Share

BAB 6 KECEWA

Author: susie khrusni
last update Last Updated: 2023-06-20 14:50:31

malam ini benar-benar indah, dekorasi kamar yang hangat membuat pikiran melayang. hanya berdua di kamar pengantin, bersama suami tampanku. benar-benar membuatku lumpuh, tunduk takluk dihadapannya.

dibaringkannya dengan lembut tubuhku diatas sprey pengantin berwarna putih itu. seraya membelai wajah dan rambutku. aku terdiam saat ia mulai berani menyentuh bibirku dengan jari jemarinya. sudah tidak bisa aku menggambarkan lagi, gejolak hati ini.

kami sudah terombang ambil di peraduan cinta.

sepasang insan manusia ,sedang bercumbu rayu di kesunyian malam. dengan nafas menderu, ia menunaikan tugasnya sebagai seorang suami malam ini.

di ujung-ujung peraduan kami saat melakukan hubungan cinta itu. tak tau mengapa, ku lihat wajah suamiku tampak memucat dan terdiam, matanya berair seolah berkaca-kaca.

aku tidak mengerti,

mengapa tiba-tiba dia terdiam dan menangis.

ku dekati ia dan bertanya..

"abang, kenapa kamu menangis??" sambil ku belai lembut bahunya.

ia menepis tanganku, saat mengusap bahunya..

sungguh aku benar-benar tidak mengerti, mengapa perilakunya menjadi aneh..

" kamu kenapa baang, uci ada salah sama abang??" lanjutku.

dia masih terdiam dan memeluk kedua lututnya sambil terisak tangis lirih dari bibirnya.

apa yang sudah kulakukan ya Allah, sampai membuatnya menangis, aku hanya terdiam. banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiranku.

apa dosa yang telah aku lakukan??

bahkan setelah ibadan ranjang, ia langsung membenciku seolah aku sudah menjahatinya.

ku ambilkan segelas air putih dengan harapan, ia akan mengungkapkan kesedihannya kepadaku.

tapi tetap saja ia diam, dengan wajah muram. tak seperti saat pernikahan berlangsung, dan tak seperti sebelum ibadah ranjang itu kami lakukan.

tiba saja hatiku merasa sakit dengan perilakunya yang aneh..

dimana letak salahku? dimana kelakuanku yang membuatnya marah..?

"aku ingin keluar mencari angin" ujarnya sambil beranjak dari tempat tidur dan mengambil pakaiannya yang berserakan di kasur.

aku terpaku, benar-benar bingung, rasa sakitku semakin bertambah. kala ku lihat, sprey putih itu tidak ada noda darah perawanku.

bagaikan disambar petir hatiku, apakah itu sebabnya dia membenciku?. tanyaku pada diri sendiri.

akupun tak paham, yang kurasakan hanya sakit di area kewanitaanku. membuatku sedikit sulit untuk berjalan, terasa perih dan sempat ku teteskan airmata saat ia melakukan itu. tapi ku tahan karena sifat maluku ini.

malam ini hatiku terasa remuk, kecawa, tapi tak bisa ku teteskan air mata. bagaiman caranya aku menjelaskan padanya, kejadian ini pertama kali ku lakukan. hanya dengan dia, tapi kenapa Allah tidak memberikan darah suci itu pada malam pertamaku.

setelah paginya, bak petir menyabar kepalaku. air mata jatuh saat kupikirkan kejadian malam ini. suamiku mulai menjauh dariku, setiap hidangan yang aku siapkan, ia memakannya tapi tidak mengajakku ngobrol apapun seperti biasanya.

tak henti-henti aku berdoa kepada Allah untuk memberanikan diri, untuk mengajaknya ngobrol hal yang membuatnya kecewa dari ku, hal tentang "keperawanan" itu.

inginku membela diri

tapii.....

