Home / Romansa / Noda Di Balik Hijab Humairah / Bab 4. Mendadak Menjadi Bahan Gunjingan

Share

Bab 4. Mendadak Menjadi Bahan Gunjingan

Author: Mommy QieS
last update Last Updated: 2025-09-01 12:22:57

Humairah hanya bisa merintih dalam hati. Dia tidak ingin ustadz Ammar sampai mengetahui jika ia sudah ternoda. Sebisa mungkin gadis itu berusaha untuk menutupi aib yang sudah terlanjur membungkus hidupnya.

"Baiklah, hati-hati di jalan, Ukhti. Sampai bertemu di malam khitbah nanti. Assalamu'alaykum," ungkap ustadz Ammar dengan penuh keyakinan.

"Wa'alaykumussalam warramahtullahi. Insya Allah, Ustadz."

Humairah mengakhiri sambungan ponsel mereka. Hatinya terasa perih saat mendengar penuturan dari pria yang sangat dikaguminya. Namun, perasaan itu harus ternoda oleh kemelut satu malamnya bersama Abian.

"Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? ustadz Ammar pasti akan kecewa jika mengetahui aibku. Ya Rabb dengan apa hamba harus menebus segala dosa-dosa yang sudah terlanjur terjadi? Semoga semua baik-baik saja. Aku berharap tidak ada yang bertumbuh di dalam sini," sesal Humairah sembari mengusap-usap perutnya yang masih rata.

Bodyguard yang ditugaskan untuk mengawal Humairah hanya melihat kesedihan gadis tersebut lewat kaca mobil. Dia hanya ditugaskan untuk mengawal Humairah, bukan untuk menghibur kedukaan gadis tersebut. Titah sang atasan selalu dia laksanakan dengan baik.

Tidak berapa lama, mobil berkelas yang ditumpangi oleh Humairah sudah sampai di gedung pencakar langit. Tempat di mana dua bulan ini ia bekerja sebagai karyawan bagian gudang.

Rasanya gadis itu berat untuk melangkah pergi dan keluar dari dalam mobil. Dia ingin sekali menghindari pertemuan dengan pria yang semalam telah merenggut kehormatannya.

"Selamat pagi, Nona Humairah!" sapa asisten Reza yang tiba-tiba telah berada di hadapan pintu mobil yang ditumpangi Humairah.

"A-asisten Reza!"

Humairah terlihat gugup melihat kehadiran Reza. Selama ini dia hanya melihat asisten tersebut dari jarak jauh. Mereka kerap kali melihat pria tampan itu menghandle laju perusahaan. Namun, saat sang asisten tiba di hadapannya tentu saja membuat Humairah sedikit terkejut.

"Anda tidak perlu gugup dan takut nona. Atas titah tuan Abian, hari ini anda dipindahkan tugas menjadi sekretaris bayangannya. Anda tidak bisa menolak dengan alasan apapun. Karena nona masih memiliki keterikatan kerja selama satu bulan ke depan di perusahaan ini. Ini titah pimpinan perusahaan sendiri!" tekan Reza.

Pria dengan wajah tampan bak aktor Korea itu sengaja bertindak tegas. Dia tidak ingin Humairah sampai menentang titah dari tuan muda mereka.

"Saya tidak mau! Ini pemaksaan! Saya belum memiliki basic sebagai sekretaris. Tugas saya hanya bagian gudang atau bagian pemasaran. Basic saya lebih kepada bagian marketing," ujar Humairah dengan berusaha menghindari permintaan tidak masuk akal dari Abian.

Bukannya tidak bisa bergelut menjadi sekretaris. Hanya saja itu adalah hal yang mustahil dalam pandangan Humairah. Apalagi dia hanya karyawan biasa yang baru masuk di perusahaan tersebut. Ditambah lagi pada saat melamar kerja dua bulan yang lalu tidak ada lowongan bagian sekretaris kecuali bagian gudang dan cleaning service.

"Tolong, jangan membantah nona! Akibatnya akan fatal. Anda akan mendapatkan denda perkali lipat jika menentang perintah atasan," tegas Reza.

Pria berwajah tampan itu terpaksa memberikan ancaman. Sebenarnya, dia tidak tega terhadap Humairah. Hanya saja Abian benar-benar menekannya jika saja gagal mempertahankan Humairah sebagai sekretaris bayangan.

