Share

episode 4

26 Agustus 2020

Episode 4

Zein Zulkarnian sama sekali tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu, apakah matanya sudah bermasalah? Bukankah terlihat dengan jelas ketikan Maulana terjatuh di atas lututnya pria itu memegangi kepalanya, apakah ada orang memhon sambil memgangi kepalanya, bukankah seharusnya menyatukan tangan bukan memegangi kepala.

“Kau lihat sendiri, Maulana memegangi kepalanya saat terjatuh. Itu artinya ada yang tidak beres dengannya, Satria,” geramnya.

Arsy mengalihkan perhatiannya pada Sang suami ketika pria itu mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan kakaknya, matanya menatap pria itu mintak penjelasan, dia sangat berharap tidak akan pernah terjadi sesuatu yang buruk pada kakaknya. Zein mengurungkan niatnya untuk menyampaikan pemikirannya mengenai kondisi Sang kakak ipar ketika melihat raut kecemasan Sang istri tercinta,”Eh, mungkin saja dia hanya kurang fit saja, sayang. Mungkin flu.” Pria itu mencoba mengalihakan arah pembicaraannya agar Sang istri tidak merasa sedih dan cemas memikirkan kakaknya.

“Tapi, Zein.” Arsy masih belum yakin dengan pemikiran Sang suami yang terlalu sederhana mengenai kondisi kakaknya, firasatnya mengatakan kondisi tubuh Sang kakak jauh lebih buruk dari pada sekedar flu.

“Nanti kita bicara lagi, Satria. Sekarang kau kembalilah keruanganmu,” usir Zein halus. Satria merengut tidak suka, bagaimana mungkin pria itu bisa mengusirnya saat dirinya penasaran dengan apa yang dikatakan pria itu, tapi bagaimanapun juga pria itu adalah bossnya, boss itu selalu benar dan tampan, apapun perintahnya harus selalu dituruti.

Zein mengulurkan tangannya menyentuh rambut istrinya, dibelainya halus rambut itu dengan penuh kasih sayang,”Tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja. Aku selalu bersamamu.” Pria itu tersenyum meneduhkan.

Arsy menatap Sang suami mencari kepastian, adakah kebohongan dalam mata suaminya…

Tatap mataku, yakinkan hatimu…

Adakah dusta dalam diriku,,,

Tak ada sebuah kebohongan di dalamnya, pria itu berkata jujur apa adanya, ia pun memeluk tubuh Sang suami…

Sungguh ku tak akan meragukanmu, karena dirimu bintang hatiku,,,

Zein membalas pelukan Sang istri, pandangannya menengadah klangit-langit seakan disana ada bintang yang bertaburan, gadis itu semakin menyamankan diri dalam pelukan Sang suami dan Zein pun semakin mengeratkan pelukannya pada istrinya.

***

Segerombolan geng motor  terdapat 6 pria dan 3 wanita dan salah satu diantara mereka adalah Zia putra dari Zein dan anak tiri Arsy berasama Evan mantan kekasih Arsy dan kekasih Zia. Evan duduk di warung kopi sedangkan Zia bersama kedua temannya membicarakan acara pensi untuk kelulusan juga membicarakan Arsy tentunya.

“Menurutmu apa yang akan kita lakukan pada nenek sihir itu?” tanya Naira memulai pembicaraan.

“ Enaknya kita apain ya?” timpal Sasya.

“Entahlah, padahal aku sudah memintak ayahku untuk datang bersama tante Kurnia,” balas Zia bingung juga menghadapi sikap ayahnya yang terlalu cinta pada istrinya.

“Aku rasa tantenya Naira itu memang lebih cocok dengan ayahmu dari pada ibu tirimu itu,” ucap Sasya.

“Mungkin benar, dia lebih cocok menjadi seorang ibu. Selain usianya yang sudah tua, dia juga terlihat cantic. Tapi, dia sangat tidak pantas menjadi seorang istri,” sahut seorang pria tiba-tiba. Ketiga gadis itu pun mengalihkan perhatiannya pada seorang yang berani menyahuti pembicaraan mereka. Evan dan teman-temannya juga mengalihkan perhatiannya pada pria itu, seakan mereka ingin menjaga agar pria itu tidak melukai ketiga gadis tersebut. Naira merasa sangat kesal mendengar seseorang menghina  tantenya, ia pun melangkahkan kakinya mendekati pria itu.

“Apa maksudmu?!” gadis itu benar-benar tidak terima dengan penghinaan pria itu terhadap tantenya.

