagaimana jika dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, salah satu dari kita akhirnya benar-benar jatuh cinta?” tanya Sharon.

“I-itu ... jika kau atau aku yang jatuh cinta, maka ... kita akan berpisah,” jawab Andy agak ragu. Seumur hidup dia tak merasakan apa yang namanya jatuh cinta. Jadi seharusnya pernikahan kontrak yang baru saja diajukannya pada Sharon tak akan menjadi masalah besar.

Sharon benar-benar dibuat pusing oleh kelakuan Andy.

Tadi dia berpikir Andy hanya akan memintanya menjadi kekasih dalam beberapa jam saja, dan sekarang mereka harus menikah?

Bagaimana rasanya menikah tanpa dilandasi oleh perasaan cinta?

Tapi setidaknya dia bisa membalaskan dendamnya pada mantan yang kurang ajar dengan seenaknya memutuskan dia demi gadis lain. Andy tampan, kaya, memiliki karir yang bagus, sepertinya dia bisa membawa Andy sesekali untuk dipamerkan di depan umum, bukan begitu?

“Jika aku yang lebih dulu jatuh cinta, maka aku tak akan melepaskanmu, bagaimana?” goda Sharon. Kali ini godaannya membuat telinga Andy memerah.

“Itu urusanmu. Aku yakin, aku tak mungkin mencintai gadis sepertimu,” jawab Andy yakin.

Sharon mencebik. Dia berpikir, dirinya pun tak jelek-jelek amat, dengan begitu yakinnya Andy bisa mengatakan kalau dia tak mungkin mencintai gadis sepertinya?

"Kau yakin?" ejek Sharon.

"Aku sangat yakin, jika aku nanti bisa sampai jatuh cinta padamu, mungkin aku akan berlari mengelilingi satu Kota New York, dan berteriak kalau aku sudah gila!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status