105Grandel memandangi Yvete yang sedang menyuapi Atley. Pria berparas manis benar-benar senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya, yang nyaris terpecah. Sidang mediasi pertama telah mereka lakukan beberapa hari silam. Grandel dan Yvete sama-sama meminta waktu untuk memikirkan usul perdamaian dari hakim, dan pengacara masing-masing.Semenjak kehadiran Grandel di kediaman Dixon Zhang, sehari sebelum sidang perdana, pria tersebut dan Yvete akhirnya bisa kembali tenang. Mereka duduk berjam-jam untuk mencurahkan semua isi hati. Hingga tercapai kesepakatan jika Grandel dan Yvete akan menjalani persidangan dengan kepala dingin serta hati yang damai. Hal itu terbukti berhasil mereka lakukan. Bahkan Grandel setiap hari akan datang untuk mengunjungi istri dan anaknya di kediaman sang mertua. Halton dan Veronica membiarkan kakaknya kembali berteman dengan Grandel. Mereka tahu bila sebetulnya Yvete masih mencintai suaminya, begitu pula dengan Grandel. "Sudah selesai makannya
106Jalinan waktu terus bergulir. Liburan mengelilingi Pulau Jawa, berakhir di Bandung. Earlene yang sudah memahami makanan khas Sunda, begitu senang berburu kuliner sambil mengunjungi beberapa tempat wisata unik. Pagi itu rombongan turis China dan para pengawal PBK, telah berada di dua bus berukuran kecil yang mengarah ke Lembang. Tiga hari kemarin mereka telah mengelilingi kota kembang secara penuh, dan tibalah saatnya mengunjungi tempat wisata di Lembang. Tujuan pertama mereka adalah Pasar Terapung atau Floating Market. Earlene begitu antusias mencoba menaiki sampan bersama Chyou. Mereka membiarkan pemilik perahu membawa mereka memutari danau, kemudian kembali ke tepian. Selanjutnya pasangan tersebut menyusul anggota rombongan lain yang tengah menyusuri area. Mereka menyebar ke beberapa titik sesuai kelompok masing-masing. Tentu saja ada perwakilan pengawal muda yang menjadi penerjemah, karena tidak semuanya lancar berbahasa Indonesia. Riaz dan Nawang menunjukkan kepiawaian mer
107Liburan telah usai. Rombongan pimpinan Miguel siang itu berangkat menuju stasiun Bandung, dengan menumpang di dua bus ukuran sedang yang merupakan milik hotel. Selain keluarga besar Chyou dan para pengawal, beberapa bos PG dan PC juga ikut dalam rombongan tersebut. Esok pagi mereka akan melakukan rapat di masing-masing perusahaan.Bila tim PG rapat di kantor mereka, tim PC mengadakan pertemuan di kantor PBK. Sebab kantor PC Jakarta tidak sanggup menampung semua anggota yang jumlahnya lebih dari 60 orang. Sesampainya di stasiun, rombongan tersebut seketika jadi pusat perhatian banyak orang. Beberapa pengangkut barang mendekati dan Chyou membiarkan mereka mengangkati barang bawaan yang jumlahnya banyak. Rombongan bergerak memasuki area dalam. Loko dan para pengawal muda mengarahkan petugas pengangkut barang, hingga semua bawaan tersusun rapi di gerbong yang mereka tempati. Semua pengawal dan asisten menempati gerbong pertama. Sementara para bos menumpang di gerbong kedua. Sebab
108Jeritan Chyou yang sedang dipijat Alvaro, menyebabkan Earlene meringis. Dia tidak bisa membantu sang suami yang kembali memekik saat urat punggungnya ditekan tukang urut spesial, dengan kekuatan maksimal. Earlene menjengit kala Jianzhen turut berteriak karena dipijat Emak Ira. Pekikan anak kedua Rembrand kembali terdengar dengan diiringi omelan Ira. Earlene menggeleng karena Adik iparnya sampai gemetaran untuk menahan nyeri akibat diurut. Earlene berdiri dan jalan ke luar kamar. Dia menutup pintu, lalu melenggang menuju pantry untuk meminta Titin menyiapkan suguhan buat keempat orang di kamar, dan beberapa orang lainnya di ruangan depan. Setelahnya, Earlene berpindah ke ruang tengah dan duduk di antara Mayuree serta Malanaya. Perempuan hamil tersebut mengambil kue dari piring di meja, lalu menyuapkannya ke mulut. "Ini, enak," puji Earlene di sela-sela mengunyah. "Apa namanya?" tanyanya. "Kue cucur," jawab Mayuree. "Apa Emak tiap hari buat ini?" "Enggak, kebetulan Emak lagi
