Share

Bab 6

Author: Ursula
Noah terengah-engah saat bertanya, "Ashley, kenapa kamu nggak pulang? Telepon juga nggak diangkat. Aku hampir gila cari kamu."

Ashley menjawab datar, "Aku kira hari ini kamu nggak pulang."

Hanya satu kalimat, tetapi cukup untuk membuat hati Noah dipenuhi rasa bersalah.

"Ashley, maaf .... Belakangan ini perusahaan lagi sibuk banget. Begitu semuanya kelar, aku akan luangin waktu buat kamu."

Ashley tersenyum samar, lalu menyerahkan kapsul waktu yang ada di tangannya kepada Noah.

Noah memain-mainkan kapsul waktu itu, lalu hendak membukanya. "Boleh aku lihat? Aku ingin tahu apa keinginanmu dulu."

Ashley menahan tangannya dan berkata dengan serius, "Buka lima hari lagi. Keinginanku yang dulu sudah tercapai. Sekarang aku sudah taruh keinginan baru di dalamnya. Aku harap dalam lima hari lagi, kamu bisa bantu aku mewujudkannya."

Noah mengangguk dengan ekspresi penuh kasih sayang. "Oke. Apa pun keinginanmu, lima hari lagi pasti akan kuwujudkan."

Sesampainya di rumah, tampak Yessy sudah duduk santai di sofa dengan sikap seperti nyonya rumah.

Ashley awalnya berniat mengabaikannya, tetapi Yessy malah berjalan terpincang dan mengadang jalan Ashley. "Sebenarnya kamu sudah tahu semuanya, 'kan?"

Dengan semua unggahan yang Yessy buat di media sosial dan bekas ciuman yang sengaja ditinggalkan di tubuh Noah, dia yakin Ashley pasti menyadari semuanya.

Ashley tersenyum pahit dan menatapnya. "Terus kenapa? Sekarang kamu mau pamer? Atau kamu berharap aku ngamuk dan usir kamu kayak pelakor murahan?"

Dia sudah memutuskan untuk melepaskan pria yang berselingkuh darinya. Lagi pula, dia sudah mendapatkan cukup banyak saham dari Noah sebagai kompensasi. Dia tidak akan menurunkan harga dirinya untuk hal sepele seperti ini.

Yessy terdiam karena Ashley mengetahui tujuannya. Dia awalnya ingin memancing amarah Ashley agar bisa menangis di hadapan Noah dan memenangkan simpatinya.

Namun, dia tak menyangka Ashley bisa setenang ini demi mempertahankan status nyonya besar.

Ashley mendorong Yessy dan hendak masuk ke rumah. Tiba-tiba, Yessy memegang tangannya dan berteriak dengan panik, "Nyonya Ashley, aku tahu aku salah ...."

Kemudian, dia membenturkan kepalanya ke ujung meja. Keningnya langsung robek dan darah pun mengucur.

Noah masuk dan langsung melihat adegan itu.

Yessy menutupi kening berdarahnya, air matanya menggenang. "Tuan, kakiku masih sakit, jadi nggak sempat berdiri kasih salam ke Nyonya. Nyonya malah pukul aku ...."

Ashley benar-benar terkejut dengan drama dadakan ini. Begitu sadar, dia langsung membela diri, "Aku nggak pukul dia! Dia sendiri yang benturin kepala ke meja!"

Wajah Yessy basah dengan air mata, tampak sangat menyedihkan. "Untuk apa aku fitnah Nyonya dengan mengorbankan wajahku sendiri ...."

Mata Noah berpindah dari satu wanita ke wanita lainnya. Pada akhirnya, dia berjalan ke arah Yessy dan menggendongnya dalam pelukan.

"Ashley, aku percaya kamu bukan orang seperti itu. Tapi kening Yessy masih berdarah, aku harus bawa dia ke rumah sakit dulu." Setelah berkata begitu, Noah pun membawa Yessy pergi tanpa menoleh lagi.

Ashley berdiri sendirian di tengah ruang tamu, lalu tertawa pahit. Noah mungkin berkata percaya padanya, tetapi sikapnya menunjukkan sebaliknya.

Tak masalah. Pria yang sudah selingkuh, cepat atau lambat pasti akan berubah hati.

Setelah kejadian itu, Yessy tak lagi berpura-pura. Dia dengan terang-terangan memamerkan kedekatannya dengan Noah, dari foto mesra sampai pesan provokatif yang dikirim ke Ashley.