dia tampak tak mau menatap wajahku sama sekali

ibadah ranjang itu tetap kami lakukan, tapi kejadian itu terulang terus menerus selama tiga hari selama dirumah ibu. setelah berhubungan badan selalu murung dan tampak tak bahagia, selalu ku pastikan apakah ada darah atau tidak tapi hasilnya nihil.

ternyata memang benar aku tak mengeluarkan darah sebercakpun.

tangisku pecah setiap kali mandi mengingat kejadian memalukan ini, sungguh aku malu dengan suamiku.

tapi aku tak pernah berbuat dosa zina sampai melakukan hal yang dimurkai Allah. aku malu dengan jilbab lebarku, aku malu dengan ke sok sucianku, kepedeanku dalam menjaga diriku. tapi hasilnya sangat menyakitkan.

ku salahkan diriku, ku salahkan Allah, ku salahkan tubuhku, aku mulai membenci diriku sendiri sebagai istri. jika memandang wajah suamiku, rasa sesak dadaku tak terasa kadang berlinang air mata.

takut...

takut.. suamiku memberikan penilaian ya g buruk terhadapku.

anehnya jika didepan ibu ia nampak baik-baik saja terhadapku.

setelah beberapa hari, kami putuskan untuk pindah rumah agar kami lebih mandiri. saling berpamitan dengan ibu dan abang kandungku.

kami sekarang menempati rumah dari hasil kerja suamiku, sebagai kepala bagian di salah satu perusahaan kelapa sawit.

setelah pindah rumah, tentu saja harus membeli beberapa perabotan rumah. karena jarak pasar dan rumah kami berdekatan, aku mengajak suamiku untuk membeli bahan makanan di pasar.

walaupun daerah kewanitaanku masih terasa perih, dan untuk jalan saja terasa ngilu tapi tetap ku tahan. karena malu, takut diledek karena pengantin baru.

"abang sayaang, antar uci kepasar yuk.. nanti uci masakan makanan kesukaan abang.." ucapku sambil merayu memegang lengannya.

ia menepis seolah tak mau ku sentuh.

nampak suamiku itu mengeluakan motor dari garasi sambil menungguku untuk naik ke motor.

ku lupakan sikapnya tadi dan ku naiki motor yang siap ia kendarai.

ku lingkarkan tanganku dipinggangnnya, agar merasa aman saat naik motor.

"sayaangku... bawa motornya jangan telalu kencang, ini jalannya rusak" ujarku.

tak tau kenapa, ia nampak marah bahkan membawa motor bagaikan orang gila. tak nampak lubang-lubang batu yang ada di jalan, ia tabrak saja.

suatu ketika, motor menabrak lubang yang lumayan besar. badanku tergoncang, rasanya rahimku mau lepas betapa sakitnya..

aku tahankan saja, kemaluan rasanya sangat sakit dan ngilu. tanpa sadar ia mulai menyakiti hatiku.

di jalan ku tahankan rasa sakit, dengan mata yang berkaca-kaca.

setelah usai berbelanja, dengan hati yang sakit. ku lihat dari kejauhan, ia hanya menatapku dengan pandangan sedih sambil menunggu di atas motor itu.

batinku mulai merasakan kesakitan tiada henti setelah malam pertama itu. kurasa aku akan bahagia setelah pernikahan ini, tapi ternyata malah membawa kekecewaan pada suamiku.

setiap kerja ia seperti tak betah dirumah, selalu saja bilangnya lembur, lembur lagi. bahkan kadang aku sholat sendiri. tak pernah ku dengar panggilan romantis lagi dari suamiku.

sangat menyayat hatiku, setiap malam air mataku mengalir, seakan menjadi beban dosa untukku.

tapi dosa yang tak pernah aku lakukan.

untuk memulai bicara tentang malam pertamapun, aku merasa ciut, tak punya nyali.

oh, tuhanku...

berikan aku kekuatan, untuk menjelaskan hal ini. aku benar-benar sakit. dengan perlakuan suamiku, yang tak adil bagiku.

