Share

2

Author: Arinda
last update Last Updated: 2022-09-21 14:51:53

Aulia POV

"Jadi nanti malem aku harus ketemu sama om Fabian? "Tanyaku sekali lagi. Mama mengangguk.

Aku minum kopi didepanku. Sudah tiga hari aku kembali ke rumah dan mencoba berdamai seperti saran dari papa.

"Iya, dia punya anak seumuran sama kamu. Tua dia dikit kayaknya. "Ujar mama dan memerhatikan perubahan mimik mukaku. Aku menghela nafas.

"Oh. Dia juga dateng nanti? "Tanyaku pasrah. Mama mengangguk.

Aku melanjutkan sarapanku.

"Namanya Abimana kalo gak salah. "Ujar mama membuatku semakin kesal. AKu tidak peduli mas, sma sekali tidak peduli!

Aku menghabiskan rotiku dengan cepat. Mama juga ikut menghabiskan sarapannya.

"Yaudah aku berangkat dulu ma. "Pamitku dan beranjak keluar rumah.

Lama-lama dirumah memuakkan.

...

Fabian siapa tadi nama calon mama? Bodohnya aku tak bertanya lebih lanjut. Aih tapi apa peduliku? Mungkin papa benar, sudah waktunya mama memiliki dunia baru dan pasangan baru. Masalah janji itu... bukankah memang sudah biasa janji diingkari?

Aku tersenyum miris. Bahkan papa juga mengingkari janjinya untuk tidak menikah lagi.

"Bu ada yang mau ketemu. "Aku menoleh. Kepala pelayan, Bianca.

"Siapa Bi? "Tanyaku masih tak mau beranjak. Aku masih menekuni laporan keuangan bulan ini.

Bianca duduk didepanku

"Lo pasti kaget sih. Satya didepan. "Bisikan Bianca sukses membuatku mendongak.

"Suruh dia tunggu. "Ujarku dan masuk kamar mandi.

"Yakin cuma itu? Kayaknya kurang lemon squash sama gurame asam manis deh. "Goda Bianca membuatku tersenyum kecut.

"Gausah rese deh Bi. Suruh dia tunggu doang. Dan di meja berapa dia? "Tanyaku mengalihkan candaan Bianca.

"Meja 10 lantai 2. "Aku mengangguk dan Bianca pergi.

Satya? Mau apalagi dia?

Aku membereskan penampilanku sebelum menemui Satya.

Aku menemukan Satya di tempat biasa ketika kami bertemu disini. Jujur, hatiku masih tak bisa biasa dan dia masih terlihat tampan. Hanya saja kelakuannya membuatku jijik.

"Mau apa kamu? "Tanyaku ketus dan duduk didepan Satya.

Satya tersenyum.

"Marah? "

Pake nanya lagi. Jelaslah! Cewek mana yang bakal diem aja kalau tahu pacarnya selingkuh? Ada-ada saja.

"Kalo gak ada yang penting kamu bisa pergi. Aku sibuk. "Jawabku ketus tak peduli.

"Oke. Aku kesini cuma mau meluruskan. "

"Gak usah. "Potongku langsung.

"Aulia aku... "

"Semakin kamu jelasin ke aku semakin aku sakit Abisatya. "Bisikku penuh penekanan.

Satya mengenggam tanganku.

"Aulia aku masih sayang sama kamu... "

Aku terdiam. AKu juga masih sayang.

"Permisi. "

Aku menoleh. Bianca membawa makanan yang biasa kami makan bersama.

Aku melirik pada Bianca. Bianca tak mengindahkanku.

"Selamat makan. "Ucap Bianca dan berlalu.

Dasar Bianca!!!! Jangan harap aku mau memberikan nomer hp kak Kevin.

"Silahkan kamu makan. "Ujarku dan tak menatapnya.

"Kamu gak makan? "

Plis gausah sok peduli! Aku mau move on!

"Enggak. Tiap liat gurame jadi inget kamu. "Jawabku kesal.

"Jadi kamu masih mikirin aku? "Tanya Satya dengan menaikkan sebelah alisnya.

Aku sangat kesal dengan dia sekarang! Boleh tidak aku melempar gelas padanya?

"Jangan sok penting kamu. Aku inget waktu kamu berdua sama selingkuhanmu. Makan berdua dan kamu juga makan gurame sama dia! "Seru ku kesal.

Satya melongo.

"Kamu tau dari mana? "Tanyanya kemudian.

"Yang namanya foto itu bisa dizoom. Tolong! "Jawabku seenaknya.

Satya mengangguk-angguk.

Menyebalkan!

Satya dengan asyik makan di depanku seolah kami baik-baik saja.