[ Ashley, kamu sudah lama nggak tidur bareng Noah, 'kan? Dia bilang lihat wajahmu yang penuh bekas luka itu bikin mual. ]

[ Semalam Noah minta sampai tiga kali. Dia bilang rela mati di pelukanku. ]

[ Kamu pikir diam-diaman seperti ini bisa bikin kamu tetap jadi istri sah? Jangan mimpi. ]

Ashley tidak pernah membalas. Dia hanya membaca, menyimpan semua foto dan pesan itu sebagai bukti.

Waktu berjalan tiga hari. Ashley menjual semua saham yang dia punya, mengambil visa, lalu langsung membeli tiket pesawat ke Negara Herado untuk esok hari.

Dia mengira dia tak akan bertemu Noah lagi sebelum pergi, tetapi ternyata Noah pulang. Pria itu bilang, Yessy sudah dipecat karena kinerjanya buruk.

Padahal kenyataannya, Noah baru saja membelikan Yessy sebuah vila mewah untuk dijadikan tempat tinggal rahasia.

Ashley sudah tidak peduli pada kebohongan itu. Hatinya yang dulu sakit kini sudah mati rasa. "Ya sudah, itu keputusanmu," ucapnya dengan tidak acuh.

Noah memeluk Ashley dari belakang, suaranya manja. "Ashley, kamu akhir-akhir ini aneh banget. Apa pun yang aku bilang, kamu nggak pernah kasih komentar."

Ashley tersenyum tipis. "Kalau begitu, aku harus gimana? Nolak? Suruh kamu minta Yessy balik kerja lagi dan jadi pembantu di rumah ini?"

Noah terdiam selama dua detik. "Ashley, akhir-akhir ini aku gelisah terus. Aku takut banget kehilangan kamu."

Ashley bertanya, "Kalau kamu benar-benar kehilangan aku, kamu bakal gimana?"

Noah memeluknya lebih erat. "Aku bisa gila .... Tolong jangan tinggalin aku."

"Kalau begitu, aku tunggu kamu gila."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 23

    Namun, benarkah Noah akan membiarkannya pergi begitu saja?Sejak percakapan antara Ashley dan Julie hari itu, sikap Julie benar-benar berubah. Dia tak pernah lagi berkata tajam, bahkan nadanya kini terdengar agak ramah.Noah juga pulih dengan sangat baik. Setengah bulan kemudian, dia sudah bisa berjalan sendiri.Ashley hanya sering menjenguk di awal-awal. Setelahnya, dia baru datang dua atau tiga hari sekali.Sebulan berlalu dengan cepat. Noah pun sudah nyaris sembuh total. Ashley memesan tiket pesawat ke Negara Herado untuk keesokan harinya.Malam itu, Noah datang ke rumah Ashley dan membawa banyak makanan. Di wajahnya tersungging senyuman pahit."Ashley, aku datang untuk mengantar kepergianmu." Mulutnya memang mengatakan itu, tetapi sebenarnya dia lebih ingin menggunakan makan malam ini untuk menahan Ashley agar tidak pergi.Sebulan terakhir, dia telah mencoba berbagai cara untuk memenangkan kembali hati Ashley, tetapi gagal. Ini adalah harapan terakhirnya.Ashley tahu maksud Noah, t

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 22

    Menghadapi pengakuan cinta yang datang begitu tiba-tiba, Ashley langsung terpaku, tidak tahu harus merespons seperti apa."Aku ... kamu ....""Nggak perlu dijawab sekarang," kata Jayden tenang. "Aku juga nggak berniat memaksamu. Aku hanya merasa ... hal seperti menyatakan perasaan sebaiknya dilakukan langsung oleh orangnya sendiri.""Kalau sebulan dari sekarang kamu kembali, tolong beri aku jawabanmu ya?""O ... oke.""Mm. Sampai saat itu, kita tetap seperti teman biasa saja."Setelah menutup telepon, Ashley bangkit dan pergi mencuci muka. Tak lama kemudian, terdengar suara Julie dari luar kamar.Begitu tiba, dia langsung memperhatikan putranya penuh kekhawatiran. Ketika tahu bahwa Noah tidak bisa tidur semalaman karena menahan sakit, dia langsung naik pitam dan hendak mencari dokter dan perawat untuk dimarahi.Akhirnya, Noah yang menghentikannya. Begitu melihat Ashley keluar dari ruang istirahat, ekspresi Julie langsung berubah masam dan nada suaranya tajam."Noah kesakitan sampai sem

