Share

Chapter 58 - The First

Warning 21+ bab mengandung adegan dewasa. Bijaklah dalam membaca.

Leira hanya menatap bagaimana Julian yang berada di ataa tubuhnya, keringat di wajahnya dan juga segala sesuatu yang ada dalam dirinya, entah kenapa terlihat sangat tampan, saat ketika Julian begitu hati-hati dalam membantu Leira ketika mereka berciuman, dan ketika tatapan mereka saling bertemu, membuat degup jantung berdebar kencang, Leira bahkan sampai lupa jika dirinya harus bernafas.

Leira meneguk air liurnya dengan susah payah, gugup beecampur dengan canggung Leira rasakan, tubuhnya gemetar tanpa bisa bergerak sedikitpun, apa yang harus dirinya lakukan? Haruskah dirinya diam saja atau bagaimana?

Leira terlalu bingung untuk melakukan apa, karena tidak tahu apapun untuk memulai.

Leira terlalu larut dalam pikirannya hingga tidak sadar jika Julian sudah merangkak ke atas tubuhnya, Leifa kembali menelan air liurnya dengan gugup, tidak tahu jika tubuh Julian begitu seksi, tangan ingin menyentuh perut kotak pria itu.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Julian, suara begitu rendah hingga membuat kecanggungan semakin menjadi, apalagi ketika Julian menarik dagu Leira untuk lebih bisa melihat wajahnya, menatap bola matanya yang begitu berbinar, walau di ruangan yang sedikit gelap.

Gelap? Sejak kapan lampu di matikan? Leira bahkan tidak sadar kapan Julian mematikan lampunya.

"Leira, aku disini, fokus padaku." Ucap Julian, kembali menarik wajah Leira untuk menatap dirinya, kali ini segalanua harus di mulai dengan pelan dan step by step, dimana Julian yang akan mendominasi hal yang akan mereka lakukan.

Tangan Julian terulur untuk merapikan rambut Leira dan menyelipkan si belakang telinganya, sampai akhirnya tangan itu mengusap bibir Leira dan menekannya.

"Aku—"

Julian menekankan jarinya di bibir Leira, menghentikan kalimat yang akan di katakan gadis itu, Julian ingin membangun gairah di dalam Liera dan mengusir rasa takut yang terpancarkan dari bola matanya, Julian sedikit menundukkan kepalanya untuk mengecup kening Leira, lalu bergantian mengecup kedua kelopak matanya hingga akhirnya Julian kembali mencium bibir manis Leira.

Terlarut dalam ciuman hingga Leira memejamkan matanya, tapi tiba-tiba matanya harus kembali terbuka saat dirinya merasakan sentuhan tangan yang mencoba menyingkirkan pakaian yang Leira kenakan menyalip masuk ke dalam, hingga Leira tersentak dan membuka mulutnya, merasa aneh karena tangan Julian terus menyentuh miliknya.

Julian semakin tidak sabaran, dengan sedikit terburu-buru Julian mencoba untuk melepaskan tanktop yang di kenakan Leira, lalu melepaskan pengait bra yang di gunakan Leira.

Leira yang terkejut dengan hal yang di lakukan Julian langsung mendorong tubuh Julian, dirinya malu sungguh tidak percaya jika harus melepaskan pakaian bagian atasnya, dengan gugup Leira menutup tubuhnua dengan kedua tangannya.

"Leira, apa kamu takut? Haruskah kita berhenti?" Tanya Julian, melihat bagaimana ketakutan yang di tunjukan dan Julian yang tidak sabaran.

Mungkin Julian harus lebih sabar jika Leira masih mencoba beradaptasi, Julian membawa Leira untuk duduk di atas pangkuannya dan memeluk tubuh Leira.

"Haruskah aku berhenti? Katakan saja Leira, aku akan berhenti jika kamu tidak menginginkannya,"

Liera menggelengkan kepalanya di dalam pelukan Julian. "Tidak, tolong lakukan,"

"Kamu yakin? Walau nanti akan sakit, aku tidak akan bisa berhenti," Ucap Julian, melepaskan pelukannya dan menatap ke arah Leira.

Leira memberikan anggukan.

Julian tersenyum, lalu kembali membaringkan tubuh Leira di ranjang, mencoba untuk menyingkirkan tangan Leira yang menutupi tubuhnya.

Liam menunduk dan mengecup seluruh tubuh Leira, menuntut tangan gadis itu untuk mengalung di lehernya, membuat Leira merasa perasaan aneh dan melampiaskan dengan meremas surai Julian.

"Apakah rasa tidak nyaman? Apakah kamu menyukainya, Istriku?" Tanya Julian, melihat bagaimana respon yang Leira berikan, walau tubuhnya gemetar tapi tidak ada perlawanan yang di lakukan.

Itu berarti menunjukan jika Leira menyukainya, Julian sungguh mengagumi bagaimana tubuh Leira yang begitu indah dan rasa bahagia karena Julian yang pertama, Julian menghisap area sensitif Leira, membuat gadis itu mengeluarkan desahannya.

"Good girls, akan aku buat kamu menikmati sensasi yang lebih jauh lagi,"

"Ta—tapi, aku sungguh tidak tahu harus apa, haruskah aku melakukan hal lain juga?" Tanya Leira, mengalihkan pandangannya karena Leira sungguh merasa sangat malu untuk menatap Julian sekarang.