109Teriakan kedua anak kecil di depan kediaman Ira, menyongsong kehadiran kelompok pimpinan Anjani. Earlene spontan merunduk untuk menciumi pipi Yunara, kemudian memeluk gadis kecil berkaus oren sesaat. Lalu dia berpindah mendekap Arjuna. Gretta dan Diana turut melakukan hal serupa pada kedua bocah yang menyalami mereka dengan takzim. Kemudian Arjuna dan Yunara bersalaman dengan Anjani, Puspa dan kedua ajudan perempuan baru untuk Earlene. Arjuna dan Yunara kemarin malam memang menginap di rumah kedua Nenek mereka, bersama orang tua masing-masing. Alvaro, Mayuree, Yanuar dan Malanaya membiarkan anak-anak tetap di sana, karena nanti malam mereka akan menginap kembali.Miguel dan Steve yang mengantarkan para perempuan tersebut, mengikuti ajakan Gustavo untuk berbincang di halaman belakang. Dalam hitungan menit ketiganya sudah terlibat dalam percakapan seru dan sesekali tergelak. Ira mengajak para tamu untuk duduk bersila di lantai ruang tengah. Dia menerangkan bahan-bahan kue yang te
110Jalinan waktu terus bergulir. Sabtu pagi, Chyou dan Earlene berangkat menuju Riau dengan ditemani Jianzhen, Miguel, Steve, Ploy dan Mintranch. Sementara yang lainnya masih bertahan di Jakarta, dan akan bertolak esok siang ke Medan, bersama dengan Frederick, Tarissa, Dante, Edelweiss dan Erlangga. Sepanjang perjalanan menuju bandara Cengkareng, Jianzhen terus berbincang dengan Jauhari yang menjadi sopir mobil MPV mewah milik Koh Li Bun. Chyou, Earlene dan Ploy serta Mintranch turut menimpali dari kursi tengah, dan belakang. Nadhif yang menjadi pengemudi mobil kedua, yakni MPV hitam milik Frans, berulang kali tergelak akibat perdebatan Steve serta Miguel, dengan Valdi dan Robert, yang juga akan berangkat ke Riau dalam rangka tugas dari PBK dan SHEHHBY.Perdebatan itu direkam Valdi, kemudian diunggahnya ke grup khusus tim luar kota PBK. Semua anggota berebutan mengetik mengomentari video, dengan disertai berbagai emotikon dan stiker. Tidak berselang lama video yang sama juga muncu
111Seorang pria berjalan secepat mungkin menyusuri jalan setapak di pinggir area kosong. Sinar lampu senter kecil menjadi satu-satunya penerang hingga dia bisa melangkah tepat pada tanah. Kendatipun sesekali dia tergelincir, tetapi pria berjaket kulit hitam tetap terus melangkah. Setiap beberapa puluh meter dia akan berhenti sesaat untuk mengatur napas sambil memindai sekitar. Kemudian dia melanjutkan perjalanan hingga tiba di belakang sebuah bangunan besar. Pria berkaus hitam lengan panjang mencari tempat untuk bersembunyi. Dia berjongkok di belakang rerimbunan pepohonan berukuran sedang, lalu memerhatikan sekeliling. Suasana sepi melingkupi tempat itu. Hanya ada beberapa lampu di sekitarnya yang menjadi penerang, hingga banyak tempat dalam kondisi gelap. Tidak terlihat seorang pun di area tersebut dan menjadikan kondisi benar-benar sunyi. Pria berambut tebal duduk menyandar ke sebatang pohon. Tidak peduli celananya akan kotor, dia menyelonjorkan kaki untuk mengistirahatkan semu
112Grandel terpaku. Dia baru saja ditelepon Chyou yang memintanya menjemput Yvete dan Atley, untuk mengajak mereka ke Harbin. Penjelasan Chyou tentang situasi gawat di Shanghai menyebabkan Grandel deg-degan. Terutama karena dia baru mengetahui jika Barnett telah wafat beberapa hari silam. Grandel memaksa otaknya berpikir cepat, kemudian dia menelepon Yvete. Namun, belum sempat Grandel mengatakan apa pun, Yvete telah mengadu jika ada orang tidak dikenal yang telah membuntutinya dari butik hingga tiba di rumah setengah jam lalu. "Kalau begitu, kamu kemasi barang-barang. Besok aku datang, dan lusa kita langsung berangkat ke sini," tukas Grandel. "Sini? Maksudmu, ke Harbin?" tanya Yvete. "Ya. Kamu dan Atley harus segera pindah ke sini. Itu saran dari Chyou." "Apa hubungannya dengan dia?" "Nanti kujelaskan. Sekarang, bereskan saja semua pakaianmu dan Atley. Begitu pula dengan pengasuh." "Tunggu. Aku harus bicarakan ini dengan Papa." "Aku suamimu, Yvete." "Tapi ...." "Kali ini,