Share

31. Terasingkan di Labirin Hutan

Jauh dari keramaian kota, jauh dari polusi dan debu udara, juga jauh dari materialisme dunia.

Tidak ada kesejukan melebihi sungai yang mengalir jernih. Hawa kehadirannya menghilangkan rasa lelah.

"Aku tertidur?"

Perlahan Zara bangun. Begitu sadar menempati tempat yang berbeda dia berdiri tertatih.

"Hah?! Di mana ini?!" teriaknya lantang.

Terkejut hebat sudah berada di rerumputan basah. Dia menoleh ke segala arah.

Tepi sungai di dalam hutan Jati serta banyaknya ilalang dan rumpun bambu menjadi pusat perhatiannya.

Seluruh bagian tubuh terasa pegal, kemungkinan lelah perjalanan. Dahi pun berkerut tanda kebingungan.

"Hutan lagi?!" keluhnya memekik lemah.

Mendesis kesakitan dan menggaruk tengkuknya. Dia tersentak menyadari ikatannya terlepas. Mengerjap dua kali, kemudian memahami kondisi.

"Ah, aku kembali dibuang, ya?"

Menatap redup tangan dan kaki yang bebas.

"Kukira aku akan dibawa ke pasar gelap. Apa untungnya penculik itu membuangku kemari? Ini di mana?"

Mendongak menantang langi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status