Share

Nyonya Satu Miliar
Nyonya Satu Miliar
Author: R15

Bab 1

Author: R15
last update Last Updated: 2022-11-09 15:44:59

"Turunkan aku!"

Khania meronta dalam gendongan sosok pria dengan perawakan tinggi. Namun, pria itu terus berjalan santai tanpa menggubris ancaman yang dilayangkan gadis itu.

Langkah pria itu terdengar menyusuri lorong mansion besar ini, dan berhenti tepat di sebuah ruangan. Pria itu pun membuka pintu dengan kasar dan masuk bersama sosok yang di gendongnya.

"Kubilang turunkan aku! Ini pelecehan! Aku akan lapor polisi!"

BRUK! 

Gadis berusia dua puluh tahun itu meringis saat tubuhnya dihempaskan ke atas sofa. 

Melihat itu, sang pria tersenyum sinis dan berkata, "Polisi bukan apa-apa bagiku." Manik birunya menatap Khania dengan tajam. "Dan, lancang sekali kau bilang aku melakukan pelecehan. Asal kau tahu, pamanmu sudah menjualmu padaku."

Khania tersenyum miris. Lagi-lagi, pamannya berulah. Laki-laki paruh baya itu memang membuat hidup Khania selalu berada dalam masalah.

Dia berani bertaruh bahwa uang yang di dapat pamannya hanya untuk berjudi dan bersenang-senang saja. 

"Ck," Khania terlihat kesal, "Berapa uang yang kau berikan pada pamanku?"  

Pria itu tersenyum miring, "Satu milyar."

Mendengar itu, Khania tercengang. Dia menatap sosok itu tak percaya. "Kau gila! Kenapa kau memberinya sebanyak itu?"

Pria itu mengangkat bahu lalu duduk disamping Khania. "Itu bukan urusanmu. Yang jelas, transaksi sudah selesai dan kau sudah harus terikat kontrak denganku."

Muka Khania terlihat pucat. Dalam hati, dia membatin khawatir,"Sial, aku harus bagaimana? Apa aku kabur saja?" 

"Oh iya, jangan coba-coba kabur. Aku tidak segan melakukan hal buruk padamu atau keluargamu jika itu terjadi," ancam Leo seakan tahu jalan pikiran gadis itu. 

DEG! 

Khania sontak teringat sang bibi, apa yang akan terjadi pada orang yang disayanginya jika memang dia melarikan diri? 

BRAK! 

Belum sempat memproses semua, sebuah kertas berbalut map putih kembali dilemparkan pria itu ke atas meja. "Sekarang tanda tangani perjanjiannya."

"Hei! Aku bahkan tidak mengenalmu. Bagaimana aku bisa percaya hal ini tidak membahayakanku?" ujar Khania dengan tatapan waspada.

Pria itu terdiam sesaat lalu membuka suara. "Kalau begitu perkenalkan, namaku Leo Martin, orang paling kaya di negeri ini," jawabnya bangga. 

Khania melihat selebaran itu lalu beralih menatap pria yang sudah lancang menculiknya.

Tak dipungkiri, paras Leo begitu rupawan dengan kulit putih bersih, hidung mancung, dan rambut pirang lurus. Siapa pun tahu, dia berdarah blasteran.

"Apakah aku setampan itu? Sampai kau tak berkedip saat melihatku," ujar Leo dengan nada sarkastik.

Gambaran indah itu hancur seketika saat Khania mendengar penuturan Leo. "Aku menyesal telah memujinya," batinnya. 

"Jangan buang waktu, segera tanda tangani itu," perintah Leo sambil menunjuk map di atas meja. 

Tanpa pikir panjang, Khania menggelengkan kepala tanda dia menolak. "Aku akan membayar semua hutang pamanku," ujarnya.

Khania sendiri tak yakin dengan apa yang dikatakannya, membayar lunas? Dengan uang sebesar itu butuh berapa lama dia harus bekerja.

Leo mengernyitkan alis. "Hutang?"

"Anggap saja aku berhutang dengan uang yang kau berikan pada pamanku, dan aku akan membayarnya."

"Hey!" Leo menatap Khania tajam, "Jangan mempersulit dirimu. Baca saja perjanjiannya dan tanda tangani secepatnya. Di sana, tidak ada hal yang akan merugikanmu." 

Khania terdiam. Sungguh hal yang sangat sulit bagi Khania untuk memutuskan semua secara mendadak. Khania tidak mau berurusan dengan para orang kaya yang selalu menggunakan uang sebagai jalan pintas. Namun, bagaimana keluar dari permasalahan ini? Semakin berpikir, pikiran Khania semakin buntu. Terlebih, membayangkan nasib bibinya yang terancam karena hutang paman yang tak tahu diuntung itu.

"Hufft." Khania menghela napas. Meski ragu, tangan mungil Khania tetap meraih kertas itu yang dibacanya dengan seksama.

Alisnya mengerut saat ada hal yang mengganjal.

"Pertama, aku harus menjadi bagian dari keluarga Martin?" tanya Khania dalam hati.

