Share

3

"Sayang ini baju kamu. Coba deh dipake. Kalo ada apa-apa mama bisa ke penjahitnya lagi. "Ujar mama begitu aku sampai rumah.

Belum juga aku istirahat mama sudah memberondongku dengan baju. Sepertinya mama sangat antusias untuk menikah dengan mantan calon besannya ini.

"Ntar dulu ya ma. Aku capek banget. Hari ini kepala koki gak dateng. Aku jadi ke dapur. "Jawabku malas.

Mama menghela nafas.

"Aulia mama tau kamu tidak setuju mama menikah. Tapi tolong jangan kekanakan. "Tandas mama membuat amarahku naik.

Bukan itu sejujurnya. Aku hanya capek. Kenapa mama berspekulasi sampai kesana?

Aku tak menghiraukan mama dan berlalu ke kamar.

"Aulia dengerin mama! "

Aku menutup pintu dengan keras. Kuhempaskan tubuhku di ranjang. Kenapa mama harus menuduhku seperti itu disaat aku sudah mulai rela mama menikah lagi? Dan kenapa harus menikah sekarang disaat suasana hatiku tak baik-baik saja? Kenapa harus dengan Om Fabian?

Baiklah jika mama menuduhku seperti itu, lebih baik aku mengikuti tuduhan mama kan?

Tak terasa air mataku mengalir. Perselingkuhan Satya masih terasa perih untukku. Kita yang sudah bersama cukup lama pada akhirnya harus putus.

...

"Mau kemana? "Tanya mama saat aku keluar kamar. Sudah hampir tengah malam.

"Aku mau kerumah papa. "Jawabku singkat.

Mama tak berniat mencegahku.

"Oh iya, aku tanggal 8 ke Bali. Acara ulang tahun Grandma Rose. "Ujarku dan terus berjalan.

"Aulia! Dengarkan mama.... "Aku tak menghiraukan dan melajukan mobilku.

Aku selesai! Rumah itu milikku dan lihat saja apa yang akan kulakukan dengan rumah itu!

...

"Morning honey. "

Aku membuka mata. Mami Sofia sudah membuka gorden kamarku.

"Jam berapa? "Tanyaku dan kembali menutup diri dengan selimut.

"Udah jam 8 ini. Disuruh papa turun buat sarapan. "Jawab Mami Sofia dan menarik selimutku.

"5 menit lagi. Aku kebawah. "Ujarku tak mau diganggu.

Kudengar Mami Sofia keluar kamar.

Aku kembali melanjutkan tidurku setelah tadi malam aku tak bisa tidur. Aku sampai rumah papa pukul 1 dini hari. Untunglah aku sudah telepon Mami Sofia jadi aku tidak terkunci didepan pagar. Aku menempati kamar yang nantinya akan dipakai Selena. Tapi berhubung Selena masih bayi jadi kamar ini milikku.

Tok tok tok.

"Ya Mami sebentar. "Seruku dan berjalan ke kamar mandi.

Membersihkan badan dan mengganti piyamaku dengan baju yang akan kugunakan untuk ke restoran.

Aku menuruni tangga. Papa dan Mami Sofia sudah di meja makan.

"Duduk cepat. Aku sudah lapar. "Sahut Mami Sofia saat aku sudah menuruni tangga.

"Iya bawel. "Jawabku dan duduk didepannya.

Kami sarapan dengan diiringi obrolan ringan.

"Kamu nanti nginep sini kan? "Tanya Mami Sofia memastikan.

"Iya. Keberatan? "Tanyaku balik. Tentu saja dalam konteks bercanda bukan menuduh.

"Bukan itu. Sprei dikamarmu nanti akan kuganti. Itu sudah cukup lama. "Jawab Sofia dan kembali menyendok nasi untuk Selena yang duduk disampingnya.

Setelah sarapan aku berangkat ke restoran.

"Kepala koki belum dateng Bi? "Tanyaku pada Bianca. Bianca menggeleng.

"Anaknya masih dirumah sakit kayaknya. "Bisik Bianca dan mengikutiku ke dalam. Aku mengambil apron di mejaku dan berjalan ke dapur.

"Oh gitu? Nanti aku jenguk deh kerumah sakit. "Jawabku dan masuk dapur.

Bianca sendiri kembali ke depan.

Aku kembali menggantikan kepala koki di dapur. Mengingat dapur sedikit kewalahan akhir-akhir ini.

"Bu Lia ini cumi saos tiram sudah siap dua porsi. "

"Oke, snack siap? "Tanyaku pada tiga koki didepanku.

"Snack 1 menit lagi. "

Aku menekan bell dan pelayan masuk dapur.

"Snack untuk meja 11 1 menit lagi. "Ucapku. Pelayan mengangguk dan mengambil makanan didepanku.

"Snack siap. "

Snack diantar ke mejaku oleh koki. Aku kembali mengambil menu dan menekan bell.

"Gurame asam manis satu, ayam sambal matah tiga, ayam panggang dua, ice cream dua. Lemon tea satu. "Aku membaca pesanan dan semua sibuk meracik.

"Next ayam saus teriyaki satu. Mango float satu. Cheesecake satu. "

Aku terus melakukan tugasku untuk bagian ayam dan memanajemen pesanan.

"Bu Lia, ada pelanggan ingin bertemu ibu. "Bianca sudah disampingku.

"Untuk apa? "Tanyaku balik. Bianca menggeleng.

