Share

#3 Tragedi

Suasana semakin panas dikala Dahlan mengacungkan senjata tajam ke arah Malik.

"Rasakan ini keparat, ciaaat". Dahlan melancarkan serangan, namun Malik berhasil mengelak.

Dahlan semakin gencar mengayunkan senjata tajam, ia bagai penjahat bengis yang ingin menghabisi mangsanya. 

Dalam setiap serangan, Malik hanya menghindar, sangat terlihat jelas ia tak serius meladeni Dahlan yang sedari tadi menebaskan pisaunya.

"Bagaimana masih mau lanjut?". Tanya Malik mempermainkan Dahlan.

"Kau mau main-main keparat, rasakan jurus pamungkasku, ajian walang sangit, ciaaat". Dahlan mengeluarkan jurus andalannya. Justru membuat Malik tertawa.

 "Cukup menghibur nama jurusmu". Celetuk Malik tertawa kecil.

"Sialan kau keparat, rasakan ini". Dahlan meloncat mengincar wajah Malik, namun untuk kesekian kalinya Malik dengan mudah menghindari serangan itu.

 Karena dibuat gusar seketika Malik memegang tangan Dahlan, menarik dan menekannya ke bawah. Dahlan menjatuhkan senjata itu, ia meringis kesakitan memohon ampun. Ia tak tahu bahwa Malik adalah mantan pesilat tangguh yang sering menjuarai kejuaraan nasional.

Salima menjerit menghentikan pertikaian itu.

"Hentikan kalian atau pisau ini menembus perutku". Ancam Salima sembari mengacungkan pisau milik Dahlan. 

"Jatuhkan pisau itu Sal". Seru Malik melepaskan tangan Dahlan.

Malik berlari merampas pisau yang Salima genggam. Salima menangis dipelukan Malik menyesali perbuatannya.

Dahlan yang tengah meringis dibuat semakin sengsara karena harus melihat wanita pujaannya bermesraan ria dengan pria lain bak film-film FTV yang digandrungi emak-emak berdaster.

"Sudah, semua telah berlalu, lepaskan semua penyesalanmu, aku di sini akan melindungimu". Sahut Malik menenangkan Salima dipelukannya.

Akhirnya Salima dibawa pergi oleh Malik ke suatu tempat untuk membuat Salima ceria kembali.

"Mau kemana kita?". Tanya Salima di dalam mobil.

"Nanti kau akan tau sendiri". Sahut singkat Malik yang tengah fokus berkendara.

"Awas kalau kau berani macam-macam". Ancam Salima membuat Malik sedikit tergoda.

"Hahaha ga usah takut, lagian kalau aku jadi penculik ga bakalan nyulik anak kecil kaya kamu". Goda Malik.

"Astaga, kamu beneran penculik". Tanya Salima dengan polosnya.

"Kamu baru tahu yah, hahaha". Sahut Malik sembari tersenyum.

"Ih aku serius, kalau kamu beneran penculik aku ga segan-segan buat lapor polisi". Ancam Salima dengan tegas.

"Kamu polos banget sih Sal, lagian mana ada penculik seganteng diriku". Celoteh Malik yang masih menyombongkan diri.

"Ganteng di lihat dari sedotan kali yah, hahaha". Salima membalas candaan Malik.

"Pegangan yang erat Sal". Seru Malik dengan santai.

Tiba-tiba Malik mengerem mendadak, alhasil itu membuat Salima terkejut.

"Ada apa Malik". Tanya Salima.

"Itu ada pacarmu yang so ganteng". Tunjuk Malik ke arah depan mobilnya, yang ternyata Dahlan mencegat mereka.

"Turun kau bajingan". Bentak Dahlan dengan beberapa orang berjaket hitam.

"Apapun yang terjadi jangan sampai kamu membuka pintu mobil yah Sal, biar aku yang selesaikan ini dengan cara laki-laki". Malik berpesan kepada Salima dengan nada dramatis.

"Kamu ngomong apaan, yah ga mungkin lah kalau kamu kenapa-kenapa pasti aku yang menolong kamu". Balas Salima menanggapi Malik yang tengah siap keluar mobil.

"Kalau ada apa-apa denganku, kamu cepat-cepat telpon polisi aja, inget jangan nekat,ok". Pungkas Malik keluar mobil di ikuti suara motor sport yang mengelilingi mobil Malik.

Di dalam mobil Salima tak henti-hentinya berdoa demi keselamatan Malik.

Semenit kemudian terdengar suara pistol. "Doorrrr". Terlihat seorang pria terkapar di tengah jalan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status