"Ada apa ini? Kalian sepertinya sudah saling mengenal, tapi kakek rasa bukan dalam keadaan baik. Apa itu benar?'' Kakek Othman memandang keduanya bergantian.
Spontan Shakira menghela napas dengan kesal dan menceritakan kejadian saat pertama kali bertemu Axel, seperti anak kecil yang sedang mengadukan kenakalan kakaknya pada orang tuanya. Kakek Othman mendengarnya dengan antusias di selingi gelak tawanya menatap Shakira yang bersungut - sungut.
"Ya, mau bagaimana lagi. Axel lagi bosan kek. Apalagi saat tahu kalau dia pandai berkelahi, makanya Axel iseng sekalian saja,'' sahut Axel dengan santai sambil duduk di seberang kursi kakeknya.
"Iseng! Yang benar saja!'' Shakira bersedekap defensif dan memandang Axel dengan masam, akan tetapi laki – laki tampan berlesung pipi itu mengabaikannya dengan sikap santainya. Bahkan ia meneguk teh manisnya yang telah dingin.
"Iya kek! Coba kakek lihat sendiri, saat dia menghajar penjambret di jalanan, lalu mengh
Vila diatas bukit yang sebagian besar menampilkan wajah lautan yang tenang itu kini tiba – tiba berubah hingar bingar dengan berbagai macam hiasan yang meriah nan indah, serta beberapa tamu undangan yang berasal dari keluarga besar Othman dan teman terdekat kakek Othman. Walaupun begitu, rasanya sangat berbeda dengan keseharian rumah peristirahatan itu yang selalu sepi dan tenang.Walaupun dengan serangkaian acara dan perjamuan hari yang melelahkan, namun bagi Axel yang melihat kecantikan Shakira yang sempurna dengan balutan gaun putihnya yang sangat indah membuatnya tetap bersemangat dengan segala kebisingan dan kemeriahan pesta tertutup itu. Hari ini Shakira terlihat sangat memukau dan sempurna dengan riasan tanpa cacat dan hiasan bunga yang menghiasi rambutnya yang tersanggul dengan indah.Walau selalu bersama, Axel selalu mencuri – curi pandang pada Shakira yang sibuk menyalami tamu atau berbicara dengan mereka yang sebagian besar adalah keluarga Othman
"Ehm... Hoaheeeeemmm.....'' Shakira menggeliat dengan manja dan merentangkan tangannya dengan bebas. Namun, ia merasakan tubuhnya terasa sangat berat seolah ada batu besar yang menimpanya. Perlahan – lahan gadis itu membuka lentik kedua matanya. Shakira tersentak dari tidurnya dan betapa terkejutnya dia saat mendapati dirinya tertidur tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Dengan panik Shakira membungkus dirinya dalam selimut dan menyalakan lampu tidur yang ada di meja samping ranjang. Gadis itu menahan gusar karena ia tak mengingat apapun yang terjadi. Oh tidak! Apa yang sudah terjadi? Apa aku dan Axel sudah ...? Oh tidak! Shakira menggigit bibirnya menahan isaknya, ia mencoba menenangkan dirinya untuk mengingat apa yang terjadi, namun ia tak bisa mengingat apapun. Kosong dan gelap. Shakira memaksakan dirinya untuk bangkit dan membasuh dirinya, ia berendam cukup lama untuk menenangkan dirinya jika saja hal terburuk yang ia pikirkan benar –
"Hei, bagaimana kalau kita menonton itu bersama?'' Axel tersenyum miring melihat Shakira mengernyit masam."Ini semua gara – gara kamu!''"Aku? Kenapa jadi aku yang salah?'' Axel memasang tampang tak berdosa."Kau membohongiku? Kenapa kau kirim foto malam pertama kita? Padahal kan kita tidak melakukannya! Karena, aku tak bisa mengingat apapun!'' Shakira tak menyadari apa yang ia bicarakan membuat Axel makin membara seperti api yang tersulut bensin. Axel langsung menindihnya dan mengunci kedua tangannya."Aahh jadi kau menginginkan malam pertama yang sebenarnya?'' Senyum Axel mulai mengembang, ''dan kupastikan semua itu tak akan pernah terlupakan seumur hidupmu sayang.''"Jangan harap! Justru aku ingin memastikan kebenarannya!'' Shakira memberontak."Ya, memang menyedihkan, di malam pertama pernikahanku, istriku malah tidur sangat pulas. Apalagi yang bisa aku lakukan selain menciuminya? Yah, aku melakukan itu hanya ingin menandai kepemi