"Aku sibuk. "Ujarku tiba-tiba dan berdiri.

Satya menahan tanganku.

"Sampai bertemu lagi Aulia. "

Aku menarik tanganku.

"Dalam mimpimu Abisatya Dhananjaya. "Bisikku kesal dan berlalu.

Satya benar-benar menyebalkan! Tapi aku sayang!

...

Sudah 20 menit aku didepan restoran ini. Haruskah aku masuk? Biasanya aku tanpa beban masuk tapi sekarang kenapa langkahku sangat berat.

Handphoneku berbunyi.

Mama.

Aku tak menjawab dan keluar mobilku. Malam ini restoran mama terlihat sangat ramai.

"Selamat datang nona Aulia. Anda sudah ditunggu. "Ujar seorang pegawai yang ditugaskan menungguku. Aku mengangguk dan mengikutinya ke bagian VIP.

Aku masih merutuki kenapa aku harus disini? sepertinya lebih baik jika dulu hak asuh jatuh ke tangan papa sehingga aku bisa hidup bersama papa, Sofia dan Selena yang menggemaskan.

Pegawai itu membuka pintu. Aku masuk dan menatap sekitar. Ada mama dan seorang pria setengah baya.

"Ini putriku Aulia Monalisa Aileen. "Ucap mama memperkenalkanku. Aku hanya mengangguk dan duduk disebelah mama.

Aku menatap pria didepan mama. Mungkin seumuran papa atau lebih tua lagi? Aku sedikit lega, setidaknya tidak lebih muda dari mama.

Pintu terbuka. Seorang pria muda masuk.

"Maaf saya terlambat. "Ujarnya dan duduk di depanku.

Aku menatapnya sekilas. Siapa laki-laki ini? Abimana?

"Ini putra pertamaku, Abimana Wildan Dhananjaya. "

Wait Dhananjaya? Itukan....

Pintu terbuka lagi.

"Maaf terlambat. "Ucap seseorang. Aku menoleh kaku.

"Putra bungsuku, Abisatya Javas Dhananjaya. "

Sh*t! Tenggelamkan aku sekarang.

Abisatya duduk disebelah kakaknya. Dia menatapku sekilas sebelum memberi salam pada mamaku.

Aku tau Satya memiliki kakak laki-laki. Aku juga tau mamanya meninggal 5 tahun yang lalu. Dan terakhir dia cerita papanya akan menikah lagi.

Tapi bodohnya aku tak tau jika yang dimaksud adalah mamaku. Dan selama dua tahun kami berpacaran aku tak pernah sekalipun bertemu dengan keluarga Satya. Begitu juga sebaliknya.

Bodoh bodoh bodoh!!!!

Tak lama makanan datang. Mereka berempat mengobrol dengan seru. Aku hanya diam.

"Aulia sudah kerja? "Tanya Om Fabian. Aku mengangguk.

"Aulia membuka restoran sama sepertiku. "Jawab mama dan menatap Om Fabian.

"Jadi kapan tante dan ayah akan menikah? "Tanya laki-laki didepanku. Abimana.

"Ya, kita seneng banget waktu ayah bilang akan menikah lagi setelah lama sendiri. "Sambung Satya.

Situ seneng sini ogah!

"Bagaimana pendapatmu sayang? Kapan mama akan menikah? "Tanya mama padaku.

Aku mendongak.

"Terserah mama. Lebih cepat lebih baik. "Jawabku pelan tanpa senyum.

Sepertinya semua mengetahui suasana hatiku. Namun Satya dan mama dapat mencairkan suasana.

...

Aku langsung masuk kamar begitu sampai rumah. Pesta pernikahan mama akan diadakan satu bulan dari sekarang. Dan setelah mereka menikah Om Fabian akan memboyong kedua putranya tinggal disini bersama dan mengosongkan rumah besar mereka. Mama yang meminta itu. Dan aku tidak keberatan. Setidaknya dalam urusan mengganti bohlam, memperbaiki kran air kita perlu laki-laki di rumah ini. Ide bagus memang. Namun aku amat sangat tidak akan betah dirumah karena putra bungsu Om Fabian.

Ting!

Aku mengambil handphoneku.

What?

Grup w******p keluarga. Disana ada mama, Om Fabian, Abimana dan Satya. Oh my!!!!!

Dhananjaya ♥

Abisatya : hello 🖐️

Mama : hello Abisatya

Aish mama sok akrab! Dia tuh mantan calon menantu mama.

Aku segera menelepon Mami Sofia.

"Mi, apa rencanamu bulan depan? Tanggal 10. "Tembakku langsung.

Mami Sofia terdiam sebentar.

"Hmmm aku mulai tanggal 8 sudah harus ke Bali. Perayaan ulang tahun mamaku. "Jawab Mami Sofia.

