Share

Nikah Yuk!
Nikah Yuk!
Author: Mizy

Ajakan Nikah

Ajakan Nikah

"Dek, nikah yuk!" ajak Rendra, tetangga sebelah yang dari dulu selalu mengejar cinta Dinda.

"Gak ah, Dinda kan masih sekolah, Bang!" tolak Dinda sehalus mungkin, nada suaranya di pelankan supaya Rendra tidak kecewa atau sakit hati.

"Kalau begitu, nikahnya pulang sekolah aja. Abang bisa tunggu kok. Mau, ya?" pintanya lagi dengan wajah memelas.

"Ish...." Dinda memutuskan beranjak meninggalkan Rendra. Jika diladeni Rendra akan semakin menjadi. Selalu begitu…. ada aja sikap yang Rendra buat untuk menarik perhatian Dinda dan semua sikap Rendra itu membuat Dinda muak. 

Dalam hati, Dinda merutuki pria yang tidak terlalu ganteng itu. Bagaimana tidak? Setiap bertemu dia selalu mengajak nikah. Padahal dia tau kalau Dinda masih sekolah. Lagian, siapa juga yang mau menikah dengan pengangguran yang hanya tamat SMA itu? Tidak ada yang bisa Dinda banggakan kalau dia berjodoh dengan Rendra.

Kerjaan gak jelas, wajah gak bisa di bawa ke tengah, kalau jalan bareng pasti bikin malu tetangga. Kenapa tetangga? Karena rumah Dinda dan rumah Rendra samping-sampingan, saat Dinda membuka jendela yang pertama terlihat selalu kamar Rendra, karena itu Dinda paling malas membuka jendela kamarnya, kalau mak atau kak Uli sudah berteriak mesra, baru Dinda membuka jendela kamarnya.

Adinda Rania Sejati, itu nama yang di berikan Pak Cahyo pada putri keduanya. Usia Dinda baru delapan belas tahun, sekarang Dinda duduk di kelas dua belas dan beberapa bulan lagi akan tamat SMA. Teman-teman Dinda bilang, gadis itu sangat cantik. Rambut hitam panjang, kulit putih mulus, alis tebal dan bulu mata lentik. Di hidungnya ada tahi lalat kecil yang menambah kecantikan Dinda.

Di sekolah, banyak teman pria yang berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian gadis itu. Namun… Dinda belum mau membuka hatinya, Pak Cahyo melarang Dinda untuk menjalin hubungan dengan teman pria kalau masih SMA dan Dinda adalah type anak yang patuh pada orang tua.

Tetangga Dinda itu namanya Rendra. Dinda tidak tahu nama panjangnya dan tidak akan mencari tahu juga. Yang jelas, setiap melihat Rendra membuat Dinda malas hidup di Indonesia, maunya Dinda tinggal di Korea saja. Rendra itu mengesalkan, semua yang ada pada Rendra adalah hal yang tidak Dinda suka. Kalau Dinda di Korea, pasti sosok Rendra tergantikan oleh sosok Song Kang.

Song Kang adalah pria terkeren versi Dinda, kulit mereka sama putih, wajah mereka sama mulus, kalau tersenyum sama-sama bisa bikin lawan jenis meleleh. Dengan persamaan yang Dinda dan Song Kang miliki, setiap hari Dinda berdoa supaya dia dan Song Kang berjodoh.

Dinda memiliki tahi lalat di hidung, dan Song Kang memiliki tahi lalat di…. Entahlah… nanti saja Dinda cari tahu kalau mereka sudah resmi menikah nanti.

Lain kesempatan,

"Dek, nikah yuk!"

Saat Dinda sedang asyik mengerjakan PR Informatika yang di berikan Bu Aulia di ruang tengah rumahnya, Rendra kembali datang dan mengajak nikah.

Heran… setiap kali melihat Dinda di rumah, Rendra selalu datang menghampiri dan mengajak nikah. Sudah sangat jelas penganggurannya, pekerjaan nya hanya menggoda Dinda saja.

"Dinda belum siap, Bang!" Lagi, Dinda menolak ajakan nikah Rendra dengan halus. Meskipun Dinda sangat geram jika pria itu datang ke rumah tapi sebisa mungkin Dinda tidak memperlihatkan kalau dia sebenarnya sangat tidak suka di ganggu Rendra. Dia sangat kesal pada Rendra dan dia ingin melenyapkan Rendra dari dunia ini supaya hidupnya tenang tanpa gangguan ajakan nikah.

