Share

My Step Brother
My Step Brother
Penulis: Retno Setiawati

PROLOG - MY STEP BROTHER

ANASTASIA POV

Anastasia Sandhy Nugroho, itu namaku. Wanita dewasa yang saat ini duduk tegang di depan laki-laki paruh baya yang masih tampak gagah di usianya tidak lain adalah Daddy-ku.

Bukan main,

Katakan padaku apa yang lebih buruk dari Ibu tiri dengan dua anak hasil dari pernikahan sebelumnya? Tentu itu sudah jauh lebih buruk dari kegagalanku masuk ke agency model bergengsi keinginanku dan terjebak di fakultas desain untuk waktu yang cukup lama.

"Dad, janda dua anak?" Tanyaku tak percaya, apa sih yang dipikirkan Daddy-ku itu, baiklah Daddy masih cukup mampu untuk menikah lagi, membangun pernikahan yang dulu pernah dia lakukan dengan almarhum Mama, tapi janda dua anak.

Ya tuhan, membayangkannya saja membuatku menelan liur-ku sendiri.

Malaikat pun tahu seberapa manja, penuh kenyaman dan sempurnanya hidupku menjadi anak semata wayang tanpa saudara, sehingga sepanjang hidupku, aku tidak diharuskan untuk berbagi pada siapapun. Berbagi dalam banyak hal,

Tapi pernyataan mengejutkan Daddy berpotensi menghancurkan hidup tenang-ku.

"Dia orang yang baik Ana, cinta pertama Daddy." Sahut Daddy lirih.

Oh ayolah Dad jangan gunakan senjata wajah memelas itu.

"Aku tahu Dad, tapi janda dua anak. Kenapa Daddy tidak mencari janda tanpa anak atau bahkan gadis sekalipun." Tanyaku berusaha setenang mungkin, “Oh tapi jangan seumuran juga denganku.” ralat-ku, Punya ibu tiri yang umurnya tidak jauh dariku akan lebih menakutkan.

"Daddy tidak berniat untuk menikah lagi, kamu tahu dengan jelas fakta itu."

Ya memang betul, aku tahu fakta itu,

Sepanjang hidupku tidak ada sosok yang menggantikan Mama, aku tidak pernah mendengar mengenai Daddy menjalin hubungan

dengan siapapun, dia bahkan tidak pernah meminta dengan sefrontal ini untuk menikahi seseorang. ini pertama kalinya Daddy bertanya mengenai seseorang yang mungkin akan menggantikan tahta Mama dirumah Nugroho, maka dari itu sulit bagiku melarangnya. 

Melajang hingga puluhan tahun itu tidak mudah,

"Daddy mengerti apa yang kamu takutkan, dia sepadan dengan kita Ana. Dia sama seperti Daddy, memiliki bisnis properti di Bali, dia independent women dia tidak berniat untuk mengambil sedikit pun milik Daddy. Kami hanya tidak sengaja bertemu lagi dan kembali merasakan apa yang kami rasakan dulu." jelas Daddy,

Daddy meraih tanganku, mengelusnya singkat dan berkata, "kamu tidak perlu khawatir jika kamu mau, dia tidak merasa keberatan untuk melakukan perjanjian pra-nikah."

Setidaknya bukan karena uang, ada rasa lega di dalam diriku, 

Ayolah aku tidak takut jatuh miskin mengingat seberapa banyak harta yang Daddy wariskan padaku, hanya saja Daddy sudah cukup tua untuk dikhianati atau dimanfaatkan.

Aku tidak mau ada drama-drama perebutan harta waris nantinya.

Amit-amit,

Selanjutnya, anak bawaan dari calon Daddy.

"Lalu bagaimana anaknya?" Pertanyaanku selanjutnya.

"Sebelumnya Yuli menikah dengan Pria asal Prancis yang menetap di Amerika dan memiliki 2 anak laki-laki, Eder dan Earl. Eder masih di California dengan Ayah-nya dan Earl di Bali dengan Yuli, Eder baru selesai studinya, Eder juga sibuk mengurus bisnis Clothing Brand miliknya sendiri dia anak yang mandiri, sedangkan Earl ia baru mau lulus SMA." Jelas Daddy,

Jadi Blasteran, ok. 

Pertanyaan selanjutnya, pertanyaan seribu dolar yang mungkin akan menjadi kunci hatiku untuk menyetujui pernikahan kedua Daddy atau tidak.

"Apa Daddy mencintainya?" Aku mencoba mempekakan segala inderaku untuk mendeteksi apa yang Daddy rasakan didalam lubuk hatinya.

Mata Daddy membalas tatapanku dengan lekat, seakan tahu jika aku mencari kebenaran dari mata coklat hazelnya, dengan yakin Daddy mengatakan, "Ya, tanpa mengurangi hormat kepada mendiang Mama, Daddy mencintainya."

