Share

Akibat

Author: Amegatari
last update Last Updated: 2023-09-07 16:08:00

Usai menjalani sidang kode etik, Nathan resmi diturunkan dari jabatannya sebagai ketua BEM Fakultas. Layla pun mau tidak mau harus menjadi pengganti Nathan karena statusnya sebagai wakil ketua.

Laki-laki bermata hitam yang sedang duduk di tengah ruangan itu tidak banyak bicara, ia hanya sesekali menjawab pertanyaan dari senat seperlunya dan tidak menolak penurunannya sebagai ketua BEM.

Sidang kode etik itu dilihat oleh puluhan mahasiswa yang penasaran dengan kejadian saat itu. Banyak mahasiswa yang memotret berkali-kali meski dilarang. Kejadian tersebut tentu menjadi bahan pembicaraan panas karena ini pertama kalinya seorang ketua BEM diturunkan dari sebelum masa jabatannya berakhir.

Erin maupun Mina tidak terlihat datang untuk melihat Nathan. Gosip yang beredar tentang perselingkuhan itu pun semakin memanas hingga membuat berbagai macam asumsi liar berkembang.

Usai sidang kode etik selesai, Nathan keluar dari luar ruangan itu dengan memakai masker dan langsung pergi begitu saja. Dibandingkan merasa malu, ia lebih merasa marah karena menganggap Layla yang merencanakan itu semua untuk mendapatkan posisinya sebagai ketua BEM. 

Nathan langsung pergi ke bar untuk mengalihkan pikirannya. Jika bisa ia ingin mengajukan cuti namun masa pengajuan cuti dibatasi pada Agustus lalu.

“Eh kamu tau nggak sih berita heboh baru-baru ini?” ucap seorang perempuan berambut hitam yang duduk tidak jauh dari Nathan.

“Apaan?”

“Itu tuh BEM Fakultas Ekonomi dilengserin dari jabatannya,” jawab perempuan berbaju hitam sambil tertawa.

“Serius? Kok bisa?”

“Waktu lagi pengenalan organisasi kampus, ada fotonya lagi ciuman sama sahabatnya sendiri waktu presentasi. Terus denger-denger nih ya, si ketua BEM itu aslinya udah tunangan.”

“Hah? Selingkuh maksud mu?”

“Iya, parah banget kan… Terus nih ya, tunangannya itu… .”

Prangg…

Belum sempat melanjutkan ucapannya, perempuan berbaju hitam itu dikagetkan dengan gelas yang dilempar ke lantai. Barista di tempat itu langsung menegur laki-laki yang melempar gelas itu.

Perempuan berbaju hitam itu menoleh ke arah laki-laki yang melempar gelas itu. Ia tampak sangat terkejut saat melihat laki-laki itu adalah orang yang baru saja dibicarakannya.

“Wah, kepribadiannya buruk sekali,” gumam perempuan berbaju hitam itu pelan.

Nathan keluar dari bar tersebut dengan ekspresi marah. Ia tidak tahu bahwa informasi tentang kejadian itu sudah diketahui banyak pihak.

Drrrtttt…

Klik…

“Ada apa bu?”

“Pulang kamu sekarang!”

Klik..

Nathan menghela nafas panjang. “Kenapa lagi sih?”

***

Sesampainya di rumah, ibu Nathan telah menunggu di ruang tengah dengan tatapan mata kosong. Mata permpuan paruh baya itu tampak sembab.

“Bu? Ada apa?” tanya Nathan pelan.

Amelian, ibu Nathan masih tetap memandang sebuah kotak berwarna hitam di atas meja dengan ekspresi kosong meski putra bungsunya sudah kembali ke rumah.

Nathan ikut melihat ke arah ibunya memandang, ia terdiam di tempatnya dalam waktu lama karena mengenali kotak kecil tersebut.

“Kamu bilang mau mengurus semua dan meminta maaf kepada Erin?” ucap Amelian tiba-tiba.

Laki-laki bermata hitam itu menunduk. “Nathan tidak bisa menghubungi Erin, bu.”