Makan malam telah terhidang di meja makan. Namun, hanya Shakira yang sedang asyik menikmati makan malamnya. Dua piring yang telah disediakan diatas meja masih dalam keadaan tertelungkup, karena sang empunya belum menampakkan batang hidungnya. Untuk itulah Shakira sengaja makan lebih awal karena ingin buru – buru menyelesaikan aktivitasnya agar bisa menghindari kedua kakak beradik itu.Dengan perasaan lega Shakira meneguk air putih di tangannya, lalu bangkit berdiri setelah merapikan mulutnya dengan tisu. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan menjauhi meja ia mendengar sayup – sayup suara laki – laki sedang berbicara di telepon datang mendekat dengan bahasa Inggris yang sangat kental.Oh tidak! Ada yang datang! Sebaiknya aku jalan memutar melewati lorong samping. Siapa ya? Axel atau Aksa? Tadi Amelia bilang, mereka pergi bersama. Terserahlah, siapa pun itu aku tak mau bertemu mereka untuk saat ini.Shakira berjalan cepat menuju arah berlawana
Shakira terbangun dengan badan remuk redam, seolah ia habis tergilas oleh sesuatu yang besar dan kuat. Gadis itu membuka mata perlahan, celingukan dan bangkit untuk duduk, namun usahanya terhalang sebuah tangan yang terkulai memeluk pinggangnya yang ramping. Shakira tersentak kaget, saat melihat Axel dengan wajah polosnya tertidur di sampingnya.Shakira membekap mulutnya setelah menyadari apa yang terjadi. Apalagi saat ia melihat warna merah di sprei. Airmata mulai mengembang di kedua mata indahnya. Sambil menggigit bibirnya, Shakira memindahkan lengan Axel dengan perlahan – lahan agar menjauhi pinggangnya lalu ia bangkit dari ranjang sambil membelit tubuhnya yang polos dengan selimut.Kenapa semua ini bisa terjadi? Bahkan aku tak menyadari baju – bajuku lepas dari tubuhku begitu saja? Oh mama, doakan aku agar segera terlepas dari pernikahan ini. Pernikahan dengan laki – laki brengsek seperti Axel. Oh sakit. Badanku serasa remuk redam. Ini kan hanya p
"Axeeeeell! Kemana saja kau beberapa hari ini sayang! Aku kangeeeeen! Kau menghilang seperti di telan bumi! Aku tak bisa menghubungimu!'' celoteh perempuan berambut burgundy itu dengan manja bergelayut di leher Axel."Cindy?'' ucap Axel terkejut tanpa membalas pelukan gadis itu."Sayang aku sangat merindukanmu ....'' tanpa basa basi Cindy langsung mencium pipi Axel. Melihat itu Shakira bergegas meninggalkan tempat itu seolah ia tak mengenal Axel.Baru beberapa langkah Shakira menjauh dari Axel, tiba – tiba ia mendengar suara – suara teriakan perempuan yang menyebut – nyebut nama Axel. Mereka terdengar antusias melihat sosok Axel dan mengerubungi laki – laki berparas tampan menawan itu.Wake up Shakira! Axel itu milik semua wanita dimanapun dia berada dan kau hanya istri diatas kertas yang sewaktu – waktu akan di buang kalau dia sudah merasa bosan!Shakira memasuki kelas yang sudah ramai oleh para mahasiswa, dan mendapa
Shakira diam membisu tanpa bisa menjawab, jantungnya berdegup sangat kencang. Gadis itu hanya bisa mematung di dinding yang menguncinya tanpa bisa bergeser mundur untuk melarikan diri."Aku tanya sekali lagi, siapa dia?'' Axel mengungkung Shakira dengan tatapan tajam mengintimidasi."Dia, bukan siapa - siapa!'' Shakira tak bisa menahan rasa gugup yang tiba – tiba menderanya."Oke, kalau begitu mari kita buktikan!'' sahut Axel bersiap memencet ulang telepon masuk sebelumnya."Tidak! Axel! Jangan!'' Shakira berusaha merebut ponselnya dari genggaman Axel yang langsung menghindari dan menjauh. Mereka saling berebut benda kotak kecil itu."Kalau begitu jawab aku! Siapa dia?'' Axel bersiap memencet tanda telepon warna hijau di layar ponsel Shakira."Bukan siapa – siapa,'' jawab Shakira sekali lagi dengan wajah memohon."Kubilang jawab aku atau ....''"DIA MANAGERKU DI RESTORAN!" potong Shakira dengan emosi kepada Axel. Sh
Untuk beberapa saat Shakira hanya terdiam membeku menahan malu karena ia terlihat senang dengan hadiah pemberian Axel. Akan tetapi, ia tak ingin membuat Axel besar kepala dan meletakkan ponsel baru itu kembali ke dalam kardus kecil tersebut. Lalu tanpa memperdulikan Axel, ia bergegas kembali ke kamar."Hei! Apa kau tak suka dengan modelnya? Kenapa di kembalikan?'' Axel menarik lengan Shakira yang langsung ditepiskan olehnya sambil tetap memasuki kamar. Saat Shakira menutup pintu, ia sempat mendengar ponsel Axel berdering yang membuatnya teralihkan dari Shakira.Siapa coba yang menelepon tengah malam begini? Ah bodo amatlah! Lebih baik aku tidur biar aku bisa pergi pagi – pagi besok.Shakira segera melepaskan celana panjangnya dan ia tidur hanya mengenakan kemeja Axel. Tak berapa lama ia pun terlelap dalam balutan selimut yang hangat.***DRRRRRTTTTTTR!DRRRRRTTTTTTR!Shakira tersentak dari tidurnya sa