Apa ide bagus jika aku ikut acara mereka?

"Apa itu acara privat? "Tanyaku lagi.

"Tidak, itu pesta yang dihadiri oleh semua keluarga. Ah ya aku hampir lupa. Apa kamu sibuk tanggal itu? Bisa kamu ikut kami? Mama merindukanmu. Sangat. "Tawaran Mami Sofia membuatku hampir bersorak.

"Yash itu ide bagus. Tapi bukankah kamu bilang itu untuk keluarga? "Tanyaku memastikan.

"Oh dear kau juga kan keluarga. Kau lupa aku ibu tirimu? Dan sudah kubilang jika mamaku, nenek tirimu sangat merindukanmu. Kau melewatkan liburan kemarin untuk mengunjunginya. "Pertanyaan Sofia membuatku tergelak. Nenekku satu itu memang selalu memintaku untuk sekedar berkunjung atau ikut dalam setiap acara keluarganya.

"Ya. Aku akan bergabung. See you tanggal 8 Mami. "Pungkasku.

"Enak saja! Besok aku akan menemuimu di restoran. Kau harus bercerita tentang makan malam. "Jerit Mami Sofia. Aish dasar ibu tiri!

"Ya, see you. "Pungkasku dan menutup telepon.

Jangan harap aku datang dipernikahan mama karena disana pasti Satya datang bersama seling.... ah tidak, pacar barunya. Penggantiku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Love, My Step Brother   13

    Aku masuk ke rumah dengan suasana hati tak nyaman. Aku memutuskan untuk tidak membalas pesan Mas Abi yang dia kirimkan 30 menit yang lalu."Lo mau langsung keatas? Gue mau bikin kopi. "Ujar Satya sebleum dia berjalan ke dapur."Iya. "Jawabku singkat dan langsung menaiki anak tangga untuk ke lantai dua.Kamar Mas Abi yang ada di tengah tertutup. Setidaknya aku masih aman dan bisa tidak bertemu Mas Abi."Cantik. "Aku tertegun. Tanganku tak jadi membuka kenop pintu kamarku. Aku menoleh dan mendapati Mas Abi sudah ada di depan kamarnya."Ehm mas, belum tidur? "Tanyaku basa-basi. Mas Abi menggeleng."Belum, abis dari mana? "Tanya Mas Abi balik."Abis ngopi mas sama temen. "Jawabku tentu saja berbohong.Pertama aku makan mie dan teh hangat bersama Satya. Kedua Satya bukan temanku."Oh gitu, kirain kemana tumben banget keluar malem. Yaudah istirahat gih, mas juga mau istirahat. "Ujar Mas Abi sembari tersenyum. Dia lalu kembali masuk kamarnya.Belum sempat aku masuk kamar suara langkah kaki

  • My Love, My Step Brother   12

    Suara tangisan bayi membuyarkan tidurku. Aku terbangun dan tersadar kalau hari ini aku ada di rumah papa.Flashback on."Jadi kakak sekarang udah gak mau lagi ya ke rumah papa? Kok udah sebulan enggak kesini. Enggak kangen sama papa? "Aku menggigit bibir bawahku. Bingung harus menjawab apa ke papa. Tidak mungkin kan aku menjawab kalau aku nyaman dengan keluarga baru?"Ehm Aulia sibuk aja papa. Papa juga gak pernah ke restoran nengokin aku. "Ya, jurus andalanku dalam menghadapi papa adalah playing victim, selalu."Papa baru aja sampai rumah kak abis dari luar kota. Kakak kalau ada waktu ke rumah ya. Mami juga kangen sama kakak katanya. "Terdengar erangan suara mami, sepertinya mami baru bangun."Siapa pi? "Tanyanya serak. Aku sudah hafal jadwal bangun mami dan sore ini dia pasti baru bangun setelah tidur siang dengan Selena. Dan mungkin papa juga."Aulia sayang. "Jawab papa dan meloudspeaker panggilan kami."Aku dong, kakak Selena yang paling cantik. "Seruku berniat menyapa mami."I

