Share

Bab 44 - Was Had

Leira menghela nafas karena Julian tidak kunjung menjawab teleponnya, rasa gelisah dan sedih menyelimuti hatinya, Leira tidak bisa sedikitpun fokus pada hal yang dirinya lakukan, padahal jelas jika saat ini Leira masih harus membantu sang kakak, kemarin dan hari ini Julian belum sedikitpun mengaktifkan ponselnya, Leira juga tidak bisa menghubungi Asyla.

Semua orang yang dekat dengan Julian tidak ada yang bisa dihubungi, Leira semakin yakin jika feeling buruk itu bukanlah sembarangan, karena yang dirinya rasakan begitu menyakitkan dan nyata, seakan Julian sendiri yang menyampaikan membuat hatinya sakit teramat.

Tak terhitung sudah berapa kali Leira menatap ponselnya sambil menghela nafas, dia sudah berusaha untuk membuat dirinya terus berpikir positif tapi tetap saja dia membayangkan kejadian buruk yang terjadi, dia ingin mengatakan pada sang kakak jika dirinya tidak bisa berada disini, dia ingin pulang dan memastikan keadaan Julian, walau nantinya dia harus kembali lagi.

Keira yang baru saja menyelesaikan sesi fotonya menatap adiknya yang hanya duduk di sudut ruangan sambil menatap ponselnya, wajah murung dan sedih itu membuatnya bertanya apa yang sedang adiknya pikirkan, apakah pria bernama Julian itu masih tidak bisa di hubungi?

Sedekat apa hubungan mereka sampai rasanya Leira begitu khawatir padanya? apakah mereka sudah—tidur bersama?

“Nona Keira, aku akan memberikanmu istirahat selama 15 menit,” Ucap sang fotografer yang sudah menjadi teman dekat untuk Keira selama dirinya mengejar karirnya.

Keira hanya mengangguk, dia menerima selimut yang diberikan pada dirinya untuk menutupi tubuhnya yang sedikit terekspos, dia langsung melangkah mendekati adiknya dan menerima pembelian minum dari managernya.

“Apa dia masih tidak bisa dihubungi?” Tanya Keira.

Leira tersentak dari lamunannya, dia langsung menoleh ke arah sang kakak dan mengembalikan ponselnya ke dalam saku pakaiannya, dia memaksakan dirinya untuk tersenyum dan menganggukkan ucapan sang kakak, menunjukan jika dirinya baik-baik saja.

“Hm—mungkin Julian sedang sibuk, adiknya—,” Leira langsung memejamkan matanya dengan cepat, mengutuk dirinya yang begitu ceroboh untuk menjaga sebuah rahasia

“Adiknya? Julian punya adik?” Tanya Keira, dia sedikit terkejut karena selama pesta pernikahan yang dirinya amati tidak ada tanda-tanda jika Julian memiliki seorang adik, pria itu benar-benar memiliki banyak sekali hal yang disembunyikan dari keluarganya.

Leira langsung terlihat gugup, dia bergerak dengan ragu, dirinya lupa jika sebelumnya Leira sudah berjanji tidak akan menceritakan tentang adik Julian yang sakit itu kepada keluarganya, dia mengutuk dirinya yang selalu ceroboh.

“Itu—adiknya yang—bukan! sepupu, dia sedang membantu sepupu yang sedang—menjalani proses terapi dan dia memiliki pekerjaan yang super sibuk,” Ucap Leira, dia menyampaikan hal itu penuh dengan keraguan, dengan panik terus menggigit bibir bawahnya dan Leira berharap anag kakak percaya dengan alasannya.

“Lalu kenapa kau begitu panik kemarin?” Tanya Keira, dia memutuskan untuk bersandar di kursi, meregangkan tubuhnya yang terasa begitu kaku, dia suka pekerjaan ini tapi dia tidak suka jika harus bekerja di waktu yang begitu padat, menikmati ice americano adalah hal yang menenangkan dirinya.

“It—itu, aku hanya memiliki masalah pencernaan kemarin, aku sulit menyesuaikan pola makan disini, jadi itulah reaksi yang cukup berlebihan karena Julian tidak pernah menolak panggilan ku,” Ucap Leira lagi, sejak kapan dirinya jadi pandai berbohong, Leira menghela nafas dan merasa bersalah, sejak Julian mengajari banyak hal Leira menjadi pribadi yang berbeda sekarang.