"Orang yang memiliki kekuasaan memang kerap kali menindas dan menyiksa orang lain sesuka hati mereka. Saya menyesal telah masuk ke dalam perusahaan ini. Akan lebih baik saya menjadi penjual roti bakar di pinggir jalan ketimbang bekerja di perusahaan yang diktator," oceh Humairah tanpa rasa takut sedikitpun.

"Mohon maaf, Nona. Saya tidak pernah bermaksud untuk menekan anda. Tetapi, ini perintah! Mestinya Anda bersyukur mendapatkan tempat istimewa di hati Tuan Muda. Karena baru dengan nona dia bersikap demikian!" ungkap Reza penuh dengan nada serius.

Asisten setia Abian tersebut pun memberikan isyarat dengan tangan agar bodyguard yang ditugaskan menjadi sopir untuk Humairah tersebut gegas pergi dari hadapan mereka. Karena dia ingin hubungan antara Humairah dan Abian terlihat privasi tanpa di dengar oleh siapapun.

"Apapun alasannya saya tidak pernah sudi menjadi budak tuan kalian!" tekan Humairah dengan raut wajah penuh amarah. Tetapi dia tetap melangkah mengikuti kemana arah Reza membawanya.

Seketika suasana kantor sedikit riuh saat para karyawan wanita melihat karyawan bagian gudang tiba-tiba berjalan beriringan dengan Asisten Reza menuju ruangan Presdir perusahaan tersebut.

Desas-desus pun mulai terdengar. Lisan-lisan pedas pun sontak mencemooh kehadiran Humairah. Penampilannya yang terlihat agamis membuat gadis tersebut mendadak menjadi bahan gunjingan seisi kantor.

"Bisa-bisanya pak Abian memberikan tempat istimewa pada wanita kolot itu. Aku jamin ini akan menjadi bumerang bagi Bu Fransiska. Secara beliau sekretaris yang sudah handal dan bertahun-tahun mengabdi di sini. Kehadiran gadis ingusan itu akan membuat masalah menjadi runyam," bisik para karyawan yang tak menyukai kehadiran Humairah.

"Dia itu karyawan bagian gudang! Anak baru pula. Bisa apa dia di samping pak Abian?" hina karyawan wanita satunya lagi.

"Tidak mungkin tuan Abian langsung tertarik padanya. Kalau tidak ada apa-apanya? Jangan bilang jika dia open B0!" cela karyawan satunya lagi.

Humairah menjadi panas sendiri saat celaan dan fitnah itu tertuju padanya. Gadis itu tertunduk sedih. Dia lebih baik memilih menjadi karyawan biasa daripada langsung di emaskan seperti ini. Namun, mendapatkan hinaan yang merusak harga dirinya sebagai wanita.

"Kalian di sini dibayar untuk kerja, bukan mencela orang lain! kembali ke ruangan kalian masing-masing atau bulan ini gaji kalian saya potong separuh!" tegas Reza sehingga membuat para pencela Humairah mendadak ciut.

Humairah sedikit merasa lega karena asisten Reza memihak padanya. Namun, bukan berarti dia menerima Abian begitu saja dalam hidupnya.

"Mulai hari ini nona Humairah ada dalam pengawasan saya. Jika ada yang berani mengganggumu beritahu saya. Saya tidak akan segan-segan memberi hukuman pada mereka," ungkap Reza sembari mengantarkan Humairah memasuki lift yang terhubung dengan ruang kerja Abian.

"Terimakasih, tetapi saya tidak pernah berharap mendapatkan penghormatan seperti ini. Saya hanya karyawan biasa. Saya akan menyelesaikan pekerjaan yang tidak masuk akal ini di hadapan tuan kalian," ucap Humairah dengan berjalan cepat menuju ruang kerja Abian.

"Masuk!" titah Abian sembari tersenyum devil saat melihat dari CCTV ruangannya jika Humairah sudah berada di depan pintu ruang kerjanya.

Humairah masuk dengan wajah kesal tanpa sedikitpun berniat mengucapkan salam pada Abian. Sumpah dia sangat kesal dengan wajah pria yang telah merenggut kesuciannya semalam.