“Apa kamu tidak bisa memikirkan cara lain? Hahh… Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran mu, Nathan? Apa ibu mengajari mu untuk mengkhianati orang yang tulus pada mu?”

Nathan menghela nafas panjang. “Erin terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, bu… .”

Amelian memandang ke arah putranya dengan ekspresi marah. “Kalau kamu mencintainya seharusnya kamu mengetahui posisi Erin! Kamu pikir ia sibuk bersenang-senang seperti mu?! Dia sibuk karena bekerja, Nathan! Meski begitu dia selalu menyempatkan diri menemui mu kan?”

Nathan terdiam, hatinya terasa sakit. Sebagai anak bungsu ia selalu menerima kasih sayang berlimpah dari keluarganya. Ibu nya selama ini tidak pernah sekalipun memarahinya, namun kali ini perempuan paruh baya tersebut terlihat sangat murka.

“Apa ibu selama ini terlalu memanjakan mu hingga kamu sulit memahami orang lain? Bagaimana mungkin kamu sebodoh itu mengkhianati perempuan yang begitu baik dan malah berselingkuh?!”

Amelian memijat dahinya, kepalanya terasa sakit. Ia benar-benar merasa kecewa karena kehilangan kesempatan memiliki menantu yang baik dan pengertian seperti Erin.

“Maaf… ,” ucap Nathan lirih. Ia tahu apapun yang dikatakannya hanya akan membuat suasana hati sang ibu memburuk.

“Berusahalah minta maaf kepada Erin dengan cara apapun lalu setelah itu jangan muncul lagi di hadapannya!”

Amelian langsung bangkit dan masuk ke dalam kamarnya. Hati perempuan paruh baya itu terasa sakit. Ia merasa gagal mendidik anaknya dengan baik. Nathan mengehela nafas panjang. Dibandingkan pembicaraan orang lain tentang dirinya, perkataan ibunya sendiri jauh terasa lebih menyakitkan.

Sejak orang tuanya memarahinya usai kejadian waktu itu, laki-laki bermata hitam itu sudah puluhan kali mencoba menghubungi Erin, tapi gadis bermata coklat itu tidak pernah sekalipun mengangkat telfon darinya.

Pandangan mata Nathan beralih kembali ke kotak kecil hitam di atas meja. Ia mendekat lalu mengambil benda tersebut. Dengan perlahan ia membuka kotak kecil hitam yang sangat dikenalinya itu. Sebuah cincin putih dengan hiasan berbentuk infinite berada di kotak hitam itu. Dulu Nathan membeli cincin itu dengan uang tabungannya yang ia kumpulkan dalam waktu bertahun-tahun.

Laki-laki bermata hitam itu menatap cincin itu dengan perasaan bercampur. Nathan dulu pernah sangat mencintai Erin. Saat itu ia bisa membayangkan masa depannya bersama gadis bermata coklat tersebut. Oleh karena itu setelah lulus SMA, ia langsung meminta untuk bertunangan dengan Erin.

Setelah memasuki dunia perkuliahan semua berubah, Erin menjadi lebih sibuk karena harus membantu pekerjaan ayahnya. Meski begitu Erin selalu menyempatkan diri menemui dan mengabari Nathan. Perlahan perasaan Nathan mulai berkurang seiring berkurangnya pertemuannya dengan Erin. Saat itulah perhatian-perhatian kecil dari teman perempuan lainnya membuatnya merasa nyaman.

Nathan sempat mengutarakan perasaannya kepada Erin namun gadis bermata coklat itu tidak bisa begitu saja meninggalkan tanggung jawab dan justru meminta Nathan untuk lebih pengertian terhadap kesibukannya.

Laki-laki bermata hitam itu juga pernah meminta solusi kepada kakak dan ibunya, namun saat itu ia justru dibandingkan dengan Erin.

Erin yang baik, pengertian, dewasa dan mandiri. Erin yang bisa memiliki berbagai usaha di usia muda. Erin yang tidak bermalas-malasan meski ayahnya disebut sebagai salah satu orang terkaya di Yogyakarta.

