Share

Bab 4. Jadi Pacar Bohongan?

Andy tak habis pkir dengan permintaan Elena yang sangat aneh menurutnya. Dia berjalan keluar, menutup pintu ruangan di mana Elena dirawat. Saat ini Elena sedang tertidur setelah perawat memberikannya beberapa obat.

Andy pun berjalan ke arah kafetaria yang tak jauh dari rumah sakit, dia mau terlalu lama memikirkan permintaan Elena padanya. Mungkin dengan menikmati teh hangat atau sepotong sandwich, bisa membuat perasaannya lebih lega, dan dia bisa berpikir lebih jernih?

Saat Andy sibuk dengan pikirannya, dia mendengar suara seorang gadis yang tengah memperdebatkan sesuatu di telepon.

“Aku tak bisa lagi tinggal di asrama? Kenapa?”

“Jadi ... aku harus tinggal di mana? Aku tahu, aku memang gagal dengan sidangku tahun ini, tapi kalau aku tak tinggal di asrama dan pindah ke tempat lain, akan cukup melelahkan jika harus naik kendaraan dari tempat baru ke kampus, apa—“

Sambungan telepon dimatikan, sepertinya kepala asrama baru saja memaki gadis itu dan memintanya mengemasi seluruh barang-barangnya dan menyuruhnya pindah karena dalam waktu dekat, kamar yang ditempatinya akan diisi oleh mahasiswi baru.

“Ahh! Menyebalkan!”

Andy mundur beberapa langkah ketika tubuhnya hampir berbenturan dengan gadis yang baru saja selesai menelepon itu.

Ketika gadis itu dan Andy saling bertatapan, dia langsung mengenali jika itu adalah gadis yang ditemuinya tempo hari di kafe, dan menyerobot antrian, membuat moodnya menjadi jelek seharian.

“Eh, kau?” Kali ini kedua bola mata Sharon membulat dengan sempurna melihat pria tampan yang dibuatnya marah di kafe, sedang menatapnya dengan satu alis terangkat, wajahnya begitu dingin, datar, dan menyebalkan.

“Kau lagi?” ujar Andy enggan.

Tiba-tiba saja permintaan Elena kembali terngiang-ngiang di telinganya. Muncul ide gila di benak Andy saat itu ketika dia melihat Sharon yang sedang bengong menatap dirinya. Seringai lick muncul di wajah tampan Andy saat itu.

“Aku akan memaafkan perbuatanmu mengotori jas dan kemejaku saat itu,” ucap Andy cepat sebelum Sharon mampu mengatakan sesuatu.

“Ma-maksudmu?”

“Kau single?’

Sharon mengangguk. Sharon baru saja putus dari kekasihnya, karena kekasihnya menduakannya dengan jalang kampus yang tak pernah puas dengan satu laki-laki. Jalang kampus yang bernama Tracy itu memang menyebalkan bagi Sharon. Dia sangat cantik, seksi menjadi incaran setiap mahasiswa-mahasiwa gatal di kampusnya.

“Kenapa memangnya kalau aku single? Apa ada masalah denganmu?”

“Kalau kau bisa membantuku hari ini, aku benar-benar akan melupakan masalah kemarin. Kalau kau tidak bisa membantuku, aku akan mencarimu di kampus mana kau berada dan aku akan menyuruh rektor untuk mengeluarkan mahasiswi ceroboh dan tak punya etika sepertimu,” jawab Andy dengan nada mengintimidasi, membuat Sharon susah untuk menelan ludah.

“Kau serius?’ tanya Sharon dengan nada tak percaya. Otaknya terlalu lamban untuk mencerna ancaman tak serius dari Andy barusan.

“Tentu saja serius, apa menurutmu aku sedang bermain-main?”

“La-lalu apa yang bisa kubantu?” tanya Sharon lagi dengan gugup.

Dia sempat berpikir, laki-laki berwajah tampan dan dingin di depannya pasti berniat jahat padanya dan ingin meminta sesuatu yang aneh-aneh. Sharon menggigit bibir bawahnya, wajahnya tertunduk, tak berani menatap wajah Andy.

“Berpura-puralah jadi kekasihku untuk beberapa jam,” pint Andy. Raut wajahnya tetap datar seperti biasa, tak ada senyum, atau ekspresi lain di sana.

Sharon hampir mati tersedak ludahnya sendiri, begitu mendengar permintaan tak masuk akal keluar dari mulut Andy.

Menjadi kekasih untuk beberapa jam?

Memang, hukuman untuknya terbilang sangat gampang untuknya, karena kalau hanya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya untuk beberapa jam saja, merupakan permintaan yang sangat mudah.

Lagi pula Andy tak jelek, jadi dia bisa cukup bangga meski hanya menjadi kekasih pura-pura.

“Ok. Ada lagi?”

“Sekarang ikut aku,” ajak Andy.

Andy tanpa sadar menarik tangan Sharon, memintanya mengikuti langkahnya. Andy sedikit puas, setidaknya Elena tak akan bertanya lagi mengenai kekasih atau hal lainnya. Jika dia berhasil membawa Sharon menemui neneknya.

Andy tak memiliki siapa pun lagi selain neneknya, jadi dia berpikir dia ingin membuat Elena senang walau harus membuat sebuah kebohongan kecil.

“Tunggu jangan main tarik!”

Sharon mengempaskan tangan Andy.

“Kau ingin mengajakku ke mana?”

“Menemui nenekku, siapa namamu?”

“Sharon.”

“Panggil aku Andy saat kau bersamaku di depan nenek nanti.”

“Apa kau sebegitu depresinya sampai meminta gadis yang tak kau kenal untuk menjadi kekasih bohongan?”

“Aku tak tahu, seumur hidupku, aku tak pernah berpacaran,” jawab Andy singkat.

“Aku mau bertanya padamu, Sharon,” kata Andy.

“Apa?”

“Apa kau pernah berbohong pada orang lain?”

“Sering,” jawab Sharon tanpa merasa bersalah.

“Kalau kau?” tanya Sharon balik.

“Tidak. Karena itu hari ini, aku memintamu untuk mengajariku berbohong di hadapan nenekku. Jika tidak, maka ingat ancamanku tadi!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status