perubahan sikap yang menyiksa batinku. setiap berhubungan badan, aku merasa trauma dan tak menikmati. itu karena kejadian yang membuatku syok dengan kenyataan itu.

menjalankan ibadah ranjang hanya karena nafkah batin saja.

tanpa ada rasa senang di hati..

perasaan tertekan, malu menghiasi kegiatan suami istri ini. aku benar-benar tak enjoy, jika teringat perlakuannya kepadaku setelah melakukan hubungan ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • NODA MERAH PERKAWINAN   BAB 25 BANGKIT DARI TERPURUK

    setelah hampir 6 bulan usaha alat kesehatanku berjalan dengan baik. alhamdulillah usaha tidak menghianati hasil dari modal yang kecil kini aku bisa memegang uang hasil kerja kerasku sendiri, dengan dibekali latar belakang pendidikan ilmu kesehatan sedikit banyaknya aku paham dengan apa yang aku perdagangkan sehingga mencapat penghasilan yang lumayan besar dibanding mengharapkan nafkah dari suami yang alakadarnya saja. pelanggan mulai berdatangan untuk memesan barang alat kesehatan dari klinik-klinik swasta, perusahaan dan rumah sakit. singkat cerita hampir 6 bulan ini aku sudah tidak begitu memikirkan perasaanku dengan suamiku, namun kebiasaan baik seperti dulu tetap aku lakukan. melayaninya makan, menemaninya makan dan semua keperluannya selalu aku penuhi tanpa kurang 1 apapun. " sayaang, malam ini abang tidur di rumah ambar ya " ujar fauzan. "iyaa " ujarku tanpa perlawanan " kadang abang malas balik kesana, rumah ambar selalu berantakan dan makan selalu makan roti-roti saja, aba

  • NODA MERAH PERKAWINAN   BAB 24 SUAMIKU MENIKAH LAGI

    Pernikahan bang fauzan tinggal menunggu jam saja besok adalah hari pernikahannya. malam ini mata benar-benar tak bisa tidur, entah apa yang menghantui perasaan ini sehingga membuatku susah untuk tidur.malam ini orang-orang sibuk menghias dan mendekor pelaminan untuk bang fauzan dan ambar. ku habiskan waktuku untuk menangis di kaki rab ku untuk memohon kekuatan agar keiklasan hatiku semakin meluas. ku dirikan sholat sepertiga malamku seperti biasa, berjujuhan air mata membasahi sajadah panjangku, ku kadukan segala keluh kesahku ke pada Allah.terbayang di mataku suami tercintaku bersanding dengan orang lain di pelaminan."Ci, kamu baik-baik saja kan? abang mau berangkat ke rumah ambar duluan dini hari ini." ujar fauzan sambil berkemas barang-barangnya." iyaa, nda papa bang" ujarku singkat. padahal kondisiku juga belum membaik. tapi mau berharap apa dengan lelaki yang sedang kebelet nikah lagi." ya sudah, abang berangkat, nanti kamu berangkat sendiri ya ". ujar fauzan sambil mengecup

  • NODA MERAH PERKAWINAN   BAB 23 KDRT

    Dengan kecepatan penuh fauzan menyetir mobil seperti dikejar setan. " abaaangg, tolooong pelankan mobilnyaa. ucii takutt !! uci minta maaff bang". rengekku sambil menangis." diam kau memang dasar perempuan nakal, tak bisa diberi kebebasan sedikit langsung menggoda lelaki lain" ujarnya sambil mencaci maki ku.aku hanya menangis sesegukan. sesampai di rumah ia menarik lenganku dengan keras, hatiku benar-benar takut. ia tampak murka dengan peristiwa tadi." ampun baang, sakiit... tangan ucii sakit baang..." ujarku memohon." begitu kelakuanmu dibelakangku??? tak ku sangka ternyata kau memang perempuan tidak baik Ci !"" enggak baang, izinkan uci menjelaskan. tadi kami tak sengaja bertemu uci mau ketemu sama nia bang untuk minta bantuan acara nikahan abang" ujarku memohon sambil memegang lengannya." haaah dasar jal*aaang !!!! banyak alasan kau !!"PLLAAAKKK.... !!! tangannya mendarat di pipi kiriku

