EDER POVAku bertemu Bryan setelah memarkirkan mobilku didepan kantor. Sedikit ragu dengan apa yang ingin aku katakan, aku memutuskan untuk diam hingga sampai di ruang kerja. Sejujurnya, aku tidak fokus dengan apa yang Bryan jelaskan mengenai sistem perpajakkan dan beberapa hal lainnya karena aku sibuk memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk membicarakan perihal Ana."Ed, Kamu dengar aku kan?""Hah?" sahutku refleks, Bryan membahas sampai mana?"What's wrong? kamu gapapa kan?" tanya Bryan tampak khawatir,Aku mengangguk sekenanya, "Sorry, i'm ok.""Ok," Bryan baru ingin melanjutkan topik pembicaraannya mengenai bisnis, aku langsung menghentikannya, "Wait, aku ingin tanya sesuatu." kataku."What?" Sahut Bryan tampak kebingungan."Apa kamu ada hubungan dengan Anastasia?""What?" Bryan tambah terkejut, "Apa maksudnya?""Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kalian, aku hanya ingin memastikan jika kamu tidak membuatnya salah paham." ujarku dengan nada serius, Aku mengingat bagaimana e
AUTHOR POVEntah keberapa kalinya Anastasia mengganti baju yang akan ia kenakan, baju dari kopernya sudah berhamburan di atas kasur. Gadis itu sibuk mencoba satu baju dan baju yang lainnya, dari dress tanpa lengan hingga dress hitam bertali spaghetti yang ia putuskan untuk ia kenakan malam ini. Tidak lupa dengan coat bulu yang ia bawa untuk mencegah dinginnya malam nanti.Anastasia merias wajahnya, dengan riasan natural yang cantik, memutuskan untuk meng-curly asal rambutnya agar terlihat elegan dan sexy.Waktu berjalan lebih cepat untuknya sekarang, tak terasa sudah jam 5 sore, dan dengan cepat ia mengenakan high heels warna senada yang ia bawa tapi belum sempat ia kenakan.Anastasia menunggu Eder di ruang tv, sesekali melihat ke arah pagar dan jam besar yang ada di ruangan itu.Sepuluh menit,Lima belas menit,Dua puluh menit,Hingga setengah jam, Eder belum datang juga.Entah sudah berapa kali Anastasia mengganti posisi duduknya, dan entah berapa kali dia menengok ke arah pintu set
"Berhenti menyalahkan orang lain mengenai apapun yang kamu rasakan, perasaan itu datang pada diri kamu sendiri, apapun bentuknya, baik dan buruknya. Mulai dari diri kamu sendiri, sebelum meminta orang lain membuat kamu bahagia."AUTHOR POVAnastasia masih berkutat dengan pikirannya sendiri, dia tidak memikirkan akan berakhir duduk diruang tengah Apartemen Bryan seperti saat ini. Melirik Bryan sesekali di dapur, Anastasia merasa canggung bukan main.Bryan datang membawa nampan, "Ini tea mint." dengan cekatan dia menyusun dua buah gelas itu didepan Anastasia dan satu didepannya. "Aku membuatkan tea karena aku rasa itu lebih bagus untuk menenangkan kamu dari pada coffe."Bagaimana ini? Benak Anastasia berkecamuk, dia tidak cukup nyaman untuk berduaan saja dengan Bryan. Gadis itu belum menerima kenyataan mengenai Bryan dan duduk bersamanya seperti ini malah membuatnya semakin terlihat menyedihkan."Di minum." Bryan mempersilahkan, dia juga meraih mug tea-nya, meniupnya perlahan lalu menye
AUTHOR POVApa takdir sedang mempermainkannya? Anastasia tidak habis pikir dengan narasi yang tuhan berikan untuknya, kenapa bisa orang-orang disekitarnya memiliki keterikatan yang sangat dalam. Kebetulan yang sama sekali tidak menyenangkan hatinya.Pernah menginap disini?Berkali-kali dia mengulangi kata-kata tersebut, merasa ingin tertawa karena lolucon konyol itu tapi tenggorokkannya tercekat.Anastasia menatap lekat Bryan yang menjelaskan mengenai Sarah yang terkadang menginap dirumahnya saat merasa kesepian, Sarah merupakan anak dari adiknya Ayah Bryan, dan sejak dari dulu Sarah dititipkan oleh keluarga Bryan oleh orang tuanya.Ya tidak mungkin ada yang aneh-aneh, mereka mirip.Mata biru sapphire,Rambut pirang,Posture wajah,Anastasia menghela nafas, dia bersaudara. Anastasia merasa sangat amat bodoh, bisa-bisanya dia berfikiran yang tidak-tidak padahal DNA mereka terlihat dengan jelas antara Bryan dan Sarah. Kenapa aku baru tahu sekarang? Gerutunya, masih ada perasaan tidak en
