Share

2. CALM DOWN, I'M HERE

Setibanya dirumah sakit, Meng Qi mengalami luka yang serius, mereka bergegas membawanya ke ruang UGD.

"Dokter Wang, pasien jatuh dari tangga lengannya mengalami patah tulang dan luka akibat pecahan kaca."

"Meng-Meng?" gumam David Wang yang merupakan teman Meng Qi terkejut melihat ia yang tak sadarkan diri.

Di rumah sakit yang sama Wei pun tengah sadar, Ia terlihat kebingungan menatap kesekeliling ruangan yang nampak asing. Dengan cepat ia bergegas bangun dari ranjangnya.

"Arggh, dimana ini?" tanya Wei sambil menekan bagian samping kepalanya.

"Wei, kamu sudah sadar." Xu Jiasu asisten pribadinya masih terlihat panik.

"Apa yang terjadi?" tanya Wei.

"hah? ti-tidak, kamu terlalu mabuk dan tersandung," jawab Jiasu gugup. 

Ia sengaja tidak memberitahu tentang Meng Qi, mengingat ia penyebab Wei mengalami trauma, sebagai teman baik Wei ia merasa merahasiakannya merupakan hal baik baginya. 

Wei zilian, Zhang Meng Qi dan Xu Jiasu berteman baik semenjak SMP, namun tiba-tiba Meng Qi pindah begitu saja dan hanya ia yang mengerti hal sulit yang telah dialami Wei. Kecelakaan tersebut tidak bisa ia prediksi, karena panik mendegar putrinya orangtua Meng Qi terburu-buru memindahkan putrinya ke rumah sakit yang lebih besar di Shanghai. Keesokan harinya rumah keluarga Zhang telah dijual, semenjak itu Wei dan Jiasu memutuskan hubungan pertemanan mereka. 

"Tapi sepertinya aku melihat Zhang Meng Qi di Bar dan kita berci.." Wei terdiam sambil menyentuh bibirnya dengan panik. 

"Emm, mana mungkin Zhang Meng Qi di tempat seperti itu," sahut Jiasu merasa cemas.

"Sudahlah, kita pulang sekarang.”

Mereka meninggalkan ruangan dan kebetulan bertemu dengan Cheng Xiyi yang hendak menjenguk Meng Qi tepat di sebelah ruangan Wei. 

"Oh Direktur Wei, kamu Baik-baik saja?" tanya Xiyi menatap Wei dengan gugup.

"Ya, dia?" tanya Wei melirik ke arah Jiasu dengan sikapnya yang dingin.

"Ohh, untung saja tadi ada nona ini yang membantu, nona kamu baik-baik saja?" sahut Jiasu merasa cemas gadis itu akan memberitahu soal Meng Qi. 

"Terimakasih, ambil ini!" Wei memberikan kartu namanya dengan tergesa-gesa. Yiyi yang saat itu tampak kebingungan berusaha meluruskan apa yang terjadi.

"Direktur Wei sebenarnya aku bukan,"

"Nona, ambilah! Hubungi kapan saja jika ada keperluan," sahut Jiasu mencoba membuat komunikasi dengan Xiyi.

Xiyi yang begitu cerdas langsung memahami keadaan tersebut dan terpaksa untuk berkerjasama dengannya.

"Oh, baik." Xiyi yang terbata dan terlihat gugup.

Xiyi berjalan cepat menuju ruangan Meng Qi, namun setiba disana kamarnya terlihat kosong.

Karena merasa bosan Meng Qi berjalan menelusuri setiap sudut rumah sakit, kebetulan sekali Meng Qi dan Wei saat itu berada di Koridor yang sama, namun Jiasu menyadari nya dan dengan cepat mencoba mengalihkan perhatian Wei. Dengan perasaan cemas ia sengaja menumpahkan air minum kearah Wei mencari cara agar mereka tidak bertemu.

"Maaf.. Maaf," ucap Jiasu panik sambil mengelap pakaian Wei yang basah.

"Sudahlah, ambilkan pakaian lain!" ucap Wei dengan tergesa-gesa menuju toilet. Jiasu menghela nafas lega, Ia dengan cepat membalikan badan melihat Meng-Meng mendekat kearahnya.

"Meng-Meng? Kenapa kamu disini?"  tanya David menghampiri Meng Qi yang tengah asik melihat ke sekeliling tanpa menyadari keberadaan David.

"Oh David aku merasa bosan jadi," Meng Qi tersenyum manis saat itu, dan Wei kebetulan berada disana ia menatap punggung yang telihat tak asing. Jiasu dengan cepat berjalan kearah wei.

"Dia, bukankah dia Zhang Meng Qi?" tanya Wei sambil menunjuk kearah Meng Qi yang membelakanginya. 

"Mana ada Zhang Meng Qi, kamu pasti salah lihat."

Jiasu yang terlihat cemas mendorong Wei memalingkan wajahnya dengan kasar dan mereka berlalu pergi tanpa bertemu Meng Qi. Wei yang terus mengingat kejadian di bar, ciuman bergairah itu tampak nyata, Wei dengan lembut memegang bibir bawahnya membayangkan kejadian tersebut. 

"Aneh, bisa-bisanya aku membayangkan hal yang kotor dengan dia!" gumamnya dalam hati gelisah, Ia merinding begitu mengingat ciuman tersebut.

"Oh iya, belakangan ini apa yang dilakukan Zhang Meng Qi?" tanya Wei penasaran.

Setiap mendengar kata Zhang Meng Qi Jiasu merasa cemas, Ia bersikeras ingin memutus jodoh buruk bagi Wei.

"Seperti biasanya, tidak ada yang aneh," jawab Jiasu gugup.