Khania menatap Leo bingung, tetapi pria itu hanya diam saja, seolah itu bukanlah hal yang harus dipermasalahkan.

Oleh sebab itu, Khania pun menarik kesimpulan bahwa dirinya harus menjadi saudari bagi Leo.

"Mungkin, keluarganya butuh anak perempuan yang bisa diandalkan?"

Khania mengangguk sendiri dan terus membaca rangkaian perjanjian itu sampai akhir.

Benar yang dikatakan Leo, tak ada hal yang dapat merugikan dirinya jika menandatangani perjanjian itu.

Di sana juga tertulis bahwa Khania tidak perlu membayar apapun dalam bentuk uang. Sebagian besar hanya berisikan poin-poin bahwa Khania harus membantu Leo, dan semua itu berlaku hanya satu tahun. 

Khania menghela napas. "Baiklah, aku setuju." Dia pun menandatangani kertas itu dan memberikannya pada Leo.

"Baiklah ... ingat, ini adalah kontrak dengan beberapa perjanjian yang sudah kau setujui secara sah. Jika melanggar walau hanya satu poin, kau tetap akan berhadapan dengan hukum." Leo menjelaskan dengan wajah serius. 

"Hm...." Khania mengangguk malas, "Aku mengerti." 

Leo pun tersenyum dengan senyum kemenangan, "Dengan begini, semuanya beres. Terima kasih, Khania."

PROK! PROK! 

Leo kemudian menepuk tangannya seakan memberi kode. Tak lama, muncullah tiga orang memasuki ruangan itu. 

Khania terkejut saat melihat "paman tak tahu diri" itu ada di antara mereka.

"Selanjutnya, pak penghulu, tolong nikahkan kami sekarang," ujar Leo pada pria lainnya.

Seketika tubuh Khania menegang. "Apa? Siapa yang akan menikah?"

Seketika, Leo menggelengkan kepala. "Kau ini tidak membacanya dengan benar, ya? Di poin pertama, jelas tertulis kau harus menjadi bagian dari keluargaku. Lantas apa maksudnya itu?"

"Bukankah itu artinya aku jadi saudarimu?" tanya Khania sambil menatap Leo, berharap yang dikatakannya benar. 

Pria itu menggelengkan kepalanya. Perlahan, dia mendekati Khania dan berbisik, "Saudari? Yang benar saja! Istri, kau harus menjadi is-tri-ku." 

Di akhir kalimat, Khania dapat mendengar penekanan dari pria itu.

"Hah?"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nyonya Satu Miliar   Bab 27

    Suasana malam terlihat begitu indah dengan hamparan bintang juga bulan yang bersinar terang. Pemandangan yang cukup memanjakan mata sosok yang tengah terduduk dan menatap keluar jendela kamar. Manik hitamnya menatap ke atas langit. "Indah sekali," gumamnya. "Benarkah?." Suara berat itu lantas membuat Khania terlonjak kaget, diapun segera menoleh dan melihat Leo sudah memakai piyama. Penampilan pria itu sukses membuat wajah Khania merona. Dengan rambutnya yang masih basah dan baju piyama tanpa dikancing. "Rapikan bajumu, kenapa terlihat seperti itu?," tanya Khania sambil menoleh ke arah lain. Melihat respon sang istri membuat Leo tersenyum menyeringai. "Agar lebih erotis." "Astaga, dia memang serius tentang malam pertama!" batin Khania pasrah. Dengan penuh persiapan diri dan mental, Khania pun berjalan menuju tempat tidur lalu duduk. Gadis itu menutup mata dan menunggu Leo datang menghampiri. "Kau sedang apa?" tanya Leo bingung. "Jangan banyak bicara, ayo

  • Nyonya Satu Miliar   Bab 26

    Seakan terkena petir di siang bolong, kini gadis itu terdiam seribu bahasa, membuat lawan bicaranya bingung."Bagaimana?" tanya Leo yang sedari tadi menunggu jawaban.Wajah cantik Khania semakin pucat, dia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, baginya hal ini sungguh di luar dugaan."Itu ...""Hm?"Entah kenapa kini gadis itu merasa sebal dengan ekspresi sang suami yang sedang menggodanya."Aku tahu ini akan terjadi, tapi ... Kenapa terasa sangat memalukan?" jerit Khania dalam hati. "Lihat wajahnya! Menyebalkan!""Aku tidak ingin ada penolakan, kau mengerti?" bisik Leo dengan senyum menyeringai."HIIYYY!" Seketika tubuh Khania merinding saat mendengar ancaman itu. Dia tidak menyangka sampai seperti itu Leo menunjukkan keinginannya."Baiklah, jika sudah selesai akan aku antar kalian pulang," ujar Leo beranjak dari tempat duduknya. "Mari, nyonya." Sambungnya sambil mempersilahkan Khania berdiri."Mereka berdua sangat romantis.""Khania benar-benar beruntung.""Tuan Leo sangat gentle

