Share

4

Author: Arinda
last update Huling Na-update: 2022-09-21 14:53:03

"Pak saya sudah di rumah sakit, anak bapak ada diruangan mana ya? "Tanyaku pada Pak Dimas, kepala koki di restoranku.

"Oh baik pak. Saya kesana. "Ucapku dan beranjak dari lobby rumah sakit.

Sore ini aku menepati janji menjenguk anak Pak Dimas yang sudah satu minggu terbaring sakit. Sayangnya aku sendiri kesini. Bianca tak bisa menemaniku.

Aku menekan tombol di lift. Lantai 3.

Ting!

Aku keluar dari lift.

"Aulia. "Panggil seorang laki-laki yang membuatku menoleh.

Mas Abimana.

Lagi?!

"Hai. Ngapain disini mas? "Tanyaku basa-basi.

"Aku kerja disini Li. "Jawab Mas Abimana. Aku menatapnya badannya yang berbalut jas putih.

Oh jadi Mas Abimana itu seorang dokter.

"Dokter Abi. "Panggil seorang suster.

"Dipanggil profesor Wina di ruangannya. "Ujarnya saat sudah didepanku dan Mas Abimana.

"Ya terimakasih. Li, aku pergi dulu. "Pamit Mas Abimana dan kubalas dengan anggukan.

Aku kembali meneruskan langkahku ke ruangan anak Pak Dimas.

Mas Abi, kenapa kita ketemu terus?

tapi kurasa lebih baik daripada aku harus bertemu Satya. Membayangkannya membuatku bergidik.

...

"Aku pulaaaang. "Sapaku setelah membuka pintu rumah papa.

"Kok malem pulangnya? "Tanya papa dan memelukku. Pelukan papa masih sama hangatnya wallaupun kini semua terbagi.

"Aku ke dapur hari ini paa. "Jawabku dan mencomot roti di meja. Mami Sofia selalu menyetok makanan di rumah. Itu menjadi salah satu alasanku betah di rumah papa selain memang suasana rumahnya yang hangat.

Sebenarnya aku lebih dekat dengan papa sedari kecil. Mama terlalu sibuk dengan bisnisnya, dengan teman-temannya. Jika saat itu hak asuhku jatuh ke tangan papa mungkin aku lebih bahagia karena aku tak akan kehilangan figur papa sehari-hari.

"Mami mana? "Tanyaku tak melihat ibu tiri satu itu.

"Selena tadi rewel abis mandi sore. Jadi mamimu lagi di kamar sama Selena. "Jawab papa dan melanjutkan menonton TV.

Selena, adik kecilku itu benar-benar mewaris banyak gen papa sama sepertiku. Kami sangat mirip. Aku seperti menatap diriku sendiri di masa lalu saat melihat Selena.

Aku kembali ke kamar di lantai dua. Satu satunya kamar di lantai ini. Aku membersihkan badan baru mengecek ponselku.

Abimana : bagaimana dengan tawaranku?

Tawaran? Tawaran apa?

Aulialeen : tetap tidak. Aku tidak akan menghadiri pernikahan itu.

Abimana : yakin? Tidak menyesal?

Aku tak membalas pesan Abimana.

Kenapa dia terlalu peduli dengan urusanku dan mama? Kukira dia tak berurusan sama sekali.

Pintu terbuka. Aku sudah yakin ini mami Soia. Siapa lagi?

"Haiiii. "

Aku menoleh.

"Apasih miii. Belum tidur? "Tanyaku dan membiarkan Mami Sofia duduk di sofa di sebelah TV berdekatan dengan ranjangku.

"Gimana Satya? "Tanya Mami Sofia santai.

"Kenapa Satya? Sudah tidak ada hubungan antara aku sama dia. "Sergahku dan mencari lagi ponselku.

Ada beberapa pesan. Bukan Abimana tapi Abisatya ini.

Abisatya : Aul

Abisatya : Lia

Abisatya : Awlia

Apa apaan sih ini orang! Aku meblokir nomornya. Bodo amat dengan nanti dia akan jadi kakakku.

Wait... Jadi aku harus manggil dia mas gitu? Mas Abisatya. Idih ogah! Cukup Mas Abimana aja ya dia gak usah.

"Yakin? "Pertanyaan Mami Sofia membuyarkan fokusku dengan ponel.

"Yakinlah. Ngapain coba masih berhubungan dengan dia? "Tanyaku balik.

mami Sofia mengangguk. Kami membicarakan beberapa hal sebelum Mami Sofia membiarkanku untuk beristirahat.

...

Abimana's calling

Mas Abimana?

"Ya mas kenapa? "Tanyaku langsung.