Sementara itu Meng Qi terlihat gelisah berdiam diri ditepi jendela yang terbuka lebar, angin yang kala itu bertiup kencang dan suasana hatinya terlihat kacau. Dokter mengatakan dia memiliki cedera di kedua tangannya, dia mungkin tidak bisa mewujudkan mimpinya sebagai dokter ahli bedah. Ia menghela nafas dalam menatap kedua tangannya yang dibalut dengan perban.

Krek..

Seorang pria tampan berjas putih membuka pintu, dengan perlahan ia berjalan pelan kearah Meng Qi yang termenung.

"Sudahlah, jangan dilihat lagi," ucapnya sambil memegang ke 2 tangannya dengan pelan.

"David, aku.."

Meng Qi yang tak kuat menahan air matanya, Ia refleks memeluk David dengan erat, mereka terlihat seperti saudara yang saling menjaga satu sama lain. David berusaha menenangkan Meng Qi dengan perlahan ia mengelus rambutnya yang hitam terurai.

"bodoh, apa kamu anak kecil? Demi dia kamu," ucap David terputus melihat Meng Qi yang tiba-tiba saja mempererat pelukannya. Jantungnya berdegup kencang ia sama sekali tidak bisa menghentikannya.

"Apa?" tanya Meng Qi yang perlahan melepaskan pelukannya dari David.

"Oh, tidak bukan apa-apa."

David merasa gugup ia hampir saja menceritakan kejadian 5 tahun yang lalu. Sama hal nya akan Jiasu, David tidak ingin Meng Qi terus berkorban demi Wei. Ia sengaja membuat mereka salah faham, namun bukan berarti dia jahat melainkan ia terlalu peduli terhadap Meng Qi. Ia tahu dengan sifat Meng Qi yang keras kepala ia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri tentang Wei. 

"Maafkan aku Meng-Meng, ini semua demi kebaikanmu," ucap David dalam hati, dia memeluk kembali Meng Qi dengan penuh kasih sayang. Namun saat itu tanpa sengaja Xiyi terkejut melihat adegan tersebut dan membuat ia cemburu.

David Wang merupakan teman masa kecil Cheng Xiyi dan juga cinta pertama baginya, sedangkan Meng Qi mengenal David melalui Xiyi dan mereka bertiga berteman dekat sejak saat itu. Namun ternyata bagi David Meng Qi merupakan cinta pertama baginya, dengan sifat nya yang ceria dan pekerja keras membuat David sangat menyukainya. Ia ternyata menganggap Xiyi hanya sebatas adik perempuan saja, diantara mereka sama sekali tidak ada rahasia namun saat ini Xiyi merasa David sangat berbeda terhadap Meng Qi. 

Tok.. Tok..

Xiyi dengan gugup mengetuk pintu dan perlahan masuk, ia tersenyum tipis menghampiri Meng Qi. 

"Meng-Meng, kamu baik-baik saja?" tanya Xiyi sambil merapihkan sebagian rambutnya yang terlihat sedikit berantakan. 

"Aku baik-baik saja Yiyi, kenapa tanganmu?" Meng Qi cemas melihat tangan Xiyi yang dibalut sembarangan  dengan plester.

"Oh tidak apa-apa, hanya luka kecil saja tidak usah khawatir,” jawab Xiyi tersenyum tipis.

"Yiyi, benar kamu baik-baik saja? Coba kulihat," tanya David mengambil tangan Xiyi dengan panik.

Xiyi merasa senang melihat David yang perhatian kepadanya, Ia terpesona saat melihat David yang begitu dekat. Ia menundukkan kepalanya dengan perasaan senang. 

"A-aku baik-baik saja," jawab Xiyi tersipu dengan pipi memerah.

"Eh Yiyi apa kamu demam? Pipimu memerah." Meng Qi dengan polosnya bertanya kepada Xiyi, dengan cepat ia memalingkan wajahnya ke arah jendela mencoba menutupi suara detak jantungnya yang berdegup kencang. 

"Ternyata dia juga mengkhawatirkan ku."

Xiyi membayangkan masa lalunya dengan David, dia mungkin salahfaham tentang David menyukai Meng Qi, ia tersenyum lega. 

Cuaca Malam ini terasa berbeda, hujan  yang lebat serta kilat yang bergemuruh. Wei duduk termenung di tepi ranjang, setiap kali hujan turun ia merasakan sakit kepala yang sangat parah dan sampai tak sadarkan diri. Dalam ingatannya muncul sosok wanita  mengulurkan tangannya ketika ia terjebak di gudang, dengan jelas ia melihat ibunya tersenyum. 

"Mahh.." ucap Wei sambil memegang erat tangannya.

Ia keluar dari gudang tersebut namun bayangan mama Wei yang semakin lama semakin sirna, Wei mencarinya dengan panik. Dia tiba-tiba terjebak di tengah jalan raya yang cukup ramai, ia merasa tertekan dan tidak bisa keluar. Wei yang saat itu hampir tak sadarkan diri melihat sosok gadis berseragam sekolah berlari kearahnya dan memeluk Wei dengan erat, perlahan gadis tersebut memalingkan wajahnya Wei terkejut melihat Zhang Meng Qi yang terlihat masih SMP. Ia marah dan tanpa sadar mendorong Meng Qi ke arah bus yang sedang melaju cepat.

Brugg!!

Dalam sekejap Bus tersebut menghantam Meng Qi dengan keras.

"Tidak!" Wei terbangun memegang bagian dadanya yang terasa sesak.

"Lagi-lagi Zhang Meng Qi, kenapa? Kenapa selalu dia."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status