Kebenaran.

Apa yang ia katakan adalah kebenaran.

Daddy sedang jatuh cinta, aku menarik nafas, "Baiklah Daddy, apapun demi kebahagian Daddy." Aku menggenggam tangan Daddy, "Aku lega, dia tulus mencintai Daddy dan tidak berniat buruk pada Daddy."

Setelah sekian lama, aku kembali melihat senyum tulus Daddy yang dulu sempat kupikir pergi terkubur bersama tubuh Mama, "Terimakasih Ana, kamu dan Mama tetap akan ada ditempat khusus hati Daddy."

"Aku tahu." Kelegaan yang luar biasa yang aku rasakan saat ini.

Ayolah Anastasia, tidak ada yang perlu dikhawatirkan kebahagian Daddy itu segalanya.

So far I know

Tante Yuli sama persis dengan yang Daddy deskripsikan. Cantik, Elegan, dan Keibuan, mengingatkan diriku pada sosok Mama yang selalu Daddy ceritakan. Seperti sekarang, Tante Yuli sibuk mengambilkan lauk pauk untuk Daddy dengan telaten.

"Ana, mau tante ambilkan?" Tanya Tante Yuli setelah meletakkan piring penuh lauk pauk didepan Daddy yang terlihat berseri-seri.

Lucu mengetahui jika Daddy bisa kasmaran seperti sekarang.

"Gak perlu tante, aku makan salad aja." Tolakku halus, memilih untuk menyantap salad buah dihadapanku, well hari ini bukan cheat day-ku.

Tante Yuli tersenyum, "Aku jadi ingat Earl dan Eder, mereka benci banget sama yang namanya salad, sama sekali gak suka sayuran, sedangkan tante senang banget liat anak muda yang suka makan sayur." kali ini Tante Yuli menatapku hangat, “Gak heran kalau kulit kamu sehat, gak keliatan kering.”

Earl dan Eder adalah calon saudara adik tiriku, mereka masih dalam penerbangan kurang lebih 2 jam 30 menit dari Bali ke Jakarta dan hampir 26 jam dari California ke Jakarta.

Perjalanan yang cukup melelahkan,

Entah apa yang harus aku lakukan untuk menyambut mereka.

"Aku gak pernah punya saudara sebelumnya tapi aku excited untuk ketemu mereka." Sahutku jujur mengenai apa yang aku rasakan.

"Dia mengatakan hal yang sama padaku saat ditelpon, Earl bilang dia tidak sabar untuk bertemu calon kakak perempuan-nya mengingat gimana jahilnya Eder kalau lagi pulang ke Jimbaran." Tante Yuli memulai makan siangnya,

Well aku iri, bisa aku bayangkan bagaimana ramai-nya hidup mereka.

Dan aku bisa membayangkan bagaimana menyebalkannya punya saudara laki-laki, mengingat sifat jahil dan menyebalkan adalah sifat asli yang tertanam pada setiap laki-laki dipermukaan bumi ini. 

"Eder baru akan sampai besok pagi." Tambah Tante Yuli, "Kayaknya mereka akan langsung datang sendiri ke rumah, soalnya tante masih harus siapkan tiket untuk kerabat biar bisa pergi sama-sama ke Bali nanti jadi gak bisa jemput mereka."

Ya, pernikahan Daddy dan Tante Yuli akan dilaksanakan di Bali, lebih tepatnya disalah satu hotel bintang lima di Jimbaran.

"Nanti biar Ana aja yang jemput mereka tante, kan kasihan juga Eder kalau masih harus cari angkutan sendiri buat ke rumah, Amerika-kan jauh, pasti dia capek." Sahutku, ya aku gadis yang baik walaupun kadang egois tapi aku tahu bagaimana caranya bersikap welcome terhadap orang lain.

Manner.

"Beneran nih gak ngerepotin? Kamu gak ada kuliah?" Tanya Tante Yuli melirik Daddy sekilas, agak canggung karena tawaranku yang mendadak.

"Gak ada kok Tante, aku habis semesteran jadi masih libur." jawabku santai,

"Ya sudah kalau gitu, terimakasih ya."

"Gak usah sungkan." sahutku tersenyum manis seperti biasanya,

Daddy tersenyum padaku, ah dasar orang tua yang sedang kasmaran. batinku, sambil memberikan senyuman lebar kepadanya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
yuliana ina
ka retno, punya karya apalagi ya disini? atau platform lain?.. saya search di sini ga ada lagi. suka banget karyanya, padet, alur ga bertele2 waktunya tamat ditamatkan dgn indah ..
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
janda kaya ketemu duda kaya..cocok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status