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 21

    "Kenapa nggak mungkin? Kakakku belum nikah, kamu juga belum nikah. Bukankah kalian pasangan yang cocok? Kalau kamu jadi kakak iparku, kita nggak akan punya masalah antara ipar. Malah aku bisa sekalian bantu kamu hadapin ibuku. Ini benar-benar untung besar!" Zoey semakin semangat, seolah-olah ingin mereka langsung menikah di tempat.Ashley hanya bisa menghela napas. "Zoey, jangan bercanda. Mana mungkin kakakmu suka sama aku?"Jayden memang tidak punya pacar, tetapi dengan kualitasnya, dia bisa memilih siapa saja yang dia mau. Mana mungkin dia tertarik pada wanita yang pernah menikah dan pernah mengalami kerusakan wajah seperti dirinya?Namun, kata-kata Zoey selanjutnya justru membuat Ashley terkejut luar biasa. "Kenapa nggak mungkin? Kakakku memang suka sama kamu!""Apa?" Ashley menggeleng tak percaya. Apa dia sedang berhalusinasi?Karena sudah terlanjur, Zoey akhirnya mengungkapkan semuanya, "Serius, aku lihat dia diam-diam simpan fotomu di ponselnya.""Sebelum kamu naik pesawat waktu

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 20

    Suara Ashley tetap tenang saat melanjutkan, "Dulu aku pernah menyelamatkan nyawamu. Sekarang kamu juga sudah menyelamatkanku. Noah, kita sudah impas."Noah menggeleng. "Nggak, utangku padamu nggak akan pernah lunas. Kumohon, izinkan aku tetap di sisimu untuk menebus kesalahan.""Aku nggak butuh kamu menebus apa pun. Saat ini aku baik-baik saja. Wajahku sudah pulih dan setiap hari yang kujalani dengan bahagia bersama temanku di Negara Herado. Kalau kamu memaksakan dirimu tetap di sisiku, itu hanya akan menyakitiku."Bibir Noah bergetar. Dia tahu, melepaskan saat ini mungkin adalah pilihan terbaik bagi mereka berdua.Namun, saat membayangkan bahwa mulai sekarang Ashley tak lagi menjadi miliknya, bahwa dia tidak bisa lagi menyentuh atau memeluknya, dadanya terasa seperti dihujam ribuan pisau.Akhirnya, dia berkata dengan suara lemah, "Beri aku sebulan saja. Aku hanya memintamu tinggal di sisiku selama sebulan. Setelah itu, kalau kamu tetap ingin pergi, aku sendiri yang akan mengantarmu."

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 19

    "Ashley, bisa tolong datang ke rumah sakit sebentar? Noah sudah sadar, dia ingin bertemu denganmu.""Baiklah, aku akan segera ke sana."Ashley langsung naik mobil dan buru-buru kembali. Saat tiba di rumah sakit, malam sudah larut.Begitu melihat Ashley, Julie langsung memasang wajah masam dan berkata, "Sudah jam berapa sekarang? Dasar nggak tahu balas budi! Kamu sengaja datang terlambat untuk pasang harga ya?"Ashley yang sejak tadi menahan emosi sepanjang perjalanan akhirnya tak mau lagi bersikap sopan. "Bu Julie, aku nggak berutang apa pun kepada kalian. Jadi, kalau kamu masih nggak bisa bersikap sopan, aku rasa nggak ada gunanya aku tetap di sini."Julie membalas dengan nada tinggi, "Kenapa kamu bilang nggak berutang? Noah jadi seperti ini karena menyelamatkanmu!"Ashley menoleh ke arahnya. "Kalau begitu, apa kamu tahu siapa yang ingin menabrakku?"Julie menyahut dengan murka, "Siapa pun dia, karena dia berani melukai anakku, aku nggak akan pernah melepaskannya!""Yang menabrakku ad

  • Nafsu Sesaat Dibayar Penyesalan   Bab 18

    Ashley mengangkat tangan dan menepis pergelangan tangan Julie dengan tegas, melemparkannya ke samping."Dulu aku menghormatimu sebagai orang yang lebih tua, makanya aku bersabar dan menahan diri. Tapi sekarang kita sudah nggak ada hubungan lagi, jadi berhenti bersikap seolah-olah kamu masih mertuaku."Wajah Julie sampai memucat karena marah. "Ashley, kamu benar-benar perempuan nggak tahu diri! Anakku sekarang antara hidup dan mati karena menyelamatkanmu, tapi kamu malah buru-buru ingin cuci tangan dari semua ini. Kamu masih punya hati atau nggak?""Dia menyelamatkanku karena keinginannya sendiri. Bisa hidup atau nggak, itu tergantung nasibnya sendiri." Ashley menatap Julie lekat-lekat. "Aku rasa kalimat ini nggak asing buatmu, 'kan?"Dulu saat Ashley terluka parah dan terbaring di ruang ICU demi menyelamatkan Noah, Julie yang mengatakan kalimat itu tepat di depan anaknya sendiri.Tubuh Julie sampai bergetar karena marah. "Benar, memang aku yang bilang. Tapi, bukankah Noah tulus mencint

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status