  • My Love, My Step Brother   11

    "Nonton yuk? "Aku memutar bola mataku jengah. Satya tiba-tiba sudah duduk disampingku."Bisa lo agak jauh dikit enggak? "Tanyaku sinis dan kembali memainkan handphoneku."Kenapa? Takut ya kalo gue bikin lo nyaman lagi? "Tanyanya dengan senyum tengil tak lepas dari wajahnya."Jijik tau gak. Sana sih pergi. "Usirku gusar dan beranjak kembali ke kamar.Satya menahan tanganku."Li, kita harus bicara. Gue gak nyaman sama sikap kekanakan lo ini. "Ucapan Satya menyulut emosiku."Kekanakan? Udah sabar banget ya gue 2 tahun setia sama lo disaat lo selingkuh sana-sini. Udah deh Sat gue udah males ngomongin masalah itu. "Semburku atas ucapannya.Aku menarik tanganku dan kembali ke kamar.Tau gini mending tadi gak usah pake acara main hp di sofa depan kamar.Aku duduk di ranjang kamarku dengan nafas yang memburu. Berusaha mengendalikan emosiku yang tiba-tiba naik. Segampang itu Satya mengatakan aku kekanakan setelah 2 tahun aku bersabar dengan semua tingkah lakunya?Tok tokConnecting door mili

  • My Love, My Step Brother   10

    "Selamat pagi bu. "Sapa Bianca saat aku dan Mas Abi masuk ke restoran."Pagi Bi, siapkan dapur ya. Saya mau masak sebelum restoran buka. "Jawabu dan mengajak mas Abi untuk langsung ke ruanganku."Mas gak papa masuk ruangan kamu? "Tanya Mas Abi setelah aku membuka pintu ruanganku."Gapapa mas, masuk aja. "Ajakku dan menaruh tasku di meja.Mas Abi menatapp ruanganku dengan intens."Enggak mau ganti bunganya Li?"Tanya Mas Abi sembari menunjuk buket bunga kering yang ada di atas etalase display di ruanganku.Aku terdiam. Itu bunga terakhir yang Satya hadiahkan untukku. Dan memang sudah kering mengingat kami sudah putus beberaopa bulan yang lalu."Ya, nanti. Enggak kepikiran buat gantinya. Aku masak dulu ya mas." Jawabku dan berjalan menuju dapur sementara Mas Abi tetap di ruanganku.Aku beranjak untuk masak sendiri beberapa menu yang akan kuhidangkan untuk Mas Abi."Spesial banget ya bu sampai masak sendiri? "Goda Bianca saat aku meminta bantuannya untuk membawa hidangan ke ruanganku."Bia

  • My Love, My Step Brother   9

    "Adek pernah ke Swiss? "Tanya Abimana saat dia dan Aulia saling bersandar ketika film usai."Belum, kenapa mas? "Tanya Aulia balik."Yuk kapan-kapan kita liburan kesana? "Ajak Abimana sembari menatap Aulia.Aulia menegakkan badannya. Dia merasa tak pantas bersandar seperti itu."Boleh, nanti kita pergi rame-rame mas. Seru deh kayaknya. "Jawab Aulia antusias.Abimana mengangguk.Sepertinya menyenangkan jika keluarga Dhananjaya bisa berlibur bersama.Aulia beranjak ke dapur. Dia membuka kulkas dan menemukan beberapa buah yang bisa dia jadikan salad. Sofia benar-benar memahami apa mau Aulia.Tanpa menunggu lama Aulia mulai memotong buah-buahan dan membuat salad untuknya dan Abimana."Mas Abi mau salad? "Tanya Aulia sembari membawa dua mangkuk salad."Boleh, bikin sendiri? "Tanya Abimana dan menerima satu mangkuk dari tangan Aulia."Iya dong. Cobain mas. "Jawab Aulia dan mempersilahkan Abimana untuk memakan salad buatannya.Abimana mulai melahap salad buatan Aulia. Dan enak, tidak terlalu

  • My Love, My Step Brother   8

    Pesawat akan mendarat sebentar lagi. Abimana yang sedari tadi memejamkan mata dan mendengarkan musik kembali terjaga. Dia menoleh dan menatap wanita cantik yang bersandar di bahunya."Li yuk bangun. Udah mau landing. "Bisik Abimana pelan pada Aulia yang tidur di bahunya. Aulia menengok untuk menatap Abimana pelan. Abimana tersenyum. Aulia sedikit salah tingkah membenarkan posisinya. Dia tidak sadar sudah tidur dengan bersandar pada Abimana. "Ehm maaf mas. "Gumam Aulia. Abimana mengangguk mengerti. "Santai aja Li. Kan kita saudara. It's oke. "Jawab Abimana dan mulai membereskan barang-barangnya. begitu juga Aulia."Nanti kita dijemput siapa? Atau harus pakai taxi? "Tanya Abimana ketika mereka sudah berjalan."No, kita akan dijemput papa dan mamiku mas. Mas harus berkenalan dengan mereka. "Jawab Aulia antusias.Abimana hanya mengangguk.Di bandara Nick dan Sofia sudah menjemput mereka. "Mamiiii. "Panggil Aulia saat melihat Sofia keluar dari sebuah coffee shop."Omg honeyyy. "Pekik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status