"Pulang!"titah Arga semakin menajamkan matanya.
Sera masih kekeuh dengan pendiriannya, gadis itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat."Aku bakal bikin Jihan ngrasain apa yang aku rasain!"
"Sera Anindya Putri,"geram Arga di setiap katanya penuh penekanan, tak lupa juga dengan tatapan tajamnya.
Sera langsung menundukkan kepalanya. Jika Arga sudah memanggil dengan nama lengkapnya itu menandakan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja.
Arga yang melihat Sera menunduk langsung menyunggingkan sudut bibirnya. Lelaki itu tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh Sera seperti karung dan di bawanya ke mobil.
Sera terus memberontak meminta
"Penting banget harus izin sama Kamu? Ga, hal kaya gitu doang gak penting kan buat Kamu? Lagi pula selama ini emang Kamu pernah peduli sama Aku?"Sera bangkit dari ranjangnya berniat untuk mandi tetapi tangannya di tahan oleh Arga."Gue suami Lo Ser. Jadi Lo harus nurutin semua kemauan gue!"Sera tertawa hambar mendengar ucapan Arga."Suami kamu bilang? Jadi sekarang udah mau ngakuin status kamu di depan aku?"Arga yang sudah geram dengan sikap Sera yang keras kepala pun menyudutkan tubuh wanita itu ke dinding, dan segera mengunci pergerakan tubuhnya agar Sera tidak memberontak.Sera masih terdiam memperhatikan apa yang akan Arga lakukan selanjutnya. Jujur dia terkadang sangat membenci sikap A
Sera berjalan keluar kamar untuk pergi ke dapur. Hari ini dia bangun pagi karena nanti akan kuliah dan niatnya juga ingin memasakkan Arga.Sera terus berkutat di dapur selama hampir setengah jam lebih. Setelah selesai Sera langsung merapikannya di meja makan.Sera berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya. Wanita itu mengambil handuk dan setelan baju yang akan di pakai kuliah pagi ini. Setelah itu dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Arga lelaki itu menggeliatkan tubuhnya. Dia menatap jam yang ada di dinding yang sudah menunjukan pukul 07 lebih. Arga mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sembari menunggu Sera keluar dari kamar mandi.Ceklek....Sera berjalan menghampiri Arga yang masih duduk di ranjang."Kamu kerja kan?"tanya Ser
Sera menutup pintu kamarnya dengan pelan. Wanita itu berjalan ke ranjangnya lalu duduk di samping Arga yang sedang sibuk dengan laptopnya.Sera masih diam terus memperhatikan wajah Arga yang terlihat datar. Lelaki itu bahkan hanya dengan menggunakan kaos oblong dengan rambut acak-acakan saja sudah sangat tampan. Jujur Sera sangat mengagumi ketampanan suaminya yang tiada tandingannya.Arga menoleh menatap Sera tajam seraya mengangkat sebelah alisnya. Hal itu membuat Sera langsung mengalihkan pandangannya karena malu."Kenapa?"tanya Arga.Sera kembali menatap Arga."Gak papa,"jawab Sera lalu membaringkan tubuhnya memunggungi Arga.Sera menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya. Wanita itu menatap ke depan dengan kosong. Terkadang Sera rindu dengan sosok orang tuanya.&nb
Plak..."LO APA-APAAN SI SER?"bentak Jihan karena tiba-tiba Sera menamparnya."Lo yang apa-apaan? Jauhin Arga! Dia suami gue,"kesal Sera.Jihan terkekeh pelan mendengar ucapan Sera."Gue gak mau!"Sera melotot tajam."Mau gue gampar Lo?""Gak takut!"Plak...."Ini balasan Lo udah nampar gue,"ujar Jihan setelah membalas tamparan Sera."JIHAN SERA!"Suara dingin dan tajam dari seseorang membuat Sera dan Jihan langsung membalikan tubuhnya.Arga lelaki itu berjalan mendekati dua wanita yang sedang bertengkar.
Sera berkali-kali menghela nafas gusar. Dari tadi yang Sera lakukan hanya mondar-mandir di kamarnya. Bagaimana tidak, sedangkan sekarang sudah jam 11 malam lebih tetapi Arga masih belom pulang juga.Sera menolehkan kepalanya saat pintu kamarnya terbuka. Wanita itu membulatkan matanya terkejut saat melihat kondisi wajah Arga yang sudah babak belur."Arga! Kamu apa-apaan si? Kamu berantem?"marah Sera seraya mendekati Arga yang sudah duduk di sofa.Arga hanya diam saja sembari memejamkan matanya dengan tubuh yang di sandarkan di sandaran sofa."Arga! Kamu minum ya?"Sera beranjak berdiri di depan Arga dengan garang. Dia bisa mencium dengan jelas bau alkohol di tubuh Arga.Arga membuka matanya lalu tanpa aba-aba langsung menarik tangan Sera membuat wanita itu terduduk di atas
"Aku bakal minta pisah sama kamu!"Arga yang mendengar itu langsung bangkit dari kursinya mengejar Sera yang sudah masuk kamar.BrakDengan kasar Arga membuka pintu kamarnya membuat orang yang ada di dalam terkejut. Lelaki itu berjalan mendekati seorang wanita yang sedang duduk di tepian ranjang dengan tatapan tajam."Jadi kamu mau pisah?"tanya Arga tegas, walaupun di dalam hati dia sudah was-was.Sera melirik Arga sejenak sebelum akhirnya kembali fokus ke laptopnya."Terserah.""Jadi mau nyerah?""Nyerah? Aku berhak buat nyerah Ga, emang kamu pikir gak capek ngadepin sikap kamu yang arogan?"sarkas Sera."Mana janji Lo yang bilang mau terus be
"Gue mau kita akhirin permainan itu,"ucap Arga menatap Jihan yang duduk di hadapannya."Serius?"Arga mengangguk mantap."Gue udah gak mau lagi berantem sama Sera cuma karena salah paham tentang kita,"jelas Arga.Jihan tersenyum bahagia."Gue setuju, kasian juga Sera. Dia itu emang bener-bener udah cinta sama kamu Ga,"ujar Jihan."Iya mungkin.""Yaudah gue duluan ya Ga, mau ketemu my baby love,"pamit Jihan yang di angguki Arga. Jihan langsung berjalan pergi meninggalkan cafe.Sedangkan Arga laki-laki itu segera bangkit dari kursinya lalu berjalan keluar cafe, menaiki mobilnya dan membawanya pergi.Arga memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, dengan langkah cepat dia langsung masuk ke dalam. S
"eunghh...."Sera melenguh pelan lalu mulai membuka matanya. Wanita itu melirik ranjang sampingnya tetapi tak menemukan keberadaan Arga.Setelah mengumpulkan nyawanya Sera langsung duduk meraih lingerie nya yang berserakan di lantai dan segera membersihkan tubuhnya.Setelah selesai Sera langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi rias, melirik jam di dinding ternyata sudah pukul 10 lebih. Tadi setelah melakukannya bersama Arga dia kembali tidur.CeklekArga dengan nampan berada di tangannya mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar. Laki-laki itu meletakan nampannya di meja di susul dirinya duduk di sofa.Sera yang melihat itu langsung ikut duduk di samping Arga."Kamu yang masak?"tanya Sera saat melihat ada nasi goreng di piring.