"Gak apa-apa, Dek! Siap-siap aja dulu, Abang bisa menunggu kok," jawab Rendra tanpa rasa bersalah.

"Hadewww...." Dinda langsung membereskan buku, laptop dan masuk ke kamar, sempat terlihat dari sudut mata gadis itu kalau Rendra tersenyum simpul melihat Dinda yang meninggalkannya dengan kesal.

Apa menurut Rendra, Dinda yang sedang marah ini lucu atau menggemaskan?

Dinda rasa Rendra punya kelainan, tidak bisa membedakan mana yang lucu, mana yang gemas dan mana yang kesal. Aneh ‘kan?

"Kenapa?" Uli, kakak Dinda satu-satunya bertanya karena melihat Dinda yang masuk kamar dengan wajah kesal.

"Itu, Bang Rendra. Males banget lihat wajahnya." Dinda menggerutu.

"Ngajak nikah lagi?" tanya Uli dengan tertawa kecil.

"Iya," jawab Dinda serambi memonyongkan bibir nya lima centi kedepan.

"Ya udah, terima saja. Sepertinya dia cinta mati sama kamu." Uli semakin menggoda.

Uliana Rania Sejati, panggilannya Uli, usianya dua puluh dua tahun. Wajahnya mirip dengan Dinda, hanya saja rambut Uli bergelombang mayang dan kulit Uli lebih gelap sedikit dari kulit Dinda. Uli seumuran dengan Rendra, mereka satu sekolah dari SD sampai SMA. Mereka berdua sangat akrab, malah Dinda dulu menduga kalau antara Uli dan Rendra ada apa-apa nya.  

Nyatanya, Uli sering jadi perantara katakan cinta dari Rendra untuk Dinda. Entah jenis 'suap' apa yang diberikan Rendra pada Uli, sampai kakak satu-satunya yang Dinda miliki ini lebih memihak pada Rendra daripada Dinda.

"Iihh, gak mau. Dinda kan masih sekolah. Lagian, kalau mau nikah, Dinda gak mau sama dia. Dia pandainya bikin kesel aja. Ish! Pokonya jauuuh…. Jauuuh dah!" Dinda mengibaskan tangannya ke udara kemudian membuang muka.

“Gak boleh ngomong begitu, Dek. Ntar jadi cinta loooh.” Uli senyum-senyum masam melihat Dinda yang masih cemberut ria.

“Jangan khawatir Kak, rasa cinta yang Dinda punya sudah Dinda serahkan seluruhnya pada pujaan jiwa yang di Korea.”

Uli tertawa besar, Dinda membesarkan bola mata.

“Jangan mimpi kejauhan Dek, Kakak takut kamu kemakan kata. Cari yang dekat-dekat aja, lebih nyata.”

Dinda mendelik, ucapan Uli ada benarnya. Meskipun dia menyukai Song Kang tapi Dinda tidak mau menggantung harapan. Haduuuuh…. Gantengnya jodoh orang.

“Tapi Kak…. setidaknya jangan Bang Rendra lah.” Dinda berkata pelan.

“Kenapa?”

“Pokoknya jangan dia. Dinda gak suka sama dia.” Dinda kembali cemberut manja. 

"Duitnya banyak loh, Dek! Pengusaha." Uli yang duduk disamping Dinda membisikkan kata 'pengusaha' ke telinga gadis itu.

"Pengusaha apaan? Pengacara kali! Pengangguran banyak acara," sanggah dinda kesal, suara nya bahkan naik satu oktaf saat mengucapkan pengangguran banyak acara.

Uli kemudian mencubit pelan pipi Dinda, dia tertawa melihat wajah kesal Dinda.

"Nikah itu…. enak loh, Dek," ucap Uli sambil mengusap perut buncitnya.

"Ini hasilnya," lanjutnya kemudian.

Dinda membelalakkan mata.

"Kakak lupa kalau Dinda masih SMA?" ujar Dinda sewot.

Uli baru menikah setahun yang lalu. Sekarang ia sedang hamil lima bulan. Bang Reyhan, suami Uli bekerja di luar kota. Sekali seminggu pulang mengunjungi Uli.

"Ya, kan nikahnya bisa nanti tamat SMA. Sekarang terima Rendra saja dulu," bujuknya.

"Ogah!" Dinda berkata tegas dan memilih keluar dari kamar.

“Mudah-mudahan Bang Rendra sudah pulang.” Dinda berdoa di dalam hati supaya dia tidak lagi bertemu Rendra di luar.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Niky Subekti
keren kak...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status