Julian menghela nafas, jika Leira terus mengatakan hal itu, Julian akan merasa dirinya seperti pria yang begitu brengsek, memanfaatkan kepolosan untuk sebuah hasrat dalam dirinya untuk di salurkan.

"Haruskah kita melihat sebuah film? Mungkin kamu akan mengerti setelah melihatnya," Ucap Liam, melangkah menjauh dari Leira dan mengambil remove televisi, memilih untuk mencari sebuah film yang mungkin bisa membuat Leira mengerti apa yang harus di lakukan.

Karena jika Julian menjelaskan, mungkin akan sangat vulgar di katakan.

Leira terkejut saat Julian mengajak dirinya untuk duduk di depan televisi, dengan posisi Julian duduk di belakang tubuh Leira, belum lagi film yang di tunjukan di televisi, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka mengeluarkan suara itu, hal ini membuat Leira merasa malu dan gugup duduk di pangkuan Julian.

Julian memilih untuk mengecup bahu Leira, tangan memberikan sentuhan di tubuh Leira, permukaan kulit yang saling bersentuhan, membuat Julian sungguh menahan dengan sulit, Julian ingin segera menjadikan Leira sebagai miliknya.

"Aku rasa sudah cukup, kamu pasti sudah tahu," Julian menghentikan film dewasa itu, Julian sudah berada di atas batasan dirinya, jika terus mendengarkan suara dari film itu, yang ada Julian akan tidak sabaran.

"Aku belum—aku masih—"

"Aku tahu Leira, entah apa yang membuatmu ketakutan akupun juga merasa ragu, kita ini melakukan hal itu untuk alasan apa? Apa dasar utamanya? Aku bahkan tidak tahu, tapi hati dan seluruh keinginanku berkata aku ingin dirimu, dan sepenuhnya kau ada di dalam genggamanku, aku sangat ingin seutuhnya menjadikanmu milikku," Ucap Julian, menyandarkan kepalanya di bahu Leira, tangan memeluk erat tubuh gadis itu.

Passion and Afraid, dua hal yang menjadi pembatas segalanya.

Leira menghela nafas dan memutuskan membalik tubuhnya menghadap ke arah Julian, menatap pria itu dengan rasa bersalah di hatinya.

"Aku mencintaimu, suamiku,"

Leira mengulurkan kedua tangannya untuk mendorong tubuh Julian hingga terbaring di ranjang, 5anpa menunggu apapun, Leira merangkak ke atas tubuh Julian dan menciumnya dengan gerakan yang masih kaku.

Julian menarik sudut bibirnya di sela ciuman mereka, Julian dengan cepat mengubah posisi mereka, lalu dengan terburu-buru melumat bibir manis Leira dengan tidak sabaran, dan perlahan tangan Julian mulai melepaskan pakaian yang masih menempel di tubuh Leira.

Hingga akhirnya kedua orang orang itu sudah tidak lagi terbalut oleh sehelai benang di tubuh mereka, Julian menatap sayu-sayu pada wajah Leira yang memerah, tangannya sibuk memperluas jalan yang ada di bawah sana, terlalu sempit dan Julian takut akan membuat Leira sakit saat miliknya masuk.

"Ak—aku rasa, tunggu! Ah!" Leira menggerakan tubuhnya dengan gelisah, saat merasakan pelepasan dari tubuhnya, nafasnya tidak beraturan dan Leira merasa sesak saat sesuatu mencoba menerobos masuk.

Leira mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang sedang terjadi, tapi Julian malah membuat Leira harus berciuman dengannya.

Tangan Leira mencengkram erat selimut di bawahnya, proses penyatuan yang membuat Leira merasakan sakit yang tidak bisa di artikan, hingga air mengalir dari matanya, Leira tidak bisa berhenti untuk menangis, saat hentakan keras yang membuat tubuhnya gemetar hebat.

"Sa—sakit! Ahh—ini, lepaskan, aku mohon!" Ucap Leira, mencoba menggerakan tubuhnya hingga penyatuan itu malah memberikan rasa sakit lainnya.

"Sayang, lihat aku, ini hanya rasa sakit yang terasa sebentar, kamu percayakan padaku? Jadi dengarkan aku Leira, jangan menangis, aku mohon." Ucap Juluan.

Dirinya tahu ini pertama kalinya untuk Leira dia akan membiarkan Leira untuk terbiasa hingga saat dirinya untuk bergerak perlahan.

Julian menggunakan segala cara agar rasa sakit itu teralihkan, dia kembali mencium dan menghisap Leira agar rasa sakit teralihkan, yang menjadi hal utama Jula adalah kenyaman Leira dan rasanya, lalu melihat Leira yang berhenti menangis, Julian mencoba untuk menggerakan miliknya dengan tempo yang perlahan.

Hanya mau memastikan apa Leira masih merasa sakit.

"Ahh—hmph, ah!" Leira mendesah tanpa sadar, kali ini rasa sakit benar-benar tidak begitu terasa olehnya.

"Ahh, Leira. Tolong panggil namaku," Ucap Julian, dengan semua ini, Julian mulai menambahkan tempo gerakan pinggangnya, menikmati penyatuan sehingga terdengar suara desis dari ranjang.

Leira memeluk erat tubuh Julian, tangan menjambak rambut pria itu, melakukan hal ini jauh lebih membuat Leira lelah, tapi Leira merasa bahagia, sungguh karena akhirnya Leira bisa melakukan tugasnya.

"Aku mencintaimu, Julian."

"Aku juga Leira, aku sangat mencintaimu, jangan pergi dariku,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status