Pasti masalah pernikahan mama.

"Kamu nanti siang ada acara? Aku mau makan siang di restoran kamu. "

"Ya makan siang aja mas. Gak perlu nunggu aku kan? "Tanyaku sewot.

Kudengar gelak tawa.

"Mas cuma pengen ngobrol sama kamu. "

Yailah apaan sih.

"Kalo yang mau mas omongin masalah pernikahan mama mending gak usah. Mas cuma buang-buang waktu. "

"Enggak mas gak akan ngomongin itu. "

"Yaudah nanti kalo mas udah sampe telepon aja aku. Nanti aku kebawah. "Pungkasku.

"Oke sampai ketemu nanti. "

Aku menutup telepon. Kembali membuat daftar belanja untuk besok. Selain bahan masakan segar aku setiap dua hari sekali harus memasok semuanya.

Aku mengeluarkan uang dari laci mejaku. Menghitungnya lalu menyerahkan pada yang bertugas berbelanja.

"Ini uangnya buat belanja besok. "

Dia mengangguk dan berpamitan keluar ruanganku.

Jam makan siang Mas Abimana benar-benar menelepon. Katanya sudah dilantai dua.

Aku keluar ruanganku yang berbatasan dengan ruang pelayan. Didepannya ada dapur.

Aku keluar dari pintu pembatas antara pengunjung dan bagian belakang.

"Ada apa? "Tanya Bianca saat melihat aku keluar.

"Pesenin aku makan ya. Di meja 20 lantai bawah. "Pintaku dan Bianca mengangguk.

Aku berjalan pelan ke lantai bawah. Restoran semakin ramai dengan jam makan siang yang akan usai.

"Mas Abimana. "Panggilku. Mas Abimana menoleh.

"Eh Aulia, udah beres diatas? "Tanyanya berbasa-basi.

Aku mengangguk dan duduk didepannya.

"Udah pesen mas? "Tanyaku dan dibalas anggukan.

"Mas kesini buat makan siang? Padahal cukup jauh dari tempat kerja mas loh. "Ucapku dan menatapnya. Mas Abimana juga menatapku.

Tolong Mas Abimana amat sangat tampan. Abisatya si kunyuk juga kalah banget sama dia. Kenapa aku dulu mau aja sih sama Satya rese itu?

"Kamu kenapa liatin mas kayak gitu Li? "

Aku tergagap. Bodoh Aulia bisa-bisanya kamu liatin Mas Abimana segitu lamanya!

"Ehm gak papa Mas Abimana. Maaf gak fokus aja. "Jawabku dan menunduk. Mas Abimana tersenyum kecil.

"Mas Abi aja. "

Aku mengangguk. Mas Abi...

"Oh iya kamu masih di rumah papamu? "Tanya Mas Abi membuatku mendongak menatap nya.

Mata abu-abu milik Mas Abi menatapku.

Kenapa ciptaanMu begitu tampan Ya Tuhan.

Author POV

Abimana menatap Aulia penuh perhatian. Aulia kembali terpaku sejenak sebelum menjawab pertanyaan Abimana.

"Masih mas, ada apa? "Tanya Aulia balik.

"Kamu gak capek? Cukup jauh loh perjalanan dari rumah papamu kesini. "Ujar Abimana tulus.

Abimana yang selalu bertengkar sejak kecil dengan Abisatya benar-benar merindukan seorang adik perempuan. Ditambah dia juga tidak pernah berdekatan dengan perempuan manapun. Dan dia tulus ingin mengenal Aulia lebih dalam. Tanpa dia tahu bahwa adiknya adalah mantan kekasih wanita didepannya.

"Ya gimana mas. Namanya juga kabur. "Jawab Aulia dengan cengiran tak bersalah.

Abimana tersenyum.

"Pulanglah Li, mama kangen banget sama kamu. "Bujuk Abimana.

Malam itu Rara ke rumah Fabian seraya menangis menceritakan Putri semata wayangnya ini. Tentang Aulia yang tak suka dia menikah, Aulia tak mau menghadiri pernikahannya dan memilih menghadiri ulang tahun mama ibu tirinya. Rara menangis lama dalam pelukan Fabian malam itu.

Abimana dan Abisatya tak bisa berbuat banyak. Apalagi Abisatya tak mau membantu Rara entah apa alasannya. Dan Abimana yang tidak tega melihat Rara membuatnya berada disituasi ini. Membujuk Aulia.

"Gimana ya mas. Aku capek kalo harus tengkar sama mama. Dan mama gak mau dengerin aku. "Jawab Aulia mencari alasan.

Pesanan keduanya datang.