"Biarkan aku bersamanya! Kamu silakan kerjakan urusan yang lain!" titah Abian sembari memberikan isyarat agar asisten Reza keluar dari ruangannya.

"Baik, Tuan."

Reza tunduk patuh sembari melirik sekilas ke arah Humairah. Dia sebenarnya tidak enak hati membiarkan gadis berbalut gamis syar'i itu berada dalam satu ruangan dengan atasan mereka.

Sedikit banyak Reza memahami hukum dua insan berlainan jenis yang bukan mahram berada dalam satu ruangan. Tetapi, ia tidak bisa berbuat banyak. Abian benar-benar berniat ingin menahan Humairah di sisinya.

"Duduk!''

"Aku lebih baik berdiri di sini daripada berhadapan dengan pria arogan sepertimu!" sahut Humairah dengan memalingkan wajah dari Abian.

"Pilihanmu hanya dua! Duduk di kursi ini atau aku yang harus memaksamu duduk di pangkuanku?" ancam Abian yang sengaja ingin memancing emosi Humairah.

"Dasar pemaksa!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 11. Tertidur Di Ranjang Sang CEO

    Humairah pun tak sanggup menahan kantuknya. Dia pun akhirnya tertidur di ranjang sang CEO. Niat hati ingin kembali pulang tidak terlaksanakan gadis itu justru terlelap bak putri tidur. "Kamu cantik sekali, Baby. Demi apapun aku harus bisa mendapatkanmu. Di sini akan ku pastikan lahir benihku. Dengan begini aku bisa lepas dari wanita ular itu. Toh, baru pertunangan dan rancangan pernikahan. Belum ijab qobul juga." Abian berbicara sendiri. Ia pun duduk di samping Humairah yang sedang terlelap. Diusapnya pipi mulus gadis yang telah memberikannya keh4ngatan semalam. Senyuman tipis terbingkai indah di bibir Abian. Rasanya ia ingin kembali mengulang indahnya cinta semalam. Cuppp. Kecupan lembut pun menempel di bibir ranum Humairah. Dia tidak menyadari jika Abian kembali mencuri kecupannya. Abian yâng awam dalam ilmu agama tidak memahami jika apa yang ia lakukan tersebut adalah dosa besar karena menyentuh wanita yang tak halal untuk dia sentuh. "Aku harus menjadikannya tawanank

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 10. Diam-diam Mengagumi Humairah

    Humairah merasakan jantungnya berdebar kencang saat tak sengaja kedua telapak tangannya menyentuh dada bidang Abian yâng begitu sigap menarik tubuhnya agar tidak ambruk ke lantai. Dunia bagaikan dejavu saat tatapan keduanya saling bertemu pandang. Siluet kehangatan satu malam kembali terngiang di benak dua insan yang belum halal saling meluahkan tersebut. "Sepertinya aku sudah gila!" bisikan hati Humairah. Rasanya gadis itu ingin sekali menghilang ke planet mars. Dia cukup malu tinggal di muka bumi saat pikiran mesum terlintas dalam benaknya. "Apa artinya hijab yang aku kenakan, jika itu tak mampu menjaga marwahku sebagai wanita muslimah. Siang malam aku sujud di atas sajadah mengagungkan nama sang pencipta, nyatanya hatiku kotor karena percikan noda dosa yang tidak bisa aku hapuskan begitu saja dari hidupku," batin Humairah penuh sesal. Gadis itu pun kembali menyadari kemelut satu malam yang terjadi semalam. Sehingga rasa kagum terhadap Abian barusan tertutupi oleh kebenci

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 9. Biang Kerok Di Balik Malam Party

    "Itu suara apa?" tanya Celline yang baru akan melangkahkan kakinya keluar pintu. "Bukan apa-apa. Sekarang kau pergilah!" Abian menggertak Celline agar segera meninggalkannya. "Ta-tapi, aku harus melihat keadaan di dalam ruangan pribadimu. Jangan bilang kamu_ "Jangan berpikir terlalu jauh! Sekarang pergilah! kau bebas melakukan sesuatu sesuka hatimu," ujar Abian dengan raut wajah tenang. Padahal, Abian tidak ingin Celline sampai mengetahui jika di dalam ruangannya ada Humairah. Gadis yang semalam sudah membangkitkan gairahnya berkali-kali lipat. "Aku harap kamu bisa menjaga hati dan pandangan hanya untukku. Ingat! Aku calon istrimu. Sebentar lagi kita akan menikah." Celline memberikan sebuah ancaman pada Abian. Namun sayang sekali pria itu tetap terlihat tenang. Celline pun pergi dengan perasaan kesal. Dia merasa gagal karena belum bisa mengambil ciuman Abian. "Awas saja, aku akan mencari cara untuk bisa tidur satu ranjang denganmu, Mas. Semalam aku gagal membersamaimu.