  • NODA MERAH PERKAWINAN   BAB 22 CEMBURU BUTA

    " ci kamu benar mengizinkan abang menikah kan? walaupun abah melarang?" ujar fauzan merayu."iyaa bang. silahkan jalankan pernikahan itu, orang tua ambarpun sudah menerimanya. tapi apa abang tetap melanggar larangan abah?" ujarku sambil mengernyitkan dahi." ah, aku sudah dewasa penghasilanku juga lebih untuk menghidupi dua istri. lagi pula kita kan belum punya anak juga, jadi siapa tau aku dan ambar bisa memberikan anak untukmu?" ujar fauzan sambil tersenyum semangat." o-oh, iyaa tentu saja bang. ya sudah uci mandi dulu" ujarku. sudah tak tahan lagi hatiku sangat panas mendengar ucapannya, langsung aku beranjak dari tempat dudukku.bergegas ku ambil handukku, ku guyurkan air shower sekencang-kencangnya agar tangisku tak terdengar oleh suamiku.Ya Allah ucapku dalam hati begitu tak sempurnanya engkau menciptakan aku, sehingga dari awal pernikahan kau beri aku cobaan yang tak pernah ku pikirkan, sekarang aku tak hamil-hamil menjadi alasan

  • NODA MERAH PERKAWINAN   BAB 21 TAK DAPAT RESTU

    hari pernikahan suamiku semakin dekat.aku menelpon ibu untuk memberitahu acara perkawinan suamiku itu."assalamualaikum buu?" ucapku."wa'alaikumsalam nak, ada apa telpon malem-malem begini?" ujar ibu." uci mau bilang sesuatu ke ibu, tapi ibu jangan terkejut yaa" ujarku." apa itu nak, bilang saja" lanjut ibu." bang fauzan akan menikah dengan selingkuhannya minggu ini bu". ujarku gugup." apaa??? kamu dimadu? kamu setuju?ya Allaaah nakk yang sabar yaa.." ujar ibu dengan nada terkejut." uci mengizinkan bang fauzan bu, daripada ia berdosa terus-menerus." ujarku dengan air mata berlinang". " tega sekali fauzan itu, biar ibu yang akan ngomong langsung dengannya !" ucap ibu marah." ga usah bu, ibu jangan ikut campur ya. biarkan kami yang menyelesaikan masalah ini." ujarku." apa abah nya tau tentang hal ini??" lanjut ibu." keluarganya sudah tau bu, jadi biarkan pernikahannya berl

  • NODA MERAH PERKAWINAN   BAB 20 PERLAKUAN HANGAT

    hari demi hari sudah terlalui, sakit hatiku semakin membaik. walau kadang jika teringat masalah rumah tangga bisa membuatku meneteskan air mata.ku coba mengiklaskan semuanya..aku percaya jodoh adalah takdir yang bisa dirubah, jika ingin bahagia maka harus belajar mengiklaskan. umpamanya pohon. jika ada dahan yang usang harus segera di potong agar tidak merusak sel-sel pohon yang lain, dan membiarkan supaya ada dahan yang tumbuh baru.malam kian larut, jam dinding menunjukkan pukul 01.00 wib. bang fauzan belum juga pulang, seperti biasa aku menunggunya di sofa ruang tamu dengan segelas kopi vanilla hangat." kenapa jam segini belum pulang ya?" ucapku agak cemas. ku ambil handphone ku dan ku telepon nomor suamiku itu.walaupun menyebalkan tapi aku masih peduli dengannya. mungkin karena kebiasaanku selalu mengkhawatirkannya." bang, kamu dimana? kenapa belum pulang?" ujarku." ini sudah dekat rumah sayang,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status