Abimana menyantap makanan didepannya. Begitu juga Aulia.

"Biar mas deh yang ngomong ke mama. Tentang kamu yang sebenernya setuju mama menikah lagi. Mungkin mama ngerti. "Tawar Abimana. Aulia menatapnya ragu.

"Mas janji mama gak akan marah lagi. "Lanjut Abimana dan membalas tatapan Aulia.

Keduanya bertatapan cukup lama.

"Ehm aku masih betah mas sama papa. Lagipula aku enggak seharmoni itu kok sama mama. "Jawab Aulia dan memutus kontak mata diantara mereka.

Dua kali Abimana menghadapi keras kepala Aulia. Dan fakta baru dia dapat mengenai hubungan rara dan Aulia.

"Ayolah. Kamu mau mama sedih terus? Aku aja gak tega sama mama. Ibuku udah gak ada Li. Aku gak tega liat mama sedih terus. "Bujuk Abimana sekali lagi. Tak memperdulikan fakta itu.

Aulia menatap Abimana. Dia memainkan tangannya beberapa saat.

"Ya...yaudah aku nanti pulang. "

Yash! Abimana bersorak dalam hati.

"Mas jemput ya nanti. "

Aulia mengangguk. Abimana melanjutkan makan siangnya dan tersenyum.

Tidak sia-sia usahanya. Aulia mau pulang akhirnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Love, My Step Brother   13

    Aku masuk ke rumah dengan suasana hati tak nyaman. Aku memutuskan untuk tidak membalas pesan Mas Abi yang dia kirimkan 30 menit yang lalu."Lo mau langsung keatas? Gue mau bikin kopi. "Ujar Satya sebleum dia berjalan ke dapur."Iya. "Jawabku singkat dan langsung menaiki anak tangga untuk ke lantai dua.Kamar Mas Abi yang ada di tengah tertutup. Setidaknya aku masih aman dan bisa tidak bertemu Mas Abi."Cantik. "Aku tertegun. Tanganku tak jadi membuka kenop pintu kamarku. Aku menoleh dan mendapati Mas Abi sudah ada di depan kamarnya."Ehm mas, belum tidur? "Tanyaku basa-basi. Mas Abi menggeleng."Belum, abis dari mana? "Tanya Mas Abi balik."Abis ngopi mas sama temen. "Jawabku tentu saja berbohong.Pertama aku makan mie dan teh hangat bersama Satya. Kedua Satya bukan temanku."Oh gitu, kirain kemana tumben banget keluar malem. Yaudah istirahat gih, mas juga mau istirahat. "Ujar Mas Abi sembari tersenyum. Dia lalu kembali masuk kamarnya.Belum sempat aku masuk kamar suara langkah kaki

  • My Love, My Step Brother   12

    Suara tangisan bayi membuyarkan tidurku. Aku terbangun dan tersadar kalau hari ini aku ada di rumah papa.Flashback on."Jadi kakak sekarang udah gak mau lagi ya ke rumah papa? Kok udah sebulan enggak kesini. Enggak kangen sama papa? "Aku menggigit bibir bawahku. Bingung harus menjawab apa ke papa. Tidak mungkin kan aku menjawab kalau aku nyaman dengan keluarga baru?"Ehm Aulia sibuk aja papa. Papa juga gak pernah ke restoran nengokin aku. "Ya, jurus andalanku dalam menghadapi papa adalah playing victim, selalu."Papa baru aja sampai rumah kak abis dari luar kota. Kakak kalau ada waktu ke rumah ya. Mami juga kangen sama kakak katanya. "Terdengar erangan suara mami, sepertinya mami baru bangun."Siapa pi? "Tanyanya serak. Aku sudah hafal jadwal bangun mami dan sore ini dia pasti baru bangun setelah tidur siang dengan Selena. Dan mungkin papa juga."Aulia sayang. "Jawab papa dan meloudspeaker panggilan kami."Aku dong, kakak Selena yang paling cantik. "Seruku berniat menyapa mami."I