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 8. Tidak Cinta Tapi Cemburu

    "Ini tetap menjadi urusanku, Mas. Kamu adalah calon suamiku. Itu berarti aku harus tahu siapa saja wanita yang masuk ke ruang kerjamu selain sekretaris Fransiska," tekan Celline dengan perasaan kesal terhadap Abian. "Jika kamu hanya ingin mengusik pekerjaanku, lebih baik kamu keluar saja! Banyak berkas-berkas yang harus aku tanda tangani hari ini." Abian terlihat tenang. Dia sama sekali tidak takut andai kata Celline mengakhiri pertunangan mereka dengan baik-baik. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu jujur mengenai wanita yang kini kau jadikan rekan kerja istimewa tersebut. Aku mendengar dari orang lain jika kamu menjadikan karyawan wanita sebagai sekretaris bayanganmu." Celline masih bersikeras agar Abian memberikan penjelasan yang akurat padanya. "Aku di sini adalah seorang pimpinan perusahaan. Aku berhak mempekerjakan siapapun di sini. Kamu atau siapapun tidak berhak untuk mencampuri urusan pekerjaanku. Lagian kita pun belum menikah. Jadi, kau tidak punya hak membatasi pekerj

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 7. Kecemburuan Abian

    "Apa yang terjadi!" seru Abian. Dia pun menyusul Humairah menuju ruang khusus dapur pribadinya. Pria bewokan tersebut nampak terkejut saat melihat Humairah tergeletak di dapur. Untung saja gadis tersebut belum sempat menyeduh air panas. Kalau tidak mungkin dia akan ketumpahan air tersebut, karena tiba-tiba ambruk. "Gadis itu! Dia pingsan!" Abian gegas mengangkat tubuh mungil Humairah. Hatinya tak rela jika melihat gadis yang telah menyentuh hatinya tersebut terkapar. "Bangun, Baby! Mengapa kamu suka sekali membuat spot jantungku? Maafkan aku karena telah mengabaikanmu. Aku tidak bermaksud membuatmu terlalu kelelahan!'' Abian nampak menyesali perbuatannya. Dia pun menepuk-nepuk pipi Humairah berkali-kali. Tetapi, gadis itu tetap memejamkan matanya. "Jika saja kamu tidak berkeras hati. Tentu tidak begini jadinya. Aku minta maaf," ungkap pria sombong itu sembari meletakkan tubuh Humairah di atas kasur yang ada di kamar pribadinya. Abian mengecup lembut kening Humairah. Dia begi

  • Noda Di Balik Hijab Humairah    Bab 6. Obsesi Ingin Memiliki

    Humairah histeris, dia benar-benar emosi saat CEO arogan itu menciumnya tanpa perasaan. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Abian. "Kamu yang memulai memancing amarahku. Jadi, mulai detik ini kamu adalah milikku," ucap Abian sesuka hatinya. Obsesi ingin memiliki gadis yang telah memberikannya kehangatan semalam, membuat Abian tak bisa melupakan kemanisan yang telah mereka ciptakan di luar kesadaran tersebut. "Jangan bermimpi! Aku sudah mempunyai calon suami. Sama sepertimu yâng juga sudah memiliki calon istri. Tolong jangan menganggu kenyamanan hidupku! Aku pun akan melakukan hal yang sama. Lupakan segala hal yang sudah terlanjur terjadi," tekan Humairah sembari mengusap bibirnya yang basah bekas sentuhan Abian. "Calon suamimu pun tidak akan sudi jika menikahi wanita yang ternoda. Apalagi di dalam sini akan bertumbuh calon buah hati kita," kekeh Abian. Pria tampan itu sebenarnya sangat kecewa lantaran Humairah tak menerima sedikitpun apa yang ia tawarkan. Gadis tersebut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status