Semua yang diucapkan oleh ibunya itu mulai mengganggunya. Rasa rendah diri yang tiba-tiba muncul itu membuatnya semakin bingung dengan perasaannya. Nathan tahu betul Erin tidak bersalah dalam hal ini, tapi laki-laki bermata hitam itu terus mencari pembenaran dan menyalahkan siapapun yang bisa disalahkan.

Nathan mulai berpikir Erin lebih mementingkan uang daripada dirinya. Ia selalu berpikir bahwa suatu waktu nanti mungkin saja gadis bermata coklat itu akan merendahkannya karena tidak bisa memiliki hal yang bisa dibanggakan.

Seiring waktu pergaulan Nathan berubah. Ia mulai mengikuti teman-temannya yang senang berfoya-foya. Kakaknya yang mengetahui hal tersebut akhirnya mulai membatasi uang jajan Nathan. Laki-laki bermata hitam itu mulai mengeluhkan sikap kakaknya kepada kekasihnya. Erin yang begitu mencintai Nathan pun mulai memberikan uang jajan tambahan kepada Nathan. Gadis bermata coklat itu memberikan cinta, kasih sayang dan materi sebanyak yang mampu ia berikan karena itu Nathan tidak memutuskannya meski perasaannya pada gadis itu telah berubah.

Drrtttt…

Lamunan Nathan terhenti begitu mendengar suara getaran ponsel. Ia memasukkan kotak cincin tersebut ke dalam sakunya.

Klik…

“Halo… .”

“Nathan, hikss… aku hamil… .”

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Darkprince
cerita yang seru, semangat thor...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Persimpangan lagi

    Suasana menjadi hening usai David membenarkan apa yang ditanyakan Erin. Pria tersebut tidak mengatakan hal lain dan membiarkan istrinya memahami pengakuannya. Erin tampak terkejut dengan apa yang didengarnya meski sudah mendengar hal tersebut dari Niki terlebih dahulu. Ia memandang ke arah cincin di jari kanannya dengan ekspresi cemas sekaligus lega. ‘Jadi, sebenarnya aku dan mas David saling menyukai?’ “Itu hanya akan membuat mu semakin bingung saat mengambil keputusan kan?” tanya Davis setelah terdiam dalam waktu yang cukup lama. Pandangan mata Erin beralih ke arah David. “Nggak… bukan begitu, aku hanya sedang berpikir.” “Jangan mempertimbangkan tentang ini, jangan pikirkan aku, kita bisa lakukan sesuai rencana.” “Nggak, tunggu dulu,” balas Erin dengan ekspresi cemas. Perempuan tersebut sejak tadi berusaha menyusun kalimat yang ingin dikatakan. Namun otaknya kali ini terasa sulit berfungsi sebagaimana mestinya. “Erin, dengar, aku mengatakan itu bukan untuk membuat mu bingung,

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Mendekati batas waktu

    Semua asumsi dan pikiran buruk memenuhi kepalanya. David menghela nafas panjang lagi lalu memijat dahinya pelan. Ia berusaha tidak memikirkan semua itu lebih dulu. Setelah membereskan barang-barang milik Erin, pria tersebut langsung pergi berbelanja bahan masakan dan membeli buah-buahan kesukaan istrinya. Meski ia dalam keadaan tidak tenang, pria tersebut tetap memasak karena ingin menyambut kepulangan istrinya dengan hangat. Erin terbangun menjelang sore hari ketika Harsano sudah pulang ke rumah. Semua makanan yang dimasak David sudah tersedia lengkap di meja makan. “Sepertinya aku tidur sangat lama? Kenapa papa atau mas David nggak membangunkan ku?” “Perjalanan dari Italia kan sangat jauh, tentu saja kamu harus cukup istirahat,” balas Harsano dengan senyum yang dipaksakan. ‘Kenapa papa ekspresinya begitu?’ “Ayo makan,” ucap Harsano memperbaiki ekspresinya. Makan malam yang diselenggarakan lebih awal tersebut berlangsung cukup hangat. Namun Erin merasa ada yang lain dari eksp