  • My Love, My Step Brother   11

    "Nonton yuk? "Aku memutar bola mataku jengah. Satya tiba-tiba sudah duduk disampingku."Bisa lo agak jauh dikit enggak? "Tanyaku sinis dan kembali memainkan handphoneku."Kenapa? Takut ya kalo gue bikin lo nyaman lagi? "Tanyanya dengan senyum tengil tak lepas dari wajahnya."Jijik tau gak. Sana sih pergi. "Usirku gusar dan beranjak kembali ke kamar.Satya menahan tanganku."Li, kita harus bicara. Gue gak nyaman sama sikap kekanakan lo ini. "Ucapan Satya menyulut emosiku."Kekanakan? Udah sabar banget ya gue 2 tahun setia sama lo disaat lo selingkuh sana-sini. Udah deh Sat gue udah males ngomongin masalah itu. "Semburku atas ucapannya.Aku menarik tanganku dan kembali ke kamar.Tau gini mending tadi gak usah pake acara main hp di sofa depan kamar.Aku duduk di ranjang kamarku dengan nafas yang memburu. Berusaha mengendalikan emosiku yang tiba-tiba naik. Segampang itu Satya mengatakan aku kekanakan setelah 2 tahun aku bersabar dengan semua tingkah lakunya?Tok tokConnecting door mili

  • My Love, My Step Brother   10

    "Selamat pagi bu. "Sapa Bianca saat aku dan Mas Abi masuk ke restoran."Pagi Bi, siapkan dapur ya. Saya mau masak sebelum restoran buka. "Jawabu dan mengajak mas Abi untuk langsung ke ruanganku."Mas gak papa masuk ruangan kamu? "Tanya Mas Abi setelah aku membuka pintu ruanganku."Gapapa mas, masuk aja. "Ajakku dan menaruh tasku di meja.Mas Abi menatapp ruanganku dengan intens."Enggak mau ganti bunganya Li?"Tanya Mas Abi sembari menunjuk buket bunga kering yang ada di atas etalase display di ruanganku.Aku terdiam. Itu bunga terakhir yang Satya hadiahkan untukku. Dan memang sudah kering mengingat kami sudah putus beberaopa bulan yang lalu."Ya, nanti. Enggak kepikiran buat gantinya. Aku masak dulu ya mas." Jawabku dan berjalan menuju dapur sementara Mas Abi tetap di ruanganku.Aku beranjak untuk masak sendiri beberapa menu yang akan kuhidangkan untuk Mas Abi."Spesial banget ya bu sampai masak sendiri? "Goda Bianca saat aku meminta bantuannya untuk membawa hidangan ke ruanganku."Bia

  • My Love, My Step Brother   9

    "Adek pernah ke Swiss? "Tanya Abimana saat dia dan Aulia saling bersandar ketika film usai."Belum, kenapa mas? "Tanya Aulia balik."Yuk kapan-kapan kita liburan kesana? "Ajak Abimana sembari menatap Aulia.Aulia menegakkan badannya. Dia merasa tak pantas bersandar seperti itu."Boleh, nanti kita pergi rame-rame mas. Seru deh kayaknya. "Jawab Aulia antusias.Abimana mengangguk.Sepertinya menyenangkan jika keluarga Dhananjaya bisa berlibur bersama.Aulia beranjak ke dapur. Dia membuka kulkas dan menemukan beberapa buah yang bisa dia jadikan salad. Sofia benar-benar memahami apa mau Aulia.Tanpa menunggu lama Aulia mulai memotong buah-buahan dan membuat salad untuknya dan Abimana."Mas Abi mau salad? "Tanya Aulia sembari membawa dua mangkuk salad."Boleh, bikin sendiri? "Tanya Abimana dan menerima satu mangkuk dari tangan Aulia."Iya dong. Cobain mas. "Jawab Aulia dan mempersilahkan Abimana untuk memakan salad buatannya.Abimana mulai melahap salad buatan Aulia. Dan enak, tidak terlalu

  • My Love, My Step Brother   8

    Pesawat akan mendarat sebentar lagi. Abimana yang sedari tadi memejamkan mata dan mendengarkan musik kembali terjaga. Dia menoleh dan menatap wanita cantik yang bersandar di bahunya."Li yuk bangun. Udah mau landing. "Bisik Abimana pelan pada Aulia yang tidur di bahunya. Aulia menengok untuk menatap Abimana pelan. Abimana tersenyum. Aulia sedikit salah tingkah membenarkan posisinya. Dia tidak sadar sudah tidur dengan bersandar pada Abimana. "Ehm maaf mas. "Gumam Aulia. Abimana mengangguk mengerti. "Santai aja Li. Kan kita saudara. It's oke. "Jawab Abimana dan mulai membereskan barang-barangnya. begitu juga Aulia."Nanti kita dijemput siapa? Atau harus pakai taxi? "Tanya Abimana ketika mereka sudah berjalan."No, kita akan dijemput papa dan mamiku mas. Mas harus berkenalan dengan mereka. "Jawab Aulia antusias.Abimana hanya mengangguk.Di bandara Nick dan Sofia sudah menjemput mereka. "Mamiiii. "Panggil Aulia saat melihat Sofia keluar dari sebuah coffee shop."Omg honeyyy. "Pekik

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status