Sedikit dewasa tapi rasanya cukup tidak baik untuknya.

“Kau begitu mencintainya?” Tanya Keira, kenapa dirinya jadi tertarik untuk mengetahui apakah Leira mencintai pria itu atau tidak karena Keira tahu jika hubungan mereka hanyalah sebatas kontrak pernikahan dan bahkan saat menikah tidak ada perasaan yang dikaitkan di sana, jadi tingkah Leira yang berbeda juga mengundang banyak tanda tanya dalam dirinya.

“Cinta? Aku tidak tahu apa itu cinta?” Tanya Leira, dia bahkan tidak mengerti perubahan dirinya bagaimana dirinya mengerti apa itu mencintai, bukankah itu hal tidak bisa di tanyakan atau di mengerti?

Keira tidak terkejut dan bahkan dia sedikit bersyukur setidaknya belum ada perasaan yang tertanam dalam hati Leira, tapi perjanjian itu? bukankah adiknya harus menghasil keturunan untuk keluarga Grew? sungguh aneh jika making love tanpa melibatkan apapun.

“Aku hanya menyarankan untuk tidak menjatuhkan hatimu pada pria itu, kau sudah tahu bukan? jika pada akhirnya kalian tidak akan bisa bersama,” Ucap Keira, dia meletakan americano di tangannya saat para penata rias mendekati dirinya, membiarkan mereka melakukan tugasnya.

Leira tersentak dengan ucapan sang kakak yang seakan sinyal untuk berpikir tentang betapa dirinya begitu memikirkan Julian di setiap hal yang dirinya lakukan, pria itu memenuhi pikirannya dan setiap hal yang dia lakukan selalu berhasil membuat degup jantungnya terus berpacu di luar kendali.

“Aku mengerti, pernikahan kontrak tidak akan bisa bertahan lama, aku hanya akan memberikan keinginan mereka dan kembali melanjut tujuanku untuk kuliah,” Ucap Leira, kini harus yakin jika dirinya bisa melalui ini semua, tapi jika hatinya tidak bisa membayangkan bagaimana jika pada akhirnya mereka harus berpisah, dan bisakah Leira konsisten hingga akhir?

Keira tersenyum kepada sang adik, mengusap surainya penuh dengan bangga, dan dia langsung meninggalkan meja saat fotografer memerintahkan dirinya untuk kembali pada pekerjaan, dan “Aku akan menyelesaikan ini baru kita bicara lagi,”

Leira hanya tersenyum dan mengangguk ucapan sang kakak, memperhatikan bagaimana perbedaan dirinya dengan Keira, sangat jauh. sang kakak bisa melakukan hal yang dia inginkan sedangkan dirinya terseret pada hal yang begitu membingungkan untuknya, menikah dan tidak tahu tujuan itunya, bahkan Leira berpikir kuliahnya tidak akan berjalan baik jika dilakukan dengan kondisi hamil.

Leira kembali tersenyum murung, banyak hal yang secara diam-diam dirinya pahami tentang dunia dewasa dari sisi pernikahan, nyatanya menjadi dewasa sangatlah sulit dan bahkan tidak pernah lepas dari sebuah beban, apalagi tanggung jawab, jika dunia dewasa seperti ini kenapa dahulu dirinya ingin sekali cepat dewasa.

‘Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan Julian? kenapa aku begitu khawatir dan takut, apakah kau baik-baik saja disana?’ tanya Leira pada renungannya, dia terus berharap ponselnya berdering dan mendapatkan pesan dari pria itu.

Apa itu cinta?

Sebenarnya saat meninggalkan Julian di bandara, pria itu sempat mengatakan jika dia mencintai Leira, tapi Leira tidak tahu harus menjawab apa, dia tidak tahu perasaan pada pria itu, tapi Leira tidak bisa berbohong saat Julian mengatakan hal itu membuat hatinya begitu hangat dan rasa ingin terus bersamanya membuat Leira ingin buru-buru kembali.

‘Untuk apa jika pada akhirnya kita tidak bisa bersama, walau kita saling mencintai dan memiliki keinginan untuk hidup bersama.’

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status