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Perasaan tersembunyi

    Ekspresi Elisa masih tampak tetap teduh. Namun ada sedikit rasa cemas yang terpancar dari sorot matanya. “Lalu apa yang kamu inginkan?” “Aku hanya nggak mau membohongi semua orang lebih lama lagi, nek.” Wanita tua di sebelah Erin tersebut tersenyum. “Kali ini nenek tidak akan memaksakan satu hal, nenek akan mendukung apa pun keputusan mu.” “Aku akan coba berpikir lagi.” “Kamu bisa membicarakan itu dengannya, katakan secara jujur lalu ambil keputusan setelah kamu tidak lagi bimbang.” Elisa bangkit dari tempat duduknya lalu mengusap kepala Erin sebelum kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar tersebut. Erin menghempaskan tubuhnya di kasur. Matanya menatap langit-langit kamar dengan ekspresi sendu. Semua perasaan yang muncul membuat ia semakin bingung. ‘Walau mendengar semuanya, kenapa aku tetap terus teringat kalau mas David membantu ku karena merasa berhutang budi?’ Ia bukannya tidak bisa melihat ketulusan Dav

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Menimbang

    “Ini tentang David kan?” tanya Elisa lagi. Pupil mata Erin membesar setelah mendengar ucapan sang nenek. Namun ia tidak mengiyakan secara langsung tebakan Elisa. “Kamu tidak perlu khawatir tentang itu, kali ini nenek tidak akan sembarangan berkomentar,” ucap Elisa meyakinkan. Tatapan mata tua itu tampak teduh, tapi tetap tidak berhasil meyakinkan Erin untuk bercerita lebih dulu. Erin sudah terlanjur menganggap sang nenek membenci David. Baginya menceritakan tentang pria tersebut hanya akan membawa hal yang lebih buruk. Elisa masih menunggu dengan tenang selama selama beberapa waktu. Namun Erin tetap diam dengan ekspresi ragu. “David beberapa kali menghubungi nenek untuk menanyakan keadaan mu...,” ucap Elisa setelah cukup lama terdiam di tempatnya. “Mas David menghubungi nenek?” “Ya.” “Kenapa? Mas David kan bisa bertanya langsung ke Erin…” “Kamu menghindarinya, jadi dia bertanya langsung ke nenek.” Pandangan mata Erin beralih ke arah lain dengan ekspreii gelisah. ‘Jadi mas D

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Ragu

    Niki menatap Erin dalam waktu lama. Ia beberapa kali menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya pelan. “Sudahlah, itu bukan urusan ku juga. Semoga semua rencana mu berjalan lancar.” Wanita bermata hazel itu bermaksud melangkah pergi, tapi Erin menahan pergelangan tangannya. “Tunggu, jelaskan dulu.” “Untuk apa?” Erin melepaskan genggaman tangannya. “Tolong jelaskan dulu, paling nggak, aku bisa tau hal yang sebenarnya.” “Apa David nggak mengatakannya padamu?” Perempuan di seberang Niki itu menggenggam tangannya sendiri sambil berusaha mempertahankan ekspresi datarnya. “Sepertinya udah, tapi ku pikir itu hanya ucapan asal untuk menenangkan ku.” “Asal? Apa kamu nggak bisa membedakan bagaimana raut wajah seseorang saat mengatakan hal yang sesungguhnya?!” Intonasi suaranya meninggi. Niki tidak bisa menahan emosinya karena menghadapi Erin yang memilih buta akan semua hal di sekelilingnya. “Aku nggak mau salah paham…,” balas Erin beralasan. Ada jeda yang cukup panjang sebelum

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Pertemuan

    Waktu berlalu cepat, tidak terasa Erin sudah berada di Italia selama hampir 4 bulan lamanya. Musim dingin kali ini datang lebih cepat dari tahun sebelumnya. Salju putih menyelimuti banyak kota sejak awal bulan. Erin tetap menjalani hari demi hari dengan baik. Belajar tentang bisnis, ikut memberi solusi pada masalah-masalah yang sedang terjadi pada perusahaan yang dikelola tante dan neneknya. Meski Erin sering teringat David, ia tetap melakukan semua kegiatannya dengan sempurna. Ia berusaha mengatur otaknya agar membedakan urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Bertambahnya usia dan pertemuannya dengan berbagai orang dengan latar belakang berbeda juga membuat ia banyak belajar tentang kehidupan. Perempuan itu menyadari banyak hal. Semua yang sudah dilakukannya dan balas dendamnya yang tidak membawa manfaat apa pun pada akhirnya akan melukai banyak orang, termasuk dirinya sendiri. “Kamu beneran mau berangkat sendiri? Tidak perlu nenek temani?”