"Gantikan tugasku sebentar. "Ucapku dan memberikan kertas pesanan yang baru keluar dari printer.

Aku melepas apronku dan keluar dapur.

"Meja berapa yang mencari? "Tanyaku pada kasir. Kasir menunjuk seorang pria. Aku berjalan mendekatinya.

"Selamat siang pak. Ada yang bisa saya bantu? "Tanyaku dengan sopan dan menunduk.

Pelanggan itu menoleh.

"Aulia? "

"Mas Abimana? "Tanyaku balik.

Mas Abimana tersenyum.

"Ini restoran kamu? "Tanya Mas Abimana. Aku mengangguk.

Mas Abimana mempersilahkan aku untuk duduk didepannya.

"Ada apa mas? "Tanyaku masih belum mengerti.

Pelayan mengantarkan pesanan Mas Abimana.

"Jadi gini, aku bener-bener gak tau kalo ini restoran kamu. Tapi sebenernya aku pengen ketemu sama kamu. "Jelas Mas Abimana. Aku mengernyit bingung.

Apa maksudnya?

"Pertam, aku mau reservasi disini untuk minggu depan. Dan katanya aku harus bertemu dengan pemilik karena aku mau reservasi secara keseluruhan. Ada acara di rumah sakit yang akhirnya aku bawa kesini. "

Aku mengangguk mengerti. Kami membicarakan terkait reservasi tersebut selama beberapa saat.

"Mama kemarin.... "

"Mas panggil mamaku mama? "Ucapku memotong. Kenapa bisa?

"Mamamu akan jadi mamaku kan? Dan ayahku juga jadi ayahmu. "Tandas Mas Abimana.

Ah itu....

"Ayah? "

Mas Abimana mengangguk.

"Aku manggilnya sih ayah. Kalo kamu mau manggil papa or something silahkan. "

Aku menggeleng.

"Aku manggil papa kandungku papa. Jadi aku panggil ayah aja boleh? "

Mas Abimana tersenyum dan mengangguk.

"It's oke Li. Jadi aku manggil mamamu mama kamu gak keberatan kan? "Tanya Abimana meminta persetujuanku.

Aku mengangguk.

"Back to topic, mama kemarin menelepon ayah. Bilang kalo kamu gak dateng di acara pernikahan mereka dan kamu ke Bali untuk ulang tahun ibu dari istri papamu. "

Jadi mama memberitahu om Fabian sekeluarga tentang pertikaian kami?

"Lalu? "Tanyaku menunggu reaksinya.

"Aku tau kamu gak setuju mama menikah. Tapi gini deh kedatangan kamu itu bikin mama bahagiaaaa banget. Kamu gak mau bahagiain mama? "

Respon Abimana justru diluar dugaanku. Kukira dia akan menyalahkan ku atau menghakimi sikapku kemarin.

"Aku setuju kok mama nikah. Dan ada banyak cara kan bikin mama bahagia. Pokoknya aku mau ke Bali. Iyasih emang aku mau ke ulang tahun mamanya mami Sofia tapi aku juga butuh refreshing. Aku pusing sama semuanya. "Jawabku panjang lebar.

Mas Abimana menghela nafas.

"Kalau untuk refreshing kamu kan bisa pergi sendiri tanpa harus meninggalkan mama di hari bahagianya. "Mas Abimana masih berusaha membujukku.

Aku tersenyum miris. Ini tentang janji mas. Janji yang mama dan papa ucapkan saat mereka keluar dari ruang sidang dan resmi bercerai.

"Dari kecil aku gak pernah berkompromi tentang hidupku. Termasuk ini. Kalau aku bilang aku mau ke Bali tanggal 8 ya udah aku bakal tepatin jadwal itu. "Sergahku dengan alternatif yang ditawarkan Mas Abimana.

"Oke. Gimana kalo kamu undur sedikit rencana kamu. Tanggal 10 malam kamu pergi ke Bali. "Tawar Mas Abimana lagi.

"Mami Sofia dan papaku berangkat itu tanggal delapan. Dan aku gak mau ke Bali sendiri. Oke? "Tandasku tak mau dibantah.

Mas Abimana menatapku lalu makan makanan yang dipesannya. Aku masih diam didepannya. Menunggu penawaran apalagi yang diutarakan seorang Abimana Wildan Dhananjaya didepanku.

"Oke tanggal 10 aku akan nemenin kamu ke Bali. "Tawaran Mas Abimana membuatku mendongak.

"Maaf aku gak akan mau pergi sama orang yang baru aku kenal. "Tukasku seraya tersenyum.

Mas Abimana apalagi senjatamu?

"Tanggal 10 malam kita berangkat dan tanggal 10 pagi setelah orangtua kita menikah kamu menjadi adikku. Jadi bagaimana? Calon adik bungsuku. "Jelas Mas Abimana seraya memainkan alisnya.

Sh*t kenapa dia terlihat tampan.

"Jawabanku tetap tidak. Lebih baik aku bersama papaku daripada bersama kamu. "Ucapku dengan senyuman semanis mungkin.

"Maaf saya banyak pekerjaan bapak Abimana. Saya permisi. Silahkan menikmati hidangan terbaik kami. "

Aku berjalan meninggalkan Mas Abimana.

Aku? Semudah itu ditaklukkan? Dalam mimpi! Aku masih perlu menyembuhkan diri karena dua orang terbaikku melanggar janjinya masing-masing.

Satya dengan janji setianya dan mama dengan janji tidak akan menikah lagi

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status