“Bukankah sudah jelas, tuan Zein zulkarnain pria beristri, dia juga sangat mencintai istrinya. Lalu kenapa kalian ingin memasukkan wanita lain kedalam pernikahan mereka,” balasnya sinis.

“Dia bukan wanita yang baik, dia hanya seorang penipu yang menginginkan harta ayahku saja,” timpal Zia juga tidak terima dengan ucapan pria itu.

“Oh.” Pria itu hanya menyahuti dengan tenang tanpa emosi sama sekali,”Kau masih berpikir kalau ayahmu itu sangat kaya raya? Sehingga kalau menikahi gadis muda dari kalangan bawah, kau bisa seenaknya menganggapnya ingin mengambil hartamu. Kau terlalu sombong, Zia,” lanjut pria itu meremehkan.

Zia benar- benar tidak mengerti dengan maksud pria itu, memangnya apa lagi kalau bukan ingin mengambil harta ayahnya, mana ada seorang gadis muda yang bersedia menikah dengan duda beranak satu,”Sebenarnya apa maksudmu?!” bentaknya.

“Hmmp, nona Zia zulkarnain Surya. Kau benar-benar gadis yang angkuh, tapi sayangnya keangkuhanmu tidak akan bertahan lama, kau menilai segala sesuatu hanya dari materi. Ivan Maulana Rizky telah memiliki 49 % perusahannya Surya, perusahaan Surya Group juga terancam gulung tikar kalau tidak mendapatkan suntikan dana darti Maula group.” Pria itu menyeringai penuh cemooh. Zia sangat terkejut mendengar ucapan pria itu, rasanya sangat mustahil perusahaan milik ayahnya, sebuah perusahaan yang sangat besar bahkan seAsia, bagaimana mungkin bisa hanpir gulung tikar, ini psti gara-gara wanita itu.

“Dasar pelacur!” geramnya.

Plak…

Sebuah tanparan keras mendarat di pipi gadis itu,”Jaga bicaramu nona muda. Arsy jauh lebih baik dari pada wanita yang kau harapkan jadi ibumu itu. Bahkan dia lebih baik darimu.” Tatapan tajam dilayangkan pada gadis itu. Melihat kekasihnya ditanpar dengan begitu keras oleh teman sekelasnya membuat Evan tidak bisa terima, ia pun berjalan menghampiri teman sekelasnya itu.

“Zia, kau tidak apa-apa?” tanyanya khawatir, setelah   itu ia menatap tajam temannya tersebut.

“Nisio, kamu seperti pengecut yang beraninya hanya memukul seorang wanita!” katanya penuh amarah.

“Begitu? Tapi setidaknya aku bukan manusia rendah seperti kekasihmu itu,” balasnya santai. Evan semakin geram dengan sikap temannya itu, bukannya mintak maaf tapi semakin menghina kekasihnya.

“Seorang perempuan yang menyuruh wanita lain mendekati pria bersitri, bukankah itu adalah perbuatan rendah. Ingin menghancurkan pernikahan orang, hmmp. Evan, aku tidak menyangka kau bisa jatuh cinta pada perempuan semacam itu.” Nisio menatap rendah pria itu, pandangannya beralih pada Zia, ia pun tersenyum jijik pada gadis itu, setelah itu dia pergi meninggalkan mereka, dirinya sudah sangat malas berhubungan dengan orang-orang yang merasa paling benar sendiri di dunia ini.

***

Arsy terlihat sangat bersemangat, ia bahkan menyiapkan makanan yang sangat banyak pagi ini, banyangkan mereka hanya tinggal berdua dalam sebuah apartemen tapi menyiapkan makanan untuk dua puluh orang. Zein menatap heran pada Sang istri tercinta, matanya beralih pada makanan yang terlalu banyak tersebut,”Sayang, kau masak banyak sekali. Apakah kakakmu akan datang?” tanya Zein.

Arsy menarik salah satu kursi di samping Sang suami lalu mendudukkan dirinya disana, matanya memandang makanan itu penuh kepuasan,”Tentu tidak, Zein. Hari ini aku mengundang Zia dan Evan. Kak Lana dan kak Fira juga, selain itu ada Naira, Sasya dan tantenya,” jelasnya.

“Maksudmu, Kurnia? Kau juga mengundang Kurnia?” tanya Zein seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan istrinya, bukankah wanita itu sangat kesal ketika melihat dirinya bersama Kurnia? Entah apa yang sebenarnya dipikirkan Sang istri tercinta?.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status