  • Nyonya Satu Miliar   Bab 25

    "Khania, semua ini ... Yang benar saja," ujar Rosi tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Berlian dengan berbagai ukuran dan warna berjejer di depan mereka, terlihat pula para pegawai toko tengah sibuk mencari stok lain karena Khania memintanya. "Pilihlah saja dulu, aku yang akan bertanggung jawab." Khania menjawab sambil melihat salah satu berlian dengan ukuran sedang. "Aku ingin, tapi ... Apa ini mimpi?" tanya Dina sambil mencubit pipinya. "Khania, semua ini, beneran tidak apa-apa?" tanya Rosi berulang kali. Khania menjawab keraguan teman-temannya dengan senyum manis. "Ya, sepertinya Leo memang sudah sengaja mempersiapkannya untuk kita." Keraguan Khania hilang saat mendapat pesan dari Leo, pria itu memberikan secarik kertas lewat pelayannya dan bertuliskan agar Khania tidak membatasi keinginannya, karena sebagai seorang Duchess, dia berhak mendapatkan itu semua. Di sisi lain Leo tidak mau dibilang suami yang pelit karena tidak memberikan kebebasan dalam hal keuanga

  • Nyonya Satu Miliar   Bab 24

    "ARRGGHH! HENTIKAN!" Teriak sosok itu saat Leo mencengkram pergelangan tangannya semakin keras, satu orang lainnya hanya melihat kejadian itu dengan tatapan ngeri. "Hey! Ada apa ini?" "Ya ampun!" Dina dan Riki sangat kaget saat masuk ke dalam rumah Rosi dan melihat apa yang sedang terjadi. "Akan kupatahkan semua tulang-tulangmu," gumam Leo penuh amarah. "AARGHH!" "Leo! Hentikan!" teriak Khania merasa tidak tega. "Yah, aku tahu kau pasti berkata begitu," ujar Leo menghela napas, dengan cepat dia pun melepaskan tangan pria itu. "Sebenarnya siapa kalian berdua?" Khania pun menghampiri Leo dan menjelaskan apa yang terjadi. "Mereka adalah paman Rosi, kedatangannya kemari untuk mengambil alih rumah ini, padahal Rosi membayarnya dengan mencicil dan sudah berjalan selama lima tahun." "Pantas saja, jika dilihat dari sikap mereka yang berani, sepertinya mereka memiliki hak yang lebih kuat," batin Leo. "Aku tidak boleh gegabah." "Kalian orang luar jangan ikut campur, ini adalah urusa

  • Nyonya Satu Miliar   Bab 23

    Terpaan angin lembut berhembus di padang rumput dan luas itu. Sinar mentari mulai naik menunjukkan eksistensinya, juga sebagai tanda makhluk hidup di bawahnya harus memulai aktivitas mereka. Suara decitan gir sepeda beberapa sosok itu menambah suasana pagi di sana menjadi lebih ramai, ada pula di antaranya selalu berhenti setelah melaju beberapa meter. "Rosi, sepertinya rantai sepedamu sudah gabisa dipakai," ujar Riki saat mencoba memperbaiki. Mendengar itu Khania pun segera menghampiri. "Rantainya putus?" Riki mengangguk. "Kau pakai punyaku saja, biar aku yang dorong sepedamu," ujar Riki pada Rosi. "Gausah ki, rumahku udah deket ko," ujar Rosi. "Rosi benar, sebaiknya kita dorong sepeda bersama-sama agar tidak ada yang tertinggal." Khania pun berjalan menghampiri Leo. "Kau tak keberatan kan?" "Tentu," jawab Leo sambil turun dan mendorong sepeda milik Khania. Beberapa menit mereka berjalan beriringan, melewati padang rumput itu hingga tiba di area sungai. Manik Khania menatap

  • Nyonya Satu Miliar   Bab 22

    "Khania! Sebelah sini!" Khania menolehkan wajah dan mendapati Dina dan tiga orang gadis sebaya dengannya sedang duduk di sebuah pondok kecil. Dia pun segera mengayuh sepedanya lalu menghampiri mereka. "Maaf aku terlambat," ujar sambil terengah. Ke empat sosok itu tertawa lepas saat melihat Khania yang kelelahan karena mengendarai sepeda. "Kau jarang olahraga ya?" tanya salah satu dari mereka. Khania hanya tersenyum malu, mereka sangat tahu dirinya sejak dulu, sebenarnya dia di kenal sebagai anak yang lincah dan tidak kenal lelah, tak heran jika kini mereka merasa asing saat tahu dirinya banyak berubah. "Ah benar juga, di mana suamimu? Bukankah kau mau ajak dia jalan-jalan juga?" tanya Dina. Khania menyimpan sepedanya lalu duduk di antara teman-temannya. "Sepertinya Leo tidak akan ikut, aku takut dia kelelahan karena baru selesai melakukan pekerjaan." Meski sudah mencoba untuk tidak egois, tapi tidak dipungkiri Khania sangat ingin kehadiran sosok Leo saat ini. Sejak kepergiann

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status