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Bimbang

    David langsung mengunjungi rumah orang tuanya setelah pulang kerja. Namun hanya ada Nicho karena saat itu Niki belum kembali.“Halo paman,” sapa Nicho sambil tersenyum begitu melihat David sampai di rumah tersebut.“Paman?”“Ya, mama sudah memberitahu ku dan melarang ku memanggil paman dengan sebutan daddy lagi…”Amelian menatap bocah kecil tersebut dengan ekspresi bingung. Ia juga cukup terkejut saat Nicho memanggil David dengan sebutan paman.Wanita tua itu memilih menyimpan rasa penasarannya lalu melangkah menuju dapur untuk meyiapkan makan malam.“Hmm begitu? Jadi Nicho tidak mau memanggil daddy lagi?” tanya David yang kemudian duduk di sebelah bocah tersebut.Bocah kecil itu menatap David dalam waktu lama lalu tersenyum. “Nicho tidak ingin merepotkan paman lebih banyak lagi.”Jawaban tersebut tidak menjawab pertanyaan David. Namun pria berkumis tipis itu tahu betul bahwa itu adalah keputusan yang sudah disepakati oleh Niki dan Nicho.Meski ada rasa tidak nyaman yang muncul dalam

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Rindu

    Erin mematung di tempatnya saat mendengar pertanyaan David dari seberang telepon. Ia tidak menyangka akan ditanya tentang hal itu. ‘Kenapa mas David bertanya itu? Apa nenek mengatakan sesuatu? Tentu nggak, aku sudah memintanya untuk berpura-pura nggak tau…’ “Erin?” tanya David memastikan sambungan teleponnya tidak terputus. “Ya… aku masih disini…” “Jadi nenek mu tahu tentang itu?” tanya David lagi. “Nggak… kenapa mas David mikir begitu?” Hening, David yang tidak langsung menjawab semakin membuat Erin merasa cemas. ‘Apa mas David tau sesuatu?’ “Kamu udah janji mau jawab jujur…,” ucap David setelah terdiam cukup lama. “Aku sudah menjawab jujur, mas…” “Erin… kita udah sepakat untuk mengakhiri semua dengan cara baik, aku juga butuh mengetahui keadaan sebenarnya…” Perempuan bermata coklat itu menggenggam erat ponselnya. Matanya terpejam sedangkan ekspresinya tampak semakin cemas. “Kita bicarakan itu nanti ya? Aku sudah harus pergi ke kantor sebentar lagi…” /klik…/ Erin langsu

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Bercabang

    Penampilan Nathan terlihat berbeda dari biasanya. Itu pertama kalinya Emmy melihat Nathan memakai jas. Jas hitam tersebut membuat penampilan Nathan tampak lebih dewasa. Penataan rambutnya sekarang juga membuat pria itu terlihat semakin tampan. Kalau David memiliki tampilan pria matang yang menantang, Nathan justru terlihat sebagai pria muda segar yang tenang. “Emmy?” Perempuan berambut pendek itu langsung menggelengkan kepalanya pelan saat menyadari sudah terlalu lama menatap Nathan. “Ah maaf, aku sedang melamun…” “Tumben?” “Biasalah… ngomong-ngomong penampilan kak Nathan sekarang terlihat beda, aku sampai nggak mengenali…” “Aku nggak mau terus-terusan dibilang ngikutin penampilan mas David…” Emmy mengernyitkan keningnya. Tanpa sadar ia mulai membandingkan penampilan David dengan Nathan sebelumnya. Perempuan itu beberapa kali memang pernah melihat tampilan Nathan yang serupa dengan kakaknya. Namun ia tidak menilai buruk karena berpikir Nathan melakukan itu karena mengidolaka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status