Nisan Retak

Nisan Retak

last updateLast Updated : 2024-12-28
By:  tama17Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
17Chapters
256views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Nisan Retak merupakan sebuah novel yang bercerita tentang perjalanan hidup seorang wanita bernama Amira, yang pada masa kecilnya harus kehilangan kedua orangtuanya karena sebuah kecelakaan tragis. Di bawah bayang-bayang trauma tersebut, Amira berusaha untuk tetap menjalani hidup dengan segala perjuangannya, mencari makna dari kehilangan yang telah menghancurkan segalanya. Ketika dewasa, Amira kembali ke kampung tempat ia dibesarkan, untuk mengungkapkan kebenaran yang telah lama terkubur. Sebuah rahasia yang tersembunyi di balik nisan retak di pemakaman keluarganya.

View More

Chapter 1

Bab 1 Retakan dibawah permukaan

Bab 1 Retakan dibawah permukaan

Amira berdiri di depan rumah tua itu, yang kini hanya menyisakan kenangan samar. Suasana pagi yang lembab, dengan kabut tipis menyelimuti pemukiman yang sepi, seolah menambah kesan suram di hati Amira. Rumah yang telah lama ditinggalkan, kini hanya menjadi tempat bagi angin untuk berkelana dan daun-daun yang jatuh memenuhi pekarangan. Sungguh, tempat ini terasa lebih asing baginya dibandingkan dengan masa kecil yang pernah ia lewati di sana.

Dia menatap ke arah pintu depan yang tertutup rapat, seolah ada tembok tak terlihat yang memisahkannya dari kenyataan yang selama ini ia coba hindari. Amira merasakan berat di dadanya. Hari ini adalah hari pertama ia kembali setelah lebih dari tiga belas tahun pergi. Kembali untuk mengingatkan dirinya sendiri akan luka lama yang selama ini ia sembunyikan, kembali untuk menghadapi bayang-bayang masa lalu yang masih menghantuinya.

"Apakah Kamu yakin ingin melakukannya?" suara seorang pria memecah kesunyian, dan Amira berbalik. Itu adalah Anzar sahabat lamanya, yang sejak awal menawarkan diri untuk menemaninya kembali ke kampung halaman.

Amira mengangguk pelan. "Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi. Ini sudah terlalu lama... Aku tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian dan penuh tanda tanya."

Anzar memandang Amira dengan penuh perhatian, kemudian ia menghela napas panjang. "Aku tahu, Amira. Tapi... kamu tahu kan, ada alasan kenapa semua orang di sini memilih untuk melupakan masa lalu? Kadang-kadang, lebih baik tidak menggali sesuatu yang sudah lama terkubur."

"Tapi ini bukan tentang melupakan," jawab Amira dengan suara tegas, meskipun hatinya sendiri merasa ragu. "Ini tentang menemukan kebenaran. Kebenaran yang sudah terlalu lama tersembunyi."

Mereka berdua terdiam sejenak. Amira menyadari bahwa apa yang dikatakan Anzar ada benarnya. Tidak ada yang ingin mengingatkan kembali masa kelam yang pernah terjadi di kampung ini. Sebagian besar orang di sini memilih untuk menjalani hidup mereka tanpa bertanya-tanya tentang kejadian yang telah mengubah semuanya—kejadian yang tidak pernah ia ketahui sepenuhnya.

Namun, bagi Amira, ini bukan lagi sekadar mencari kebenaran tentang kematian kedua orang tuanya. Ini adalah perjalanan untuk memahami dirinya sendiri, dan mungkin, untuk menyembuhkan luka yang telah lama terpendam dan tersimpan selama belasan tahun.

Amira melangkah maju, perlahan mendekati pintu rumah yang sudah berkarat itu. Anzar mengikuti dari belakang, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Begitu mereka memasuki rumah, suasana sepi dan gelap menyambut mereka. Tak ada lagi suara tawa anak-anak yang dulu pernah berlarian di dalam rumah ini, tak ada lagi aroma masakan ibunya yang dulu selalu tercium dari dapur. Yang ada hanyalah debu dan bayangan masa lalu yang seolah menunggu untuk diungkap.

Amira perlahan melangkah menuju ruang tamu, di mana ia masih ingat dengan jelas tempat ia dan orang tuanya menghabiskan waktu bersama. Setiap sudut rumah ini menyimpan kenangan—kenangan tentang tawa, cinta, dan juga air mata. Namun, ada satu hal yang paling sulit dilupakan: nisan retak yang berada di pemakaman keluarga, yang selalu mengingatkannya pada kecelakaan itu. Nisan yang tak pernah diperbaiki, dan bagi Amira, itu menjadi simbol dari luka yang belum pernah sembuh.

“Amira...” suara Anzar memecah lamunannya. "Kamu benar-benar ingin ke pemakaman itu sekarang? Banyak orang di sini yang masih takut membicarakan itu."

Amira menatap sahabatnya itu dengan serius. "Aku harus pergi. Aku harus tahu siapa yang ada di balik nisan itu."

Dengan langkah pasti, Amira keluar dari rumah itu, dan Anzar mengikutinya tanpa berkata apa-apa. Mereka berdua berjalan melalui jalanan yang telah banyak berubah. Kampung ini tidak lagi seperti yang ia ingat. Rumah-rumah yang dulu sederhana kini telah digantikan dengan bangunan yang lebih modern. Tetapi satu hal tetap sama: pemakaman keluarga yang terletak di ujung jalan, di balik bukit kecil yang kini tampak lebih sepi dan mulai terlupakan.

Saat mereka sampai di sana, Amira langsung mencari nisan yang telah lama ia ingat. Sebuah batu nisan sederhana, retak di bagian tengah, dengan ukiran nama orang tuanya yang sudah pudar. Di bawah nisan itu, dia ingat dengan jelas, ada dua nama lain yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Nama yang terlupakan oleh waktu, nama yang bahkan tidak pernah disebutkan oleh siapa pun.

Dengan hati yang berdebar, Amira meraba batu nisan itu. "Ini dia... ini yang harus aku tahu."

Anzar berdiri tepat beberapa langkah di belakangnya, tampaknya masih merasa ragu untuk ikut terlibat dalam pencarian ini. "Amira, apa kamu yakin ingin melanjutkan ini? Mungkin ada alasan kenapa orang-orang tidak membicarakan ini."

"Aku tahu," jawab Amira pelan. "Tapi aku harus tahu, Anzar. Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka... dan pada diriku."

Anzar hanya bisa terdiam, tidak bisa lagi mencegah Amira untuk melangkah lebih jauh. Amira mengusap air matanya yang mulai mengalir, merasakan beban yang begitu berat di dadanya. Pemakaman ini bukan hanya sekadar tempat orang tua dan keluarga terkubur, tetapi juga tempat di mana masa lalunya terpendam. Sebuah masa lalu yang, bagaimanapun, akan selalu menghantui langkahnya, sampai ia berhasil mengungkap kebenaran yang selama ini telah lama terpendam.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status