"Jika cinta adalah cinta, maka tidak akan ada yang tersakiti, tapi terkadang cinta itu tidak terlihat karena ego yang besar."AUTHOR POVEder menutup kembali pintu kamar Sarah. Ini sudah lima belas menit setelah Eder menyadari Anastasia tidak lagi didalam sana. Eder berjalan celingak-celinguk dikoridor rumah sakit berharap bisa menemukan Anastasia.Eder sudah menyadari bahwa dia bersalah, dan cepat atau lambat, dia harus meminta maaf pada Anastasia. Setidaknya, dia tidak mau mereka berpisah dengan cara yang tidak baik seperti sebelumnya.Koridor satu dengan koridor yang lain, tapi tidak ada Anastasia. Hingga, dilobby rumah sakit, Eder melihat Anastasia duduk dengan pandangan kosong disalah satu bangku panjang yang ada disana.Eder berjalan dari arah lain, dia duduk dibelakang Anastasia, dan hatinya miris saat mengetahui jika kehadirannya tidak disadari oleh gadis itu. Anastasia larut dalam fikirannya.Anastasia menghela nafas, dia bangkit dari posisinya dan melangkah mundur seketika
"Jangan merasa jika kamu yang paling menderita, ada lebih dari seribu orang yang mungkin merasakan hal yang lebih sulit dari yang kamu bayangkan."AUTHOR POVBryan meletakkan koper Anastasia di walking closet miliknya. Anastasia seperti orang yang tidak bernyawa semenjak sampai di apartemen Bryan, dan Bryan tahu jika gadis itu membutuhkan waktu untuk menetralkan hatinya yang sedang kacau."Karena kamarnya cuma satu, aku akan tidur diruang televisi." Ujar Bryan menyadari Anastasia dari lamunan yang tak berujung."Ah, tidak usah, kita bisa tidur dikamar." sahut Anastasia dengan santainya, dia tersenyum penuh arti pada Bryan yang terkejut mendengar jawaban Anastasia."Kita bisa tidur bersama?" ulang Bryan merasa tidak yakin dengan pendengarnya.Anastasia mengangguk mantap, "Iya, kita bisa tidur bersama, jadi tidak perlu sungkan, aku sudah tahu kamu tidak akan suka padaku, lagi pula aku pernah tinggal bersama tunanganku tapi tidak terjadi apa-apa.""Tapi Anastasia, akukan juga laki-laki."
"Saat seseorang itu sudah tidak ada, kamu akan jelas menyadari bahwa kamu membutuhkannya."AUTHOR POV"Hon, aku akan pergi untuk mencari beberapa perlengkapan bayi." ujar wanita berambut hitam arang itu, dia sangat bersemangat memikirkan kegiatan yang akan ia lakukan hari ini, sesekali dia mengusap perutnya yang mulai menonjol. ya, kehamilannya sudah memasukki dua puluh empat minggu."Kamu tidak menungguku saja?" tanya laki-laki pirang yang masih sibuk menyiapkan dirinya untuk pergi bekerja."Jika aku menunggumu, aku yakin itu akan sangat terlambat dan akhirnya kita menunda rencana ini lagi." sahut wanita itu yang terdengar kesal, ya dia sudah berpengalaman, laki-laki yang menjadi pacar sekaligus ayah dari anak yang dikandungnya hanya membuat rencana saja."Kalau begitu kita bisa pergi saat weekend.""Aku mau pergi sendiri Bryan, aku tidak bisa menunggu dan lagipula aku melihat beberapa perlengkapan yang limited edition jika aku tidak langsung membelinya itu akan habis.""Tapi ibu ham
AUTHOR POVJam biologis Bryan membangunkannya. Dia selalu bangun tepat jam enam pagi, dia selalu pergi jogging sebelum berangkat kerja tapi peregangan tubuh yang ia lakukan tertahan saat menyadari seorang wanita masih tertidur pulas disisi lain kasurnya.Senyuman mengembang diwajahnya, Anastasia adalah gadis pertama yang tidur disampingnya setelah waktu yang lama. Bryan tertahan diposisinya, dengan kepala yang bertampu pada tangan kanannya dia memperhatikan gadis yang terlihat damai disampingnya.Anastasia gadis yang cantik secara natural, tidak peduli menggunakan riasan atau tidak dia tetap terlihat cantik dan polos. Bulu matanya cukup panjang dan lentik, hidungnya kecil dan bibirnya, saat mata Bryan berhenti tepat dibibir Anastasi jantungnya perlahan berdebar satu tempo lebih cepat.Bibirnya penuh dengan warna pink ranum, sedikit terbuka karena sesekali Anastasia menghembuskan nafas melalui sela bibirnya.Bryan mendekatkan wajahnya, dia hanya ingin melihat Anastasia lebih dekat sebe